Sabtu, 16 Mei 2015

whitening viva


I.                   Nama Sediaan Kosmetik  : Whitening cream
Dua mekaniseme untuk mencerahkan kulit yaitu dengan mengurangi pigmentasi serta dekolorisasi melanin yang sudah ada dan/atau mencegah melanin yang baru terbentuk.  Produk kosmetik saat ini biasanya mencapai kedua tujuan tersebut untuk berbagai tingkat. Kulit negro berbeda dari kulit putih, mereka memiliki sejumlah besar pigmen melanin di lapisan tanduk luar, ini dapat diputihkan baik dengan oksidasi, misalnya, hidrogen peroksida, atau biasanya lebih secara kimia dikurangi menjadi bentuk leuco nya yang berwarna dengan menggunakan, misalnya, hydroquinone. Lapisan epidermis ini perlahan-lahan akan digantikan oleh proses alami keratinisasi, bentuk leuco rentan terhadap reoksidasi oleh sinar ultraviolet oleh karena itu penambahan agen sunscreening pencerah kulit sangat diinginkan. Pembentukan melanin baru dalam lapisan basal kulit dapat dihambat oleh penerapan agen sesuai dengan hasil bahwa epidermis baru yang dihasilkan memiliki kandungan pigmen yang lebih rendah dan karena itu memiliki warna yang cerah (Harry’s Cosmeticology 7th).
II.                Tujuan Pemakaian            
Whitening cream digunakan untuk mengubah atau memodifikasi warna kulit yang gelap, untuk perawatan hiperpigmentasi kulit seperti melasma atau bintik - bintik karena faktor usia (Handbook of Cosmetic Science and Technology, p. 567).






















PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
Modifikasi Bahan Aktif
Modifikasi Bahan Tambahan Penyusun Basis
Nama bahan yang diganti : Tocopherol acetate
Nama bahan pengganti : Arbutin
Alasan : Arbutin adalah zat pemutih kulit yang mampu melindungi kulit terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas serta menghambat pembentukan pigmen melanin dengan menghambat aktivitas tirosinase
Nama bahan yang diganti : Polawax (Wax, Nonionic Emulsifying)
Nama bahan pengganti : Beeswax
Alasan : Beeswax menggantikan polawax karena beeswax juga merupakan golongan non ionic emulsifier
Nama bahan yang diganti : Crodamol (Wax, Cetyl Esters)
Nama bahan pengganti :  ma bahan yang diganti :  sebagai larutan buffer untuk mendapatkan pH sediaan yang diinginkanCetyl alcohol
Alasan : Cetyl alcohol dapat meningkatkan stabilitas emulsi O/W
Nama bahan yang diganti : Croderol GA 7000 (Glycerin )
Nama bahan pengganti : Propyleneglycol
Alasan : Untuk melarutkan propyl paraben dan methyl paraben
Nama bahan yang diganti : Purasal S/PF 60 (Sodium lactate)
Nama bahan pengganti : Sodium hidroxide
Alasan : Kombinasi dengan asam lemah membentuk larutan buffer untuk mendapatkan pH sediaan yang diinginkan
Nama bahan yang diganti : Purac PH 90 
Nama bahan pengganti : Citric acid
Alasan : Kombinasi dengan basa kuat membentuk larutan buffer untuk mendapatkan pH sediaan yang diinginkan












IV.              Matriks (bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi

NO.

NAMA BAHAN
SIFAT KIMIA

SIFAT FISIKA

KADAR

Fungsi

Nilai HLB

Alasan
pH stabilitas
Pemerian, Kelarutan
Lazim
(%)
Terpilih
(%)
1
Mineral Oil

Pemerian :
cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi, tidak berwarna, hampir tidak mempunyai rasa, hamper tidak berbau.
Kelarutan :
praktis tidak larut dalam air, dan dalam etanol (95%)P, larut dalam kloroform P, dan dalam eter P
(FI III p.474)

1-32
(HPE 6th p.445)

10

Emolient
(HPE 6th p.445)

10
Ditambahkan agar dapat memberikan efek emollient pada sediaan krim
2
Dimethicone

Pemerian :
Cairan tidak berwarna dan tersedia dalam berbagai macam viskositas
Kelarutan :
Larut dengan etil asetat , metil etil keton,
minyak mineral, eter, kloroform, dan toluene, larut dalam isopropil
miristat, sangat sedikit larut dalam etanol (95 %), praktis tidak
larut dalam gliserin, propilen glikol, dan air
(HPE 6th, p.233)

10-30
(HPE 6th, p.233)

1

Silicones and
waterproofing agents
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.501)


5
Untuk memberikan
rasa halus dan licin pada produk kosmetika tetapi tidak
menimbulkan rasa berminyak

3
White Beeswax

Pemerian :
Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)P dingin, larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak, dan dalam minyak atsiri. (FI III p. 140)

5-20%
(HPE 6th p.779)

8
Stiffening agent
(HPE 6th, p.779)

12
Non ionic emulsifier dan sebagai stiffening agent untuk meningkatkan konsistensi sediaan cream
4
Glyceryl monostearate

Pemerian :
Padat seperti lilin
Kelarutan :
Larut dalam etanol panas, eter, kloroform, aseton panas, minyak mineral, praktis tidak larut dalam air tetapi terdispersi dalam air dengan bantuan sejumlah kecil sabun atau surfaktan lain

0,5-5
(Balsam et al., 1972)

3
Emulsifiers (Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.502)

3,8
Meningkatkan viskositas emulsi secara
langsung
5
Octylmethoxycinnamate


Pemerian : cairan minyak berwarna kuning pucat yang jernih, tidak berasa
Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam etanol, propilenglikol, isopropanol
levels up to 10
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.481)
1,5
Sunscreens (UV B)
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.500)

Bahan yang paling banyak digunakan dalam sediaan tabir surya

6
Propyleneglycol

Pemerian :
Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, rasa sedikit tajam menyerupai glyserin.
Kelarutan :
Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%), glyserin dan air, larut dalam 1 bag. Eter, tidak larut dengan minyak tapi dapat bercampur dengan beberapa minyak esensial.
(HPE6th p.592)
≈15
(HPE 6th, 592)
4
Humectants (moisturizers)
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.501)

Penggunaan bahan ini untuk menimbulkan efek humektan dan membantu melarutkan pengawet pada formula ini
7
Methylparaben

Pemerian :
Kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tidak berbau/ hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar.
Kelarutan :
Larut dalam 500 bag. Air, 20 bag. Air mendidih, 3,5 bag. Etanol(95%) p. 60 bag gliserol p. Panas, 40 bag. Minyak lemak nabati panas & dalam 3 bag. Etanol p. ; mudah larut dalam eter p. & dalam larutan alkali hidroksida
(FI III p.378)
0,02-0,3
(HPE 6th, 442)
0,18
Preservatives
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.501)

Merupakan preservatives yang sesuai untuk sediaan topikal
8
Propilparaben

Pemerian : Serbuk putih, kristal, tidak berbau, tidak berasa. (HPE6th p.596)
Kelarutan : larut dalam aceton dan eter, larut dalam 1 ;1,1 etanol 95%, 1 ; 5,6 etanol 50%, dalam 1 ; 250 gliserin, dalam 1 ; 3,9 propylenglikol. Praktis tidak larut dalam air dan minyak mineral
0,01-0,6
(HPE 6th, 596)
0,02
Preservatives
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.501)

Merupakan preservatives yang sesuai untuk sediaan topical
9
BHT


Pemerian :
Hablur padat, putih, bau khas
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air dan dalam propilen glikol P, mudah larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform þ dan dalam eter þ (FI III p.664)

0,0075-0,1
(HPE 6th p.75)

0,1

Antioksidant
(HPE 6th p.75)


Untuk mencegah bau tengik dari fase minyak.
10
Aqua





ad 100






11
Cetyl alcohol

Pemerian :
Seperti lilin, butiran putih, memilki bau khas
(HPE 6th, p.155)
Kelarutan :
Sangat mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, tidak larut dalam air, larut bila dilelehkan dengan lemak, paraffin cair atau padat, isopropil miristat
2-5 (emolient)
2-10 (stiffening agent)
3
Emolient, stiffening agent

Sebagai stiffening agent
12
Arbutin

Warna putih, larut dalam air

2
Whitening agent

Aman untuk digunakan dan tidak dilarang penggunaannya oleh pemerintah
13
Citric acid

Pemerian :
Kristal putih, tidak berbau dan memiliki rasa asam yang kuat
Kelarutan : Soluble 1 in 1.5 parts of ethanol (95%) and 1 in less
than 1 part of water; sparingly soluble in ether
(HPE 6th, p.181)
0.1–2.0
0,256
Acidifying agent
Buffering agent

Kombinasi dengan basa kuat membentuk larutan buffer untuk mendapatkan pH sediaan yang diinginkan
14
NaOH

Pemerian :
Putih, keras, cepat
menyerap karbon dioksida dan air
Kelarutan :
Ethanol 1 in 7.2
Ether Practically insoluble
Glycerin Soluble
Methanol 1 in 4.2
Water 1 in 0.9
1 in 0.3 at 1008C
(HPE 6th, p.648)
-
0,05
Alkalizing, buffering agent

Kombinasi dengan asam lemah membentuk larutan buffer untuk mendapatkan pH sediaan yang diinginkan

V.1. Bentuk Sediaan Dasar
            Bentuk  : Krim O/W
            Definisi : bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI.III, p.6)
Persyaratan umum : mudah menyebar bila dioleskan di kulit, mudah dicuci bersih dari daerah yang diolesi, tidak mengiritasi kulit, permukaan halus, homogen dan tidak mengandung partikulat kasar, sifat sediaan tidak berubah selama penyimpanan.

V.2. Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
            Bentuk : Whitening cream (O/W)
Persyaratan umum : dapat mengurangi pigmentasi serta dekolorisasi melanin, tidak mengiritasi

VI. Susunan Formula (untuk 1 formula dan 1 batch)

No.

Nama Bahan

Sinonim
Konsentrasi

1 Resep
(25g)

1 Bets (3 R)
(75g)
Awal
(%)
Modifikasi (%)
1
Mineral oil
Avatech, Drakeol, heavy mineral oil, heavy liq petrolatum, liq.petrolatum, paraffin oil, paraffinum liquidum, sirius, white mineral oil

10

10

2,5

7,5
2
Dimethicone
Dimethylpolysiloxane
1
1
0,25
0,75
3
Beeswax
White Beeswax
8
8
2
6
4
Glyceryl monostearate
Glyceril Stearat
4
4
1
3
5
Octylmethoxycinnamate
Octyl dimethyl PABA
1,5
1,5
0,375
1,125
6
Propyleneglycol
Methylglycol
4
4
1
3
7
Methylparaben
Nipagin
qs
0,18
0,045
0,135
8
Propilparaben
Nipasol
0,02
0,005
0,015
9
BHT
Agidol, E321, sustane, tenox BHT, Topanol, vianol, Butylated Hydroxy Toluene

0,1
0,025
0,075
10
Aqua



ad 25
ad 75
11
Cetyl alcohol
Cetanol
3
3
0,75
2,25
12
Arbutin

-
2
0,5
1,5
13
Asam sitrat
Acidum citricum monohydricum
0,1-0,25
0,256
0,064
0,192
14
NaOH
Sodium hydrate, caustic soda
13-20
0,05
0,013
0,04

Perhitungan sisa air

a)            Untuk 1 resep = 25g – (2,5+0,25+2+1+0,375+1+0,045+0,005+0,025+0,75+0,5)g = 16,55g = 16,55ml – 5ml larutan buffer = 11,55ml
b)            Untuk 1 bets = 34,65ml


Perkiraan  Jumlah Sediaan
Luas permukaan wajah = 1/3 x 0,114m2 = 0,038m2 = 380cm2 (exposure factors handbook)
Pemakaian 2mg/cm2
Pemakaian dalam sehari = 1 x 2mg/cm2 = 2mg/cm2
= 2mg/cm2 x 380cm2 = 760 mg
= 760 x 30 hari = 22800mg
= 22,8g ≈ 25g
Perhitungan Larutan Buffer Sitrat pH 5,4
Buffer sitrat pH 5,4 à 16 ml 0,1 M As.Sitrat dan 34 ml 0,1 M Sodium Sitrat
Sodium sitrat diganti dengan Sodium hidroxide, dalam formula (75g) hanya menggunakan larutan buffer sebanyak 5 ml
0,1 M As.Sitrat = g/192,13 : 0,01 L = 0,19213 g = 192,13 mg
0,1 M Sodium Hidroxide = g/40 : 0,01 L = 0,04 g = 40 mg







VIII. Spesifikasi sediaan akhir
-          Organoleptis   
Bentuk : krim
Warna  : putih
Bau      : tidak berbau
-          pH                   : 5,5-6,5
-          Homogenitas    : homogen
-          Iritasi               : tidak mengiritasi
-          Tipe emulsi      : krim o/w
-          Daya sebar       : mudah tersebar
-          Sifat tercucikan air : mudah tercucikan

IX. Rancangan evaluasi
1. Pemeriksaan organoleptis
Meliputi penampilan, warna dan bau. Pemeriksaanhomogenitas dan pemeriksaan pH sediaan sesuai cara yang dilakukan (Carter, 1975)
2. Uji pH
Ambil 1 gram sediaan hasil modifikasi dan dilarutkan dalam 100 ml air suling dalam beaker glass. Kemudian celupkan elektroda yang sudah di kalibrasi. Amati angka yang ditunjuk pada pH meter (Rowlins, 2003), (Sitompul 2010)
3. Homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan  lainnya yang cocok. Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran  kasar. (Dirjen POM 1979). Usapkan sediaan pada objek glass, amati homogen atau tidak. (Buku Petunjuk Praktikum Sediaan Liquid dan semisolida, UKWMS, 2012).
4. Pemeriksaan stabilitas terhadap suhu (Jellinek, 1970; Martin 1993)
Dilakukan pada 2 kondisi. Untuk suhu di bawah 0°C sebanyak 20 gram krim dimasukan ke dalamwadah krim kemudian diletakkan dalam lemari es dengan temperatur -4°C, dibiarkan selama 24 jam lalu dikeluarkan. Setelah itu diamati apakah terjadi pemisahaan atau tidak.Untuk suhu kamar dibiarkan selama 2-3 bulan pada suhu kamar, kemudian diamatiterjadinya pemisahan.
5.      Kemudahan tercucikan air
Dilakukan dengan cara 1gram krim, dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan perlahan-lahan, amati secara visual ada atau tidaknya krim yang tersisa pada telapak tangan, dicatat volume air yang terpakai (Jellinek, 1970).
Kriteria
Sangat tercucikan air      : ++++
Cukup tercucikan air     : +++
Tercucikan air   : ++
Tidak tercucikan air       : +
6.      Uji konsistensi (daya lekat)
Sebanyak 0,3 gram krim dioleskan tipis diatas gelas objek yang telah diketahui luasnya. Gelas objek diletakkan yang lain diatas krim tersebut, kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Dipasang gelas objek pada alat tes. Kemudian dilepaskan beban seberat 80 gram dan dicatat waktunya hingga kedua gelas objek ini terlepas. Dilakukan pengujian formula krim dengan masing-masing 3 kali replikasi (Adiwibowa, S . R , 2012).
7.      Daya sebar
Sebanyak 0,5 gram krim hasil formulasi ditimbang dan diletakkan dengan hati-hati diatas kertas grafik yang dilapisi kaca arloji dan diberi beban 150 gram dan diberikan selama 60 detik dan dihitung pertambahan luasnya. (Voight, R , 1995).
8.      Uji iritasi
Sejumlah sediaan dioleskan dibelakang telinga 12 orang sukarelawan dan dibiarkan selama 24 jam, dilihat perubahan yang terjadi berupa eritema, papula, vesikula dan edema (Ditjen POM,1985), (Lubis et all, 2012).
9.      Penentuan Tipe Emulsi Sediaan
Sejumlah sediaan diletakkan di atas objek glass, ditambahkan 1 tetes metil biru, diaduk dengan batang pengaduk. Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan tipe m/a, tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tipe a/m (Ditjen POM, 1985).
10.  Pengukuran distribusi ukuran partikel (Lachman, dkk,1994)
Dilakukan dengan memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okuler. Caranya adalah sebagai berikut : ditimbang 0,1 gram krim kemudian diencerkan dengan air suling sampai 1 ml diambil sedikit hasil pengenceran tersebut dan diteteskan pada kaca objek, lalu dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel










X. Tabel Hasil Evaluasi
No.
Parameter Uji
Hasil
Spesifikasi sediaan
Modifikasi
Pembanding
1.
Organoleptis
-          Bentuk
-          Warna
-          Bau
-          Tampak luar





Sediaan harus memilki bentuk krim, warna putih dan tidak berbau
2.
pH


5,5 – 6,5








No.
Parameter Uji
Modifikasi
Pembanding
Spesifikasi sediaan
-
+
++
-
+
++
1.
Homogenitas






Sediaan tidak memisah atau  mengendap dan tidak  memebentuk agregat
2.
Daya Sebar






Mudah menyebar
3.
Daya Tercucikan Air






Mudah tercucikan air



FORMULA
STANDAR
Skin-Whitening/Skin-Lightening (Cosmetic and toiletry formulation 2nd,vol. 8, p. 95)
Konsentrasi
PEMBANDING
(Viva Whitening Cream)
Modifikasi terhadap formula standar
Konsentrasi
Nama Bahan
Fungsi
Lazim (%)
Terpilih (%)
Nama Bahan
Fungsi
Nama Bahan
Fungsi
Lazim (%)
Terpilih (%)
Mineral oil (M)
emollients
1-32
10
Mineral oil
emollients
Mineral oil (M)
emollients
1-32
10
Polawax  (M)
emulsifier, stiffening
15
8
PEG-100 Stearate
emulsifying agent
Beeswax* (M)
emulsifier, stiffening
5-20
8
GMS (M)
emulsifiers
0,5-5
4
Glyceryl Stearat
emulsifier
GMS (M)
emulsifiers
0,5-5
4
Crodamol (M)
emulsifier, stiffening
1–15
3
Cetyl alcohol
emulsifier, stiffening
Cetyl alcohol* (M)
emulsifier, stiffening
2-5
3
Silicone (M)
waterproofing
10-30
1
Dimethicone
waterproofing
Dimethicone (M)
waterproofing
10-30
1
Parsol  (M)
sunscreens (UV B)
up to 10
1,5

Octylmethoxycinnamate (M)
sunscreens (UV B)
up to 10
1,5
Water (A)
solvent
-
ad 100
Water
solvent
Water (A)
solvent
-
ad 100
Croderol GA 7000  (A)
solvent
≤ 30
4
Propylene Glycol
solvent
Propylene Glycol (A)
solvent
≈15
4

Butylene Glycol
solvent

Purasal S/PF 60 (A)
buffering agent
-
13-20
               
NaOH (A)
alkalizing, buffering agent
-
0,05
Purac PH 90  (A)
acidifying agent
0.015–6.6
0,1-0,25
Citric Acid
acidifying, buffering
Citric acid (A)
acidifying, buffering
0,1-2
0,3
Tocopherol acetate (M)
pencerah kulit
-
0,5
Arbutin
Acetyl tyrosine
Saxifraga armentosa Ext.
Paeonia suffruticosa Root Ext.
Aminopropyl Ascorbyl Phosphate
whitening
Arbutin* (A)
whitening
-
2
Preservative (A)
antimicrobial
-
qs
Methylparaben
preservative
Methylparaben (A)
preservatives
0,02-0,3
0,18

Propylparaben
preservative
Propylparaben (A)
preservatives
0,01-0,6
0,02
Sodium Sulfite
preservative

BHT
antioksidan
BHT (M)
antioksidan
0,0075-0,1
0,1
Stearic acid
emulsifying agent

Petrolatum
emolient
Scutellaria baicalensis Root Extract
antiinflammatory
Glutathione
antioksidan
Bentuk sediaan : krim
Tipe emulsi : O/W
Karena persentase air lebih besar daripada minyak
Bentuk sediaan : krim
Tipe emulsi : O/W

Bentuk sediaan : krim
Tipe emulsi : O/W
Karena persentase air lebih besar daripada minyak
III. Rancangan Modifikasi Formula

Tidak ada komentar:

Posting Komentar