Sabtu, 16 Mei 2015

moisturizing cream citra

I.                   Nama Sediaan Kosmetika    : Moisturizing Cream (Krim Pelembab)

II.                Tujuan Pemakaian:
·         Untuk menghaluskan dan melembutkan kulit
·         Untuk mengembalikan kelembaban kulit
(Harry’s Cosmeticology, p.62)

III.             Karakteristik Sediaan:
·         Fase minyak lebih sedikit daripada fase air
·         Mudah disebarkan
·         Dapat digosok dengan  mudah (Harry’s Cosmeticology, p.62)
·         Efektif menghidrasi stratum corneum dan mampu mengurangi atau mencegah transepidermal water loss
·         Emolien  membuat kulit lembut dan mengurangi transepidermal water loss
·         Mampu diabsorbsi  dengan cepat sehingga menghidrasi kulit dengan segera (Moiturizers : What They Are and a Practical Approach to Product Selection)

IV.             Rancangan Modifikasi Formula:
(di halaman 2)

X.                Spesifikasi Sediaan Akhir

No
Kriteria Uji
Spesifikasi
1.
Organoleptis:
Warna
Bentuk
Bau

Putih
Opaque
Tidak berbau
(Sutrisno, 2014)
2.
pH
6-7
(Sutrisno, 2014)
3.
Homogenitas
Homogen
(Sutrisno, 2014)
4.
Viskositas
30000-700000 cps
(Sutrisno, 2014)
5.
Daya sebar
Mudah menyebar
(Sutrisno, 2014)
6.
Daya tercucikan air
Mudah tercucikan air
(Sutrisno, 2014)
7.
Tipe emulsi
o/w
(Sutrisno, 2014)
8.
Ukuran partikel
1-100 µm
(Sutrisno, 2014)
9.
Iritasi
Tidak mengiritasi
(Sutrisno, 2014)
10.
Efektivitas
Efektif melembabkan kulit dengan nilai total (AUC) 2.15 + 0.71 mg/4 jam
(Sutrisno, 2014)
11.
Aseptabilitas

Kemudahan diratakan
Kelembutan
Kemudahan dibersihkan
Mudah diratakan
Lembut
Mudah dibersihkan
(Sutrisno, 2014)

IX.             Rancangan Evaluasi
Uji Mutu Fisik Krim
1.      Organoleptis
Penentuan organoleptis sedian meliputi warna, bau, dan bentuk sediaan. Sediaan pelembab harus memiliki bentuk krim (semisolid), warna putih (Sutrisno, 2014).


2.      pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menimbang sediaan sebanyak 1 gram, melarutkan sediaan dalam akuades hingga 10 ml. Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam krim yang telah diencerkan hingga pH meter menunjukkan angka yang stabil. pH krim pelembab harus sesuai dengan pH kulit, yaitu 6-7 (Sutrisno, 2014).

3.      Homogenitas
Uji homogenitas sediaan dilakukan dengan menimbang sediaan sebanyak 0,5 gram di atas wadah kemudian diamati secara visual dan sensoris (diraba). Bahan dalam sediaan harus homogen (Sutrisno, 2014).
Kriteria hasil uji homogenitas:

Kriteria
Interpretasi hasil
Skor
Sediaan memisah dan ada agregat
Tidak homogen (-)
0
Sediaan tidak memisah dan ada agregat
Kurang homogen (+)
1
Sediaan tidak memisah atau mengendap dan tidak ada agregat
Homogen (++)
2

4.      Viskositas
Pengukuran viskositas sediaan dilakukan dengan memasukkan 250 ml sediaan ke dalam beaker glass. Viskositas diukur dengan menggunakan viskometer Brookfield. Viskositas sediaan krim adalah 30000-700000 cps (Sutrisno, 2014).

