I.
Nama Sediaan Kosmetika : Moisturizing Cream
(Krim Pelembab)
II.
Tujuan Pemakaian:
·
Untuk
menghaluskan dan melembutkan kulit
·
Untuk mengembalikan
kelembaban kulit
(Harry’s
Cosmeticology, p.62)
III.
Karakteristik Sediaan:
·
Fase minyak
lebih sedikit daripada fase air
·
Mudah disebarkan
·
Dapat digosok
dengan mudah (Harry’s Cosmeticology, p.62)
·
Efektif menghidrasi stratum
corneum dan mampu mengurangi atau mencegah transepidermal
water loss
·
Emolien membuat kulit lembut dan mengurangi transepidermal water loss
·
Mampu diabsorbsi dengan cepat sehingga menghidrasi kulit
dengan segera (Moiturizers : What They
Are and a Practical Approach to Product Selection)
IV.
Rancangan Modifikasi Formula:
(di halaman 2)
X.
Spesifikasi Sediaan Akhir
|
No
|
Kriteria
Uji
|
Spesifikasi
|
|
1.
|
Organoleptis:
Warna
Bentuk
Bau
|
Putih
Opaque
Tidak berbau
(Sutrisno,
2014)
|
|
2.
|
pH
|
6-7
(Sutrisno, 2014)
|
|
3.
|
Homogenitas
|
Homogen
(Sutrisno, 2014)
|
|
4.
|
Viskositas
|
30000-700000 cps
(Sutrisno, 2014)
|
|
5.
|
Daya sebar
|
Mudah
menyebar
(Sutrisno, 2014)
|
|
6.
|
Daya tercucikan air
|
Mudah
tercucikan air
(Sutrisno, 2014)
|
|
7.
|
Tipe emulsi
|
o/w
(Sutrisno, 2014)
|
|
8.
|
Ukuran partikel
|
1-100 µm
(Sutrisno, 2014)
|
|
9.
|
Iritasi
|
Tidak mengiritasi
(Sutrisno, 2014)
|
|
10.
|
Efektivitas
|
Efektif melembabkan kulit dengan nilai
total (AUC) 2.15 + 0.71 mg/4 jam
(Sutrisno, 2014)
|
|
11.
|
Aseptabilitas
|
|
|
Kemudahan diratakan
Kelembutan
Kemudahan dibersihkan
|
Mudah diratakan
|
|
|
Lembut
|
||
|
Mudah dibersihkan
(Sutrisno, 2014)
|
IX.
Rancangan Evaluasi
Uji Mutu Fisik
Krim
1.
Organoleptis
Penentuan organoleptis
sedian meliputi warna, bau, dan bentuk sediaan. Sediaan pelembab harus memiliki
bentuk krim (semisolid), warna putih (Sutrisno, 2014).
2.
pH
Pengukuran pH dilakukan
dengan menimbang sediaan sebanyak 1 gram, melarutkan sediaan dalam akuades
hingga 10 ml. Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam krim yang telah diencerkan
hingga pH meter menunjukkan angka yang stabil. pH krim pelembab harus sesuai
dengan pH kulit, yaitu 6-7 (Sutrisno, 2014).
3.
Homogenitas
Uji homogenitas sediaan
dilakukan dengan menimbang sediaan sebanyak 0,5 gram di atas wadah kemudian
diamati secara visual dan sensoris (diraba). Bahan dalam sediaan harus homogen
(Sutrisno, 2014).
Kriteria hasil uji
homogenitas:
|
Kriteria
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
|
Sediaan memisah dan
ada agregat
|
Tidak
homogen (-)
|
0
|
|
Sediaan tidak memisah
dan ada agregat
|
Kurang
homogen (+)
|
1
|
|
Sediaan tidak memisah
atau mengendap dan tidak ada agregat
|
Homogen
(++)
|
2
|
4.
Viskositas
Pengukuran viskositas
sediaan dilakukan dengan memasukkan 250 ml sediaan ke dalam beaker glass.
Viskositas diukur dengan menggunakan viskometer Brookfield. Viskositas sediaan krim adalah 30000-700000 cps
(Sutrisno, 2014).
5.
Daya sebar
Uji daya sebar sediaan
dilakukan dengan meletakkan 0,5 gram sediaan di atas kertas grafik yang
dilapisi kaca transparan, dibiarkan sesaat (15 detik) kemudian dihitung luas
daerah yang diberikan oleh sediaan. Kemudian ditutup lagi dengan lempeng kaca
yang diberi beban dengan berat tertentu (10 g, 20 g, 100 g) dan dibiarkan
selama 60 detik. Setelah itu dihitung luas yang diberikan oleh sediaan.
(Sutrisno, 2014).
Kriteria uji daya
sebar:
|
Diameter penyebaran
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
|
<3
cm
|
Sukar
menyebar (-)
|
0
|
|
3-5 cm
|
Mudah
menyebar (+)
|
1
|
|
>5
cm
|
Sangat
mudah menyebar (++)
|
2
|
6.
Daya tercucikan
air
Sediaan ditimbang
sebanyak 1 gram kemudian dioleskan pada telapak tangan dan dicuci dengan
sejumlah volume air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan
kecepatan 0.25 tetes/detik lalu diamati secara visual ada atau tidaknya krim
yang tersisa pada telapak tangan. Sediaan krim pelembab harus mudah tercucikan
air (Sutrisno, 2014).
Kriteria penilaian uji
tercucikan air:
|
Kriteria
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
|
>
20 ml
|
Tidak
mudah tercucikan air (-)
|
0
|
|
10-20
ml
|
Mudah
tercucikan air (+)
|
1
|
|
< 10 ml
|
Sangat
mudah tercucikan air (++)
|
2
|
7.
Tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi
dilakukan dengan menimbang 0,1 gram sediaan lalu ditetesi 1 tetes pewarna larut
air, kemudian diamati penyebaran warna metilen biru dalam sediaan di bawah
mikroskop. Warna yang tersebar merata pada sediaan krim menunjukkan tipe emulsi
minyak dalam air (o/w), sedangkan warna yang berupa bitnik-bintik menunjukkan
tipe air dalam minyak (w/o). Sediaan krim pelembab seharusnya memiliki tipe
emulsi minyak dalam air (o/w) (Sutrisno, 2014).
8.
Ukuran partikel
Pengukuran distribusi
ukuran partikel diamati dengan mikroskop dan micrometer okuler. Sediaan
ditimbang sebanyak 0,1 gram kemudian diencerkan dengan akuades hingga 1 ml.
Hasil pengenceran diambil sedikit demi sedikit dan di teteskan pada kaca obyek
lalu sebanyak 300 partikel diukur diameternya. Batas ukuran partikel emulsi adalah
1-100 µm (Sutrisno, 2014).
Uji Keamanan
Uji
iritasi dilakukan pada 10 orang panelis. Teknik yang digunakan pada uji iritasi
ini adalah uji temple terbuka (patch test) yang dilakukan dengan cara mengoleskan formula pada
punggung tangan kanan panelis seluas 2,5 cm2 dan punggung tangan kiri
diolesi dengan formula krim. Uji iritasi dilakukan pada tempat yang sama selama
3 hari berturut-turut setelah pembuatan dan pada hai terakhir penyimpanan untuk
masing-masing sediaan, gejala yang timbul diamati lalu hasinya dibandingkan
dengan hasil olesan pada punggung tangan kiri (Sutrisno,
2014). Kriteria hasil evaluasi uji iritasi:
|
Kriteria
penilaian
|
Tanda
|
Skor
|
|
Kemerahan, gatal-gatal, bengkak
|
++
|
0
|
|
Kemerahan dan gatal-gatal
|
+
|
1
|
|
Tidak mengiritasi
|
-
|
2
|
Uji Efektivitas Pelembab
Uji efektivitas pelembab dilakukan untuk mengetahui dasar
kemampuan sediaan air dalam mempertahankan kadar air dalam kulit. Uji
efektivitas pelembab dilakukan secara in vitro yaitu dengan melakukan
modifikasi uji pelembab metode the sorbtion-desoption test. Uji ini dilakukan dengan membuat gel hidrofilik CMC Na 3%
dan pengawet Na Benzoat 0,5% dan air sampai 100% yang diletakkan pada suatu
wadah dengan diameter 4,6 cm dan tinggi 2,5 cm. campuran ini merupakan simulasi
kandungan air dalam kulit. Selanjutnya dilakukan impregnasi membran milipore
dengan cara membran milipore ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu yang telah
diisi dengan isopropyl miristat sapai membrane milipore terendam, membran
direndam selama 1 jam lalu diangkat. Kelebihan isopropyl miristat yang masih
menempel pada membran dihilangkan dengan meletakkan membrane milipore diantara
dua kertas saring dan dibiarkan selama 24 jam. Membran kulit disimulasikan
dengan membrane milipore yang telah diimpregnasi dengan Isopropyl Myristate (IPM)
dan ditempelkan pada wadah yang berisi gel hidrofilik. Membran milipore yang sudah diimpregnasi ditimbang dan
masing-masing formula pelembab diaplikasikan dengan bobot 2 gram dan dioleskan
di atas membrane milipore di permukaan wadah. Sediaan uji disimpan di climatic
chamber pada suhu 32 ± 1°C dengan kelembaban (RH) 70-80. Penimbangan dan
pencatatan bobot sediaan uji (gram) dilakukan pada jam ke 1, 2, dan 4 jam
setelah pembuatan. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing
formula dan control (Minarsih, 2005). Suatu sediaan dikatakan efektif
melembabkan kulit dengan nilai total (AUC) 27,05±5,15 mg/jam (Sutrisno,
2014).
Uji Aseptabilitas
Uji aseptabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesukaan responden yang telah bersedia untuk menjadi subyek percobaan. Jumlah
responden yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 orang yang dipilih
secara acak. Responden akan diminta untuk menggunakan krim pelembab kulit buah
manggis pada lengan bagian atas dan diminta pendapatnya mengenai kemudahan
diratakan, sensasi dingin dan kemudahan dibersihkan (Sutrisno, 2014). Kriteria penilaian dari
uji aseptabilitas:
|
Parameter penilaian uji
aseptabilitas
|
|||||
|
Kemudahan diratakan
|
Sensasi dingin
|
Kemudahan dibersihkan
|
|||
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
|
Sulit (+)
|
0
|
Sedikit dingin (+)
|
0
|
Sulit (+)
|
0
|
|
Mudah (++)
|
1
|
Dingin (++)
|
1
|
Mudah (++)
|
1
|
|
Sangat mudah (+++)
|
2
|
Sangat dingin (+++)
|
2
|
Sangat mudah (+++)
|
2
|
X.
Rancangan Kemasan
Wadah
yang digunakan: pot krim 50 gram
|
Formula Standar
Vanishing cream
(Harry’s Cosmeticology, p. )
|
Formula Pembanding
Citra Hazeline Hydromoisturizer
|
Formula modifikasi terhadap
formula standar
|
||||||
|
Nama bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
Nama bahan
|
Fungsi
|
Nama bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
|
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||||
|
Asam
stearat (M)
|
Emulsifying agent
(HPE
6th, p.697)
|
15.0%
|
Asam
stearat (M)
|
Emulsifying
agent
(HPE 6th, p.697)
|
Asam
stearat (M)
|
Emulsifying
agent
(HPE
6th, p.697)
|
1-20%
(HPE
6th, p.697)
|
15%
|
|
KOH
(A)
|
Alkalizing agent
(HPE
6th, p.576)
|
0.7%
|
NaOH
(A)
|
Alkalizing
agent
(HPE
6th, p.648)
|
KOH
(A)
|
Alkalizing agent
(HPE 6th, p.576)
|
-
|
0.7%
|
|
Gliserin
(A)
|
Emollient and humectant
(HPE
6th, p.283)
|
8.0%
|
|
|
Gliserin (A)
|
Emollient and humectant
(HPE
6th, p.283)
|
< 30%
(HPE 6th,p.283)
|
5%
(Sutrisno,
2014)
|
|
Air
(A)
|
Pelarut
(HPE
6th, p.766)
|
76.3%
|
Air
(A)
|
Pelarut
(HPE
6th, p.766)
|
Air
(A)
|
Pelarut
(HPE 6th, p.766)
|
-
|
68.6%
|
|
Parfum
(A)
|
Memberi
aroma
|
qs
|
Parfum
(A)
|
Memberi aroma
|
|
|
|
|
|
Pengawet
|
Mengawetkan
|
qs
|
Methylparaben
(A)
|
Antimicrobial
preservative
(HPE 6th, p.441)
|
Methylparaben
(A)
|
Antimicrobial
preservative
(HPE
6th, p.441)
|
0.02-0.3%
(HPE
6th, p.442)
|
0.1%
(Susanti
dan Kusmiyarsih)
|
|
|
|
|
Propylparaben
(A)
|
Antimicrobial
preservative
(HPE 6th, p.596)
|
Propylparaben
(A)
|
Antimicrobial
preservative
(HPE
6th, p.596)
|
0.01-0.6%
(HPE
6th, p.596)
|
0.05%
(Susanti
dan Kusmiyarsih)
|
|
|
|
|
Phenoxyethanol
(A)
|
Antimicrobial
preservative
(HPE
6th, p.488)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Methyl
stearate
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Propilen glikol (A)
|
Humektan
(HPE
6th, p.592)
|
15%
|
3%
(Sutrisno,
2014)
|
|
|
|
|
|
|
Sari buah jeruk bali (A)
|
Antioksidan,
oklusif
(Lubis,
Lubis, dan Reveny; 2012)
|
2.5-10%
(Lubis,
Lubis, dan Reveny; 2012)
|
7.5%
(Lubis,
Lubis, dan Reveny; 2012)
|
Modifikasi:
·
Penambahan
propilen glikol ke dalam formula modifikasi dan pengurangan konsentrasi
gliserin dari formula standar
Alasan:
kombinasi propilen glikol dan gliserin dapat meningkatkan mutu fisik,
aseptabilitas, dan efektivitas krim pelembab. Kombinasi kedua bahan tersebut
telah diuji dan diperoleh kombinasi terbaik dengan konsentrasi gliserin 5% dan
propilen glikol 3% (Sutrisno, 2014).
·
Sari
buah jeruk bali dipilih karena:
1.
Mengandung
gula yang berfungsi sebagai humektan. Kandungan gula yang banyak terdapat dalam
buah jeruk bali adalah sukrosa, glukosa dan fruktosa (Rahmawati dan Putri,
2013). Gula-gula tersebut bersifat higroskopis sehingga dapat mengikat air dari
udara yang lembab. Karena sifatnya yang higroskopis tersebut, gula-gula yang
terkandung dalam buah jeruk bali berfungsi sebagai humektan.
2.
Mengandung
antioksidan yang berfungsi menangkal radikal bebas.
·
Nipagin
dan nipasol
Konsentrasi lazim nipagin dan
nipasol adalah 0.02-0.3% dan 0.01-0.6%. Konsentrasi terpilih nipagin dan
nipasol dalam formula modifikasi adalah 0.1% dan 0.05% sesuai dengan formulasi
sediaan krim hasil penelitian Susanti dan Kusmiyarsih.
Formula standar
Bentuk sediaan :
vanishing cream
Tipe emulsi :
o/w
Alasan :
karena fase air lebih banyak daripada fase minyak
HLB sediaan :
0.15
|
Formula pembanding
Bentuk sediaan :
hydromosturizer
Merk :
Citra hazeline hydromoisturizer
Tipe emulsi :
o/w
Alasan/HLB :
karena komposisi fase air lebih banyak
Formula
modifikasi
Bentuk sediaan :
moisturizing cream
Tipe emulsi :
o/w
Alasan :
komponen fase air lebih banyak à persyaratan/karakteristik moisturizing cream
HLB sediaan :
0.15
|
No.
|
Nama Bahan
|
Sifat Kimia
|
SifatFisika
|
Kadar
|
Fungsi
|
Nilai HLB
|
Alasanpemakaian
|
|
|
pHdanstabilitas
|
PemeriandanKelarutan
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||
|
1.
|
Asamstearat(M)
|
Bahan
yang stabil, dapatditambahkanantioksidan(HPE
6th, p.698).
|
Keras,
putihatausedikitberwarnakekuningan, mengkilap, padatankristalatauserbukputih/putihkekuningan.
Sedikitberbaudanberasasepertilemak.
Sangatlarutdalambenzena,
karbontetraklorida, kloroform, daneter. Larutdalametanol (95%), heksana,
danpropilenglikol. Praktistidaklarutdalam air (HPE
6th, p.697).
|
1-20%
(HPE 6th, p.697)
|
15%
|
Emulsifying
agent
(HPE 6th, p.697)
|
15
|
Banyakdigunakandalamsediaantopikal,
tidaktoksikdantidakmengiritasi(HPE
6th, p.698).
|
|
2.
|
KOH
(A)
|
pH
= 13.5 (larutan air 0.1 M)
(HPE
6th, p.576)
|
Massa
bergabungputihatauhampirputih. Berbentukpelet, kepingan,
tongkatkecildanbentuklainnya.Keras, rapuhdansepertipecahankristal.Higroskopisdanmencair;
dalamudaradengancepatmengabsorbsikarbondioksidadan air
membentukkaliumkarbonat(HPE 6th, p.576).
Kelarutan:dalametanol
(95%)=1:3, dalameteràpraktistidaklarut,
dalamgliserin=1:2.5, dalamair=1:0.9 dan 1:0.6 (100°C) (HPE
6th, p.576).
|
-
|
0.7%
|
Alkalizing
agent
(HPE 6th, p.576)
|
-
|
Sebagaipenetralasamstearatuntukmembentuk
basis krim(HPE 6th,
p.697).
|
|
3.
|
Gliserin
(A)
|
Stabildalamcampurandengan
air, etanol 95%, danpropilenglikol.Terdekomposisiolehpemanasan(HPE 6th, p.284).
|
Jernih,
tidakberwarna, tidakberbau, kental, cairanhigroskopis; rasa manis, kira-kira
0.6 kali lebihmanisdaripadasukrosa(HPE 6th,
p.283).
Kelarutanpadasuhu
20°C:
Aseton:
sedikitlarut
Benzena,
kloroformdanminyak: praktistidaklarut
Air,
etanol 95% danmetanol: larut
Eter:
1:500
Etilasetat:
1:11
(HPE
6th, p.284)
|
<30%
(HPE 6th, p.283)
|
5%
|
Emollient and
humectant
(HPE 6th, p.283)
|
-
|
Berfungsisebagaihumektandanemollient,
jugadapatdigunakansebagaisolvenataukosolvendalamkrim(HPE 6th, p.283).
|
|
4.
|
Propilenglikol
(A)
|
Teroksidasidalamsuhutinggipadakeadaanterbuka.
Stabildalamgliserin, air (HPE 6th,
p.592)
|
Cairanjernih,
tidakberwarna, kental, tidakberbau, rasa manismiripgliserin.
Kelarutan:
larutdalamaseton, kloroform, etanol 95%, gliserindan air; larut 1:6 dalameer,
tidaklarutdalam mineral oil atau fixed oil
tetapilarutdalambeberapaminyakesensialHPE 6th,
p.592)
|
15%
(HPE 6th, p.592)
|
3%
|
Humectant
(HPE 6th,
p.592)
|
-
|
Berfungsisebagaihumektan
(salahsatukomposisi yang dibutuhkanuntukkrimpelembab).
|
|
5.
|
Metilparaben
(A)
|
4-8
(HPE 6th, p.442)
|
Kristal
tidakberwarnaatauserbukkristalputih.
Tidakberbauatauhampirtidakberbaudanmemilikisedikit rasa membakar(HPE
6th, p.442).
Kelarutan:
Ethanol= 1 in 2
Ethanol (95%)= 1 in 3
Ethanol (50%)= 1 in 6
Ether= 1 in 10
Glycerin= 1 in 60
Mineral oil= Practically insoluble
Peanut oil= 1 in 200
Propylene glycol= 1 in 5
Water= 1 in 400, 1 in 50 at 508°C, 1 in 30 at 808°C
(HPE
6th, p.442)
|
0.02-0.3%
(HPE 6th, p.442)
|
0.1%
|
Antimicrobial
preservative
(HPE 6th, p.441)
|
-
|
Paling
banyakdigunakansebagaipengawetpadasediaankosmetik(HPE 6th, p.441).
Tidakmutagenik,
tidakteratogenik, dantidakkarsinogenik(HPE
6th, p.443).
|
|
6.
|
Propilparaben
(A)
|
4-8
(HPE 6th, p.596)
|
Serbukputih,
kristal, tidakberbau, dantidakberasa(HPE
6th, p.596).
Kelarutan:
Acetone Freely soluble
Ethanol (95%) 1 in 1.1
Ethanol (50%) 1 in 5.6
Ether Freely soluble
Glycerin 1 in 250
Mineral oil 1 in 3330
Peanut oil 1 in 70
Propylene glycol 1 in 3.9
Propylene glycol (50%) 1 in 110
Water 1 in 4350 at 158C
1 in 2500
1 in
225 at 808C
(HPE
6th, p.597)
|
0.01-0.6%
(HPE 6th, p.596)
|
0.05%
|
Antimicrobial
preservative
(HPE 6th, p.596)
|
-
|
Cukupbanyakdigunakansebagaipengawetpadasediaankosmetik(HPE 6th, p.596).
|
|
7.
|
Air
(A)
|
|
|
-
|
Pelarut
(HPE 6th, p.766)
|
-
|
|
|
VI.
Bentuk Sediaan Dasar
a. Bentuk :
vanishing cream
b. Definisi :
sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan dan
sebagai alas bedak (Harry’s cosmeticology)
c. Persyaratan umum :
·
Mudah dicuci dan
tidak membekas (Susanti dan Kusmiyarsih)
·
Tidak mengiritasi kulit
·
Tidak berbau tengik
·
pH netral, mudah dioleskan
pada kulit (Harry’s Cosmeticology p.60)
VII.
Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
a. Bentuk :
moisturizing cream
b. Definisi :
krim merupakan sistem 2 fase yang tidak bercampur, dimana salah satu cairan
terdispersi dalam cairan lainnya (Harry’s cosmeticology, p.61)
c. Persyaratan umum :
·
Fase minyak
lebih sedikit daripada fase air
·
Mudah disebarkan
·
Dapat digosok
dengan mudah (Harry’s Cosmeticology,
p.62)
VIII.
Susunan Formula
Luas permukaan wajah wanita (1/2 kepala) = 565 cm2
Jumlah krim/aplikasi = 0.8 g à
penggunaan 1-2 x sehari
Untuk 2x pemakaian / hari = 2 x 0.8 g x 30 hari = 48
g à 1 resep dibulatkan menjadi 50 mg
(Cosmetics Fact Sheet, p. 38)
|
No.
|
Nama
Bahan
|
Sinonim
|
Bahan
Pengganti
|
Konsentrasi
|
1
Resep
|
1
Bets (3R)
|
|
|
Awal
|
Modifikasi
|
||||||
|
1.
|
Asam stearat
|
Stearic
acid
|
|
15%
|
15%
|
7.5 g
|
22.5 g
|
|
2.
|
KOH
|
Potassium
hydroxide
|
|
0.7%
|
0.7%
|
0.35 g
|
1.05g
|
|
3.
|
Gliserin
|
Glycerol
|
|
8%
|
5%
|
2.5 g
|
7.5 g
|
|
4.
|
Propilen glikol
|
PEG
|
|
-
|
3%
|
1.5 g
|
4.5 g
|
|
5.
|
Sari buah jeruk bali
|
|
|
7.5%
|
7.5%
|
3.75 g
|
11.25 g
|
|
6.
|
Metilparaben
|
Nipagin
|
|
-
|
0.1%
|
0.05 g
|
0.15 g
|
|
7.
|
Propilparaben
|
Nipasol
|
|
-
|
0.05%
|
0.025 g
|
0.075 g
|
|
8.
|
Air
|
Water/Aqua
|
|
ad 100%
|
ad 100%
|
34.325 ml
|
102.975 ml
|
|
Perhitungan
Sisa Air:
a.
Untuk 1 resep
= 50 – (7.5 + 0.35 + 2.5 + 1.5 + 3.75 + 0.05 + 0.025) = 34.325 ml
b.
Untuk 1 bets =
150 – (22.5 + 1.05 + 7.5 + 4.5 + 11.25 + 0.15 + 0.075) = 102.975 ml
|
|||||||
IX.
Rancangan Cara Pembuatan
·
Pembuatan sari buah jeruk bali
Menyaring
lalu mengambil bagian airnya
·
Pembuatan krim pelembab
Fase minyak: Fase
air:
Melelehkan
asam stearat Melarutkan
nipagin dan nipasol
di
atas penangas air dalam
gliserin dengan bantuan pemanasan
Melelehkan
propilen glikol
![]() |
|
|

Gerus
ad homogen
|
Parameter uji
|
Hasil
|
Spesifikasi
|
Keterangan
(MS/TMS)
|
|
|
Sediaan
|
Pembanding
|
|||
|
Uji mutu fisik
|
|
|
|
|
|
Organoleptis:
|
|
|
|
|
|
Bau
|
Wortel
|
Tidak berbau
|
Tidak berbau
|
|
|
Bentuk
|
Krim (semisolid)
|
Krim (semisolid)
|
Krim (semisolid)
|
|
|
Warna
|
|
|
|
|
|
Tampak luar
|
|
|
|
|
|
pH
|
|
|
6-7
|
|
|
Daya sebar
|
|
|
Mudah menyebar
|
|
|
Daya tercucikan air
|
|
|
Mudah tercucikan air
|
|
|
Homogenitas
|
Tidak homogen
|
Homogen
|
Homogen
|
|
Hasil
dan Pembahasan
|
FORMULA
|
|||
|
Modifikasi
|
Perbaikan
|
||
|
Nama Bahan
|
Konsentrasi
|
Nama Bahan
|
Konsentrasi
|
|
Asam
stearat
|
6%
|
Asam
stearat
|
6%
|
|
KOH
|
0.3%
|
KOH
|
0.5%
|
|
Propilen
glikol
|
15%
|
Propilen
glikol
|
15%
|
|
Sari
buah jeruk bali
|
10%
|
Sari
buah jeruk bali
|
10%
|
|
Setil
alkohol
|
2%
|
Setil
alkohol
|
2%
|
|
Veegum
|
2.28%
|
Veegum
|
2.28%
|
|
Borax
|
0.5%
|
|
|
|
Metilparaben
|
0.1%
|
Metilparaben
|
0.1%
|
|
Propilparaben
|
0.05%
|
Propilparaben
|
0.05%
|
|
Air
|
ad 100%
|
Air
|
ad 100%
|
Pada
proses pembuatan, dalam pencampuran fase air dan fase minyak di dalam mortir,
mortir kurang panas sehingga setil alkohol dan asam stearat langsung membeku
ketika dituangkan ke dalam mortir. Akibatnya sediaan menjadi kurang homogen,
terdapat gumpalan-gumpalan fase minyak (asam stearat dan setil alkohol).
Borax
lebih baik tidak digunakan karena dapat mengiritasi, menyebabkan eritema (HPE 6th,
p.670). Karena tidak menggunakan borax yang bersifat basa, maka konsentrasi KOH
ditingkatkan supaya pH sediaan mencapai pH yang diinginkan (tidak terlalu
asam).
Penggunaan
veegum bertujuan sebagai oil repellent
(Harry’s Cosmeticology, p.83) yang
merupakan salah satu persyaratan sediaan pelindung (pelindung dari sinar UV).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar