I.
Nama Sediaan Kosmetik :
Whitening cream
Dua
mekaniseme untuk mencerahkan kulit yaitu dengan mengurangi pigmentasi serta
dekolorisasi melanin yang sudah ada dan/atau mencegah melanin yang baru
terbentuk. Produk kosmetik saat ini
biasanya mencapai kedua tujuan tersebut untuk berbagai tingkat. Kulit negro
berbeda dari kulit putih, mereka memiliki sejumlah besar pigmen melanin di
lapisan tanduk luar, ini dapat diputihkan baik dengan oksidasi, misalnya,
hidrogen peroksida, atau biasanya lebih secara kimia dikurangi menjadi bentuk
leuco nya yang berwarna dengan menggunakan, misalnya, hydroquinone. Lapisan
epidermis ini perlahan-lahan akan digantikan oleh proses alami keratinisasi,
bentuk leuco rentan terhadap reoksidasi oleh sinar ultraviolet oleh karena itu
penambahan agen sunscreening pencerah kulit sangat diinginkan. Pembentukan
melanin baru dalam lapisan basal kulit dapat dihambat oleh penerapan agen
sesuai dengan hasil bahwa epidermis baru yang dihasilkan memiliki kandungan
pigmen yang lebih rendah dan karena itu memiliki warna yang cerah (Harry’s
Cosmeticology 7th).
II.
Tujuan Pemakaian
Whitening
cream digunakan untuk mengubah atau memodifikasi warna kulit yang gelap, untuk
perawatan hiperpigmentasi kulit seperti melasma atau bintik - bintik karena
faktor usia (Handbook of Cosmetic Science and Technology, p. 567).
|
PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
|
|
|
Modifikasi Bahan Aktif
|
Modifikasi Bahan Tambahan Penyusun Basis
|
|
Nama bahan yang diganti : Tocopherol acetate
Nama bahan pengganti :
Arbutin
Alasan : Arbutin adalah zat pemutih kulit yang mampu
melindungi kulit terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas serta
menghambat pembentukan pigmen melanin dengan menghambat aktivitas tirosinase
|
Nama bahan yang diganti : Polawax (Wax, Nonionic
Emulsifying)
Nama bahan pengganti : Beeswax
Alasan : Beeswax menggantikan polawax karena beeswax
juga merupakan golongan non ionic emulsifier
|
|
Nama bahan yang diganti : Crodamol (Wax, Cetyl
Esters)
Nama bahan pengganti :
Cetyl alcohol
Alasan
: Cetyl alcohol dapat meningkatkan stabilitas emulsi O/W
|
|
|
Nama bahan yang diganti : Croderol GA 7000 (Glycerin
)
Nama bahan pengganti : Propyleneglycol
Alasan : Untuk melarutkan propyl paraben dan methyl
paraben
|
|
|
Nama bahan yang diganti : Purasal S/PF 60 (Sodium lactate)
Nama bahan pengganti : Sodium hidroxide
Alasan : Kombinasi dengan asam lemah membentuk larutan
buffer untuk mendapatkan pH sediaan yang diinginkan
|
|
|
Nama bahan yang diganti : Purac PH 90
Nama bahan pengganti : Citric acid
Alasan : Kombinasi
dengan basa kuat membentuk larutan buffer untuk mendapatkan pH sediaan yang
diinginkan
|
|
IV.
Matriks
(bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
|
NO.
|
NAMA
BAHAN
|
SIFAT
KIMIA
|
SIFAT
FISIKA
|
KADAR
|
Fungsi
|
Nilai HLB
|
Alasan
|
|
|
pH
stabilitas
|
Pemerian,
Kelarutan
|
Lazim
(%)
|
Terpilih
(%)
|
|||||
|
1
|
Mineral Oil
|
|
Pemerian :
cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi, tidak
berwarna, hampir tidak mempunyai rasa, hamper tidak berbau.
Kelarutan :
praktis tidak larut dalam air, dan dalam etanol
(95%)P, larut dalam kloroform P, dan dalam eter P
(FI III p.474)
|
1-32
(HPE 6th p.445)
|
10
|
Emolient
(HPE 6th p.445)
|
10
|
Ditambahkan agar dapat memberikan efek emollient
pada sediaan krim
|
|
2
|
Dimethicone
|
|
Pemerian :
Cairan
tidak berwarna dan tersedia dalam berbagai macam viskositas
Kelarutan :
Larut dengan etil asetat , metil etil keton,
minyak mineral, eter, kloroform, dan toluene,
larut dalam isopropil
miristat, sangat sedikit larut dalam etanol (95 %),
praktis tidak
larut dalam gliserin, propilen glikol, dan air
(HPE
6th, p.233)
|
10-30
(HPE
6th, p.233)
|
1
|
Silicones and
waterproofing agents
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.501)
|
5
|
Untuk memberikan
rasa halus dan licin pada produk kosmetika
tetapi tidak
menimbulkan rasa berminyak
|
|
3
|
White
Beeswax
|
|
Pemerian
:
Zat
padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah
Kelarutan
:
Praktis
tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)P dingin, larut
dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
atsiri. (FI III p. 140)
|
5-20%
(HPE
6th p.779)
|
8
|
Stiffening
agent
(HPE
6th, p.779)
|
12
|
Non
ionic emulsifier dan sebagai stiffening agent untuk meningkatkan konsistensi
sediaan cream
|
|
4
|
Glyceryl monostearate
|
|
Pemerian :
Padat
seperti lilin
Kelarutan :
Larut
dalam etanol panas, eter, kloroform, aseton panas, minyak mineral, praktis
tidak larut dalam air tetapi terdispersi dalam air dengan bantuan sejumlah
kecil sabun atau surfaktan lain
|
0,5-5
(Balsam
et al., 1972)
|
3
|
Emulsifiers (Poucher’s Perfumes, Cosmetics and
Soaps, p.502)
|
3,8
|
Meningkatkan viskositas emulsi secara
langsung
|
|
5
|
Octylmethoxycinnamate
|
|
Pemerian
: cairan minyak berwarna kuning pucat yang jernih, tidak berasa
Kelarutan
: tidak larut dalam air, larut dalam etanol, propilenglikol, isopropanol
|
levels up to 10
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.481)
|
1,5
|
Sunscreens (UV B)
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.500)
|
|
Bahan yang paling banyak digunakan dalam sediaan
tabir surya
|
|
6
|
Propyleneglycol
|
|
Pemerian :
Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
rasa agak manis, rasa sedikit tajam menyerupai glyserin.
Kelarutan :
Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol
(95%), glyserin dan air, larut dalam 1 bag. Eter, tidak larut dengan minyak
tapi dapat bercampur dengan beberapa minyak esensial.
(HPE6th p.592)
|
≈15
(HPE 6th, 592)
|
4
|
Humectants (moisturizers)
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.501)
|
|
Penggunaan bahan ini untuk menimbulkan efek humektan
dan membantu melarutkan pengawet pada formula ini
|
|
7
|
Methylparaben
|
|
Pemerian :
Kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih,
tidak berbau/ hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa kemudian agak
membakar.
Kelarutan :
Larut dalam 500 bag. Air, 20 bag. Air mendidih, 3,5
bag. Etanol(95%) p. 60 bag gliserol p. Panas, 40 bag. Minyak lemak nabati
panas & dalam 3 bag. Etanol p. ; mudah larut dalam eter p. & dalam
larutan alkali hidroksida
(FI III p.378)
|
0,02-0,3
(HPE 6th, 442)
|
0,18
|
Preservatives
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.501)
|
|
Merupakan preservatives yang sesuai untuk sediaan
topikal
|
|
8
|
Propilparaben
|
|
Pemerian : Serbuk putih, kristal, tidak berbau,
tidak berasa. (HPE6th p.596)
Kelarutan : larut dalam aceton dan eter, larut dalam
1 ;1,1 etanol 95%, 1 ; 5,6 etanol 50%, dalam 1 ; 250 gliserin, dalam 1 ; 3,9
propylenglikol. Praktis tidak larut dalam air dan minyak mineral
|
0,01-0,6
(HPE 6th, 596)
|
0,02
|
Preservatives
(Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, p.501)
|
|
Merupakan preservatives yang sesuai untuk sediaan
topical
|
|
9
|
BHT
|
|
Pemerian :
Hablur padat, putih, bau khas
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air dan dalam propilen
glikol P, mudah larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform þ dan dalam eter
þ (FI III p.664)
|
0,0075-0,1
(HPE 6th p.75)
|
0,1
|
Antioksidant
(HPE 6th p.75)
|
|
Untuk mencegah bau tengik dari fase minyak.
|
|
10
|
Aqua
|
|
|
|
ad
100
|
|
|
|
|
11
|
Cetyl
alcohol
|
|
Pemerian
:
Seperti
lilin, butiran putih, memilki bau khas
(HPE
6th, p.155)
Kelarutan
:
Sangat
mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, tidak larut dalam air, larut bila
dilelehkan dengan lemak, paraffin cair atau padat, isopropil miristat
|
2-5
(emolient)
2-10
(stiffening agent)
|
3
|
Emolient,
stiffening agent
|
|
Sebagai
stiffening agent
|
|
12
|
Arbutin
|
|
Warna
putih, larut dalam air
|
|
2
|
Whitening
agent
|
|
Aman
untuk digunakan dan tidak dilarang penggunaannya oleh pemerintah
|
|
13
|
Citric
acid
|
|
Pemerian
:
Kristal
putih, tidak berbau dan memiliki rasa asam yang kuat
Kelarutan
: Soluble 1 in 1.5 parts of ethanol (95%) and 1 in less
than
1 part of water; sparingly soluble in ether
(HPE
6th, p.181)
|
0.1–2.0
|
0,256
|
Acidifying agent
Buffering
agent
|
|
Kombinasi dengan basa kuat membentuk larutan buffer
untuk mendapatkan pH sediaan yang diinginkan
|
|
14
|
NaOH
|
|
Pemerian
:
Putih,
keras, cepat
menyerap
karbon dioksida dan air
Kelarutan
:
Ethanol
1 in 7.2
Ether
Practically insoluble
Glycerin
Soluble
Methanol
1 in 4.2
Water
1 in 0.9
1
in 0.3 at 1008C
(HPE
6th, p.648)
|
-
|
0,05
|
Alkalizing,
buffering agent
|
|
Kombinasi dengan asam lemah membentuk larutan buffer
untuk mendapatkan pH sediaan yang diinginkan
|
V.1.
Bentuk Sediaan Dasar
Bentuk : Krim O/W
Definisi : bentuk sediaan setengah
padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai (FI.III, p.6)
Persyaratan umum : mudah menyebar bila
dioleskan di kulit, mudah dicuci bersih dari daerah yang diolesi, tidak
mengiritasi kulit, permukaan halus, homogen dan tidak mengandung partikulat
kasar, sifat sediaan tidak berubah selama penyimpanan.
V.2.
Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
Bentuk : Whitening cream (O/W)
Persyaratan umum : dapat mengurangi
pigmentasi serta dekolorisasi melanin, tidak mengiritasi
VI.
Susunan Formula (untuk 1 formula dan 1 batch)
|
No.
|
Nama Bahan
|
Sinonim
|
Konsentrasi
|
1 Resep
(25g)
|
1 Bets (3 R)
(75g)
|
|
|
Awal
(%)
|
Modifikasi (%)
|
|||||
|
1
|
Mineral oil
|
Avatech, Drakeol, heavy mineral oil, heavy liq
petrolatum, liq.petrolatum, paraffin oil, paraffinum liquidum, sirius, white
mineral oil
|
10
|
10
|
2,5
|
7,5
|
|
2
|
Dimethicone
|
Dimethylpolysiloxane
|
1
|
1
|
0,25
|
0,75
|
|
3
|
Beeswax
|
White Beeswax
|
8
|
8
|
2
|
6
|
|
4
|
Glyceryl
monostearate
|
Glyceril Stearat
|
4
|
4
|
1
|
3
|
|
5
|
Octylmethoxycinnamate
|
Octyl dimethyl PABA
|
1,5
|
1,5
|
0,375
|
1,125
|
|
6
|
Propyleneglycol
|
Methylglycol
|
4
|
4
|
1
|
3
|
|
7
|
Methylparaben
|
Nipagin
|
qs
|
0,18
|
0,045
|
0,135
|
|
8
|
Propilparaben
|
Nipasol
|
0,02
|
0,005
|
0,015
|
|
|
9
|
BHT
|
Agidol, E321, sustane, tenox BHT, Topanol, vianol,
Butylated Hydroxy Toluene
|
|
0,1
|
0,025
|
0,075
|
|
10
|
Aqua
|
|
|
|
ad 25
|
ad 75
|
|
11
|
Cetyl alcohol
|
Cetanol
|
3
|
3
|
0,75
|
2,25
|
|
12
|
Arbutin
|
|
-
|
2
|
0,5
|
1,5
|
|
13
|
Asam sitrat
|
Acidum citricum monohydricum
|
0,1-0,25
|
0,256
|
0,064
|
0,192
|
|
14
|
NaOH
|
Sodium hydrate, caustic soda
|
13-20
|
0,05
|
0,013
|
0,04
|
|
Perhitungan
sisa air
a) Untuk 1 resep = 25g –
(2,5+0,25+2+1+0,375+1+0,045+0,005+0,025+0,75+0,5)g = 16,55g = 16,55ml – 5ml
larutan buffer = 11,55ml
b) Untuk 1 bets = 34,65ml
|
||||||
Perkiraan Jumlah Sediaan
Luas permukaan wajah = 1/3 x
0,114m2 = 0,038m2 = 380cm2 (exposure factors handbook)
Pemakaian 2mg/cm2
Pemakaian dalam sehari = 1 x
2mg/cm2 = 2mg/cm2
=
2mg/cm2 x 380cm2 = 760 mg
= 760 x
30 hari = 22800mg
= 22,8g
≈ 25g
Perhitungan
Larutan Buffer Sitrat pH 5,4
Buffer sitrat pH 5,4 à 16 ml 0,1 M As.Sitrat dan 34 ml 0,1 M Sodium Sitrat
Sodium sitrat diganti dengan
Sodium hidroxide, dalam formula (75g) hanya menggunakan larutan buffer sebanyak
5 ml
0,1 M As.Sitrat = g/192,13 : 0,01
L = 0,19213 g = 192,13 mg
0,1 M Sodium Hidroxide = g/40 :
0,01 L = 0,04 g = 40 mg
VIII. Spesifikasi sediaan akhir
-
Organoleptis
Bentuk : krim
Warna : putih
Bau : tidak berbau
-
pH : 5,5-6,5
-
Homogenitas : homogen
-
Iritasi : tidak mengiritasi
-
Tipe
emulsi : krim o/w
-
Daya
sebar : mudah tersebar
-
Sifat
tercucikan air : mudah tercucikan
IX. Rancangan evaluasi
1. Pemeriksaan
organoleptis
Meliputi penampilan, warna dan bau.
Pemeriksaanhomogenitas dan pemeriksaan pH sediaan sesuai cara yang dilakukan (Carter, 1975)
2. Uji pH
Ambil 1
gram sediaan hasil modifikasi dan dilarutkan dalam 100 ml air suling dalam
beaker glass. Kemudian celupkan elektroda yang sudah di kalibrasi. Amati angka
yang ditunjuk pada pH meter (Rowlins, 2003), (Sitompul
2010)
3. Homogenitas
Sejumlah
tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lainnya yang cocok. Sediaan harus menunjukkan
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar. (Dirjen POM 1979). Usapkan sediaan pada objek
glass, amati homogen atau tidak. (Buku Petunjuk Praktikum Sediaan Liquid dan
semisolida, UKWMS, 2012).
4. Pemeriksaan stabilitas
terhadap suhu (Jellinek, 1970; Martin 1993)
Dilakukan
pada 2 kondisi. Untuk suhu di bawah 0°C sebanyak 20 gram krim dimasukan ke
dalamwadah krim kemudian diletakkan dalam lemari es dengan temperatur -4°C,
dibiarkan selama 24 jam lalu dikeluarkan. Setelah itu diamati apakah terjadi
pemisahaan atau tidak.Untuk suhu kamar dibiarkan selama 2-3 bulan pada suhu
kamar, kemudian diamatiterjadinya pemisahan.
5.
Kemudahan tercucikan air
Dilakukan
dengan cara 1gram krim, dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci dengan
sejumlah volume air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan
perlahan-lahan, amati secara visual ada atau tidaknya krim yang tersisa pada
telapak tangan, dicatat volume air yang terpakai (Jellinek, 1970).
Kriteria
Sangat tercucikan air : ++++
Cukup tercucikan air : +++
Tercucikan air : ++
Tidak tercucikan air : +
6.
Uji konsistensi (daya lekat)
Sebanyak
0,3 gram krim dioleskan tipis diatas gelas objek yang telah diketahui luasnya.
Gelas objek diletakkan yang lain diatas krim tersebut, kemudian ditekan dengan
beban 1 kg selama 5 menit. Dipasang gelas objek pada alat tes. Kemudian
dilepaskan beban seberat 80 gram dan dicatat waktunya hingga kedua gelas objek
ini terlepas. Dilakukan pengujian formula krim dengan masing-masing 3 kali
replikasi (Adiwibowa,
S . R , 2012).
7.
Daya sebar
Sebanyak
0,5 gram krim hasil formulasi ditimbang dan diletakkan dengan hati-hati diatas
kertas grafik yang dilapisi kaca arloji dan diberi beban 150 gram dan diberikan
selama 60 detik dan dihitung pertambahan luasnya. (Voight, R , 1995).
8.
Uji iritasi
Sejumlah
sediaan dioleskan dibelakang telinga 12 orang sukarelawan dan dibiarkan selama
24 jam, dilihat perubahan yang terjadi berupa eritema, papula, vesikula dan
edema (Ditjen
POM,1985), (Lubis et all, 2012).
9.
Penentuan Tipe Emulsi Sediaan
Sejumlah
sediaan diletakkan di atas objek glass, ditambahkan 1 tetes metil biru, diaduk
dengan batang pengaduk. Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan tipe
m/a, tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tipe a/m (Ditjen POM,
1985).
10. Pengukuran
distribusi ukuran partikel (Lachman, dkk,1994)
Dilakukan
dengan memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okuler. Caranya
adalah sebagai berikut : ditimbang 0,1 gram krim kemudian diencerkan dengan air
suling sampai 1 ml diambil sedikit hasil pengenceran tersebut dan diteteskan
pada kaca objek, lalu dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel
X. Tabel Hasil Evaluasi
|
No.
|
Parameter Uji
|
Hasil
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Modifikasi
|
Pembanding
|
|||
|
1.
|
Organoleptis
-
Bentuk
-
Warna
-
Bau
-
Tampak luar
|
|
|
Sediaan
harus memilki bentuk krim, warna putih dan tidak berbau
|
|
2.
|
pH
|
|
|
5,5 –
6,5
|
|
No.
|
Parameter
Uji
|
Modifikasi
|
Pembanding
|
Spesifikasi
sediaan
|
||||
|
-
|
+
|
++
|
-
|
+
|
++
|
|||
|
1.
|
Homogenitas
|
|
|
|
|
|
|
Sediaan tidak memisah atau mengendap dan tidak memebentuk agregat
|
|
2.
|
Daya Sebar
|
|
|
|
|
|
|
Mudah menyebar
|
|
3.
|
Daya Tercucikan Air
|
|
|
|
|
|
|
Mudah tercucikan air
|
|
FORMULA
|
|||||||||
|
STANDAR
Skin-Whitening/Skin-Lightening
(Cosmetic and toiletry formulation 2nd,vol. 8, p. 95)
|
Konsentrasi
|
PEMBANDING
(Viva Whitening
Cream)
|
Modifikasi terhadap
formula standar
|
Konsentrasi
|
|||||
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Lazim (%)
|
Terpilih (%)
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Lazim (%)
|
Terpilih (%)
|
|
Mineral oil (M)
|
emollients
|
1-32
|
10
|
Mineral oil
|
emollients
|
Mineral oil (M)
|
emollients
|
1-32
|
10
|
|
Polawax (M)
|
emulsifier,
stiffening
|
15
|
8
|
PEG-100 Stearate
|
emulsifying agent
|
Beeswax* (M)
|
emulsifier,
stiffening
|
5-20
|
8
|
|
GMS (M)
|
emulsifiers
|
0,5-5
|
4
|
Glyceryl Stearat
|
emulsifier
|
GMS (M)
|
emulsifiers
|
0,5-5
|
4
|
|
Crodamol (M)
|
emulsifier,
stiffening
|
1–15
|
3
|
Cetyl alcohol
|
emulsifier,
stiffening
|
Cetyl alcohol* (M)
|
emulsifier,
stiffening
|
2-5
|
3
|
|
Silicone (M)
|
waterproofing
|
10-30
|
1
|
Dimethicone
|
waterproofing
|
Dimethicone (M)
|
waterproofing
|
10-30
|
1
|
|
Parsol (M)
|
sunscreens (UV B)
|
up to 10
|
1,5
|
|
Octylmethoxycinnamate
(M)
|
sunscreens (UV B)
|
up to 10
|
1,5
|
|
|
Water (A)
|
solvent
|
-
|
ad 100
|
Water
|
solvent
|
Water (A)
|
solvent
|
-
|
ad 100
|
|
Croderol GA 7000 (A)
|
solvent
|
≤ 30
|
4
|
Propylene Glycol
|
solvent
|
Propylene Glycol (A)
|
solvent
|
≈15
|
4
|
|
|
Butylene Glycol
|
solvent
|
|
||||||
|
Purasal S/PF 60 (A)
|
buffering agent
|
-
|
13-20
|
|
NaOH (A)
|
alkalizing, buffering
agent
|
-
|
0,05
|
|
|
Purac PH 90 (A)
|
acidifying agent
|
0.015–6.6
|
0,1-0,25
|
Citric Acid
|
acidifying, buffering
|
Citric acid (A)
|
acidifying, buffering
|
0,1-2
|
0,3
|
|
Tocopherol acetate
(M)
|
pencerah kulit
|
-
|
0,5
|
Arbutin
Acetyl tyrosine
Saxifraga armentosa
Ext.
Paeonia suffruticosa
Root Ext.
Aminopropyl Ascorbyl
Phosphate
|
whitening
|
Arbutin* (A)
|
whitening
|
-
|
2
|
|
Preservative (A)
|
antimicrobial
|
-
|
qs
|
Methylparaben
|
preservative
|
Methylparaben (A)
|
preservatives
|
0,02-0,3
|
0,18
|
|
|
Propylparaben
|
preservative
|
Propylparaben (A)
|
preservatives
|
0,01-0,6
|
0,02
|
|||
|
Sodium Sulfite
|
preservative
|
|
|||||||
|
BHT
|
antioksidan
|
BHT (M)
|
antioksidan
|
0,0075-0,1
|
0,1
|
||||
|
Stearic acid
|
emulsifying agent
|
|
|||||||
|
Petrolatum
|
emolient
|
||||||||
|
Scutellaria
baicalensis Root Extract
|
antiinflammatory
|
||||||||
|
Glutathione
|
antioksidan
|
||||||||
|
Bentuk sediaan : krim
Tipe emulsi : O/W
Karena persentase air
lebih besar daripada minyak
|
Bentuk sediaan : krim
Tipe emulsi : O/W
|
Bentuk sediaan : krim
Tipe emulsi : O/W
Karena persentase air
lebih besar daripada minyak
|
|||||||
III.
Rancangan Modifikasi Formula
Tidak ada komentar:
Posting Komentar