I.
Nama Sediaan Kosmetika : Sunscreen Cream
II. Tujuan
Pemakaian : - Sebagai sunscreen /
antioksidan
-
Melindungi kulit dari UVA dan UVB
-
Menghaluskan dan melembabkan
kulit
III. Karakteristik Sediaan : - Harus efektif menyerap rdiasi
erytmogenic dalam range 286-315nm tanpa kerusakan yang akan
mengurangi efisiensi/menimbulkansenyawa beracun
iritan.
-
Harus memungkinkan tranmisi penuh dalam range 300-400nm untuk
mengizinkan efek penyamakan maksimum
-
Tidak
mudah menguap
dan tahan terhadap keringat
-
Harus non toxic, non iritan, tidak mensensitasi
(Harry’s
Cosmeticology P.232)
IV. Tinjauan Tentang Sediaan Kosmetika
Paparan sinar matahari memiliki efek yang
menguntungkan dan merugikan pada tubuh manusia. Efek yang menguntungkan dari
sinar matahari yaitu dapat menstimulasi sirkulasi darah, meningkatkan
pembentukan hemoglobin dan dapat menurunkan tekanan darah. Namun juga ada efek
negatif dari paparan sinar matahari, pada jangka pendek dapat terjadi kerusakan
sementara pada lapisan epidermis kulit dan apabila terkena paparan sinar
matahari yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan penyakit serius seperti
kanker kulit (Wilkinson, 1982).
Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetik yang
digunakan untuk membaurkan atau menyerap secara efektif sinar matahari,
terutama daerah emisi gelombang ultraviolet dan inframerah, sehingga dapat
mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari. (Anonim, 1993).
Menurut Shaath (2005), tabir surya merupakan sediaan topikal yang dapat
mengurangi dampak radiasi ultraviolet dengan cara menyerap, memantulkan atau
menghamburkan radiasi ultraviolet. Dampak radiasi ultraviolet dapat dicegah
dengan menggunakan tabir surya sebelum terpapar sinar matahari.
Tujuan formulasi sunscreen untuk mencegah atau
mengurangi efek negatif radiasi sinar matahari dan dapat membantu mencegah
kulit dari rasa sakit pada saat berjemur (Wilkinson, 1982). Radiasi
ultraviolet (UV) matahari dibedakan menjadi UVA, UVB, dan UVC. UVC disaring
oleh lapisan ozon pada stratosfer, sementara UVA dan UVB mampu mencapai
permukaan bumi. UVA dapat berpenetrasi lebih dalam pada kulit dibanding UVB.
Pemajanan UVB secara akut dapat menyebabkan erythema, edema, tanning,
penebalan epidermis dan dermis, dan sintesis vitamin D. UVA dan UVB dikaitkan
dengan terjadinya imunosupresi dan karsinogenesis, maka dibutuhkan perlindungan
terhadap radiasi UV (Benson, 2008., Mitsui, 1997). Secara normal kulit memiliki
perlindungan alami, namun seringkali tidak mencukupi dibandingkan dengan
intensitas radiasi yang ada dan oleh karena itu dibutuhkan perlindungan buatan,
salah satunya dengan penggunaan tabir surya (Ditjen POM, 1985).
Sediaan tabir surya secara umum diformulasikan
menggunakan kombinasi tabir surya kimia dan tabir surya fisik, sehingga sediaan
dapat bekerja lebih efektif untuk mengurangi dampak dari paparan radiasi UV
yang luas (Benson, 2008). Benzophenone-3 dan octyl methoxycinnamate adalah
bahan tabir surya kimia yang banyak digunakan dalam sediaan tabir surya. Zink
oksida (ZnO) dan titanium dioksida (TiO2) adalah contoh tabir surya fisik yang
umum digunakan dan telah disetujui oleh FDA.
Efektivitas sediaan tabir surya juga dipengaruhi
oleh beberapa hal, diantaranya oleh derajat keasaman (pH) (Soeratri dan
Purwanti, 2004). Penambahan asam laktat sebagai AHA diharapkan mampu
mempengaruhi derajat keasaman sediaan sehingga efektivitasnya pun bertambah.
Asam laktat dapat memicu terjadinya fotosensitivitas kulit, sehingga dalam
penggunaannya perlu dikombinasikan dengan bahan tabir surya fisik untuk
meminimalkan dampak buruk radiasi UV. Tabir surya fisik yang digunakan adalah
zink oksida. Kombinasi dari keempat bahan ini diharapkan dapat menguntungkan
dan efisien.
V. Rancangan
Modifikasi Formula
Formula
|
||||||||
Standar
(nama formula standar: Sunscreen low oil content
vanishing cream containing veegum)
(pustaka: Harry’s Cosmeticology /halaman: 254)
|
Pembanding
(merk: Placenta sunblock 20g )
|
Modifikasi
( Wise Beauty Sunscreen cream 40g )
|
||||||
Nama Bahan
(Kode
M atau A)
|
Fungsi
|
C%
|
Nama Bahan
(Kode
M atau A)
|
Fungsi
|
Nama Bahan
(Kode
M atau A)
|
Fungsi
|
Konsentrasi (%)
|
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||||
Filtrosol A
|
Sunscreen agent
|
5
|
Octyl Methoxycinnamate (M)
Glycine soja protein (A)
Sodium Ascorbyi-2-phosphate (A)
|
SunScreen agent
UV-A and UVB
Antioksidant
|
*Ekstrak buah mentimun (A)
|
Sunscreen agent
|
-
|
6.5
|
Steric acid
(M)
|
Emulsifiying agent
|
6
|
Steric acid
(M)
|
Emulsifiying agent
|
Steric acid
(M)
|
Emulsifying agent
|
1-20
|
6
|
Cetyl alcohol
(M)
|
Emulsifying
agent; stiffening agent.
|
0.5
|
Cetyl alcohol
(M)
|
Emulsifying
agent; stiffening agent.
|
Cetyl alcohol
(M)
|
Emulsifying
agent; stiffening agent.
|
2-5
|
0.5
|
Veegum
(A)
|
Stabilizing agent;
viscosity-increasing agent.
|
2.28
|
Veegum
(A)
|
Stabilizing agent;
viscosity-increasing agent.
|
2 – 5
|
2.28
|
||
Borax
(A)
|
Alkalizing agent; emulsifying agent;
|
0.5
|
Borax
(A)
|
Alkalizing agent; emulsifying agent;
|
< 3
|
0.5
|
||
Potassium hydroxide (A)
|
0.3
|
Triethanolamine
(A)
|
Emulsifiying
agent & pH Stabilizer
|
*Triethanolamine
(A)
|
Alkalizing agent; emulsifying agent.
|
2-4
|
0,5
|
|
Glycerin
(A)
|
Emollient; Humectan
|
Glycerin (A)
|
Emollient; Humectan
|
≤ 30
|
13,5
|
|||
Parfume
(A)
|
Odorant
|
q.s
|
Oleum
Rose (M)
|
Odorant
|
-
|
qs
|
||
Propylene Glikol
(A)
|
Humectan & Co-solvent
|
|||||||
Preservative
(A)
|
Preservative agent
|
q.s
|
Propylparaben (A)
|
Preservative
agent
|
Propylparaben (A)
|
Preservative
agent
|
0,02-0,03
|
0,02
|
Methylparaben (A)
|
Preservative agent
|
Methylparaben (A)
|
Preservative agent
|
0,01-0,6
|
0,018
|
|||
Water (A)
|
Pembawa
|
85.42
|
Water
(A)
|
Pembawa
|
Purified Water
(A)
|
Pembawa
|
-
|
Ad 40g
|
Bentuk sediaan dasar: Cream
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB : Karena
formula standart yang digunakan merupakan tipe Vanishing
Cream, dengan komposisi yang minimal tetapi memiliki stabilitas yang baik (Harry’s
Cometicology, p. 232)
|
Bentuk sediaan dasar: Sunscreen cream
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB : karena sediaan krim merupakan sediaan yang mudah diterima dan memiliki
bentuk yang sesuai dengan sunscreen, bentuk krim dipilih karena mengandung
emolien dengan jumlah yang cukup seingga dapat mempertahankan kontak dengan
kulit lebih lama.
|
|
PENJELASAN
TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
|
||
Modifikasi
Bahan Aktif :
Bahan
Aktif : Ext. Ketimun
Alasan : Karena ketimun mengandung
senyawa polifenol serta Isoflavon yang
Sangat
berperan sebagai UV protecting Factor, dan tidak tersedia dipasaran
dalam bentuk sintetiknya, extrak mentimun juga memikliki kemampuan
sebagai humektan
yang dapat memberi rasa fresh di kulit.
Konsentrasi Terpilih : 6,5% (skipsi unpat,2012).
|
Modifikasi
Bahan Tambahan Penyusun Basis :
Nama Bahan Tambahan : Nipagin,
Nipasol
Alasan : Formulasi sediaan ini
menggunakan bahan alam yang perlu
dijaga
kestabilannya, sehingga penambahan pengawet sangat
dibutukhan.
Nama Bahan : Gliserin
Konsentrasi Terpilih : 13,5%
Alasan : Gliserin
pada konsentrasi tersebut dapat berfungsi
sebagai Humektan
sekaligus preservative agent, juga sebagai
cosolvent untuk
beberapa bahan, seperti nipagin dan nipasol. Gliserin
bersifat
tidak mengiritasi
sehingga penggunaannya relative menjadi lebih aman jika
dibandingkan
dengan propylene glikol.Penambahan Gliserin bertujuan untuk
memberi
kelembaban pada kulit sehingga tidak mudah menjadi kering
(Hendradi, et al, 2013).
|
|
IV.
Matriks
(bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
No.
|
Nama Bahan
(Kode M atau A)
(pustaka)
|
Sifat
Kimia
(pustaka)
|
Sifat Fisika
(pustaka)
|
Kadar (%)
|
Fungsi
(pustaka)
|
Nilai HLB
(pustaka)
|
Alasan dipakai dalam
formula
|
|
pH
stabilitas
|
Pemerian
Kelarutan
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||
1.
|
Stearic acid (M)
(HPE
6th p.697)
|
Melting point : 554oC
Stabilitas : Asam
stearat merupakan bahan yang stabil, mungkin juga dapat di tambahkan
antioksidan
(HPE 6th p.697)
|
Pemerian
: putih, hampir tidak berasa,
kristal, serpihan kristal atau bentuk padat. Tidak berwarna atau kekuningan.
Kelarutan
: praktis tidak larut dalam air,
larut dalam 15 bagian alkohol, 2 bagian kloroform dan 3 bagian eter (HPE 6th p.697)
|
1-20%
HPE
6th p.697)
|
6%
|
Emulsifying
agent; (HPE 6th p.697)
|
HLB : 15
|
Akan membentuk masa krim yang baik jika
dinetralkan sebagian dengan basa atau TEA (HPE 6th p.697).
|
2.
|
Cetyl Alcohol (M)
(HPE
6th p.155)
|
Titik
didih : 316-344o C
Titik leleh :
45–52oC
Stabilitas
: stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya dan
udarra tidak menjadi tengik
(HPE
6th p.155)
|
Pemerian
: putih, serpihan, kotak-kotak atau
granul dengan bau yang bercampur.
Kelarutan
: mudah larut dalam ethanol (95%), eter
dan tidak larut dalam air (HPE 6th p.155)
|
2-5%
(HPE
6th p.155)
|
0,5%
|
Emulsifying
agent; stiffening agent (HPE 6th p.155)
|
HLB : 15,5
|
Dapat mengabsorbsi air pada emulsi w/o
dan dapat meningkatkan konsistensi emulsi tersebut (HPE 6th p.155)
|
3.
|
Veegum (A)
(HPE
6th p.393-394)
|
Stabilitas :
Magnesium alumunium silikat stabil ketika di simpan dalam kondisi kering,
stabil pada rentang pH yang luas, kompatibel dengan pelarut organik (HPE 6th p.394)
|
Pemerian
: putih sampai krem, tidak berbau, tidak berasa, lembut,, serbuk micronized
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam alkohol, air, pelarut organik (HPE 6th p.394)
|
2
– 5% (sebagai emulsion stabilizer)
(HPE
6th p.394)
|
2,28 %
|
Stabilizing agent;
viscosity-increasing agent
(HPE 6th p.394)
|
-
|
Merupakan
bahan tambahan yang non-toxic dan non-iritasi. Digunakan sebagai stabilizing
agen. Dapat meningkatkan viskositas dengan dikombinasikan dengan suspending
agents seperti xanthan gum (HPE 6th
p.394)
|
4.
|
Borax (Sodium borate) (A)
(HPE
6th p.633)
|
Titik leleh : 75°C
Stabilitas : Sodium
borate disimpan dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan kering
(HPE 6th p.633)
|
Pemerian : putih,
kristal keras, granul, tidak berbau.
Kelarutan :
larut dalam 1:1 gliserin, 1 : 1 dengan air mendidih, 1: 16 dengan air,
praktis tidak larut dalam etanol 95%, dan dietil eter (HPE 6th p.633)
|
<
3% (MD 36 p 2268)
|
0,5%
|
Alkalizing
agent; antimicrobial preservative; buffering agent;
emulsifying agent; stabilizing agent.
(HPE 6th p.633)
|
-
|
Digunakan
sebagai pengemulsi dalam krim, sodium borat setelah diteliti juga memiliki
efek sebagai pencegahan pembentukan crystal dalam sediaan.
(HPE 6th p.633)
|
5.
|
Triethanolamine (A)
(HPE 6th p.754)
|
Titik didih : 335 oC
Titik leleh : 20–21 oC
Acidity/alkalinity:
pH = 10.5 (0.1N solution)
Stabilitas : Triethanolamine dapat berubah
menjadi cokelat ketika terpapar udara dan cahaya. Disimpan pada tempat kedap
udara yang terlindung dari cahaya, panas dan suhu dingin
(HPE 6th p.754)
|
Pemerian
: jernih, tidak berwarna sampai kuning pucat, cairan kental dengan bau
berkarakteristik
Kelarutan
: larut dalam air, methanol, dan aseton (HPE 6th p.754)
|
2-4%
(HPE 6th p.754)
|
0,5%
|
Emulsifying agent (HPE 6th p.754)
|
-
|
Jika dicampur dengan
asam lemak seperti asam stearat dan asam oleat akan membentuk busa anion
dengan pH 8, sehingga digunakan sebagai
emulsifying agent untuk
membentuk partikel yang halus dan stabil pada emulsi o/w (HPE 6th p.754)
|
6.
|
Glycerin (A)
(HPE 6th
p.283)
|
Titik didih : 290 oC (dengan peruraian)
Titik leleh :
17,8 °C
Stabilitas :
bersifat higroskopis, gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi di bawah
kondisi penyimpanan biasa, tetapi dapat terurai pada pemanasan (HPE 6th p.283)
|
Pemerian
: Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, cairan higroskopis, rasa manis
Kelarutan :
Larut dalam air, etanol 95%, metanol, 1 : 500 eter, 1 : 11 etil asetat,
praktis tidak larut dalam benzena, kloroform, minyak (HPE 6th p.283)
|
≤ 30%
(HPE
6th p.283)
|
4%
|
Emollient; humectant (HPE
6th p.283)
|
-
|
Sering digunakan dalam formulasi
kosmetik terutama untuk sifat humektan dan emoliennya (HPE 6th p.283)
|
7.
|
Propylparaben
(A)
(HPE 6th
p.596)
|
Titik didih
: 295°C
Titik leleh :
96-99°C
Stabilitas :
Stabil pada larutan air pH 3 – 6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar.
pH :
4 – 8
(HPE 6th
p.596)
|
Pemerian :
Kristal atau bubuk putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan :
1:1,1 etanol 95%, 1:250 gliserin, 1:225 air 80°C
(HPE
6th p.596)
|
0,02-0,03%
(HPE 6th
p.596)
|
0,02%
(HPE 6th p.596)
|
Preservative
agent (HPE 6th
p.596)
|
-
|
Merupakan pengawet pada rentang pH
luas.
Meningkatan aktifitas atau daya
antimikroba jika digabungkan dengan Methylparaben (HPE 6th
p.596)
|
8.
|
Methylparaben (A)
(HPE
6th p.442)
|
Titik didih
: 295°C
(HPE
5th p 629-630)
Titik leleh :
96-99°C
Stabilitas :
Stabil pada larutan air pH 3 – 6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar.
pH :
4 – 8
(HPE 6th p.442)
|
Pemerian
: Kristal putih, bubuk tidak berbau,
tidak berwarna
Kelarutan
: 1:225 air 80o C
(HPE
6th p.442)
|
0,01-0,6%
(HPE
6th p.442)
|
0,18%
(HPE 6th p.442)
|
Preservative
agent (HPE 6th p.442)
|
-
|
Merupakan pengawet pada rentang pH
luas. Meningkatan aktifitas atau daya antimikroba jika digabungkan dengan Propylparaben (HPE 6th p.442)
|
9.
|
Ol. Rosae (M)
(FI III p.459)
|
Pemerian
: cairan tidak berwarna atau kuning;bau menyerupai bunga mawar, rasa
khas,pada suhu 25ᵒ kental,jika didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi
masa hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur.
Kelarutan
: larut dalam 1 bagian kloroformP,
larutan jernih
|
0.01-0.05% (FI
III p.459)
|
Parfume (FI
III p.459 )
|
Karna dapat
memberikan aroma yang baik dengan konsentrasi yang kecil.
|
|||
10.
|
Purified Water
(A)
(HPE 6th
p.766)
|
Titik didih100 oC
Titik leleh 0 oC
Stabilitas :
Stabil pada larutan air pH 3 – 6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar.
pH :
4 – 8
(HPE 6th p.766)
|
Pemerian : Jernih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : Larut dalam pelarut polar (HPE 6th p.766)
|
-
|
Ad 40g
|
Solvent (HPE 6th p.766)
|
-
|
Pembawa atau pelarut dalam formulasi sediaan obat (HPE 6th p.766)
|
V.I. Bentuk Sedian Dasar :
a. Bentuk :
Krim
b. Definisi :
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan
terlarut atau terdispersi dalam suatu bahan dasar yang sesuai (FI IV p. 6).
c. Persyaratan Umum :
- Homogen
- Tidak mengiritasi kulit
- Mudah menyebar
-
Harus lembut dan mudah dioleskan
- Bebas partikel kasar (Harry’s Cosmeticology 7th ed.
P.60)
V.2. Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih :
a. Bentuk :
Sunscreen
Cream
b.
Definisi : Merupakan
sediaan yang digunakan untuk mencegah atau meminimalkan efek berbahaya dari
radiasi
matahari atau untukmenyamaan kulit tanpa
memberikan efek menyakitkan (Harry’s Cometicology, p. 232)
c. Persyaratan Umum :- Efektif dalam menyerap radiasi
erythmogenic dalam range 290-320 nm tanpa kerusakan yang akan
mengurangi effisiensi atau menimbulkan
senyawa toksik atau iritasi.
- Memberikan transmisi total pada range
300-400 nm
- Tidak mudah menguap dan tahan terhadap air
dan keringat
- Memiliki karakteristik kelarutan yang
cocok sebagai pembawa sesuai jumlah yang dibutuhkan dalam sediaan sunscreen
- Tidak toxic, tidak mengiritasi, dan tidak
memberikan efek sensitifitas
-
Tidak berbau, paling tidak sangat berbau lemah yang dapat diterima oleh
pengguna
-
Memiliki kapasitas perlindungan untuk beberapa jam
-
Harus stabil pada saat penggunaan
-
Tidak merusak pakaian (Harry’s Cometicology, p. 232)
VI. Susunan Formula (untuk 1 formula dan 1 Batch)
NO.
|
Nama Bahan
|
Sinonim
|
Bahan Pengganti
|
Konsentrasi
|
1 Resep
40g
|
1 Bets (3R)
120g
|
|
Awal
|
Modifikasi
|
||||||
1.
|
Ekstrak buah mentimun (A)
|
6,5%
|
2,6 g
|
7,8 g
|
|||
2.
|
Stearic acid (M)
(HPE
6th p.697)
|
Emersol
|
6%
|
6%
|
2,4 g
|
7,2 g
|
|
3.
|
Cetyl Alcohol (M)
(HPE
6th p.155)
|
Avol
|
0,5%
|
0,5%
|
0,2 g
|
0,6 g
|
|
4.
|
Veegum (A)
(HPE
6th p.393-394)
|
Aluminii magnesii silicas
|
2,28 %
|
2,28 %
|
0,912 g
|
2,736 g
|
|
5.
|
Borax (Sodium borate) (A)
(HPE
6th p.633)
|
Borax decahydrate
|
0,5%
|
0,5%
|
0,2 g
|
0,6 g
|
|
6.
|
Triethanolamine (A)
(HPE 6th p.754)
|
Tealan
|
-
|
0,5%
|
0,2 g
|
0,6 g
|
|
7.
|
Glycerin (A)
(HPE 6th
p.283)
|
Croderol
|
-
|
4%
|
1,6 g
|
4,8 g
|
|
8.
|
Propylparaben
(A)
(HPE 6th
p.596)
|
Nipasol
|
-
|
0,02%
|
0,008 g
|
0,024 g
|
|
9.
|
Methylparaben (A)
(HPE
6th p.442)
|
Nipagin
|
-
|
0,18%
|
0,072 g
|
0,216 g
|
|
10.
|
Purified Water
(A)
(HPE 6th
p.766)
|
Aqua
|
-
|
Ad 40g
|
Ad 40 g
|
Ad 120 g
|
|
Perhitungan Volume Sediaan
ü 1x
pemakaian untuk wajah = 1 gram (Yanhendri dan Yenny, 2012)
Aturan penggunaan
untuk 1 hari = 1x sebelum beraktifitas
Penggunaan selama 40
hari = 40 gram
ü Perhitungan Sisa Air
*Untuk 1
resep
Sisa air = 40 g – (2,6 + 2,4 + 0,2 + 0,912 + 0,2 + 0,2 +
1,6 + 0,008 + 0,072)
= 40
g - 8,192 g
= 31,808
g
Konversi
BJ air = 1 gr/cm³
ü Konversi Extrak.
100 gram buah ketimun segar à 10 gram ekstrak kental
|
V air = m/BJ
= 31,808
g /1
= 31,808
ml ~ 32 ml
*Untuk 1
Bets
Sisa air = 120g - (8,192 x3)
= 95,424
g
Konversi
BJ air = 1 gr/cm³
V air = m/BJ
= 95,424/1
= 95,424 ml ~ 95 ml
ü Penggunaan extrak
1 batch 7,8 gram
|
||||||
VII. Perhitungan
HLB
Perhitungan HLB Butuh Formula Standar
Nama Bahan
|
HLB
|
Bobot bahan (g)
|
HLB Campuran
|
Stearic acid (M)
|
15
|
2,4
|
13,85
|
Cetyl Alcohol (M)
|
15.5
|
0,2
|
1,19
|
Total HLB
|
50.8
|
2,6
|
HLB butuh 15,04
|
Formula
modifikasi merupakan sediaan dengan tipe emulsi o/w
Perhitungan HLB Butuh Formula Modifikasi
Nama Bahan
|
HLB
|
Bobot bahan (g)
|
HLB Campuran
|
Stearic acid (M)
|
15
|
2,4
|
13,85
|
Cetyl Alcohol (M)
|
15.5
|
0,2
|
1,19
|
Total HLB
|
50.8
|
2,6
|
HLB butuh 15,04
|
Formula
modifikasi merupakan sediaan dengan tipe emulsi o/w
Rentang HLB
|
Tipe
|
4-6
|
Emulsi W/O
|
7-9
|
Pembasah
|
8-18
|
Emulsi O/W
|
13-15
|
Sabun
|
10-18
|
Pelarut
|
VIII.
Skema
Kerja
IX. Spesifikasi sediaan akhir
No
|
Kriteria
Uji
|
Spesifikasi
|
1.
|
Organoleptik
|
Bau : Aroma Timun
Bentuk : cream
Warna : Putih
Tampak
Luar : Tidak ada aerasi
|
2.
|
pH
|
4,5-6,5 (±
0,5) sesuai pH kulit (Mappa dkk., 2013)
|
3.
|
Daya
Sebar
|
Mudah
menyebar dengan diameter penyebaran yang baik 5-7 cm (Mappa dkk., 2013)
|
4.
|
Homogenitas
|
Homogen
(Paye
et al., 2001).
|
X. Rancangan Evaluasi
1. Pengamatan
Organoleptik
Pengamatan dilihat secara langsung
bentuk, warna, bau, dan tampak luar dari gel yang dibuat (Paye et al., 2001).
2. Pemeriksaan
homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dapat
dilakukan secara visual. Homogenitas gel diamati pada object glass di bawah cahaya, diamati apakah terdapat bagian-bagian
yang tidak tercampurkan dengan baik (Paye et
al., 2001).
3. Pengujian
pH
Pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan alat pH meter. Alat tersebut dikalibrasi terlebih dahulu sebelum
digunakan. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan larutan dapar pH 4,01 dan
7,00. Pemeriksaan pH dilakukan dengan mencelupkan elektroda ke dalam 1 gram
sediaan yang diencerkan dengan air suling hingga 10 ml (Salman dkk., 2011).
4. Pengujian
Daya Sebar
Sediaan sebanyak 0,5 gram
diletakkan dengan hati-hati diatas kaca transparan yang dilapisi kertas atau
bahan transparan lain dan dihitung luas daerah yang diberikan oleh basis.
Kemudian diberi beban tertentu diatasnya (150g) dan dibiarkan selama 60 detik.
Lalu hitung diameter penyebaranya (Mappa dkk., 2013).
XI. Rancangan Tabel Hasil Evaluasi
Parameter
uji
|
Hasil
|
Spesifikasi
|
Keterangan
|
|
Sediaan
|
Pembanding
|
|||
Uji
mutu fisik
-
Bau
-
Bentuk
-
Warna
-
Tampak luar
|
Bau
: Aroma Timun
Bentuk
: cream
Warna
: Putih
Tampak Luar : Tanpa aerasi
|
|||
pH
|
4,5-6,5 (±
0,5) sesuai pH kulit (Mappa dkk., 2013)
|
|||
Daya sebar
|
Mudah
menyebar dengan diameter penyebaran yang baik 5-7 cm (Mappa dkk., 2013)
|
|||
Homogenitas
|
Homogen
(Paye
et al., 2001).
|
|||
Pengujian SPF
Nilai SPF dihitung dengan
menggunakan persamaan matematis Dutra :

EE : Efek spectrum eritema
I
: Intensitas spectrum sinar
Abs
: Nilai serapan produk tabir surya
CF
: Faktor koreksi
Spektrum serapan
sampel diperoleh dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 290-320 nm menggunakan etanol sebagai blangko. Nilai serapan dicatat
interval 5 nm dari panjang gelombang 290 nm sampai 320 nm. Nilai serapan yang
diperoleh dikalikan dengan EE x I untuk masing-masing interval. Jumlah EE x I
yang diperoleh dikalikan dengan factor koreksi. Nilainya dari panjang gelombang
290-320 nm dan setiap selisih 5nm telah ditentukan dalam penelitian Dutra et
all., 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar