I.
Nama Sediaan Kosmetika : Hand and Body Lotion “Sintetik”
II. Tujuan
Pemakaian : Untuk
melindungi dan menjaga kelembapan kulit (Harry’s Cosmeticology ed 7, p.71)
III. Karakteristik
Sediaan :
Physicochemical
1)
Low
to medium oil content usually oil-in-water
2)
Medium
slip-point oil phase
3)
May
have slightly alkaline or acidic pH
4)
May
contain “protective factors”, especially silicones and lanolin
Subjective:
1)
Easily
spreadable but do not “rub in” with the ease of vanishing creams
2)
Very
popular in lotion form
(Harry’s cosmeticology 7th
edition, p.51)
IV. Rancangan
Modifikasi Formula
|
Formula
|
|
||||||||||
|
Standar
(Nama Formula Standar: Hand and Body Cream) (Pustaka: Harry’s Cosmeticology 7th edition /halaman: 70) |
Pembanding
(Merek: Vaselin Fresh Aloe Vera) |
Modifikasi
|
|
||||||||
|
Nama
Bahan
(Kode
M atau A)
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
Nama
Bahan
(Kode
M atau A)
|
Fungsi
|
Nama
Bahan
(Kode
M atau A)
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
||||
|
Lazim
|
Terpilih
|
||||||||||
|
|
- Aloe barbadensis leaf juice powder
|
|
- Alpha tocoferol (M)
|
Antioxidant,
therapeutic agent
(HPE 6th,
p. 31)
|
0,001-0,05%
|
0,01 %
|
|||||
|
- DEA-oleth-3
phosphate (M)
|
Alkalizing
agent, emulsifying agent.
(HPE 6th,
p.228)
|
0,5%
|
|
-
TEA (A)
|
Alkalizing
agent; emulsifying agent.
(HPE 6th, p.754)
|
2 - 4%
|
1%
|
||||
|
-TEA
(A)
|
Alkalizing
agent; emulsifying agent.
(HPE 6th, p.754)
|
0,5%
|
-Triethanolamine (A)
|
Alkalizing agent; emulsifying agent.
(HPE 6th,
p.754)
|
|||||||
|
-
Lanolin alokohol
(M)
|
Emulsifying agent, ointment
base. (HPE 6th, p.382)
|
1%
|
|
Lanolin (M)
|
Emusifying
agent, ointment base
(HPE 6th, p. 378)
|
|
1%
|
||||
|
-
Mineral Oil (M)
|
Emollient; lubricant; oleaginous vehicle; solvent;
vaccine adjuvant.
(HPE 6th,
p.445)
|
4%
|
|
Mineral Oil
(M)
|
Emollient; lubricant; oleaginous vehicle; solvent; vaccine
adjuvant.
(HPE 6th,
p.445)
|
1-20%
|
4%
|
||||
|
-
Stearic acid (M)
|
Emulsifying agent; solubilizing agent; tablet and
capsule lubricant.
(HPE 6th,
p.697)
|
1%
|
- Stearic
Acid (M)
|
Emulsifying agent; solubilizing agent; tablet and
capsule lubricant.
(HPE 6th,
p.697)
|
-
Stearic Acid (M)
|
Emulsifying
agent; solubilizing agent;
(HPE 6th,
p.697)
|
1-20%
|
1%
|
|||
|
- Glycerin
(A)
|
Antimicrobial preservative; cosolvent; emollient; humectant;
plasticizer;
solvent; sweetening agent; tonicity agent.
(HPE 6th,
p.283)
|
3%
|
- Glycerin (A)
|
Antimicrobial preservative; cosolvent; emollient; humectant;
plasticizer;
solvent; sweetening agent; tonicity agent.
(HPE 6th,
p.283)
|
- Glycerin
(A)
|
Antimicrobial preservative; cosolvent; emollient; humectant; plasticizer;
solvent; sweetening agent; tonicity agent.
(HPE 6th,
p.283)
|
≤30%
|
3%
|
|||
|
-
Carbomer 941
(A)
|
Bioadhesive material; controlled-release agent; emulsifying
agent;
emulsion stabilizer; rheology modifier; stabilizing agent;
suspending
agent; tablet binder.
(HPE 6th,
p.110)
|
0,1%
|
- Carbomer (A)
|
Bioadhesive material; controlled-release agent; emulsifying
agent;
emulsion stabilizer; rheology modifier; stabilizing agent;
suspending
agent; tablet binder.
(HPE 6th,
p.110)
|
-
Carbomer (A)
|
Bioadhesive material; controlled-release agent; emulsifying agent;
emulsion stabilizer; rheology modifier; stabilizing agent;
suspending
agent; tablet binder.
(HPE 6th,
p.110)
|
0,1-0,5%
|
0,1%
|
|||
|
- Dimethicone
(M)
|
Antifoaming agent; emollient; water-repelling agent.
(HPE 6th,
p.233)
|
1,0%
|
-
Dimethicone (M)
|
Antifoaming agent; emollient; water-repelling agent.
(HPE 6th,
p.233)
|
-
Dimethicone (M)
|
Antifoaming
agent; emollient;
water-repelling agent.
(HPE 6th,
p.233)
|
0,5-5,0%
|
1,0%
|
|||
|
-
Parfume
|
Pewangi
|
q.s
|
- Parfume
|
Pewangi
|
|
|
|
|
|||
|
-
Preservative
|
Pengawet
|
q.s
|
- Methyl paraben (A)
-Propyl paraben (A)
|
Antimicrobial preservative.
(HPE 6th, p.441)
Antimicrobial preservative.
(HPE 6th, p.441)
|
- Methyl paraben (A)
- Propyl
paraben (A)
|
Antimicrobial
preservative.
(HPE 6th, p.441)
Antimicrobial preservative.
(HPE 6th, p.441)
|
0,18%
0,02%
|
0,18%
0,02%
|
|||
|
Water
|
Solvent
(HPE 6th,
p.766)
|
q.s
|
- Water
|
Solvent
(HPE 6th,
p.766)
|
- Water
|
Solvent
(HPE 6th, p.766)
|
q.s
|
|
|||
|
|
-Petrolatum
(M)
|
Emollient; ointment base.
(HPE 6th, p.482)
|
|
||||||||
|
|
- Isopropyl palmitate (M)
|
Emollient; oleaginous vehicle; skin penetrant;
solvent.
(HPE 6th, p. 350)
|
- Isopropyl myristate (M)
|
Emollient; oleaginous vehicle; skin penetrant; solvent.
(HPE 6th, p. 350)
|
1-10%
|
1%
|
|||||
|
- Phenoxyethanol
(M)
|
Antimicrobial preservative; disinfectant.
(HPE 6th, p. 488)
|
|
|||||||||
|
|
- Glycol stearate (M)
|
Emulsifying agent; solubilizing agent; wetting
agent.
(HPE 6th, p. 554)
|
|
||||||||
|
|
- Glyceryl stearate (M)
|
Emollient; emulsifying agent; solubilizing agent; stabilizing
agent;
sustained-release agent; tablet and
capsule lubricant.
(HPE 6th, p. 290)
|
|||||||||
|
|
- Titanium dioxide (M)
|
Coating agent; opacifier; pigment.
(HPE 6th,
p.741
|
|
||||||||
|
|
- Cetyl alcohol (M)
|
Coating agent; emulsifying agent;
stiffening agent.
(HPE 6th, p. 155)
|
|
||||||||
|
|
|
- Potassium sorbate (A)
|
Antimicrobial preservative.
(HPE 6th, p. 579)
|
||||||||
|
- Disodium EDTA
(A)
|
Chelating agent.
(HPE 6th, p. 242)
|
||||||||||
|
|
- Pentasodium pentetate (A)
|
Antimicrobial preservative; chelating agent; sequestering agent;
stabilizing agent.
(HPE 6th, p. 480)
|
|||||||||
|
|
- Stearamide AMP
|
|
|||||||||
|
|
- Dihydroxypropyltrimonium chloride
|
|
|||||||||
|
|
- Hydroxyethyl urea
|
|
|||||||||
|
Tapioca starch
|
|||||||||||
|
PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
|
|||||||||||
|
Modifikasi
Bahan Aktif :
Nama Bahan Aktif yang Ditambahkan :
Vitamin E (alpha tocoferol)
Alasan : Vitamin E stabil
dalam minyak dan lemak. Pada pengguanannya di kulit, vitamin E digunakan
sebagai anti oksidan (melindungi dari radikal oksigen dan sinar UV), anti
aging & anti inflamasi. (www.makingcosmetics.com)
Konsentrasi Terpilih : 0,01%
Alasan : berpotensi
sebagai antioksidan dan mencegah penuaan dini, serta memiliki sifat
lipophilic sehingga absorbsi pada kulit baik (HPE 6th, p.32)
|
Modifikasi
Bahan Tambahan Penyusun Basis :
Nama Bahan
tambahan:
1.
Metil Paraben dan Propil Paraben
Alasan : Metil dan Propil Paraben bersifat nonmutagenic, nonteratogenic, noncarcinogenic.
Jarang golongan paraben memberikan kepekaan terhadap phototoxicity. (HPE 6th,
p.443)
Konsentrasi Terpilih : Metil Paraben 0,18% dan
Propil Paraben 0,02%
Alasan : Propylparaben (0.02% w/v) kombinasi
dengan methylparaben(0.18% w/v) digunakan sebagai pengawet pada formulasi
sediaan parenteral (HPE 6th, p.443)
2. Lanolin
Alasan: Tidak toksik dan tidak mengandung material
yang dapat menyebabkan iritasi (HPE 6th, p. 378)
Konsentrasi terpilih: 1%
Alasan: memiliki sifat sebagai Emulsifier in w/o
cream and lotions (HPE 6th, p. 449)
3. Isopropyl myristate
-
Alasan: sering digunakan sebagai sediaan topical
dari formula cream, bersifat
tidak mengiritasi dan tidak toksik (HPE 6th,
p. 350)
Konsentrasi terpilih: 1%
Alasan: bersifat sebagai Emolient (HPE 6th,
p. 350)
4. Titanium dioxide
Alasan: Banyak digunakan
dalam makanan dan dalam formula sediaan oral dan topical., tidak toksik dan
tidak menimbulkan iritasi (HPE 6th, p.741)
Konsentrasi terpilih: 2%
Alasan: UV repelant (HPE 6th, p.741)
|
||||||||||
V. Matriks
(bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
|
No.
|
Nama
Bahan
(Kode
M atau A)
(pustaka)
|
Sifat
Kimia
(pustaka)
|
Sifat
Fisika
(pustaka)
|
Kadar
|
Fungsi
(pustaka)
|
Nilai
HLB
(pustaka)
Khusus
gol minyak/malam
|
Alasan dipakai
dalam formula
|
|
|
pH
stabilitas
|
Pemerian
kelarutan
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||
|
1.
|
Alpha Tocopherol (M)
|
Stabilitas : sulit teroksidasi oleh oksigen.
TL : 2,5-3,5˚C
(HPE 6th, p.31)
|
Pemerian : Jernih, tidak berwarna sampai agak
hijau kuning, cairan minyak kental.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut
dalam alkohol, aseton, dan asam lemak (Md36th, p.33)
|
0,001-0,05%
|
0,01%
|
Antioksidant (HPE 6th, p.31)
|
-
|
- Sebagai
antioksidan untuk mencegah penuaan dini.
- Bersifat
lipophilic sehingga absorbsi pada kulit baik.
(HPE
6th, p.32)
|
|
2.
|
Asam Stearat (M)
|
Stabilitas : merupakan bahan yang
stabil, dapat ditambahkan antioksidan, disimpan pada tempat tertutup, dingin,
kering.
TL : 69-70˚C
Boiling point
: 383°C
(HPE 6th, p.697)
|
Pemerian : Kaku/keras, putih atau kuning
pucat, Kristal padat atau
putih atau putih kekuningan,agak
tidak berbau.
Kelarutan : sangat larut dalam benzene, carbon tetrachloride,
chloroform dan eter; larut dalam etanol (95%),
hexane dan propylene glycol; praktis ridak larut
dalam air.
(HPE 6th
,p.697)
|
1,0-20,0%
|
1%
|
Ointment & cream solubilizing
agent. (HPE 6th, p.697)
|
15
|
- Karena
bersifat nontoxic, nonirritant.
- Digunakan
pada formulasi topikal, kosmetika, produk makanan.
(HPE
6th, p.697)
|
|
3.
|
Gliserin (M)
|
Stabilitas : bersifat higroskopis,
stabil pada/dalam air, etanol (95%), PG. Membentuk kristal pada suhu rendah
dan tidak meleleh sampai suhu ≥20˚C.
(HPE 6th, p.283)
|
Pemerian: Cairan kental, tidak
berwarna, rasa manis.
Kelarutan
: agak sukar larut dalam aceton; Praktis larut dalam benzene, chloform; larut
dalam etanol (95%), etil asetat, methanol, air; sukar larut dalam eter;
praktis tidak larut dalam minyak.
(HPE 6th
, P 283)
|
≤ 30 %
|
3%
|
Emolient, humectant (HPE 6th,
p.283)
|
-
|
- Umumnya
dalam sediaan topikal dan kosmetik digunakan sebagai emolient dan humectant
(HPE
6th, p.283)
|
|
4.
|
TEA (A)
|
pH = 10,5
stabilitas : berubah warna coklat bila
terkena cahaya.
TL : 20-21˚C
Boiling point
: 335°C
(HPE 6th, p.754)
|
Pemerian : Jernih, tidak berwarna sampai cairan
kental berwarna kekuningan pucat, bau seperti amoniak.
Kelarutan
20˚C : larut 1:24 dalam benzen,
1:63 dalam etil eter, dapat bercampur dengan aseton, karbon tetraclorida, methanol dan air.
|
2-4%
|
0,5%
|
Emulsifying agent. (HPE 6th,
p.754)
|
-
|
- TEA
dapat meningkatkan komponen asam lemak yang digunakan.
(HPE
6th, p.754)
|
|
5.
|
Carbomer (A)
|
pH
2,5-4,0 untuk 0,2% w/v dispersi dalam air, pH 2,5-3,0 untuk Acrypol 1% w/v
dispersi dalam air
(HPE 6th,
p.110)
Stabil, bersifat higroskopis bila
dipanaskan pada 104˚C selama 2 jam
(HPE 6th,
p.112)
|
Pemerian : Berwarna putih, asam, serbuk
higroskopis, bau lemah, lembut.
Kelarutan : Larut dalam air, setelah di
netralisasi larut dalam etanol (95%) dan gliserin.
(HPE 6th,
p.110)
|
0,1-0,5%
|
0,1%
|
Emulsifying agent (HPE 6th,
p.110)
|
-
|
- Tidak
menunjukkan reaksi hipersensitivitas, nontoxic, noniritan pada kulit
- Digunakan
untuk meningkatkan viskositas saat didispersi dalam air, penetralisasi saat
ditambah basa
(HPE 6th, p.112)
|
|
6.
|
Dimethicon (M)
|
Stabil terhadap panas dan resisten
terhadap reaksi kimia dan asam kuat.
(HPE 6th,
p.234)
|
Pemerian : Cairan kental tidak
berwarna.
Kelarutan : Larut dalam
isoprophyl; sangat mudah larut dalam etanol (95%); praktis tidak larut dalam
glyserin, propilen glikol dan air.
(HPE 6th, p.233)
|
0,5-5,0%
|
1%
|
Oil-water emulsion, antifoaming agent.
(HPE 6th, p.233)
|
5
|
-
Karena
dimeticon memiliki sifat yang hidropobik sehingga dapat dengan mudah terserap
kedalam kulit.
(HPE 6th,
p.233)
|
|
7.
|
Metil Paraben (A)
|
pH = 4-8.
Larutan metil paraben pH 3-6
disterilisasi dengan autoclave 120˚C (20’) tanpa dekomposisi, pH 8 dapat
terjadi hidrolisis.
(HPE 6th
P.443)
|
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau
serbuk hablur, putih, tidak
berbau atau berbau khas
lemah, mempunyai rasa
sedikit terbakar.
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol, eter, propilen glycol; agak sukar larut
dalam glycerin, air (50o & 800 C); sangat sukar larut dalam air.
(HPE 6th
P.443)
|
0,02-0,3%
|
0,18%
|
Antimicrobial preservatif (HPE 6th,
p.441)
|
-
|
- Parabens
are nonmutagenic, nonteratogenic, and noncarcinogenic.
- Sensitization
to the parabens is rare, and these compounds do not exhibit significant
levels of photocontact sensitization or phototoxicity.
(HPE
6th, p.443)
|
|
8.
|
Propil Paraben (A)
|
pH = 4,8
Boiling point : 295°C
Larutan
propil paraben dengan pH 3-6 bersifat stabil. pH 8 dapat terjadi hidrolisis.
(HPE 6th, p.597)
|
Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam aceton; mudah larut dalam etanol, eter, propilen glycol; agak
sukar larut dalam glycerin, air (50o & 800 C); sangat sukar larut dalam air (HPE 6th P.598)
|
0,01-0,6%
|
0,02%
|
Antimicrobial preservatif (HPE 6th,
p.596)
|
-
|
- Banyak
digunakan sebagai antimikroba dalam sediaan kosmetik, food product, oral dan
topikal.
(HPE 6th, p.598)
|
|
9.
|
Mineral oil
(M)
|
Boiling point: >360°C
Flash point: 210–224°C.
Stabilitas
: mengalami oksidasi saat dipaparkan pada panas dan cahaya
(HPE 6th, p. 445)
|
Pemerian : cairan kental berminyak, transparan,
tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau ketika keadaan dingin dan bau
petrolatum saat dipanaskan.
Kelarutan : praktis
tidak larut dalam etanol (95%), gliserin, dan air; larut dalam aseton,
benzene, kloroform, karbon disulfide, eter, dan petrolatum eter. Dapat
dicampur dengan volatile oil dan fixed oil, dengan tanpa kecuali castor oil.
(HPE 6th, p. 445)
|
1,0-20%
|
4%
|
Topical lotion
|
|
-Banyak
digunakan sebagai bahan tambahan pada berbagai formula farmasetik. Dan juga
digunakan pada kosmetik serta dalam beberapa produk makanan.
(HPE 6th, p. 445)
|
|
10.
|
Lanolin (M)
|
Flash point:
238°C
(HPE 6th,
p. 379)
|
Pemerian : berwarna kuning pucat, berasa, terbuat dari lilin
Kelarutan : larut dalam benzene, kloroform, eter dan petroleum spirit; sedikit
larut dalam etanol dingin (95%), agak larut dalam etanol panas (95%); praktis
tidak larut dalam air.
|
1%
|
1%
|
Emolient, emulsifying agent
(HPE 6th p.449)
|
|
-
Tidak
toksik dan tidak mengandung material yang dapat menyebabkan iritasi.
|
|
11.
|
Isopropyl myristate
(M)
|
Boiling point:
140,2°C
at 266 Pa (2 mmHg).
Stabilitas
: resistan terhadap oksidasi dan hidrolisis dan
tidak menjadi tengik
(HPE 6th, p. 350)
|
Pemerian : jernih, tidak berbau, cairan dengan
viskositas rendah
Kelarutan : larut dalam
aseton, kloroform, etanol (95%), etil asetat, lemak, fatty alcohols, fixed
oils, liquid hydrocarbon, toluene dan waxes.able oils, dan alifatik dan
aromatic hidrokarbon. praktis tidak larut dalam gliserin, glycols dan air.
(HPE 6th, p. 348)
|
1-10%
|
1%
|
emolient
|
|
-
Banyak
digunakan dalam makanan dan sediaan oral maupun topical dari formula
farmasetik.
-
Tidak
mengiritasi dan tidak toksik
|
|
12
|
Water (A)
|
Bp: 100
|
Pemerian :
larutan jernih / cairan jernih.
Larut dalam pelarut polar lainnya
|
|
|
pelarut
|
|
|
V.1. Bentuk
Sediaan Dasar
a.
Bentuk : Lotion O/W
b.
Definisi : sediaan cair berupa suspensi atau
dispersi,
digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk
serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau
emulsi minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok (FI. III, p.19)
c.
Persyaratan
Umum :
·
Tidak
menguap dan tahan terhadap air dan keringat
·
Tidak
toksik
·
Tidakberbau/sedikitberbau
tapidapat di terima konsumen
·
Mudah
dan cepat di gunakan tanpa meninggalkan lapisan lilin
·
Harus
lembut di tangan dan mungkin membantu menyehatkan tanpa mempengaruhi
pernafasan pada kulit tangan (Harry’s
cosmeticology 7thed p.69).
V.2. Bentuk
Sediaan Kosmetik Terpilih
a.
Bentuk : Hand and Body Lotion W/O
b.
Definisi : sediaan cair berupa suspensi atau
dispersi,
digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk
serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau
emulsi minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok (FI. III, p.19)
c.
Persyaratan
Umum :
1. Tidak
menguap dan tahan terhadap air dan keringat
2. Tidak
toksik
3. Tidak
berbau atau sedikit berbau tetapi dapat diterima konsumen
4. Mudah dan
cepat untuk digunakan tanpa meninggalkan lapisan lilin
5. Harus
lembut ditangan dan mungkin membantu menyehatkan tanpa mempengaruhi pernafasan
pada kulit tangan (Harry,s Cosmeticology
7th,
p.69).
Perhitungan
HLB Butuh

HLB Formula Modifikasi
|
Nama
|
Kosentrasi %
|
HLB
|
HLB butuh
|
|
Mineral oil
|
4
|
10
|
10/30 x 4= 1,33
|
|
Stearic acid
|
1
|
15
|
15/30 x1=
0,5
|
|
dimethicone
|
1
|
5
|
5/30 x 1= 0,16
|
|
Jumlah
|
6
|
30
|
1,99
|
VI. Susunan Formula (untuk 1 formula dan 1
Batch)
Perhitungan volume 1 kemasan : Luas permukaan tubuh –
Luas permukaan wajah
1,6
m2 = 16000 cm2 (Mitzui hal 12) – 9% (luas dari permukaan
wajah)
16000
cm2 – 1440 = 14.560 cm2 x
2 mg/cm2 (Harry’s)
= 29120 mg ≈ 29,12 gram (1x pakai)
Untuk
3x pakai = 3 x 29,12 gram
= 87,36 gram ≈ 100 gram
|
NO.
|
Nama Bahan
|
Sinonim
|
Bahan Pengganti
|
Konsentrasi
|
1 Resep
(100 gram )
|
1 Bets (2R)
|
|
|
Awal
|
Modifikasi
|
||||||
|
1.
|
Alpha tocoferol
|
Vitamin E
|
|
0,001-0,05%
|
0,01%
|
0,01
|
0,02
|
|
2.
|
Asam stearate
|
Neo-fat 18-55
|
|
1-20%
|
1%
|
1
|
2
|
|
3.
|
Gliserin
|
Croderol;
E422; glycerine
|
|
≤ 30 %
|
3%
|
3
|
6
|
|
4.
|
TEA
|
triethylolamin
|
|
2-4%
|
0,5%
|
0,5
|
1
|
|
5.
|
Carbomer
|
Carbopol
|
|
0,1-0,5%
|
0,1%
|
0,1
|
0,2
|
|
6.
|
Dimethicone
|
Silicone fluid L-45
|
|
0,5-5,0%
|
1,0%
|
1
|
2
|
|
7.
|
Metil Paraben
|
Nipagin
|
|
0,02-0,3%
|
0,18%
|
0,18
|
0,36
|
|
8.
|
Propyl Paraben
|
Nipasol
|
|
0,01-0,6%
|
0,02%
|
0,02
|
0,04
|
|
9.
|
Isopropyl myristate
|
IPM-NF
|
|
1-10%
|
1%
|
1
|
2
|
|
11.
|
Mineral oil
|
Parafin Liquid
|
|
1-20%
|
4%
|
4
|
8
|
|
12.
|
Lanolin
|
Adeps lanae
|
|
1%
|
1%
|
1
|
2
|
|
13.
|
Water
|
|
|
|
|
Ad 100
|
Ad 200
|
|
PERHITUNGAN
SISA AIR :
100 ml – (0,01+1+3+0,5+0,1+1+0,18+0,02+3+4+1) = 88,19 ≈ 88,2 ml
200 ml – (0,02+2+6+1+0,2+2+0,36+0,04+6+8+2) = 176,38 ≈ 176,3ml
|
|||||||
VII.
Cara
Pembuatan
Skema kerja
|
|||||
|
|||||
|
|||||
![]() |
|||
Panaskan 75ᵒC Panaskan
75ᵒC
Tambahkan Carbomer yang sudah mengembang
Campur
Homogen
VIII. Spesifikasi
Sediaan Akhir
|
No
|
Parameter
uji
|
Spesifikasi
|
|
1.
|
Organoleptik
Bentuk
Warna
Bau
|
Lotion
Pink
|
|
2.
|
pH
|
4,5-6,5(Soeratri dan Tutik, 2005)
|
|
3.
|
Homogenitas
|
Homogen
(Harry’s Cosmeticology ed 7, hal 70)
|
|
4.
|
Daya
Sebar
|
Mudah
menyebar (Harry’s Cosmeticology ed 7, hal 70)
|
|
5.
|
Daya
Lekat
|
Melekat
(Harry’s Cosmeticology ed 7 hal 70)
|
|
6.
|
Tipe
Emulsi
|
w/o
(Harry’s Cosmeticology ed 7, hal 70)
|
|
7.
|
Daya
Tercuci
|
Tidak
tercucikan air (Harry’s Cosmeticology ed 7, hal 70)
|
|
8.
|
Ukuran
Partikel
|
|
|
9.
|
Viskositas
|
2000 –
50000 cps (Remington, 1995 ; SNI, 1996).
|
|
10.
|
Iritasi
|
Tidak
mengiritasi
|
IX.
Rancangan Evaluasi
1. Organoleptis
-
Bau :
-
Warna :
-
Tekstur
:
-
Pengujian organoleptis terhadap tampilan
fisik losion didapat hasil bahwa sediaan berbentuk masa pada semipadat, agak
kental hinggga kental berbau khas losio, agak dingin dan sediaan berwarna putih
(Ririn, 2014).
2. Tampak luar
-
Timbang
0,5 g sediaan, letakan pada objek glass
-
Ratakan
dengan objek glass lainnya
-
Amati
warna yang tampak (opaque/translusen) (THE PHYSICAL STABILITY OF LOTION O/W
ANDW/O FROM Phaleria macrocarpa FRUIT EXTRACT AS SUNSCREEN AND PRIMARY
IRRITATION TEST ON RABBIT)
3. Uji stabilitas fisik
Lotion
Lotion diamati stabilitas fisik selama 4 minggu penyimpanan
meliputi pengukuran pH
dengan kertas pH, pengujian viskositas dengan viskometer VT-04
(Rion,Japan), daya lekat dan daya
sebar. )
(THE PHYSICAL STABILITY OF LOTION O/W ANDW/O FROM
Phaleria macrocarpa FRUIT EXTRACT AS SUNSCREEN AND PRIMARY IRRITATION
TEST ON RABBIT)
4.
Uji
viskositas Lotion
Sediaan dimasukkan ke dalam wadah berbentuk tabung, lalu
dipasang rotor no 1 dan pastikan bahwa rotor terendam dalam sediaan uji. Alat
viscotester dinyalakan dan dipastikan bahwa rotor dapat berputar. Diamati jarum
penunjuk dari viskosimeter yang mengarah ke angka pada skala viskositas untuk
rotor no 1 yang tersedia, ketika jarum menunjukkan ke arah yang stabil, maka
angka itulah merupakan viskositasnya dan dicatat dalam satuan dPa.S.
(THE
PHYSICAL STABILITY OF LOTION O/W ANDW/O FROM Phaleria macrocarpa FRUIT
EXTRACT AS SUNSCREEN AND PRIMARY IRRITATION TEST ON RABBIT)
5.
Uji
daya sebar Lotion
Sediaan seberat 0,5 gram diletakkan ditengah kaca bulat
berskala. Di atas bahan diletakkan kaca bulat lain lalu didiamkan selama 1
menit lalu di catat penyebarannya. Tiap tahap ditambah beban seberat 50 gram
dan didiamkan selama 1 menit lalu dicatat penyebarannya. Pemberat ditambahkan
hingga 300 gram. Penyebaran dicatat melalui 4 sisi.
(THE PHYSICAL STABILITY OF LOTION O/W ANDW/O FROM Phaleria
macrocarpa FRUIT EXTRACT AS SUNSCREEN AND PRIMARY
IRRITATION TEST ON RABBIT)
6.
Uji
daya lekat Lotion
Sebanyak 0,1 gram sediaan
dioleskan diatas objek gelas yang telah ditentukan luasnya yaitu 2 x 2 cm,
diatas sediaan
tersebut diletakkan objek
gelas yang lain dan ditindih dengan beban 1 kg selama 5 menit. Kemudian objek
gelas dipasang
pada alat uji, beban
seberat 80 gram
dilepaskan dan dicatat waktunya hingga kedua objek gelas tersebut lepas.
(THE PHYSICAL STABILITY OF
LOTION O/W ANDW/O FROM Phaleria macrocarpa FRUIT EXTRACT AS SUNSCREEN
AND PRIMARY IRRITATION TEST ON
RABBIT)
7. Viskositas
viskositas losio diukur mengunakan Brookfield, karena sediaan losio berprinsip
pada sistem aliran Non-Newton. Losio sebanyak 300 g ditempatkan dalam
wadah dan diatur ketinggian wadah
sehingga motor dapat bergerak dicatat hasil pengukuran yang tertera pada alat
(Anita, 2008).
8. Stabilitas
losio dievaluasi dengan metode cycling
test dan mechanical test pada
metode cycling test sampel losio
disimpan pada suhu 4 oC selama 24 jam. Lalu dipindah kedalam oven
dengan suhu 42 ± 2 oC selam 24 jam uji ini dilakuakan selama 6
siklus. Pada metode mechanical test, sampel
losio disentrifugasi dengan kecepatan putaran 2750 rpm pada radius sentrifugasi
selama 5 jam atau 1000 rpm selama 30 menit, karena hasil ekivalen dengan efek
grafitasi selama 1 tahun 9,10. Kedua metode diamati fisikal losio (Kumiati,
2011).
9.
Uji PH pemeriksaan PH diawali dengan
kalibrasi alat PH meter menggunakan larutan dapar PH 4 dan PH 7 losio
dilarutkan
dalam aquadest
lalu dicelupkan pada PH meter dan dicatat nilai PH yang ditunjukan oleh PH meter.
Uji ini dilakukan 3 kali
(Ririn, 2014).
10. Homogenitas
pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan meletakan sediaan antara dua kaca lalu
diperhatikan adanya partikel
yang kasar atau
ketidak homogenan dibawah cahaya (Ririn, 2014).
Sebanyak 0,1 gram sediaan
dioleskan diatas objek gelas yang telah ditentukan luasnya yaitu 2 x 2 cm,
diatas sediaan
tersebut diletakkan objek
gelas yang lain dan ditindih dengan beban 1 kg selama 5 menit. Kemudian objek
gelas
dipasang pada alat uji,
beban seberat 80 gram dilepaskan dan dicatat waktunya hingga kedua objek gelas
tersebut lepas.
(THE
PHYSICAL STABILITY OF LOTION O/W ANDW/O FROM Phaleria macrocarpa FRUIT
EXTRACT AS SUNSCREEN AND PRIMARY IRRITATION TEST ON RABBIT)
X.
Rancangan Tabel Hasil
Evaluasi
|
Parameter
Uji
|
Hasil Evaluasi
|
Spesifikasi
sediaan
|
Keterangan
(MS/TMS)
|
|
|
Sediaan
|
Pembanding
|
|||
|
Organoleptis:
1.
Bentuk
2.
Warna
3.
Bau
4.
Tampak luar / konsistensi
|
|
|
|
|
|
pH
|
|
|
|
|
|
Homogenitas
|
|
|
|
|
|
Daya
sebar
|
|
|
|
|
|
Daya
Tercucikan Air
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FORMULA
|
|
|
Modifikasi
|
Pembanding
|
|
R/ Alpha
tocoferol
Asam stearate
Gliserin
TEA
Carbomer
Dimethicone
Metil Paraben
Propyl Paraben
Isopropyl myristate
Mineral oil
Lanolin
Water
|
R/Aloe
barbadensis leaf juice powder
Triethanolamine
Stearic
Acid
Glycerin
Carbomer
Dimethicone
Parfume
Methyl paraben
Propyl paraben
Water
Petrolatum
Isopropyl
palmitate
Phenoxyethanol
Glycol stearate
Glyceryl
stearate
Titanium
dioxide
Cetyl alcohol
Potassium
sorbate
Disodium EDTA
Pentasodium
pentetate
Stearamide AMP
Dihydroxypropyltrimonium
chloride
Hydroxyethyl
urea
Tapioca
starch
|
|
Hasil Sediaan:
|
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar