I.
Nama sediaan kosmetika : Hand Sanitizer
Hand
sanitizer adalah pembersih tangan yang dirancang sebagai produk perawatan pribadi
yang digunakan jika sabun dan air tidak tersedia. Berbagai macam sediaan yang
ada diantaranya dalam bentuk gel. Bahan aktif dalam pembersih tangan pada
umumnya adalah alkohol, bahan tambahan diantaranya thickening agent misal asam
poliakrilat untuk gel alkohol, humektan seperti gliserin, polipropilen glikol dan
minyak esensial dari tanaman. Hand sanitizer berbasis alkohol lebih efektif membunuh
sebagian mikroorganisme dibandingkan dengan sabun. Kadar alkohol bervariasi
antara 60-85% (tingkat yang paling umum digunakan adalah 62%). Alkohol dapat
membunuh sebagian besar bakteri, jamur dan beberapa virus juga. Alkohol rub
sanitizer yang mengandung setidaknya 70% alkohol (terutama etil alkohol) dapat membunuh
99,9 % dari bakteri di tangan selama 30 detik setelah aplikasi dan 99,999 %
dalam 1 menit (Mithun A. Thombare et al, 2015).
Aloe
vera adalah tanaman yang telah dikenal dan digunakan selama berabad-abad untuk
kesehatan, kecantikan, obat dan perawatan kulit. Lidah buaya mengandung 75
konstituen yang berpotensi aktif : vitamin, enzim, mineral, gula, lignin,
saponin, asam salisilat dan asam amino. Beberapa penelitian dilakukan pada
lidah buaya untuk mengevaluasi sifat yang berbeda yaitu antioksidan efek, aktivitas
antibakteri, aktivitas antivirus, aktivitas anti jamur, anti jerawat,
nutraceutical, pelembab, perlindungan kulit dari sinar UV-A & sinar UV-B.
Lidah buaya dapat digunakan dalam berbagai kondisi seperti luka bakar ringan
sampai sedang, eritema, herpes genitalis, Psoriasis vulgaris, pelembab kulit.
Classification
Kingdom : Plantae
Clade : Angiosperms
Clade : Monocots
Order : Asparagales
Family : Xanthorrhoeaceae
Subfamily : Asphodeloideae
Genus : Aloe
Species : vera
II.
Tujuan pemakaian : Membunuh kuman secara cepat jika
sabun dan air tidak tersedia, memberikan rasa segar pada tangan
III.
Rancangan modifikasi
formula
|
Formula
|
|||||||||||
|
Standar
(Alcohol
based herbal hand sanitizer, Mithun A. Thombare et al., 2015)
|
Pembanding
(Cussons
Carex Hand Gel Aloe Vera)
|
Modifikasi
terhadap formula standar
|
|||||||||
|
Nama
bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
Nama
bahan
|
Fungsi
|
Nama
bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
||||
|
Lazim
(%)
|
Terpilih
(%)
|
Lazim
(%)
|
Terpilih
(%)
|
||||||||
|
Alcohol
(denatured)
|
Antibacterial
|
60–90
|
62
|
Alcohol
Denat (60%)
|
Antibacterial
|
Alcohol
96 %
|
Antibacterial
|
60–90
|
62
|
||
|
Tulsi
leaves extract
|
Antibacterial
|
|
1
|
Aloe
Barbadensis (Aloe Vera) Leaf Extract
|
Antibacterial
|
Aloe
Barbadensis (Aloe vera) Leaf Extract *
|
Anti
bacterial
|
0,1-20
|
2*
|
||
|
Lemon
grass oil
|
Antibacterial
|
|
1
|
|
|
||||||
|
Clove
extract
|
Antibacterial
|
|
1
|
||||||||
|
Carbopol
940
|
Thickening
agent
|
0.5–2.0
|
0.5
|
Carbomer
|
Thickening
agent
|
HPMC
|
Thickening
agent
|
0,5-15
|
0,6*
|
||
|
Triethanol
amine
|
Alkalizing
agent
|
|
0.7
|
Aminomethyl
propanol
|
Buffering
agent
|
|
|||||
|
Glycerin
|
Emollient
|
≤ 30
|
2.3
|
Glycerin
|
Humectan
|
Glycerin
|
Humectan
|
≤ 30
|
5*
|
||
|
Polysorbate
20
|
Emulsifier
|
1-15
|
0.5
|
|
|
||||||
|
Preservative
|
Preservative
|
|
0.5
|
Methylparaben
|
Preservative
|
Methylparaben
|
Preservative
|
0.02–0.3
|
0.18*
|
||
|
|
Propylparaben
|
Preservative
|
Propylparaben
|
Preservative
|
0.01–0.6
|
0.02*
|
|||||
|
Phenoxyethanol
|
Preservative
|
|
|||||||||
|
Benzophenone-1
|
UV
Absorber
|
||||||||||
|
Perfume
|
Fragrance
|
|
0.5
|
Parfum
|
Fragrance
|
||||||
|
|
Propylene
glycol
|
Humectan
|
Propylene
glycol*
|
Humectan
|
≈15
|
3*
|
|||||
|
Cl
19140
|
Cosmetic
colorant
|
|
|||||||||
|
Cl
42090
|
Cosmetic
colorant
|
||||||||||
|
Deionized
water
|
Vehicle
|
|
30
|
Aqua
|
Vehicle
|
Aqua
|
Vehicle
|
|
27,2
|
||
|
Bentuk
sediaan dasar : Gel
|
Bentuk
sediaan dasar : Gel
|
Bentuk
sediaan dasar : Gel
|
|||||||||
|
Penjelasan
terhadap formula modifikasi
|
|
|
Modifikasi
bahan aktif
|
Modifikasi
bahan tambahan penyusun basis
|
|
Nama
bahan yang diganti :
Tulsi
leaves extract
Lemon
grass oil
Clove
extract
Nama
bahan pengganti : Aloe vera Leaf Extract
Alasan
: Aloe vera mampu berfungsi sebagai antibacterial, selain itu juga bisa
berfungsi sebagai moisturizing agent
Konsentrasi
terpilih : 2%
Alasan
: Sesuai jurnal penelitian (Abhijeet Pandey et al, 2010), dengan konsentrasi
tersebut di atas, aloe vera menunjukkan aktivitas anti bakteri lebih besar
jika dibandingkan ekstrak yang lain, dalam penelitian tersebut ektrak lain
yang dimaksud adalah Azadirachta indica, Curcuma longa. Selain berfungsi
sebagai aktibakteri, dengan konsentrasi 2% sekaligus mencakup fungsinya
sebagai moisturizer seperti pada jurnal penelitian (Zetiara, 2014) (Lampiran
1)
|
Nama bahan yang diganti : Carbopol
Nama bahan pengganti : HPMC
Konsentrasi : 0,6%
Alasan : Dipilih HPMC karena HPMC merupakan non ionic
thickening agent sehingga tidak dipengaruhi
kekuatan ion dan pH serta tidak terionisasi (Fini et al, 2011)
(Lampiran Polymer). Sedangkan Carbopol merupakan polimer yang harus
dinetralkan untuk mencapai viskositas maksimum. Dispersi carbopol pada
kondisi yang belum netral memiliki pH kisaran 2.5-3.5, tergantung pada
konsentrasinya. Dispersi pada kondisi yang belum netral memiliki viskositas yang sangat rendah,
terutama Carbopol ETD dan Carbopol Ultrez (https://www.lubrizol.com/Home-Care/Documents/Technical-Data-Sheets/TDS-237-Neutralizing-Carbopol-Pemulen-in-Aqueous-Hydroalcoholic-Systems--HC.pdf)
(Lampiran 6)
|
|
Nama
bahan : Gliserin
Konsentrasi
terpilih : 5%
Alasan
: Ditambahkan gliserin karena propilen glikol stabil digunakan dalam suatu
sediaan bila dikombinasikan dengan gliserin. Terpilih konsentrasi 5% karena kombinasi dengan 3%
propilen glikol memiliki nilai karakteristik
formula
terbaik untuk meningkatkan hidrasi ditinjau dari segi efektivitasnya (Sutrisno, 2014) (Lampiran 2)
|
|
|
Nama bahan yang dihilangkan : Carbopol 940 dan TEA
Alasan : Carbopol tidak digunakan karena fungsi dari
thickening agent telah digantikan oleh HPMC. Sedangkan TEA juga tidak
digunakan karena HPMC tidak memiliki mekanisme thickening seperti halnya
Carbopol dimana untuk mencapai viskositas maksimum harus mengubah keasaman Carbopol menjadi
garam. Hal ini mudah dicapai dengan menetralisir Carbopol
dengan natrium hidroksida (NaOH) atau trietanolamin
(TEA) (https://www.lubrizol.com/Home-Care/Documents/Technical-Data-Sheets/TDS-237-Neutralizing-Carbopol-Pemulen-in-Aqueous-Hydroalcoholic-Systems--HC.pdf)
(Lampiran 6)
|
|
|
Bahan
yang ditambahkan : Propylene glycol
Konsentrasi
terpilih : 3%
Alasan
: Ditambahkan sebagai humectant, bekerja secara sinergis dengan gliserin (Lampiran 2)
|
|
IV.
Matriks untuk formula
hasil modifikasi
|
NO.
|
NAMA BAHAN
|
SIFAT FISIKA dan KIMIA
(Pemerian,
Kelarutan,
pH)
|
KADAR
|
Fungsi
|
Nilai HLB
|
Alasan
|
|
|
Lazim
(%)
|
Terpilih
(%)
|
||||||
|
1.
|
Alcohol
(HPE
6th, p.17)
|
Cairan bening, tdk berwarna, dan mudah menguap, bau yang
khas dan rasa terbakar
|
60–90
|
62
|
Antibacterial
|
-
|
Sesuai dengan formula standar dan
dengan konsentrasi 62% cukup untuk digunakan sebagai antibacterial dimana
masuk dalam rentang konsentrasi lazim sebagai desinfectant
|
|
2.
|
Aloe
vera Leaf Extract
(Cosmetic
Ingredient Review Expert Panel, 2007)
|
Seluruh ekstrak daun lidah buaya (kadang-kadang
disebut sebagai keseluruhan jus daun
Aloe vera adalah ekstrak air seluruh daun , ekstrak keseluruhan daun
mengandung kedua gel dari dalam parenkim leaf pulp dan lateks)
|
0.1
or
less up to 20
|
2
|
Anti
bacterial
|
-
|
Karena aloe vera mampu berfungsi
sebagai antibacterial sekaligus moisturizing agent
|
|
3.
|
HPMC
(HPE
6th, p.318)
|
Putih hingga agak berwarna kuning,
bubuk tidak berbau dan tidah berasa.
Sangat mudah dalam air pada suhu di bawah 38oC.
pH = 5.0–8.5 for a 1% w/w aqueous
solution
|
0,5-15
|
0,6
|
Thickening
agent
|
-
|
HPMC merupakan non ionic thickening
agent sehingga tidak dipengaruhi
kekuatan ion dan pH serta tidak terionisasi
|
|
4.
|
Glyserin
(HPE
6th, p.283)
|
Tidak berwarna, tidak berbau, kental,
cairan higroskopis, memiliki rasa manis. Larut dalam air, praktis tidak larut
dalam benzene, kloroform
|
≤ 30
|
5
|
Humectan
|
-
|
Memberikan rasa lembut di kulit
|
|
5.
|
Methylparaben
(HPE 6th,
p.441)
|
Kristal
tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tidak berbau/ hampir tidak berbau,
tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar. Larut dalam 500 bag. Air, 20
bag. Air mendidih, 3,5 bag. Etanol(95%) p. 60 bag gliserol p. panas, 40 bag.
Minyak lemak nabati panas & dalam 3 bag. Etanol p. ; mudah larut dalam
eter p. & dalam larutan alkali hidroksida
|
0,02-0,3
|
0,18
|
Preservative
|
-
|
Sebagai bahan pengawet pada sediaan
untuk mencegah timbulnya mikroba
|
|
6.
|
Propylparaben
(HPE 6th,
p.596)
|
Serbuk
putih, kristal, tidak berbau, tidak berasa. Larut dalam aceton dan eter,
larut dalam 1 ;1,1 etanol 95%, 1 ; 5,6 etanol 50%, dalam 1 ; 250 gliserin,
dalam 1 ; 3,9 propylenglikol. Praktis tidak larut dalam air dan minyak
mineral
|
0,01-0,6
|
0,02
|
Preservative
|
-
|
Sebagai bahan pengawet pada sediaan
untuk mencegah timbulnya mikroba
|
|
7.
|
Propylenglycol
(HPE6th
p.592)
|
Cairan kental, jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, rasa agak manis, rasa sedikit tajam menyerupai glyserin. Dapat
bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%), glyserin dan air, larut
dalam 1 bag. Eter, tidak larut dengan minyak tapi dapat bercampur dengan
beberapa minyak esensial
|
5-80
|
3
|
Solvent
|
-
|
Membantu melarutkan bahan pengawet
pada formula ini
|
|
8.
|
Aqua
|
|
|
27,2
|
|
|
|
V.I Bentuk sediaan dasar
Bentuk : Gel
Definisi : Gel adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang
terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase. Gel fase tunggal terdiri
dari makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam suatu cairan
sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang
terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul
sintetik (misalnya Karbomer) atau dari gom alam (misalnya Tragakan) (FI.IV, p.
7).
Persyaratan umum : Tidak mengiritasi,
stabil selama penyimpanan dan pemakaian, mudah menyebar dikulit saat dioleskan
(tidak meninggalkan lapisan yang lengket).
V.2 Bentuk sediaan kosmetik terpilih
Bentuk : Handsanitizer
gel
Definisi : Sediaan
gel yang berfungsi untuk menghilangkan, membunuh kuman, mikroorganisme dan
virus dengan resiko kecil dan kerusakan permanen pada kulit (Harrys
Cosmeticology p. 88)
Persyaratan umum : Dapat membunuh bakteri dengan cepat, tidak menimbulkan rasa panas pada
kulit, tidak menimbulkan rasa lengket pada kulit, tidak menimbulkan reaksi
alergi, aman digunakan, aman digunakan oleh anak-anak
Perhitungan
sediaan
Penggunaan à 0.53 – 1.27g of gel per application
Frequency à 3-6 x/day (Cosmetics Fact Sheet, 2006) (Lampiran 4)
Maka, pemakaian untuk 1 hari = 3 X 0,53g = 1,59g
Pemakaian untuk 1 bulan = 1,59g X 30hari = 47,7g ≈ 50g
Perhitungan
pengenceran alkohol
|
Alkohol 96% 62 62 : 96 x 93 = 60,06 g
Air 0% 34 34 : 96 x 93 = 32,9 g
96
BJ Alkohol 96% = 0,7992
Volume = 60g : 0,7992 = 75ml
BJ air = 1
Volume = 33ml
VI.
Susunan formula
|
No.
|
Nama bahan
|
Sinonim
|
Konsentrasi
|
1 R (50g)
|
1 batch (3 R)
(150g)
|
|
|
Awal
(%)
|
Modifikasi
(%)
|
|||||
|
1
|
Alkohol
|
Ethanol 96%
|
62
|
62
|
31
|
93
|
|
2
|
Aloe vera Leaf Extract
|
-
|
-
|
2
|
1
|
3
|
|
3
|
HPMC
|
Cellulose
|
0,5
|
0,6
|
0,3
|
0,9
|
|
4
|
Glycerin
|
Glycerol
|
2,3
|
5
|
2,5
|
7,5
|
|
5
|
Methylparaben
|
Nipagin
|
0,5
|
0,18
|
0,09
|
0,27
|
|
6
|
Propilparaben
|
Nipasol
|
0,02
|
0,01
|
0,03
|
|
|
7
|
Propylenglikol
|
Methylglycol
|
-
|
3
|
1,5
|
4,5
|
|
8
|
Aqua
|
|
30
|
27,2
|
13,6
|
40,8
|
Air yang
digunakan untuk melarutkan HPMC adalah 1/3 dari jumlah air yang dibutuhkan
(Lampiran 5)
Air untuk HPMC
= 1/3 x 40,8 ml = 13,6 ml
VII.
Rancangan
cara pembuatan
![]() |
|||
![]() |
|||
|
![]() |
|||
|
|||
VIII.
Spesifikasi
Sediaan Akhir
|
No.
|
Kriteria Uji
|
Spesifikasi
|
|
1
|
Uji Mutu Fisik
Organoleptis
Warna
Bau
Bentuk
|
Transparan
Tidak berbau
Gel
|
|
2
|
Homogenitas
|
Homogen
|
|
3
|
Viskositas
|
40 – 120 m pascals
(AVS Praveen Kumar et al, 2012) (Lampiran 4)
|
|
4
|
pH
|
7.3 – 7.6 (Cosmetic
and Toiletry Formulation 2nd vol.8, p.273) (Lampiran 4)
|
|
5
|
Daya Lekat
|
Tidak lengket atau lekat
|
|
6
|
Daya Tercucikan Air
|
Mudah tercucikan air
|
|
7
|
Uji
stabilitas
|
Stabil
selama penyimpanan dan tidak mengalami perubahan
|
|
|
Uji efektivitas kering
|
30 detik
|
IX.
Rancangan
Hasil Evaluasi
Uji
Mutu Fisik
1.
Pengamatan
Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan mengamati
warna, bentuk luar, dan bau dari sediaan gel.
Cara mengetahui bentuk penampakan gel (opaque
/ translucent) adalah dengan menggunakan dua gelas arloji datar kemudian
meratakan sejumlah sediaan dengan gelas arloji tersebut. Sediaan yang terdapat
di gelas arloji diterawang dengan menggunakan lampu atau senter.
2.
Pemeriksaan pH
Untuk
melakukan pemeriksaan pH, pH meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan
menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam
(pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci
dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. 1 gram sediaan di tambahkan dengan air 9 ml kemudian
diaduk merata. Amati nilai Ph dengan menggunakan ph meter (Helen et al.,
2011)
3.
Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan
mengoleskan sejumlah tertentu sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan
lain yang cocok. Sediaan
dikatakan homogen bila susunan partikel-partikel tidak ada yang menggumpal atau
tidak tercampur
(Departemen Kesehatan RI, 1979).
|
Kriteria
|
Penilaian
|
|
+++
|
Sangat
homogen
|
|
++
|
Kurang
homogen
|
|
+
|
Tidak
homogen
|
4.
Pengujian Viskositas
Pengujian
viskositas dilakukan dengan menggunakan rotary
brookfield viscometer, dengan cara memasukkan sebanyak 250 ml sediaan pada
gelas piala, kemudian memasang spindel yang sesuai dengan sediaan. Spindel
dicelupkan ke dalam sediaan kemudian alat dinyalakan dan mencatat hasil yang
diperoleh (Remington, 1995).
5.
Pengujian Daya Sebar
Pengujian
daya sebar dilakukan dengan cara sejumlah 0,5 gram sediaan diletakkan dengan
hati-hati di atas kertas grafik yang telah dilapisi kaca transparan, kemudian
dibiarkan sesaat (kurang lebih 15 detik). Luas daerah yang diberikan oleh
sediaan dihitung, kemudian ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diberi beban
5 gram
dan dibiarkan selama 60 detik.Kemudian luas yang diberikan oleh sediaan
dihitung dan dicatat (Voigt, 1995).
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+++
|
≥
5 cm
|
Sangat
mudah menyebar
|
|
++
|
3-5
cm
|
Mudah
menyebar
|
|
+
|
≤
3 cm
|
Tidak
menyebar
|
6.
Pengujian Daya Lekat
Pengujian
daya lekat dilakukan dengan cara mengambil sejumlah 0,1 gram sediaan kemudian
diletakkan pada ibu jari dan telunjuk, dihitung ketinggian pelekatan sediaan di
antara telunjuk dan ibu jari.
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+++
|
Sangat lekat
|
≥ 1cm
|
|
++
|
Kurang lekat
|
0.5 – 1cm
|
|
+
|
Tidak lekat
|
≤ 0.5cm
|
7.
Pengujian Daya Tercucikan Air
Pengujian
daya tercucikan air dilakukan dengan cara sejumlah 1 g krim dioleskan pada
telapak tangan kemudian dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas
tangan.
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+++
|
≤ 30 s
|
Sangat
mudah tercucikan air
|
|
++
|
30 s – 1
mnt
|
Mudah
tercucikan air
|
|
+
|
≥ 1 mnt
|
Tidak
tercucikan air
|
Uji Efektivitas
Kering
Sepuluh sampai tiga
belas relawan digunakan untuk menilai waktu kering produk. Relawan menerima
dosis dan mengusap produk di tangan mereka sampai 'terasa kering'. Waktu kering
dimonitor dan dicatat. Dosis yang diberikan mulai dari 0,5-3,0 ml, peningkatan
dosis bertahap sebanyak 0,5 ml. Gel diberikan melalui pipet set otomatis untuk
aplikasi volume tertentu melalui pompa botol dengan output rata-rata 0,45 ml.
Dosis produk diberikan pada satu hari. Analisis regresi linier dengan
menggunakan rata-rata waktu kering pada setiap kuantitas aplikasi yang
digunakan untuk menentukan 30 detik waktu kering pada produk tes (Shumaker et
al, 2012) (Lampiran Uji efektivitas kering).
X.
Tabel Hasil Evaluasi
|
No.
|
Parameter Uji
|
Hasil
|
Spesifikasi sediaan
|
Keterangan untuk formula modifikasi
|
|
|
Modifikasi
|
Pembanding
|
||||
|
1.
|
Organoleptis
-
Bentuk
-
Warna
-
Bau
|
Terlalu
cair (encer)
Transparan,
keruh
Tidak
berbau
|
Gel
Transparan
Harum
|
Gel
Transparan
Tidak
berbau
|
TMS
TMS
MS
|
|
2.
|
pH
|
6.6
|
6.9
|
7.3-7.6
|
TMS
|
|
No.
|
Parameter
Uji
|
Modifikasi
|
Pembanding
|
Spesifikasi
sediaan
|
Keterangan
untuk formula modifikasi
|
||||
|
+
|
++
|
+++
|
+
|
++
|
+++
|
||||
|
1.
|
Homogenitas
|
√
|
|
|
|
|
√
|
Homogen
|
TMS
|
|
2.
|
Daya Sebar
|
|
√
|
|
|
√
(4cm)
|
|
Mudah menyebar
|
MS
|
|
3.
|
Daya Tercucikan Air
|
|
|
√
(3s)
|
|
|
√
(3s)
|
Mudah tercucikan air
|
MS
|
|
4.
|
Daya Lekat
|
|
|
√
(< 0,5cm)
|
|
|
√
(< 0,5cm)
|
Tidak lekat
|
MS
|
TMS = Tidak
memenuhi syarat
MS = Memenuhi
syarat
XI.
Pembahasan
Berdasarkan hasil
praktikum, sediaan dengan formula modifikasi tidak memenuhi syarat atau spesifikasi
sediaan yang diharapkan. Sediaan dengan formula modifikasi secara organoleptis memilki
bentuk dimana viskositasnya rendah dan cenderung cair. Begitu juga dengan warna
gel yang dihasilkan, gel sediaan dengan formula modifikasi tampak keruh. Hal
tersebut bisa dikarenakan dari penggunaan CMC Na sebagai thickening. CMC Na
merupakan polielektrolit, setelah dia dilarutkan di dalam air, molekul Na-CMC
dipisahkan menjadi natrium (kation) dan menjadi polimer anionik (Khaled and
Abdelbaki, 2012) (Lampiran 7). Keberadaan alkohol (etanol) pada sediaan hand
sanitizer dalam jumlah besar bisa jadi menyebabkan ion Na+ dari CMC
dalam pelarut alkohol tidak dipisahkan dengan baik dan dengan demikian terjadi tolakan
antara ion karboksilat (M.A. Majid et al, 2002). CMC aqueous solutions stabil
pada pH 2 sampai 10. Pengendapan dapat terjadi di bawah pH 2, dan viskositas
menurun dengan cepat di atas pH 10. Umumnya, menunjukkan viskositas maksimum
dan stabilitas pada pH 7 sampai 9 (Rowe et al., 2006) (Lampiran 7). Pada
pengujian pH sediaan dengan formula modifikasi menunjukkan pH 6.6, hal tersebut
juga bisa menjadi kemungkinan mengapa sediaan gel hasil formula modifikasi
terlihat encer atau viskositasnya rendah karena pH sediaan belum mencapai pH
stabilitas antara 7-9. Untuk mendapatkan gel yang memenuhi karakterisitik yang
diharapkan yakni terbentuk gel yang jernih, maka seharusnya formula modifikasi
diadakan perbaikan dengan mengganti thickening agent CMC Na dengan HPMC karena
HPMC dapat menghasilkan gel yang netral, jernih, tidak berwarna, stabil pada pH
3-11, mempunyai resistensi yang baik terhadap serangan mikroba, dan memberikan
kekuatan film yang baik bila mengering pada kulit. Konsentrasi terpilih HPMC
untuk saran perbaikan formula modifikasi selanjutnya adalah 3,5%.
XII.
Kesimpulan
|
Modifikasi awal
|
Konsentrasi (%)
|
Modifikasi akhir
|
Konsentrasi (%)
|
|
Alkohol 96%
Ekst.Aloe vera
CMC Na
Glycerin
Methylparaben
Propilparaben
Propilenglikol
Aqua
|
62
2
0,5
5
0,18
0,02
3
ad 100
|
Alkohol 96%
Ekst.Aloe vera
HPMC*
Glycerin
Methylparaben
Propilparaben
Propilenglikol
Aqua
|
62
2
3,5*
5
0,18
0,02
3
ad 100
|
Saran perbaikan terhadap formula
modifikasi



Tidak ada komentar:
Posting Komentar