5.      Daya sebar
Uji daya sebar sediaan dilakukan dengan meletakkan 0,5 gram sediaan di atas kertas grafik yang dilapisi kaca transparan, dibiarkan sesaat (15 detik) kemudian dihitung luas daerah yang diberikan oleh sediaan. Kemudian ditutup lagi dengan lempeng kaca yang diberi beban dengan berat tertentu (10 g, 20 g, 100 g) dan dibiarkan selama 60 detik. Setelah itu dihitung luas yang diberikan oleh sediaan. (Sutrisno, 2014).
Kriteria uji daya sebar:

Diameter penyebaran
Interpretasi hasil
Skor
<3 cm
Sukar menyebar (-)
0
3-5  cm
Mudah menyebar (+)
1
>5 cm
Sangat mudah menyebar (++)
2

6.      Daya tercucikan air
Sediaan ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dioleskan pada telapak tangan dan dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan kecepatan 0.25 tetes/detik lalu diamati secara visual ada atau tidaknya krim yang tersisa pada telapak tangan. Sediaan krim pelembab harus mudah tercucikan air (Sutrisno, 2014).
Kriteria penilaian uji tercucikan air:

Kriteria
Interpretasi hasil
Skor
> 20 ml
Tidak mudah tercucikan air (-)
0
10-20 ml
Mudah tercucikan air (+)
1
< 10 ml
Sangat mudah tercucikan air (++)
2


7.      Tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan menimbang 0,1 gram sediaan lalu ditetesi 1 tetes pewarna larut air, kemudian diamati penyebaran warna metilen biru dalam sediaan di bawah mikroskop. Warna yang tersebar merata pada sediaan krim menunjukkan tipe emulsi minyak dalam air (o/w), sedangkan warna yang berupa bitnik-bintik menunjukkan tipe air dalam minyak (w/o). Sediaan krim pelembab seharusnya memiliki tipe emulsi minyak dalam air (o/w) (Sutrisno, 2014).

8.      Ukuran partikel
Pengukuran distribusi ukuran partikel diamati dengan mikroskop dan micrometer okuler. Sediaan ditimbang sebanyak 0,1 gram kemudian diencerkan dengan akuades hingga 1 ml. Hasil pengenceran diambil sedikit demi sedikit dan di teteskan pada kaca obyek lalu sebanyak 300 partikel diukur diameternya. Batas ukuran partikel emulsi adalah 1-100 µm (Sutrisno, 2014).

Uji Keamanan
Uji iritasi dilakukan pada 10 orang panelis. Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji temple terbuka (patch test) yang dilakukan dengan cara mengoleskan formula pada punggung tangan kanan panelis seluas 2,5 cm2 dan punggung tangan kiri diolesi dengan formula krim. Uji iritasi dilakukan pada tempat yang sama selama 3 hari berturut-turut setelah pembuatan dan pada hai terakhir penyimpanan untuk masing-masing sediaan, gejala yang timbul diamati lalu hasinya dibandingkan dengan hasil olesan pada punggung tangan kiri (Sutrisno, 2014). Kriteria hasil evaluasi uji iritasi:

Kriteria penilaian
Tanda
Skor
Kemerahan, gatal-gatal, bengkak
++
0
Kemerahan dan gatal-gatal
+
1
Tidak mengiritasi
-
2


Uji Efektivitas Pelembab
Uji efektivitas pelembab dilakukan untuk mengetahui dasar kemampuan sediaan air dalam mempertahankan kadar air dalam kulit. Uji efektivitas pelembab dilakukan secara in vitro yaitu dengan melakukan modifikasi uji pelembab metode the sorbtion-desoption test. Uji ini dilakukan dengan membuat gel hidrofilik CMC Na 3% dan pengawet Na Benzoat 0,5% dan air sampai 100% yang diletakkan pada suatu wadah dengan diameter 4,6 cm dan tinggi 2,5 cm. campuran ini merupakan simulasi kandungan air dalam kulit. Selanjutnya dilakukan impregnasi membran milipore dengan cara membran milipore ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu yang telah diisi dengan isopropyl miristat sapai membrane milipore terendam, membran direndam selama 1 jam lalu diangkat. Kelebihan isopropyl miristat yang masih menempel pada membran dihilangkan dengan meletakkan membrane milipore diantara dua kertas saring dan dibiarkan selama 24 jam. Membran kulit disimulasikan dengan membrane milipore yang telah diimpregnasi dengan Isopropyl Myristate (IPM) dan ditempelkan pada wadah yang berisi gel hidrofilik. Membran milipore yang sudah diimpregnasi ditimbang dan masing-masing formula pelembab diaplikasikan dengan bobot 2 gram dan dioleskan di atas membrane milipore di permukaan wadah. Sediaan uji disimpan di climatic chamber pada suhu 32 ± 1°C dengan kelembaban (RH) 70-80. Penimbangan dan pencatatan bobot sediaan uji (gram) dilakukan pada jam ke 1, 2, dan 4 jam setelah pembuatan. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing formula dan control (Minarsih, 2005). Suatu sediaan dikatakan efektif melembabkan kulit dengan nilai total (AUC) 27,05±5,15 mg/jam (Sutrisno, 2014).

Uji Aseptabilitas
Uji aseptabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden yang telah bersedia untuk menjadi subyek percobaan. Jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 orang yang dipilih secara acak. Responden akan diminta untuk menggunakan krim pelembab kulit buah manggis pada lengan bagian atas dan diminta pendapatnya mengenai kemudahan diratakan, sensasi dingin dan kemudahan dibersihkan (Sutrisno, 2014). Kriteria penilaian dari uji aseptabilitas:
Parameter penilaian uji aseptabilitas
Kemudahan diratakan
Sensasi dingin
Kemudahan dibersihkan
Interpretasi hasil
Skor
Interpretasi hasil
Skor
Interpretasi hasil
Skor
Sulit (+)
0
Sedikit dingin (+)
0
Sulit (+)
0
Mudah (++)
1
Dingin (++)
1
Mudah (++)
1
Sangat mudah (+++)
2
Sangat dingin (+++)
2
Sangat mudah (+++)
2


X.                Rancangan Kemasan
Wadah yang digunakan: pot krim 50 gram

Formula Standar
Vanishing cream
(Harry’s Cosmeticology, p.   )
Formula Pembanding
Citra Hazeline Hydromoisturizer
Formula modifikasi terhadap formula standar
Nama bahan
Fungsi
Konsentrasi
Nama bahan
Fungsi
Nama bahan
Fungsi
Konsentrasi
Lazim
Terpilih
Asam stearat (M)
Emulsifying agent
(HPE 6th, p.697)
15.0%
Asam stearat (M)
Emulsifying agent
(HPE 6th, p.697)
Asam stearat (M)
Emulsifying agent
(HPE 6th, p.697)
1-20%
(HPE 6th, p.697)
15%
KOH (A)
Alkalizing agent
(HPE 6th, p.576)
0.7%
NaOH (A)
Alkalizing agent
(HPE 6th, p.648)
KOH (A)
Alkalizing agent
(HPE 6th, p.576)
-
0.7%
Gliserin (A)
Emollient and humectant
(HPE 6th, p.283)
8.0%


Gliserin (A)
Emollient and humectant
(HPE 6th, p.283)
< 30%
 (HPE 6th,p.283)
5%
(Sutrisno, 2014)
Air (A)
Pelarut
(HPE 6th, p.766)
76.3%
Air (A)
Pelarut
(HPE 6th, p.766)
Air (A)
Pelarut
(HPE 6th, p.766)
-
68.6%
Parfum (A)
Memberi aroma
qs
Parfum (A)
Memberi aroma




Pengawet
Mengawetkan
qs
Methylparaben (A)
Antimicrobial preservative
(HPE 6th, p.441)
Methylparaben (A)
Antimicrobial preservative
(HPE 6th, p.441)
0.02-0.3%
(HPE 6th, p.442)
0.1%
(Susanti dan Kusmiyarsih)



Propylparaben (A)
Antimicrobial preservative
(HPE 6th, p.596)
Propylparaben (A)
Antimicrobial preservative
(HPE 6th, p.596)
0.01-0.6%
(HPE 6th, p.596)
0.05%
(Susanti dan Kusmiyarsih)



Phenoxyethanol (A)
Antimicrobial preservative
(HPE 6th, p.488)







Methyl stearate










Propilen glikol (A)
Humektan
(HPE 6th, p.592)
15%
3%
(Sutrisno, 2014)





Sari buah jeruk bali (A)
Antioksidan, oklusif
(Lubis, Lubis, dan Reveny; 2012)
2.5-10%
(Lubis, Lubis, dan Reveny; 2012)
7.5%
(Lubis, Lubis, dan Reveny; 2012)

 Modifikasi:
·         Penambahan propilen glikol ke dalam formula modifikasi dan pengurangan konsentrasi gliserin dari formula standar
Alasan: kombinasi propilen glikol dan gliserin dapat meningkatkan mutu fisik, aseptabilitas, dan efektivitas krim pelembab. Kombinasi kedua bahan tersebut telah diuji dan diperoleh kombinasi terbaik dengan konsentrasi gliserin 5% dan propilen glikol 3% (Sutrisno, 2014).
·         Sari buah jeruk bali dipilih karena:
1.      Mengandung gula yang berfungsi sebagai humektan. Kandungan gula yang banyak terdapat dalam buah jeruk bali adalah sukrosa, glukosa dan fruktosa (Rahmawati dan Putri, 2013). Gula-gula tersebut bersifat higroskopis sehingga dapat mengikat air dari udara yang lembab. Karena sifatnya yang higroskopis tersebut, gula-gula yang terkandung dalam buah jeruk bali berfungsi sebagai humektan.
2.      Mengandung antioksidan yang berfungsi menangkal radikal bebas.
·         Nipagin dan nipasol
Konsentrasi lazim nipagin dan nipasol adalah 0.02-0.3% dan 0.01-0.6%. Konsentrasi terpilih nipagin dan nipasol dalam formula modifikasi adalah 0.1% dan 0.05% sesuai dengan formulasi sediaan krim hasil penelitian Susanti dan Kusmiyarsih.

Formula standar
Bentuk sediaan   : vanishing cream
Tipe emulsi         : o/w
Alasan                : karena fase air lebih banyak daripada fase minyak
HLB sediaan       : 0.15
Perhitungan HLB sediaan
HLB asam stearat = 15
                (15% : 15%) x 100% = 100%
                (100% : 100) x 15 = 0.15

(Jurnal cara perhitungan HLB terlampir)
 
Formula pembanding
Bentuk sediaan   : hydromosturizer
Merk                   : Citra hazeline hydromoisturizer
Tipe emulsi         : o/w
Alasan/HLB        : karena komposisi fase air lebih banyak
Formula modifikasi
Bentuk sediaan   : moisturizing cream
Tipe emulsi         : o/w
Alasan                : komponen fase air lebih banyak à persyaratan/karakteristik moisturizing cream
HLB sediaan       : 0.15
 V.                Matriks Formula HasilModifikasi
No.
Nama Bahan
Sifat Kimia
SifatFisika
Kadar
Fungsi
Nilai HLB
Alasanpemakaian
pHdanstabilitas
PemeriandanKelarutan
Lazim
Terpilih
1.
Asamstearat(M)
Bahan yang stabil, dapatditambahkanantioksidan(HPE 6th, p.698).
Keras, putihatausedikitberwarnakekuningan, mengkilap, padatankristalatauserbukputih/putihkekuningan. Sedikitberbaudanberasasepertilemak.
Sangatlarutdalambenzena, karbontetraklorida, kloroform, daneter. Larutdalametanol (95%), heksana, danpropilenglikol. Praktistidaklarutdalam air (HPE 6th, p.697).
1-20%
(HPE 6th, p.697)
15%
Emulsifying agent
(HPE 6th, p.697)
15
Banyakdigunakandalamsediaantopikal, tidaktoksikdantidakmengiritasi(HPE 6th, p.698).
2.
KOH (A)
pH = 13.5 (larutan air 0.1 M)
(HPE 6th, p.576)
Massa bergabungputihatauhampirputih. Berbentukpelet, kepingan, tongkatkecildanbentuklainnya.Keras, rapuhdansepertipecahankristal.Higroskopisdanmencair; dalamudaradengancepatmengabsorbsikarbondioksidadan air membentukkaliumkarbonat(HPE 6th, p.576).
Kelarutan:dalametanol (95%)=1:3, dalameteràpraktistidaklarut, dalamgliserin=1:2.5, dalamair=1:0.9 dan 1:0.6 (100°C) (HPE 6th, p.576).
-
0.7%
Alkalizing agent
(HPE 6th, p.576)
-
Sebagaipenetralasamstearatuntukmembentuk basis krim(HPE 6th, p.697).
3.
Gliserin (A)
Stabildalamcampurandengan air, etanol 95%, danpropilenglikol.Terdekomposisiolehpemanasan(HPE 6th, p.284).

Jernih, tidakberwarna, tidakberbau, kental, cairanhigroskopis; rasa manis, kira-kira 0.6 kali lebihmanisdaripadasukrosa(HPE 6th, p.283).
Kelarutanpadasuhu 20°C:
Aseton: sedikitlarut
Benzena, kloroformdanminyak: praktistidaklarut
Air, etanol 95% danmetanol: larut
Eter: 1:500
Etilasetat: 1:11
(HPE 6th, p.284)
<30%

 (HPE 6th, p.283)
5%
Emollient and humectant
(HPE 6th, p.283)
-
Berfungsisebagaihumektandanemollient, jugadapatdigunakansebagaisolvenataukosolvendalamkrim(HPE 6th, p.283).
4.
Propilenglikol (A)
Teroksidasidalamsuhutinggipadakeadaanterbuka. Stabildalamgliserin, air (HPE 6th, p.592)
Cairanjernih, tidakberwarna, kental, tidakberbau, rasa manismiripgliserin.
Kelarutan: larutdalamaseton, kloroform, etanol 95%, gliserindan air; larut 1:6 dalameer, tidaklarutdalam mineral oil atau fixed oil tetapilarutdalambeberapaminyakesensialHPE 6th, p.592)
15%
(HPE 6th, p.592)
3%
Humectant
(HPE 6th, p.592)
-
Berfungsisebagaihumektan (salahsatukomposisi yang dibutuhkanuntukkrimpelembab).
5.
Metilparaben (A)
4-8
(HPE 6th, p.442)

Kristal tidakberwarnaatauserbukkristalputih. Tidakberbauatauhampirtidakberbaudanmemilikisedikit rasa membakar(HPE 6th, p.442).
Kelarutan:
Ethanol= 1 in 2
Ethanol (95%)= 1 in 3
Ethanol (50%)= 1 in 6
Ether= 1 in 10
Glycerin= 1 in 60
Mineral oil= Practically insoluble
Peanut oil= 1 in 200
Propylene glycol= 1 in 5
Water= 1 in 400, 1 in 50 at 508°C, 1 in 30 at 808°C
(HPE 6th, p.442)
0.02-0.3%

(HPE 6th, p.442)
0.1%
Antimicrobial preservative
(HPE 6th, p.441)
-
Paling banyakdigunakansebagaipengawetpadasediaankosmetik(HPE 6th, p.441).
Tidakmutagenik, tidakteratogenik, dantidakkarsinogenik(HPE 6th, p.443).
6.
Propilparaben (A)
4-8
(HPE 6th, p.596)
Serbukputih, kristal, tidakberbau, dantidakberasa(HPE 6th, p.596).
Kelarutan:
Acetone Freely soluble
Ethanol (95%) 1 in 1.1
Ethanol (50%) 1 in 5.6
Ether Freely soluble
Glycerin 1 in 250
Mineral oil 1 in 3330
Peanut oil 1 in 70
Propylene glycol 1 in 3.9
Propylene glycol (50%) 1 in 110
Water 1 in 4350 at 158C
1 in 2500
1 in 225 at 808C
(HPE 6th, p.597)
0.01-0.6%

(HPE 6th, p.596)
0.05%
Antimicrobial preservative
(HPE 6th, p.596)
-
Cukupbanyakdigunakansebagaipengawetpadasediaankosmetik(HPE 6th, p.596).


7.
Air (A)


-
68.65%
Pelarut
(HPE 6th, p.766)
-


VI.             Bentuk Sediaan Dasar
a.       Bentuk                        : vanishing cream
b.      Definisi                       : sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak (Harry’s cosmeticology)
c.       Persyaratan umum       :
·         Mudah dicuci dan tidak membekas (Susanti dan Kusmiyarsih)
·         Tidak mengiritasi kulit
·         Tidak berbau tengik
·         pH netral, mudah dioleskan pada kulit (Harrys Cosmeticology p.60)

VII.          Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
a.       Bentuk                        : moisturizing cream
b.      Definisi                       : krim merupakan sistem 2 fase yang tidak bercampur, dimana salah satu cairan terdispersi dalam cairan lainnya (Harry’s cosmeticology, p.61)
c.       Persyaratan umum       :
·         Fase minyak lebih sedikit daripada fase air
·         Mudah disebarkan
·         Dapat digosok dengan  mudah (Harry’s Cosmeticology, p.62)





VIII.       Susunan Formula

Luas permukaan wajah wanita (1/2 kepala) = 565 cm2
Jumlah krim/aplikasi = 0.8 g à penggunaan 1-2 x sehari
Untuk 2x pemakaian / hari = 2 x 0.8 g x 30 hari = 48 g à 1 resep dibulatkan menjadi 50 mg
(Cosmetics Fact Sheet, p. 38)


No.
Nama Bahan
Sinonim
Bahan Pengganti
Konsentrasi
1 Resep
1 Bets (3R)
Awal
Modifikasi
1.
Asam stearat
Stearic acid

15%
15%
7.5 g
22.5 g
2.
KOH
Potassium hydroxide

0.7%
0.7%
0.35 g
1.05g
3.
Gliserin
Glycerol

8%
5%
2.5 g
7.5 g
4.
Propilen glikol
PEG

-
3%
1.5 g
4.5  g
5.
Sari buah jeruk bali


7.5%
7.5%
3.75 g
11.25 g
6.
Metilparaben
Nipagin

-
0.1%
0.05 g
0.15 g
7.
Propilparaben
Nipasol

-
0.05%
0.025 g
0.075 g
8.
Air
Water/Aqua

ad 100%
ad 100%
34.325 ml
102.975 ml
Perhitungan Sisa Air:

a.       Untuk 1 resep = 50 – (7.5 + 0.35 + 2.5 + 1.5 + 3.75 + 0.05 + 0.025) = 34.325 ml

b.      Untuk 1 bets = 150 – (22.5 + 1.05 + 7.5 + 4.5 + 11.25 + 0.15 + 0.075) = 102.975 ml


IX.             Rancangan Cara Pembuatan

·         Pembuatan sari buah jeruk bali

Mengupas buah jeruk

Memotong-motong daging buah jeruk menjadi bagian yang lebih kecil

Membersihkan bulir jeruk dari kulit buah yang menempel

Memblender potongan daging buah

Menyaring lalu mengambil bagian airnya









·         Pembuatan krim pelembab

                                                 Fase minyak:                                                                             Fase air:
                                         Melelehkan asam stearat                                             Melarutkan nipagin dan nipasol
                                             di atas penangas air                                dalam gliserin dengan bantuan pemanasan
                                                                                                                                     Melelehkan propilen glikol
 




Larutan KOH dalam 1 ml air
 
Sisa air panas = 101.975 ml
 
                                                                                
                                                                                       Suhu pencampuran 70°C

                                                                                   Gerus ad terbentuk masa krim

                                                                        Menambahkan sari buah jeruk bali 11.25 ml

                                                                                            Gerus ad homogen         

Parameter uji
Hasil
Spesifikasi
Keterangan
(MS/TMS)
Sediaan
Pembanding
Uji mutu fisik




Organoleptis:




Bau
Wortel
Tidak berbau
Tidak berbau

Bentuk
Krim (semisolid)
Krim (semisolid)
Krim (semisolid)

Warna




Tampak luar




pH


6-7

Daya sebar


Mudah menyebar

Daya tercucikan air


Mudah tercucikan air

Homogenitas
Tidak homogen
Homogen
Homogen

Hasil dan Pembahasan
                     

FORMULA
Modifikasi
Perbaikan
Nama Bahan
Konsentrasi
Nama Bahan
Konsentrasi
Asam stearat
6%
Asam stearat
6%
KOH
0.3%
KOH
0.5%
Propilen glikol
15%
Propilen glikol
15%
Sari buah jeruk bali
10%
Sari buah jeruk bali
10%
Setil alkohol
2%
Setil alkohol
2%
Veegum
2.28%
Veegum
2.28%
Borax
0.5%


Metilparaben
0.1%
Metilparaben
0.1%
Propilparaben
0.05%
Propilparaben
0.05%
Air
ad 100%
Air
ad 100%


Pada proses pembuatan, dalam pencampuran fase air dan fase minyak di dalam mortir, mortir kurang panas sehingga setil alkohol dan asam stearat langsung membeku ketika dituangkan ke dalam mortir. Akibatnya sediaan menjadi kurang homogen, terdapat gumpalan-gumpalan fase minyak (asam stearat dan setil alkohol).
Borax lebih baik tidak digunakan karena dapat mengiritasi, menyebabkan eritema (HPE 6th, p.670). Karena tidak menggunakan borax yang bersifat basa, maka konsentrasi KOH ditingkatkan supaya pH sediaan mencapai pH yang diinginkan (tidak terlalu asam).
Penggunaan veegum bertujuan sebagai oil repellent (Harry’s Cosmeticology, p.83) yang merupakan salah satu persyaratan sediaan pelindung (pelindung dari sinar UV). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar