Sabtu, 16 Mei 2015

Sun Screen

I.         Nama Sediaan Kosmetika         :  Sunscreen Cream
II.      Tujuan Pemakaian                    :  -    Sebagai sunscreen / antioksidan
-          Melindungi kulit dari UVA dan UVB
-          Menghaluskan dan melembabkan kulit
III.  Karakteristik Sediaan                :  -    Harus efektif menyerap rdiasi erytmogenic dalam range 286-315nm tanpa kerusakan yang akan 
   mengurangi efisiensi/menimbulkansenyawa beracun iritan.
-          Harus memungkinkan tranmisi penuh dalam range 300-400nm untuk mengizinkan efek penyamakan maksimum
-          Tidak mudah menguap dan tahan terhadap keringat
-          Harus non toxic, non iritan, tidak mensensitasi
(Harry’s Cosmeticology P.232)

IV. Tinjauan Tentang Sediaan Kosmetika
Paparan sinar matahari memiliki efek yang menguntungkan dan merugikan pada tubuh manusia. Efek yang menguntungkan dari sinar matahari yaitu dapat menstimulasi sirkulasi darah, meningkatkan pembentukan hemoglobin dan dapat menurunkan tekanan darah. Namun juga ada efek negatif dari paparan sinar matahari, pada jangka pendek dapat terjadi kerusakan sementara pada lapisan epidermis kulit dan apabila terkena paparan sinar matahari yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan penyakit serius seperti kanker kulit (Wilkinson, 1982).
Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk membaurkan atau menyerap secara efektif sinar matahari, terutama daerah emisi gelombang ultraviolet dan inframerah, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari. (Anonim, 1993). Menurut Shaath (2005), tabir surya merupakan sediaan topikal yang dapat mengurangi dampak radiasi ultraviolet dengan cara menyerap, memantulkan atau menghamburkan radiasi ultraviolet. Dampak radiasi ultraviolet dapat dicegah dengan menggunakan tabir surya sebelum terpapar sinar matahari.
Tujuan formulasi sunscreen untuk mencegah atau mengurangi efek negatif radiasi sinar matahari dan dapat membantu mencegah kulit dari rasa sakit pada saat berjemur (Wilkinson, 1982).  Radiasi ultraviolet (UV) matahari dibedakan menjadi UVA, UVB, dan UVC. UVC disaring oleh lapisan ozon pada stratosfer, sementara UVA dan UVB mampu mencapai permukaan bumi. UVA dapat berpenetrasi lebih dalam pada kulit dibanding UVB. Pemajanan UVB secara akut dapat menyebabkan erythema, edema, tanning, penebalan epidermis dan dermis, dan sintesis vitamin D. UVA dan UVB dikaitkan dengan terjadinya imunosupresi dan karsinogenesis, maka dibutuhkan perlindungan terhadap radiasi UV (Benson, 2008., Mitsui, 1997). Secara normal kulit memiliki perlindungan alami, namun seringkali tidak mencukupi dibandingkan dengan intensitas radiasi yang ada dan oleh karena itu dibutuhkan perlindungan buatan, salah satunya dengan penggunaan tabir surya (Ditjen POM, 1985).
Sediaan tabir surya secara umum diformulasikan menggunakan kombinasi tabir surya kimia dan tabir surya fisik, sehingga sediaan dapat bekerja lebih efektif untuk mengurangi dampak dari paparan radiasi UV yang luas (Benson, 2008). Benzophenone-3 dan octyl methoxycinnamate adalah bahan tabir surya kimia yang banyak digunakan dalam sediaan tabir surya. Zink oksida (ZnO) dan titanium dioksida (TiO2) adalah contoh tabir surya fisik yang umum digunakan dan telah disetujui oleh FDA.
Efektivitas sediaan tabir surya juga dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya oleh derajat keasaman (pH) (Soeratri dan Purwanti, 2004). Penambahan asam laktat sebagai AHA diharapkan mampu mempengaruhi derajat keasaman sediaan sehingga efektivitasnya pun bertambah. Asam laktat dapat memicu terjadinya fotosensitivitas kulit, sehingga dalam penggunaannya perlu dikombinasikan dengan bahan tabir surya fisik untuk meminimalkan dampak buruk radiasi UV. Tabir surya fisik yang digunakan adalah zink oksida. Kombinasi dari keempat bahan ini diharapkan dapat menguntungkan dan efisien.






V.     Rancangan Modifikasi Formula
Formula
Standar
(nama formula standar: Sunscreen low oil content vanishing cream containing veegum)
(pustaka: Harry’s Cosmeticology /halaman: 254)
Pembanding
(merk: Placenta sunblock 20g )
Modifikasi
( Wise Beauty Sunscreen cream 40g )
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
C%
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Konsentrasi (%)
Lazim
Terpilih
Filtrosol A
Sunscreen agent
5
Octyl Methoxycinnamate (M)
Glycine soja protein (A)
Sodium Ascorbyi-2-phosphate (A)
SunScreen agent
UV-A and UVB
Antioksidant
*Ekstrak buah mentimun (A)
Sunscreen agent
-
6.5
Steric acid (M)
Emulsifiying agent
6
Steric acid (M)
Emulsifiying agent
Steric acid (M)
Emulsifying agent
1-20
6
Cetyl alcohol (M)
Emulsifying agent; stiffening agent.
0.5
Cetyl alcohol (M)
Emulsifying agent; stiffening agent.
Cetyl alcohol (M)
Emulsifying agent; stiffening agent.
2-5
0.5
Veegum (A)
Stabilizing agent; viscosity-increasing agent.
2.28

Veegum (A)
Stabilizing agent; viscosity-increasing agent.
2 – 5
2.28
Borax (A)
Alkalizing agent; emulsifying agent;
0.5
Borax (A)
Alkalizing agent; emulsifying agent;
< 3
0.5
Potassium hydroxide (A)
0.3
Triethanolamine (A)
Emulsifiying agent & pH Stabilizer
*Triethanolamine (A)
Alkalizing agent; emulsifying agent.
2-4
0,5

Glycerin (A)
Emollient; Humectan
Glycerin (A)
Emollient; Humectan
30
13,5
Parfume (A)
Odorant
q.s


Oleum Rose (M)
Odorant
-
qs



Propylene Glikol (A)
Humectan & Co-solvent




Preservative (A)
Preservative agent
q.s
Propylparaben (A)
Preservative agent
Propylparaben (A)
Preservative agent
0,02-0,03
0,02
Methylparaben (A)
Preservative agent
Methylparaben (A)
Preservative agent
0,01-0,6
0,018
Water (A)
Pembawa
85.42
Water (A)
Pembawa
Purified Water (A)

Pembawa
-
Ad 40g


Bentuk sediaan dasar: Cream
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB : Karena formula standart yang digunakan merupakan tipe Vanishing Cream, dengan komposisi yang minimal tetapi memiliki stabilitas yang baik (Harry’s Cometicology, p. 232)

Bentuk sediaan dasar: Sunscreen cream
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB : karena sediaan krim merupakan sediaan yang mudah diterima dan memiliki bentuk yang sesuai dengan sunscreen, bentuk krim dipilih karena mengandung emolien dengan jumlah yang cukup seingga dapat mempertahankan kontak dengan kulit lebih lama.
PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI

Modifikasi Bahan Aktif :
Bahan Aktif : Ext. Ketimun
Alasan              : Karena ketimun mengandung senyawa polifenol serta Isoflavon yang       
                           Sangat berperan sebagai UV protecting Factor, dan tidak tersedia dipasaran
                           dalam bentuk sintetiknya, extrak mentimun juga memikliki kemampuan 
                           sebagai humektan yang dapat memberi rasa fresh di kulit.
Konsentrasi Terpilih : 6,5% (skipsi unpat,2012).

Modifikasi Bahan Tambahan Penyusun Basis :
 Nama Bahan Tambahan : Nipagin, Nipasol
Alasan               : Formulasi sediaan ini menggunakan bahan alam yang perlu
                            dijaga kestabilannya, sehingga penambahan pengawet sangat
                            dibutukhan.
Nama Bahan : Gliserin
Konsentrasi Terpilih : 13,5%
Alasan               : Gliserin pada konsentrasi tersebut dapat berfungsi
                            sebagai Humektan sekaligus preservative agent, juga sebagai
                            cosolvent untuk beberapa bahan, seperti nipagin dan nipasol. Gliserin bersifat  
                            tidak mengiritasi sehingga penggunaannya relative menjadi lebih aman jika      
                            dibandingkan dengan propylene glikol.Penambahan Gliserin bertujuan untuk      
                            memberi kelembaban pada kulit sehingga tidak mudah menjadi kering
                            (Hendradi, et al, 2013).
IV.    Matriks (bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
No.
Nama Bahan
(Kode M atau A)
(pustaka)
Sifat Kimia
(pustaka)
Sifat Fisika
(pustaka)
Kadar (%)
Fungsi
(pustaka)
Nilai HLB
(pustaka)
Alasan dipakai dalam formula
pH
stabilitas
Pemerian
Kelarutan
Lazim
Terpilih
1.       
Stearic acid (M)
(HPE 6th p.697)
Melting point : 554oC
Stabilitas : Asam stearat merupakan bahan yang stabil, mungkin juga dapat di tambahkan antioksidan
(HPE 6th p.697)
Pemerian : putih, hampir tidak berasa, kristal, serpihan kristal atau bentuk padat. Tidak berwarna atau kekuningan.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 15 bagian alkohol, 2 bagian kloroform dan 3 bagian eter (HPE 6th p.697)
1-20%
HPE 6th p.697)
6%
Emulsifying agent; (HPE 6th p.697)
HLB : 15
Akan membentuk masa krim yang baik jika dinetralkan sebagian dengan basa atau TEA (HPE 6th p.697).
2.       
Cetyl Alcohol (M)
(HPE 6th p.155)
Titik didih : 316-344o C
Titik leleh :
45–52oC
Stabilitas : stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya dan udarra tidak menjadi tengik
(HPE 6th p.155)
Pemerian : putih, serpihan, kotak-kotak atau granul dengan bau yang bercampur.
Kelarutan : mudah larut dalam ethanol (95%), eter dan tidak larut dalam air (HPE 6th p.155)
2-5%
(HPE 6th p.155)
0,5%
Emulsifying agent; stiffening agent (HPE 6th p.155)
HLB : 15,5
Dapat mengabsorbsi air pada emulsi w/o dan dapat meningkatkan konsistensi emulsi tersebut (HPE 6th p.155)
3.       
Veegum (A)
(HPE 6th p.393-394)
Stabilitas : Magnesium alumunium silikat stabil ketika di simpan dalam kondisi kering, stabil pada rentang pH yang luas, kompatibel dengan pelarut organik (HPE 6th p.394)
Pemerian : putih sampai krem, tidak berbau, tidak berasa, lembut,, serbuk micronized
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam alkohol, air, pelarut organik (HPE 6th p.394)
2 – 5% (sebagai emulsion stabilizer)
(HPE 6th p.394)
2,28 %
Stabilizing agent; viscosity-increasing agent
(HPE 6th p.394)
-
Merupakan bahan tambahan yang non-toxic dan non-iritasi. Digunakan sebagai stabilizing agen. Dapat meningkatkan viskositas dengan dikombinasikan dengan suspending agents seperti xanthan gum (HPE 6th p.394)

4.       
Borax (Sodium borate) (A)
(HPE 6th p.633)
Titik leleh : 75°C
Stabilitas : Sodium borate disimpan dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan kering
(HPE 6th p.633)
Pemerian : putih, kristal keras, granul, tidak berbau.
Kelarutan : larut dalam 1:1 gliserin, 1 : 1 dengan air mendidih, 1: 16 dengan air, praktis tidak larut dalam etanol 95%, dan dietil eter (HPE 6th p.633)

< 3% (MD 36 p 2268)

0,5%
Alkalizing agent; antimicrobial preservative; buffering agent;
emulsifying agent; stabilizing agent.
(HPE 6th p.633)
-
Digunakan sebagai pengemulsi dalam krim, sodium borat setelah diteliti juga memiliki efek sebagai pencegahan pembentukan crystal dalam sediaan.
(HPE 6th p.633)

5.       
Triethanolamine (A)
(HPE 6th p.754)

Titik didih : 335 oC
Titik leleh : 20–21 oC
Acidity/alkalinity: pH = 10.5 (0.1N solution)
Stabilitas : Triethanolamine dapat berubah menjadi cokelat ketika terpapar udara dan cahaya. Disimpan pada tempat kedap udara yang terlindung dari cahaya, panas dan suhu dingin
(HPE 6th p.754)
Pemerian : jernih, tidak berwarna sampai kuning pucat, cairan kental dengan bau berkarakteristik
Kelarutan : larut dalam air, methanol, dan aseton (HPE 6th p.754)
2-4%
(HPE 6th p.754)

0,5%
Emulsifying agent (HPE 6th p.754)

-
Jika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat dan asam oleat akan membentuk busa anion dengan pH 8, sehingga digunakan sebagai
emulsifying agent untuk membentuk partikel yang halus dan stabil pada emulsi o/w (HPE 6th p.754)
6.       
Glycerin (A)
(HPE 6th p.283)
Titik didih : 290 oC (dengan peruraian)
Titik leleh : 17,8 °C
Stabilitas : bersifat higroskopis, gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi di bawah kondisi penyimpanan biasa, tetapi dapat terurai pada pemanasan (HPE 6th p.283)
Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, cairan higroskopis, rasa manis
Kelarutan : Larut dalam air, etanol 95%, metanol, 1 : 500 eter, 1 : 11 etil asetat, praktis tidak larut dalam benzena, kloroform, minyak (HPE 6th p.283)

30%
(HPE 6th p.283)

4%
Emollient; humectant (HPE 6th p.283)
-
Sering digunakan dalam formulasi kosmetik terutama untuk sifat humektan dan emoliennya (HPE 6th p.283)
7.       
Propylparaben (A)
(HPE 6th p.596)
Titik didih : 295°C
Titik leleh : 96-99°C
Stabilitas : Stabil pada larutan air pH 3 – 6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar.
pH : 4 – 8
(HPE 6th p.596)
Pemerian : Kristal atau bubuk putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : 1:1,1 etanol 95%, 1:250 gliserin, 1:225 air 80°C
(HPE 6th p.596)
0,02-0,03%
(HPE 6th p.596)
0,02% (HPE 6th p.596)

Preservative agent (HPE 6th p.596)
-
Merupakan pengawet pada rentang pH luas.
Meningkatan aktifitas atau daya antimikroba jika digabungkan dengan Methylparaben (HPE 6th p.596)
8.       
Methylparaben (A)
(HPE 6th p.442)
Titik didih : 295°C
(HPE 5th p 629-630)
Titik leleh : 96-99°C
Stabilitas : Stabil pada larutan air pH 3 – 6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar.
pH : 4 – 8
(HPE 6th p.442)
Pemerian : Kristal putih, bubuk tidak berbau, tidak berwarna
Kelarutan : 1:225 air 80o C
(HPE 6th p.442)
0,01-0,6%
(HPE 6th p.442)
0,18% (HPE 6th p.442)
Preservative agent (HPE 6th p.442)
-
Merupakan pengawet pada rentang pH luas. Meningkatan aktifitas atau daya antimikroba jika digabungkan dengan Propylparaben (HPE 6th p.442)
9.       
Ol. Rosae (M)
(FI III p.459)

Pemerian : cairan tidak berwarna atau kuning;bau menyerupai bunga mawar, rasa khas,pada suhu 25ᵒ kental,jika didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi masa hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur.
Kelarutan : larut dalam 1 bagian kloroformP, larutan jernih

0.01-0.05% (FI III p.459)

Parfume (FI III p.459 )

Karna dapat memberikan aroma yang baik dengan konsentrasi yang kecil.
10.   
Purified Water (A)
(HPE 6th p.766)
Titik didih100 oC
Titik leleh 0 oC
Stabilitas : Stabil pada larutan air pH 3 – 6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar.
pH : 4 – 8
(HPE 6th p.766)
Pemerian : Jernih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : Larut dalam pelarut polar (HPE 6th p.766)
-
Ad 40g
Solvent (HPE 6th p.766)
-
Pembawa atau pelarut dalam formulasi sediaan obat (HPE 6th p.766)


V.I. Bentuk Sedian Dasar :
            a. Bentuk                              : Krim
                b. Definisi                              : Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan terlarut atau terdispersi dalam suatu bahan dasar yang sesuai (FI IV p. 6).
                c. Persyaratan Umum         : - Homogen
                                                                  - Tidak mengiritasi kulit
                                                                  - Mudah menyebar
  - Harus lembut dan mudah dioleskan
  - Bebas partikel kasar (Harry’s Cosmeticology 7th ed. P.60)
V.2. Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih :
            a. Bentuk                              : Sunscreen Cream
          b. Definisi                              : Merupakan sediaan yang digunakan untuk mencegah atau meminimalkan efek berbahaya dari radiasi
                                                            matahari atau untukmenyamaan kulit tanpa memberikan efek menyakitkan (Harry’s Cometicology, p. 232)
c. Persyaratan Umum        :- Efektif dalam menyerap radiasi erythmogenic dalam range 290-320 nm tanpa kerusakan  yang akan   mengurangi effisiensi atau  menimbulkan senyawa toksik atau iritasi.
   - Memberikan transmisi total pada range 300-400 nm
   - Tidak mudah menguap dan tahan terhadap air dan  keringat
   - Memiliki karakteristik kelarutan yang cocok sebagai pembawa sesuai jumlah yang dibutuhkan dalam sediaan sunscreen
   - Tidak toxic, tidak mengiritasi, dan tidak memberikan efek sensitifitas
- Tidak berbau, paling tidak sangat berbau lemah yang dapat diterima oleh pengguna
- Memiliki kapasitas perlindungan untuk beberapa jam
- Harus stabil pada saat penggunaan
- Tidak merusak pakaian (Harry’s Cometicology, p. 232)

VI. Susunan Formula (untuk 1 formula dan 1 Batch)
NO.
Nama Bahan
Sinonim
Bahan Pengganti
Konsentrasi
1 Resep
   40g
1 Bets (3R)
120g  
Awal
Modifikasi
1.        
Ekstrak buah mentimun (A)



6,5%
2,6 g
7,8 g
2.        
Stearic acid (M)
(HPE 6th p.697)
Emersol

6%
6%
2,4 g
7,2 g
3.        
Cetyl Alcohol (M)
(HPE 6th p.155)
Avol

0,5%
0,5%
0,2 g
0,6 g
4.        
Veegum (A)
(HPE 6th p.393-394)
Aluminii magnesii silicas

2,28 %
2,28 %
0,912 g
2,736 g
5.        
Borax (Sodium borate) (A)
(HPE 6th p.633)
Borax decahydrate

0,5%
0,5%
0,2 g
0,6 g
6.        
Triethanolamine (A)
(HPE 6th p.754)
Tealan

-
0,5%
0,2 g
0,6 g
7.        
Glycerin (A)
(HPE 6th p.283)
Croderol

-
4%
1,6 g
4,8 g
8.        
Propylparaben (A)
(HPE 6th p.596)
Nipasol

-
0,02%
0,008 g
0,024 g
9.        
Methylparaben (A)
(HPE 6th p.442)
Nipagin

-
0,18%
0,072 g
0,216 g
10.     
Purified Water (A)
(HPE 6th p.766)
Aqua

-
Ad 40g
Ad 40 g
Ad 120 g

Perhitungan Volume Sediaan
ü  1x pemakaian untuk wajah = 1 gram (Yanhendri dan Yenny, 2012)
Aturan penggunaan untuk 1 hari = 1x sebelum beraktifitas
Penggunaan selama 40 hari = 40 gram
ü  Perhitungan Sisa Air
*Untuk 1 resep
Sisa air = 40 g – (2,6 + 2,4 + 0,2 + 0,912 + 0,2 + 0,2 + 1,6 + 0,008 + 0,072)
             = 40 g - 8,192 g
             = 31,808 g
Konversi
BJ air = 1 gr/cm³

ü  Konversi Extrak.
100 gram buah ketimun segar à 10 gram ekstrak kental

V air = m/BJ
     = 31,808 g /1
     = 31,808 ml ~ 32 ml
*Untuk 1 Bets
Sisa air = 120g - (8,192 x3)
             = 95,424 g
Konversi
BJ air = 1 gr/cm³
V air = m/BJ
     = 95,424/1
     = 95,424 ml ~ 95 ml




ü  Penggunaan extrak
1 batch 7,8 gram



VII. Perhitungan HLB
Perhitungan HLB Butuh Formula Standar
Nama Bahan
HLB
Bobot bahan (g)
HLB Campuran
Stearic acid (M)
15
2,4
13,85
Cetyl Alcohol (M)
15.5
0,2
1,19
Total HLB
50.8
2,6
HLB butuh 15,04
Formula modifikasi merupakan sediaan dengan tipe emulsi o/w

Perhitungan HLB Butuh Formula Modifikasi
Nama Bahan
HLB
Bobot bahan (g)
HLB Campuran
Stearic acid (M)
15
2,4
13,85
Cetyl Alcohol (M)
15.5
0,2
1,19
Total HLB
50.8
2,6
HLB butuh 15,04
Formula modifikasi merupakan sediaan dengan tipe emulsi o/w

Rentang HLB
Tipe
4-6
Emulsi W/O
7-9
Pembasah
8-18
Emulsi O/W
13-15
Sabun
10-18
Pelarut






















VIII.        Skema Kerja





















IX.    Spesifikasi sediaan akhir
No
Kriteria Uji
Spesifikasi
1.
Organoleptik
Bau                  : Aroma Timun
Bentuk            : cream
Warna             : Putih
Tampak Luar : Tidak ada aerasi
2.
pH
4,5-6,5 (± 0,5) sesuai pH kulit (Mappa dkk., 2013)
3.
Daya Sebar
Mudah menyebar dengan diameter penyebaran yang baik 5-7 cm (Mappa dkk., 2013)
4.
Homogenitas
Homogen (Paye et al., 2001).

                                                                                                                                                   
X.      Rancangan Evaluasi
1.      Pengamatan Organoleptik
Pengamatan dilihat secara langsung bentuk, warna, bau, dan tampak luar dari gel yang dibuat (Paye et al., 2001).
2.      Pemeriksaan homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dapat dilakukan secara visual. Homogenitas gel diamati pada object glass di bawah cahaya, diamati apakah terdapat bagian-bagian yang tidak tercampurkan dengan baik (Paye et al., 2001).
3.      Pengujian pH
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat tersebut dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan larutan dapar pH 4,01 dan 7,00. Pemeriksaan pH dilakukan dengan mencelupkan elektroda ke dalam 1 gram sediaan yang diencerkan dengan air suling hingga 10 ml (Salman dkk., 2011).
4.      Pengujian Daya Sebar
Sediaan sebanyak 0,5 gram diletakkan dengan hati-hati diatas kaca transparan yang dilapisi kertas atau bahan transparan lain dan dihitung luas daerah yang diberikan oleh basis. Kemudian diberi beban tertentu diatasnya (150g) dan dibiarkan selama 60 detik. Lalu hitung diameter penyebaranya (Mappa dkk., 2013).


XI.    Rancangan Tabel Hasil Evaluasi
Parameter uji
Hasil
Spesifikasi
Keterangan
Sediaan
Pembanding
Uji mutu fisik
-          Bau
-          Bentuk
-          Warna
-          Tampak luar



Bau : Aroma Timun
Bentuk : cream
Warna : Putih
Tampak Luar : Tanpa aerasi

pH



4,5-6,5 (± 0,5) sesuai pH kulit (Mappa dkk., 2013)

Daya sebar



Mudah menyebar dengan diameter penyebaran yang baik 5-7 cm (Mappa dkk., 2013)

Homogenitas


Homogen (Paye et al., 2001).


Pengujian SPF
Nilai SPF dihitung dengan menggunakan persamaan matematis Dutra :

                       
EE : Efek spectrum eritema
                        I : Intensitas spectrum sinar
                        Abs : Nilai serapan produk tabir surya
                        CF : Faktor koreksi

Spektrum serapan sampel diperoleh dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 290-320 nm menggunakan etanol sebagai blangko. Nilai serapan dicatat interval 5 nm dari panjang gelombang 290 nm sampai 320 nm. Nilai serapan yang diperoleh dikalikan dengan EE x I untuk masing-masing interval. Jumlah EE x I yang diperoleh dikalikan dengan factor koreksi. Nilainya dari panjang gelombang 290-320 nm dan setiap selisih 5nm telah ditentukan dalam penelitian Dutra et all., 2004.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar