I.
NAMA
SEDIAAN KOSMETIKA
Sunscreen Lotion
II.
TUJUAN
PEMAKAIAN
Untuk mencegah atau mengurangi efek
negatif radiasi sinar matahari dan dapat membantu mencegah kulit dari rasa
sakit pada saat berjemur (Wilkinson, 1982).
III.
PERSYARATAN
SEDIAAN
1.
Efektif
dalam mengabsorbsi radiasi pada panjang gelombang 300-400 nm.
2.
Memberikan
transmisi secara total pada panjan gelombang 300-400 nm.
3.
Tidak
terjadi absorbs perkutan.
4.
Tidak
menguap dan tahan terhadap air dan keringat.
5.
Mempunyai
kelarutan yang cocok dengan pembawa.
6.
Tidak
berbau atau sedikit berbau tetapi dapat diterima konsumen.
7.
Tidak
toksik dan tidak menimbulkan iritasi.
8.
Mempunyai
efek perlindunga yang tetap dalam
beberapa jam.
9.
Stabil
dalam kondisi pemakaian.
10.
Tidak
mewarnai pakaian (Harry’s Cosmeticology 7th, p.232).
IV.
KARAKTERISTIK
SEDIAAN
1.
Mudah digunakan
2.
Jumlah yang menempel
mencukupi kebutuhan
3.
Bahan aktif kompatibel
dengan bahan tambahan lain.
4.
Bahan dasar dapat
mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (FDA, 2003).
V.
TINJAUAN
TENTANG SEDIAAN TABIR MATAHARI
Paparan
sinar matahari memiliki efek yang menguntungkan dan merugikan pada tubuh
manusia. Efek yang menguntungkan dari sinar matahari yaitu dapat menstimulasi
sirkulasi darah, meningkatkan pembentukan hemoglobin dan dapat menurunkan
tekanan darah. Namun juga ada efek negatif dari paparan sinar matahari, pada
jangka pendek dapat terjadi kerusakan sementara pada lapisan epidermis kulit
dan apabila terkena paparan sinar matahari yang terlalu berlebihan dapat
menyebabkan penyakit serius seperti kanker kulit (Wilkinson, 1982).
Sediaan
tabir matahari adalah sediaan yang mengandung senyawa kimiaaktif yang dapat
menyerap, menghamburkan atau memantulkan energi sinar matahariyang mengenai
kulit manusia (Silaen, 2003). Menurut Shaath (2005), tabir surya merupakan
sediaan topikal yang dapat mengurangi dampak radiasi ultraviolet dengan cara
menyerap, memantulkan atau menghamburkan radiasi ultraviolet. Dampak radiasi
ultraviolet dapat dicegah dengan menggunakan tabir surya sebelum terpapar sinar
matahari.
VI.
TINJAUAN
TENTANG LIDAH BUAYA (Aloe vera
Barbadensis)
Lidah
buaya (Aloe vera) merupakan tumbuhan liar di tempat yangberhawa panas
atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanamanhias. Dahulu
orang memanfaatkan lidah buaya sebagai bahan kosmetika danobat tradisional,
baik sebagai penyubur rambut, obat pencuci perut dan penghaluskulit. Hingga
kini kebiasaan tersebut masih diteruskan oleh masyarakat modem (Silaen, 2003).
Cairan
berlendir dari daun lidah buaya mengandung berbagai bahanbahanorganik yang
bermanfaat yaitu lignin, saponin, antrakuinon (termasuk aloin,barbaloin,
antranol, asam aloetat, antrasena, ester asam sinamat, aloe emedin,
asamchrisophani, minyak ethreal, dan resin tannol), beberapa jenis monosakarida
danpolisakarida dan asam-asam amino (Silaen, 2003).Ekstrak daun berdaging
mengandung polisakarida yang terutama terdiri atasglukomanan, glikoprotein
seperti aloktin, enzim-enzim seperti karboksipeptidase dan glikosidaantrakuinon
dalam jumlah yang bervariasi (Heinrich, 2010).
Untuk
sediaan dermatologi, diperoleh beberapa bukti adanya efek
antibakteri,antiradang, emolien dan melembabkan. Polisakaridanya berperan
penting sebagai bahanpelembut dan imonostimulan. Beberapa glikoprotein memiliki
efek serupa, sedangkan turunanantrakuinonnya bersifat antibakteri. Enzim yang
diekstraksi dari gel lidah buaya terbukti bersifatanalgesik serta menghambat
kerusakan termal dan permeabilitas vaskular pada tikus. Bubur daunsegar
bersifat antioksidan (Heinrich, 2010).
Jus
dari daun lidah buaya merupakan komponen penting dari pengolahan Ayurveda dan
Kosmetik. Aloe vera memiliki kemampuan berpenetrasi ke dalam lapisan kulit
(lapisan dermal). Tanpa kemampuan tersebut, semua kandungan yang dimiliki
menjadi kurang efektif. Nutrisi yang kaya dan bahan pengobatan yang terkandung
seperti polisakarida dan vitamin banyak digunakan dalam industri kosmetik
sebagai krim kulit, losion, dan berbagai pengobatan spesial yang bertujuan
mengatasi kebanyakan masalah kulit. (Basmatker, et al., 2011).
Studi-studi
terdahulu telah menunjukkan bagaimana Aloe veramenyembuhkan luka bakar
akibat radiasi sinar UV-B, dimana sinar tersebut dapatmenyebabkan rasa sakit
dalam jangka pendek serta mempercepat penuaan kulit danbahkan terkadang kanker
kulit dalamjangka panjang (Silaen, 2003).Ekstrak
Aloe dan Aloin dari tanaman memiliki puncak spektrofotmetri pada 297 nm dan
dapat berperan sebagai uv absorben. Telah dilaporkan bahwa Aloin dapat memblok
20 – 30% radiasi sinar ultraviolet, bereaksi sebagai sunscreen untuk kulit
(Basmatker, et al., 2011).
VIII.1.
BENTUK
SEDIAAN DASAR
a. Bentuk : Lotion O/W
b.
Definisi : sediaancairberupasuspensiataudispersi, digunakansebagaiobatluar. Dapatberbentuksuspensizatpadatdalambentukserbukhalusdenganbahanpensuspensi
yang cocokatauemulsiminyakdalamair dengansurfaktan yang cocok(FI. III, p.19)
c. Persyaratan
Umum : (science
and technologi I,p.71)
1.
Memberi rasa
lembut
2.
Teksturnyacreamy
3.
Lembuttapitidakberminyak
4.
Mudahmenembuskulit
VIII.2.
BENTUK
SEDIAAN KOSMETIK TERPILIH
a.
Bentuk : Lotion Tabir Surya
b.
Definisi : Tabirsuryaadalahsuatusediaan yang
mengandungsenyawakimia yang dapatmenyerap,
menghamburkanataumemantulkansinarsurya yang
mengenaikulitsehinggadapatdigunakanuntukmelindungifungsidanstrukturkulitmanusiadarikerusakanakibatsinarsurya
(FDA, 2003).
c.
Persyaratan Umum :
1.
Efektif
dalam mengabsorbsi radiasi pada panjang gelombang 300-400 nm.
2.
Memberikan
transmisi secara total pada panjan gelombang 300-400 nm.
3.
Tidak
terjadi absorbs perkutan.
4.
Tidak
menguap dan tahan terhadap air dan keringat.
5.
Mempunyai
kelarutan yang cocok dengan pembawa.
6.
Tidak
berbau atau sedikit berbau tetapi dapat diterima konsumen.
7.
Tidak
toksik dan tidak menimbulkan iritasi.
8.
Mempunyai
efek perlindunga yang tetap dalam
beberapa jam.
9.
Stabil
dalam kondisi pemakaian.
10.
Tidak
mewarnai pakaian (Harry’s Cosmeticology7th, p.232).
IX.
SUSUNAN FORMULA
1.
Perhitungan Bobot Sediaan
Luas
permukaan tubuh= 1592 inch2 (Kreps & Goldemberg, 1972) = 10271
cm2
Pengaplikasian
pada seluruh tubuh (Yanhendri, et al., 2012)
= 30 - 40 g (untuk 1x aplikasi)
Perkiraan
lama penggunaan losion = 1 hari sekali untuk sehari pemakaian.
Bobot sediaan yang
dibutuhkan = 30 g
1 hari = 30 gram à untuk 1R/
2.
Perhitungan
Konversi SPF &Ekstrak Lidah Buaya
Konsentrasi 4% dari ekstrak
lidah buaya memberikan nilai SPF 1,11 (Astuti).
Menurut Nguyen and Rigel
(2005) setiap bahan aktif individu harus memiliki minimum SPF paling rendah 2
untuk produk akhir.
Sehingga bila diinginkan SPF
= 2 maka konsentrasi ekstrak lidah buaya ditingkatkan menjadi
=
Untuk
ekstrak kering digunakan konsentrasi 10%, sehingga konversi menjadi ekstrak
kental yaitu :
u/ 1R/ u/ 1 batch
Kering 3 g 9
g
|
No
|
Nama Bahan
|
Sinonim
|
Bahan Pengganti
|
Konsentrasi
|
1 Resep u/ 30 g (gram)
|
1 batch u/ 90 g
(gram)
|
|
|
Awal
(%)
|
Modifikasi (%)
|
||||||
|
1
|
Ekstrak kental lidah buaya
|
|
-
|
-
|
2,42
|
7,3
|
21,8
|
|
2
|
Diethylene
glycol monostearat
|
|
Gliserol monostearat
|
2
|
5
|
1,5
|
4,5
|
|
3
|
Asam
Stearat
|
Cetylacetic
acid
|
-
|
3,5
|
3,5
|
1,05
|
3,15
|
|
4
|
Setil
alkohol
|
Cetanol
|
-
|
0,4
|
0,4
|
0,12
|
0,36
|
|
5
|
Isopropil
miristat
|
IPM
|
-
|
4
|
4
|
1,2
|
3,6
|
|
6
|
Gliserin
|
Gliserol
|
-
|
-
|
10,0
|
3
|
9
|
|
7
|
Metil
Paraben
|
Nipagin
|
-
|
q.s
|
0,18
|
0,054
|
0,162
|
|
8
|
Propil
Paraben
|
Nipasol
|
-
|
q.s
|
0,02
|
0,006
|
0,018
|
|
9
|
TEA
|
Trolamine
|
-
|
1
|
1
|
0,3
|
0,9
|
|
10
|
Dimethicone
|
Silikon oil
|
-
|
-
|
1
|
0,3
|
0,9
|
|
11
|
TEA lauril sulfat
|
|
-
|
0,75
|
0,75
|
0,225
|
0,675
|
|
12
|
Air
|
Aquades
|
-
|
86,85
|
68,05
|
|
|
Perhitungan Sisa Air
Untuk
1R/ = 30 – 7,3 – 1,5 – 1,05 – 0,12 –
1,2 – 3 – 0,054 – 0,006 – 0,3 – 0,3 – 0,225 = 14,945 g = 14,945 ml ≈ 15 ml
Untuk
1 batch = 90 – 21,8 – 4,5 – 3,15 – 0,36 –
3,6 – 9 – 0,162 – 0,018 – 0,9 – 0,9 – 0,675 = 44,935 g =
44,935 ml ≈ 45 ml
X.
RANCANGAN CARA PEMBUATAN
|
Pembuatan ekstrak lidah buaya
|
|
Daun lidah buaya di
cuci bersih
|
|
Daging daunnya di
blender hingga menjadi jus
|
|
Campurkan fase minyak
bersama fase air (fase air + dimethicone 0,9 g + TEA 0,9 g + TEA lauril sulfat
0,675 g) ke dalam mortir panas.
|
|
Aduk hingga memadat
sambil ditambahkan ekstrak lidah buaya sedikit demi sedikit (secara kontinu)
sampai dingin.
|
|
Panaskan diatas
waterbath pada suhu 70˚C
|
|
Fase
Minyak
1.
Gliserin
monostearat 4,5 g
2.
Asam
stearat 3,15 g
3.
Setil
alkohol 0,36 g
4.
Isopropil
miristat 3,6 g
|
|
Fase
Air
1.
Gliserin
9 g + Metil paraben 0,162 g + Propil paraben 0,018 g.
|
|
Ekstrak kental lidah
buaya
|
|
Uapkan di atas
penangas air
|
|
Saring dengan
menggunakan kain flanel
|
|
Kupas kulit daun
lidah buaya
|
XI.
SPESIFIKASI SEDIAAN AKHIR
|
No
|
Kriteria Uji
|
Spesifikasi
|
|
1
|
Organoleptis :
-
Warna
-
Bau
-
Bentuk
-
Perabaan
|
Putih
Berbau khas
Losion opaque
Lembut
|
|
2
|
pH
|
4,5 - 8,0 (SNI, 1996)
|
|
3
|
Homogenitas
|
Homogen (Harry’s Cosmeticology ed.7,
p.70)
|
|
4
|
Viskositas
|
3000-6000 cps (Martin,et al.,1993)
|
|
5
|
Daya Sebar
|
3-5 cm (Garg,
et.al., 2002)
|
|
6
|
Daya Lekat
|
Tidak lengket atau lekat
|
|
7
|
Daya Tercucikan Air
|
Agak susah tercucikan air
|
|
8
|
Tipe emulsi
|
m/a
|
|
9
|
Ukuran partikel
|
|
|
10
|
SPF
|
|
XII. RANCANGAN
EVALUASI
1.
Pemeriksaan
Organoleptis
Pengamatan meliputi :
perubahan warna, bau (ketengikan), konsistensi, dan terjadinya pemisahan fase.
Pengamatan dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.
2.
Pemeriksaan pH
Untuk
melakukan pemeriksaan pH, pH meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan
menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam
(pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci
dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam
konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air
suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut dan dibiarkan
hingga alat menunjukkan harga pH yang konstan. (Rawlins, 2003).
3.
Pemeriksaan Homogenitas
Pengujian
homogenitas dilakukan dengan mengoleskan sejumlah tertentu losion pada sekeping
kaca atau bahan transparan lain yang cocok. Losion dikatakan homogen bila susunan
partikel-partikel tidak ada yang menggumpal atau tidak tercampur
(Anonim, 1979).
|
Kriteria
|
Penilaian
|
|
+++
|
Sangat homogen
|
|
++
|
Kurang homogen
|
|
+
|
Tidak homogen
|
4.
Uji Viskositas
Pengujian
viskositas dilakukan dengan menggunakan rotary
brookfield viscometer, dengan cara memasukkan sebanyak 250 ml sediaan pada
gelas piala, kemudian memasang spindel yang sesuai dengan sediaan. Spindel
dicelupkan ke dalam sediaan kemudian alat dinyalakan dan mencatat hasil yang
diperoleh (Remington, 1995).
5.
Uji Daya Sebar
Pengujian
daya sebar dilakukan dengan cara sejumlah 0,5 gram sediaan diletakkan dengan
hati-hati di atas kertas grafik yang telah dilapisi kaca transparan, kemudian
dibiarkan sesaat (kurang lebih 15 detik). Luas daerah yang diberikan oleh
sediaan dihitung, kemudian ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diberi beban
5 gram dan dibiarkan selama 60 detik. Kemudian luas yang diberikan oleh sediaan
dihitung dan dicatat (Voigt, 1995).
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+++
|
≥ 5 cm
|
Sangat mudah menyebar
|
|
++
|
3-5 cm
|
Mudah menyebar
|
|
+
|
≤ 3 cm
|
Tidak menyebar
|
6.
Uji Daya Lekat
Pengujian
daya lekat dilakukan dengan cara mengoleskan sejumlah sediaan pada punggung
tangan, kemudian diratakan dan dirasakan apakah ada rasa lengket yang
ditimbulkan oleh sediaan.
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+++
|
Sangat lekat
|
≥ 1cm
|
|
++
|
Kurang lekat
|
0.5 – 1cm
|
|
+
|
Tidak lekat
|
≤ 0.5cm
|
7.
Uji Daya Tercucikan Air
Pengujian
daya tercucikan air dilakukan dengan cara sejumlah 1 g krim dioleskan pada
telapak tangan kemudian dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas
tangan.
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+++
|
≤ 30 s
|
Sangat mudah tercucikan air
|
|
++
|
30 s – 1 mnt
|
Mudah tercucikan air
|
|
+
|
≥ 1 mnt
|
Tidak tercucikan air
|
8.
Uji Tipe Emulsi
Larutkan 1 tetes krim
ke dalam 30 ml air. Jika krim dapat larut dalam minyak, maka krim tersebut
merupakan krim w/o. namun, jika krim dapat larut dalam air, maka krim tersebut
merupakan krim o/w.
9.
Pengukuran Uji
Distribusi Ukuran Partikel
Dilakukan dengan
memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Caranya adalah
sbb: di timbang 0,1 g krim kemudian di encerkan dengan air suling sampai 1 ml
diambil sedikit hasil pengenceran
tersebut dan diteteskan pada kaca objek,
lalu dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel ( Lachman, dkk,
1994).
VII.Rancangan Modifikasi
Formula
VIII.
Matriks
(bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
|
No.
|
Nama Bahan
(Kode M atau A)
(pustaka)
|
Sifat Kimia
(pustaka)
|
Sifat Fisika
(pustaka)
|
Kadar
|
Fungsi
(pustaka)
|
Nilai HLB
(pustaka)
Khusus gol minyak/malam
|
Alasan dipakai dalam formula
|
|
|
pH
stabilitas
|
Pemerian
kelarutan
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||
|
1.
|
Gliseril monostearat
(M)
|
Stabilitas : Gliseril monostearat
mengalami peningkatan nilai asam apabila disimpan pada suhu panas dan
mengalami saponifikasi ester.
(HPE
6th, p.292)
|
Pemerian : putih, padatan waxlike dalam bentuk manik-manik, serpih, atau bubuk. Kelarutan: larutdalametanolpanas, eter, kloroform, asetonpanas,minyak mineral. Praktistidaklarutdalam air, tetapimungkintersebardalam air denganbantuansejumlahkecilsabunatausurfaktanlainnya. Titik leleh : 55-60˚C (HPE 6th, p.290-291) |
|
5%
|
Emulsifying agent.
(HPE 6th,p.290)
|
3,8
|
Seringdigunakandalamsediaankosmetik,oral,dantopikalformulasi.Tidaktoksiskdantidakmenyebabkaniritasi.
(HPE 6th, p.292)
|
|
2.
|
Setil alkohol (M)
|
Stabilitas
: Stabildalamasam,basa,cahaya, danudara, tidak menjadi tengik.
(HPE 6th,p.156)
|
Pemerian
: Gumpalanlilin, putih, granul,baukhas,samar,rasa hambar.
Kelarutan
: larutdalametanol (95%), eter, kelarutanmeningkatdenganpeningkatansuhu,
tidaklarutair.
Titik
leleh : 45-52˚C
(HPE 6th, p.155-156)
|
2-5%
(HPE
6th, p.155)
|
0,4%
|
Emulsifying
agent; stiffening agent. (HPE 6th, p.155)
|
15,5
|
Digunakandidalam
lotionkarenamemilikisifat
emollient danwater-absorptive
yang baiksehinggadapatmemperbaikistabilitas, texture
danmeningkatkankekentalan.
(HPE 6th, p.155)
|
|
3.
|
Isopropil miristat (M)
|
Stabilitas
:Isopropil
miristat resisten untuk teroksidasi dan terhidrolisis, tidak menyebabkan
tengik.(HPE 6th, p.349)
|
Pemerian
:Isopropyl
myristate is a clear, colorless, practically odorless liquid oflow viscosity
that congeals at about 58˚C.
Kelarutan
:Larut
dalam aseton, kloroform, etanol (95%), etilasetat, lemak, fatty alcohols,
fixed oils, liquid hydrocarbons,
toluene, and waxes.
Dissolves many waxes, cholesterol, or lanolin.Praktis tidak larut dalam
gliserin, glikol, dan air.
|
1,0-10,0%
(HPE
6th, p.348)
|
4%
|
Oleaginous
vehicle; skin penetrant; solvent. (HPE 6th, p.348)
|
11,5
|
Isopropil miristat
banyak digunakan dalam sediaan kosmetik dan formulasi topikal. Umumnya tidak toksik
dan tidak menyebabkan iritasi.
(HPE 6th, p.349)
|
|
4.
|
Asam Stearat (M)
|
Stabilitas
:Asam
stearat merupakan bahan yang stabil, mungkin juga dapat di tambahkan
antioksidan(HPE 6th, p.698)
|
Pemerian
:Putih
kekuningan, agak mengkilat, kristal putih atau serbuk kekuningan, sedikit
berbau.
Kelarutan
:larut dalam 1 : 5 benzena, 1 : 6
karbon tetraklorida, 1 : 2 kloroform, 1: 15 etanol, 1 : 3 eter, praktis tidak
larut dalam air.
Titik
leleh :66 - 70°C
(HPE 6th, p.697)
|
1-20%
(HPE 6th, p.697)
|
3,5%
|
Emulsifying
agent. (HPE 6th, p.697)
|
15
|
Asam
stearat digunakan sebagai pengemulsi dan agen pelarut. Ketika sebagian
dinetralkan dengan alkali atau trietanolamine, asam stearat dapat digunakan
dalam penyusunan krim.(HPE 6th, p.697)
|
|
5.
|
Gliserin (A)
|
Stabilitas :bersifathigroskopis,
stabilpada/dalam air,etanol (95%), PG. Membentuk Kristal
padasuhurendahdantidakmelelehsampaisuhu ≥ 200 C
(HPE 6th, p.284)
|
Pemerian
: Cairankental, higroskopis,
tidakberwarna, tidak
berbau, rasa manis.
Kelarutan:larut dalam air, etanol 95%, metanol, 1 : 500
eter, 1 : 11 etil asetat, praktis tidak larut dalam benzena, kloroform,
minyak
Titik
leleh : 17,8˚C
(HPE 6th, p.283-284)
|
≤ 30%
(HPE 6th, p.283)
|
10%
|
Emolient,
humectant (HPE 6th, p.283)
|
|
Pada
dalam formulasi kosmetik, gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan
dan emoliennya. Gliserin juga dapat digunakan sebagai pelarut atau cosolvent
dalam krim dan emulsi. (HPE 6th, p.283)
|
|
6.
|
Dimethicone (M)
|
Stabilitas : stabil terhadap panas
dan resisten terhadap reaksi kimia dan asam kuat.
(HPE
6th, p.234)
|
Pemerian
: cairan
kental tidak berwarna.
Kelarutan:Praktistidaklarutdalam air,gliserin,propylene
glikol; larutdalambasa hydroxide, airyang mengandungasam mineral;
mudahlarutdalamaceton,benzene, etanol (95%),methanol,toluene,mineral oil.(HPE
6th, p.233)
|
0,5-5%
(HPE 6th, p.233)
|
1%
|
Oil-water
emulsion, antifoaming agent,water-repelling
agen (HPE
6th, p.233)
|
5
|
Dalam
emulsi minyak dalam air, dimethicon di tambahkan ke fase minyak sebagai
antifoaming agen.
Selain itu,dimeticonmemilikisifat yang hidrofobiksehinggadapatdenganmudahterserapkedalamkulit.
(HPE 6thp.233)
|
|
7.
|
Metil paraben (A)
|
pH : 4-8
Stabilitas : larutan metil paraben
pH 3-6 disterilisasi dengan autoclave 120˚C (20’) tanpa dekomposisi, pH 8
dapat terjadi hidrolisis.
(HPE 6th, p.443)
|
Peemerian : serbuk putih atau
hablur kecil, tidak
berwarna.
Kelarutan
:sangatmudahlarutdalamaceton; Mudahlarutdalametanol, eter, propilen
glycol; agaksukarlarutdalam glycerin, air (50o & 800 C); sangatSukarlarutdalam
air.
(HPE 6th, p.443)
|
0,02
– 0,3%
(HPE 6thp.443)
|
0,18%
|
Pengawet,
anti mikroba.
(HPE 6th, p.443)
|
|
Berfungsi sebagai
pengawet. Range konsentrasi 0.02-0.3% (HPE 6th, 442). Paraben memiliki efek
antimikroba spektrum luas, meskipun sangat efektif terhadap kapang dan
khamir.
(HPE 6th, 442).
|
|
8.
|
Propil paraben (A)
|
pH :
4–8
Stabilitas
:
Stabil pada larutan air pH 3 – 6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar.
(HPE 6th,
p.596-597)
|
Pemerian : Hablur kecil,tidak berwarna atau
serbuk hablur, putih, tidak
berbau atau berbau khas lemah, mempunyai
rasa sedikit terbakar.
Kelarutan
:Mudahlarutdalametanol, eter, propilen glycol; agaksukarlarutdalam
glycerin, air (50o & 800
c); sangatSukarlarutdalam air
(HPE 6th, p.596)
|
0,02
– 0,3%
(HPE 6th p.597)
|
0,02%
|
Pengawet,
anti mikroba (HPE 6th, p.598)
|
|
Banyak
digunakan sebagai antimikroba dalam sediaan kosmetik, food produk, oral, dan
topikal.
(HPE 6thp.598)
|
|
9.
|
TEA (A)
|
pH
: 10,5
Stabilitas
: berubah
warna coklat bila terkena cahaya.
(HPE
6th, p.754)
|
Pemerian
: jernih,
tidak berwarna sampai cairan kental, berwarna kekuningan pucat, bau seperti
amoniak.
Kelarutan:Mudahlarutdalametanol, praktistidaklarutdalameter,
sangatmudahlarutdalamgliserindan air.
(HPE 6thp.754)
|
2-4%
(HPE 6thp.754)
|
1%
|
Alkalizing
agent. (HPE 6th, p.754)
|
|
Digunakandalamformulasikarenadapatdigunakanuntukmenyesuaikan
PH dalamsuatularutan, dandapatbereaksidenganasamlemahsehinggamembentukgaram.
(HPE 6thp.754)
|
|
10.
|
Trietanolamin lauril
sulfat
|
pH :
Stabilitas :
|
Pemerian
:
Kelarutan
:
|
|
|
Surfaktan
|
|
|
|
11.
|
Air (A)
|
|
|
|
|
|
|
|
XIII.
RANCANGAN
TABEL HASIL EVALUASI
|
Parameter
|
Hasil
|
Spesifikasi
|
Keterangan
|
|
|
Sediaan Pembanding
|
Sediaan Modifikasi
|
|||
|
Organoleptis :
-
Bentuk Luar
-
Warna
-
Bau
-
Perabaan
|
|
|
Losion Opaque
Putih
Tidak berbau
Lembut
|
|
|
pH
|
|
|
4,5 - 8,0 (SNI, 1996)
|
|
|
Viskositas
|
|
|
3000-6000 cps (Martin,et al.,1993)
|
|
|
Daya Lekat
|
Tidak lekat, tidak menimbulkan rasa
lengket
|
|||
|
Homogenitas
|
Homogen (SNI, 1996)
|
|||
|
Daya Sebar
|
3 - 5 cm (Garg,
et.al., 2002)
|
|||
|
Daya Tercucikan Air
|
Agak susah tercucikan air
|
|||
|
Tipe Emulsi
|
m/a
|
|||
|
Distribusi Ukuran Partikel
|
|
|||
|
SPF
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar