Senin, 18 Mei 2015

sun screen vaselin man body




I.              NAMA SEDIAAN KOSMETIKA
Sunscreen Lotion

II.           TUJUAN PEMAKAIAN
Untuk mencegah atau mengurangi efek negatif radiasi sinar matahari dan dapat membantu mencegah kulit dari rasa sakit pada saat berjemur (Wilkinson, 1982).

III.        PERSYARATAN SEDIAAN
1.        Efektif dalam mengabsorbsi radiasi pada panjang gelombang  300-400 nm.
2.        Memberikan transmisi secara total pada panjan gelombang 300-400 nm.
3.        Tidak terjadi absorbs perkutan.
4.        Tidak menguap dan tahan terhadap air dan keringat.
5.        Mempunyai kelarutan yang cocok dengan pembawa.
6.        Tidak berbau atau sedikit berbau tetapi dapat diterima konsumen.
7.        Tidak toksik dan tidak menimbulkan iritasi.
8.        Mempunyai efek perlindunga  yang tetap dalam beberapa jam.
9.        Stabil dalam kondisi pemakaian.
10.    Tidak mewarnai pakaian (Harry’s Cosmeticology 7th, p.232).

IV.        KARAKTERISTIK SEDIAAN
1.        Mudah digunakan
2.        Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan
3.        Bahan aktif kompatibel dengan bahan tambahan lain.
4.        Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (FDA, 2003).

V.           TINJAUAN TENTANG SEDIAAN TABIR MATAHARI
Paparan sinar matahari memiliki efek yang menguntungkan dan merugikan pada tubuh manusia. Efek yang menguntungkan dari sinar matahari yaitu dapat menstimulasi sirkulasi darah, meningkatkan pembentukan hemoglobin dan dapat menurunkan tekanan darah. Namun juga ada efek negatif dari paparan sinar matahari, pada jangka pendek dapat terjadi kerusakan sementara pada lapisan epidermis kulit dan apabila terkena paparan sinar matahari yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan penyakit serius seperti kanker kulit (Wilkinson, 1982).
Sediaan tabir matahari adalah sediaan yang mengandung senyawa kimiaaktif yang dapat menyerap, menghamburkan atau memantulkan energi sinar matahariyang mengenai kulit manusia (Silaen, 2003). Menurut Shaath (2005), tabir surya merupakan sediaan topikal yang dapat mengurangi dampak radiasi ultraviolet dengan cara menyerap, memantulkan atau menghamburkan radiasi ultraviolet. Dampak radiasi ultraviolet dapat dicegah dengan menggunakan tabir surya sebelum terpapar sinar matahari.

VI.        TINJAUAN TENTANG LIDAH BUAYA (Aloe vera Barbadensis)
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tumbuhan liar di tempat yangberhawa panas atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanamanhias. Dahulu orang memanfaatkan lidah buaya sebagai bahan kosmetika danobat tradisional, baik sebagai penyubur rambut, obat pencuci perut dan penghaluskulit. Hingga kini kebiasaan tersebut masih diteruskan oleh masyarakat modem (Silaen, 2003).
Cairan berlendir dari daun lidah buaya mengandung berbagai bahanbahanorganik yang bermanfaat yaitu lignin, saponin, antrakuinon (termasuk aloin,barbaloin, antranol, asam aloetat, antrasena, ester asam sinamat, aloe emedin, asamchrisophani, minyak ethreal, dan resin tannol), beberapa jenis monosakarida danpolisakarida dan asam-asam amino (Silaen, 2003).Ekstrak daun berdaging mengandung polisakarida yang terutama terdiri atasglukomanan, glikoprotein seperti aloktin, enzim-enzim seperti karboksipeptidase dan glikosidaantrakuinon dalam jumlah yang bervariasi (Heinrich, 2010).
Untuk sediaan dermatologi, diperoleh beberapa bukti adanya efek antibakteri,antiradang, emolien dan melembabkan. Polisakaridanya berperan penting sebagai bahanpelembut dan imonostimulan. Beberapa glikoprotein memiliki efek serupa, sedangkan turunanantrakuinonnya bersifat antibakteri. Enzim yang diekstraksi dari gel lidah buaya terbukti bersifatanalgesik serta menghambat kerusakan termal dan permeabilitas vaskular pada tikus. Bubur daunsegar bersifat antioksidan (Heinrich, 2010).
Jus dari daun lidah buaya merupakan komponen penting dari pengolahan Ayurveda dan Kosmetik. Aloe vera memiliki kemampuan berpenetrasi ke dalam lapisan kulit (lapisan dermal). Tanpa kemampuan tersebut, semua kandungan yang dimiliki menjadi kurang efektif. Nutrisi yang kaya dan bahan pengobatan yang terkandung seperti polisakarida dan vitamin banyak digunakan dalam industri kosmetik sebagai krim kulit, losion, dan berbagai pengobatan spesial yang bertujuan mengatasi kebanyakan masalah kulit. (Basmatker, et al., 2011).
Studi-studi terdahulu telah menunjukkan bagaimana Aloe veramenyembuhkan luka bakar akibat radiasi sinar UV-B, dimana sinar tersebut dapatmenyebabkan rasa sakit dalam jangka pendek serta mempercepat penuaan kulit danbahkan terkadang kanker kulit dalamjangka panjang (Silaen, 2003).Ekstrak Aloe dan Aloin dari tanaman memiliki puncak spektrofotmetri pada 297 nm dan dapat berperan sebagai uv absorben. Telah dilaporkan bahwa Aloin dapat memblok 20 – 30% radiasi sinar ultraviolet, bereaksi sebagai sunscreen untuk kulit (Basmatker, et al., 2011).


VIII.1. BENTUK SEDIAAN DASAR
a.    Bentuk                    : Lotion O/W
b.    Definisi                   : sediaancairberupasuspensiataudispersi, digunakansebagaiobatluar. Dapatberbentuksuspensizatpadatdalambentukserbukhalusdenganbahanpensuspensi yang cocokatauemulsiminyakdalamair dengansurfaktan yang cocok(FI. III, p.19)
c.    Persyaratan Umum : (science and technologi I,p.71)
1.    Memberi rasa lembut
2.    Teksturnyacreamy
3.    Lembuttapitidakberminyak
4.    Mudahmenembuskulit

VIII.2. BENTUK SEDIAAN KOSMETIK TERPILIH
a.         Bentuk                    : Lotion Tabir Surya
b.        Definisi                   : Tabirsuryaadalahsuatusediaan yang mengandungsenyawakimia yang dapatmenyerap, menghamburkanataumemantulkansinarsurya yang mengenaikulitsehinggadapatdigunakanuntukmelindungifungsidanstrukturkulitmanusiadarikerusakanakibatsinarsurya (FDA, 2003).
c.         Persyaratan Umum :
1.         Efektif dalam mengabsorbsi radiasi pada panjang gelombang  300-400 nm.
2.         Memberikan transmisi secara total pada panjan gelombang 300-400 nm.
3.         Tidak terjadi absorbs perkutan.
4.         Tidak menguap dan tahan terhadap air dan keringat.
5.         Mempunyai kelarutan yang cocok dengan pembawa.
6.         Tidak berbau atau sedikit berbau tetapi dapat diterima konsumen.
7.         Tidak toksik dan tidak menimbulkan iritasi.
8.         Mempunyai efek perlindunga  yang tetap dalam beberapa jam.
9.         Stabil dalam kondisi pemakaian.
10.     Tidak mewarnai pakaian (Harry’s Cosmeticology7th, p.232).

IX.        SUSUNAN FORMULA
1.        Perhitungan Bobot Sediaan
Luas permukaan tubuh= 1592 inch2 (Kreps & Goldemberg, 1972) = 10271 cm2
Pengaplikasian pada seluruh tubuh (Yanhendri, et al., 2012) = 30 - 40 g (untuk 1x aplikasi)
Perkiraan lama penggunaan losion = 1 hari sekali untuk sehari pemakaian.
Bobot sediaan yang dibutuhkan = 30 g 1 hari = 30 gram à untuk 1R/
2.        Perhitungan Konversi SPF &Ekstrak Lidah Buaya
Konsentrasi 4% dari ekstrak lidah buaya memberikan nilai SPF 1,11 (Astuti).
Menurut Nguyen and Rigel (2005) setiap bahan aktif individu harus memiliki minimum SPF paling rendah 2 untuk produk akhir.
Sehingga bila diinginkan SPF = 2 maka konsentrasi ekstrak lidah buaya ditingkatkan menjadi
=
Untuk ekstrak kering digunakan konsentrasi 10%, sehingga konversi menjadi ekstrak kental yaitu :
                 u/ 1R/              u/ 1 batch
Segar        3000 g             9000 g

Cair          300 g               900 g

Kental      30 g                 90 g

Kering      3 g                   9 g
No
Nama Bahan
Sinonim
Bahan Pengganti
Konsentrasi
1 Resep u/ 30 g (gram)
1 batch u/ 90 g
(gram)
Awal
(%)
Modifikasi (%)
1
Ekstrak kental lidah buaya

-
-
2,42
7,3
21,8
2
Diethylene glycol monostearat

Gliserol monostearat
2
5
1,5
4,5
3
Asam Stearat
Cetylacetic acid
-
3,5
3,5
1,05
3,15
4
Setil alkohol
Cetanol
-
0,4
0,4
0,12
0,36
5
Isopropil miristat
IPM
-
4
4
1,2
3,6
6
Gliserin
Gliserol
-
-
10,0
3
9
7
Metil Paraben
Nipagin
-
q.s
0,18
0,054
0,162
8
Propil Paraben
Nipasol
-
q.s
0,02
0,006
0,018
9
TEA
Trolamine
-
1
1
0,3
0,9
10
Dimethicone
Silikon oil
-
-
1
0,3
0,9
11
TEA lauril sulfat

-
0,75
0,75
0,225
0,675
12
Air
Aquades
-
86,85
68,05


Perhitungan Sisa Air
Untuk 1R/       = 30 – 7,3 – 1,5 – 1,05 – 0,12 – 1,2 – 3 – 0,054 – 0,006 – 0,3 – 0,3 – 0,225 = 14,945 g = 14,945 ml ≈ 15 ml
Untuk 1 batch = 90 – 21,8 – 4,5 – 3,15 – 0,36 – 3,6 – 9 – 0,162 – 0,018 – 0,9 – 0,9 – 0,675 = 44,935 g = 44,935 ml ≈ 45 ml

X.           RANCANGAN CARA PEMBUATAN
Pembuatan ekstrak lidah buaya
 

Daun lidah buaya di cuci bersih
Daging daunnya di blender hingga menjadi jus
Campurkan fase minyak bersama fase air (fase air + dimethicone 0,9 g + TEA 0,9 g + TEA lauril sulfat 0,675 g) ke dalam mortir panas.
Aduk hingga memadat sambil ditambahkan ekstrak lidah buaya sedikit demi sedikit (secara kontinu) sampai dingin.
Panaskan diatas waterbath pada suhu 70˚C
Fase Minyak
1.    Gliserin monostearat 4,5 g
2.    Asam stearat 3,15 g
3.    Setil alkohol 0,36 g
4.    Isopropil miristat 3,6 g
Fase Air
1.    Gliserin 9 g + Metil paraben 0,162 g + Propil paraben 0,018 g.
Ekstrak kental lidah buaya
Uapkan di atas penangas air
Saring dengan menggunakan kain flanel
Kupas kulit daun lidah buaya
 
























XI.        SPESIFIKASI SEDIAAN AKHIR
No
Kriteria Uji
Spesifikasi
1
Organoleptis :
-      Warna
-      Bau
-      Bentuk
-      Perabaan

Putih
Berbau khas
Losion opaque
Lembut
2
pH
4,5 - 8,0 (SNI, 1996)
3
Homogenitas
Homogen (Harry’s Cosmeticology ed.7, p.70)
4
Viskositas
3000-6000 cps (Martin,et al.,1993)
5
Daya Sebar
3-5 cm (Garg, et.al., 2002)
6
Daya Lekat
Tidak lengket atau lekat
7
Daya Tercucikan Air
Agak susah tercucikan air
8
Tipe emulsi
m/a
9
Ukuran partikel
10
SPF


XII.     RANCANGAN EVALUASI
1.        Pemeriksaan Organoleptis
Pengamatan meliputi : perubahan warna, bau (ketengikan), konsistensi, dan terjadinya pemisahan fase. Pengamatan dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.
2.        Pemeriksaan pH
Untuk melakukan pemeriksaan pH, pH meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut dan dibiarkan hingga alat menunjukkan harga pH yang konstan. (Rawlins, 2003).
3.        Pemeriksaan Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan mengoleskan sejumlah tertentu losion pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok. Losion dikatakan homogen bila susunan partikel-partikel tidak ada yang menggumpal atau tidak tercampur (Anonim, 1979).

Kriteria
Penilaian
+++
Sangat homogen
++
Kurang homogen
+
Tidak homogen
4.        Uji Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan dengan menggunakan rotary brookfield viscometer, dengan cara memasukkan sebanyak 250 ml sediaan pada gelas piala, kemudian memasang spindel yang sesuai dengan sediaan. Spindel dicelupkan ke dalam sediaan kemudian alat dinyalakan dan mencatat hasil yang diperoleh (Remington, 1995).
5.        Uji Daya Sebar
Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara sejumlah 0,5 gram sediaan diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik yang telah dilapisi kaca transparan, kemudian dibiarkan sesaat (kurang lebih 15 detik). Luas daerah yang diberikan oleh sediaan dihitung, kemudian ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diberi beban 5 gram dan dibiarkan selama 60 detik. Kemudian luas yang diberikan oleh sediaan dihitung dan dicatat (Voigt, 1995).
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
≥ 5 cm
Sangat mudah menyebar
++
3-5 cm
Mudah menyebar
+
≤ 3 cm
Tidak menyebar
6.        Uji Daya Lekat
Pengujian daya lekat dilakukan dengan cara mengoleskan sejumlah sediaan pada punggung tangan, kemudian diratakan dan dirasakan apakah ada rasa lengket yang ditimbulkan oleh sediaan.
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
Sangat lekat
≥ 1cm
++
Kurang lekat
0.5 – 1cm
+
Tidak lekat
≤ 0.5cm
7.        Uji Daya Tercucikan Air
Pengujian daya tercucikan air dilakukan dengan cara sejumlah 1 g krim dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan.
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
≤ 30 s
Sangat mudah tercucikan air
++
30 s – 1 mnt
Mudah tercucikan air
+
≥ 1 mnt
Tidak tercucikan air
8.        Uji Tipe Emulsi
Larutkan 1 tetes krim ke dalam 30 ml air. Jika krim dapat larut dalam minyak, maka krim tersebut merupakan krim w/o. namun, jika krim dapat larut dalam air, maka krim tersebut merupakan krim o/w.
9.        Pengukuran Uji Distribusi Ukuran Partikel

Dilakukan dengan memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Caranya adalah sbb: di timbang 0,1 g krim kemudian di encerkan dengan air suling sampai 1 ml diambil  sedikit hasil pengenceran tersebut  dan diteteskan pada kaca objek, lalu dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel ( Lachman, dkk, 1994).

    


VII.Rancangan Modifikasi Formula
Formula
Standar
(pustaka: Harry’s Cosmeticology /halaman: 253)
Pembanding
(merek: Vaseline MENbody “uv whitening”)
Modifikasi
(modifikasi terhadap formula Standar)
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Konsentrasi
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Konsentrasi
Terpilih
Lazim
Terpilih
-   Giv-tan F* (2-etoksietil p-metoksisinamat)
Sunscreen agent.
(mengabsorbsi UVA & UVB)
1,5%
-    Etil heksil metoksisinamat (A)
-    Butil metoksi dibenzoil metana (A)
-    Titanium dioxide(M)
UVB
UVA
UVA & UVB
-    *Ekstrak Lidah Buaya (A)
mengabsorbsi & memantulkan sinar UVB

10%
-   Diethylene glycol monostearat (M)
Emulsifying agent.
2%
-    Gliseril stearat (M)
Emulsifying agent.
-    *Gliseril monostearat (M)
Emulsifying agent (HPE 6th, p.290)

5%
-   Asam stearat (M)
Emulsifying agent.(HPE 6th, p.697)
3,5%
-    Asam stearat (M)
Ointment & cream solubilizing agent.
-    Asam stearat (M)
Emulsifying agent.(HPE 6th, p.697)
1-20%
3,5%
-   Setil alkohol (M)
Emulsifying agent; stiffening agent. (HPE 6th, p.155)
0,4%
-    Setil alkohol (M)
Emulsifying agent; stiffening agent.
-    Setil alkohol (M)
Emulsifying agent; stiffening agent. (HPE 6th, p.155)
2-5%
0,4%
-   Isopropil miristat (M)
Oleaginous vehicle; skin penetrant; solvent.(HPE 6th, p.348)
4%
-    Isopropil miristat (M)
Oleaginous vehicle; skin penetrant; solvent.
-    Isopropil miristat (M)
Oleaginous vehicle; skin penetrant; solvent.(HPE 6th, p.348)
1,0-10,0%
4%
-   TEA (A)
Alkalizing agent. (HPE 6th, p.754)
1%
-    TEA (A)
Alkalizing agent.
-    TEA (A)
Alkalizing agent. (HPE 6th, p.754)
2-4%
1%
-   TEA lauril sulfat (A)
Surfaktan, cleansing agent.
0,75%


-   TEA lauril sulfat (A)
Surfaktan, cleansing agent
≤2,5%
0,75%
-   Air (A)
Pembawa
86,85%
-    Air (A)
Pembawa
-   Air (A)
Pembawa
-
66,05%
-   Preservatif (A)
Antimicroba
q.s
-    Phenoxyethanol
-    Nipagin (A)
-    Nipasol (A)
Antimicroba
-    Metil paraben (A)
-    Propil paraben (A)
Antimikroba (HPE 6th, p.441; p.596)
0,02-0,3%
0,01-0,6%
0,18%
0,02%
-   Parfume
Pemberi bau
q.s
-    Parfume
Pemberi bau




-    Mineral oil (M)
Ointment & cream solubilizing agent.



-    Gliserin (A)
Emolien, humektan.
-    *Gliserin (A)
Emolien, Humektan.(HPE 6th, p.283)
≤30%
10,0%



-    Dimethicone (M)
Oil-water emulsion, antifoaming agent.
-    *Dimethicone (M)
Oil-water emulsion, antifoaming agent. (HPE 6th, p.233)
0,5-5,0%
1%



-    Carbomer (A)
Emulsifying agent




-    Niacinamide
Antioksidan



-    Asam glutamat




-    Sodium PCA
Humectant



-    NaOH (A)
Alkalizing agent; buffering agent.



-    Disodium EDTA (A)
Chelating agent



-    Phospolipids (M)
Surfaktan



-    Glycine soja sterols (M)
Emollient



-    Glycine soja oil (M)

Bentuk sediaan dasar : Lotion
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB :
Diethylene glycol monostearat = 0,95
Setil alkohol = 0,63
Asam stearat = 5,30
Isopropil miristat =  4,65
Total HLB butuh = 11,53 (Formula standar merupakan tipe emulsi O/W)
Bentuk sediaan dasar : Lotion
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB : lotion yang digunakan memiliki kriteria mudah tercucikan air sehingga masuk ke dalam tipe emulsi oil in water. HLB tidak dapat dihitung karena tidak diketahui konsentrasi dari masing-masing bahan.
Bentuk sediaan dasar : Lotion
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB :
Gliseril monostearat = 1,36
Setil alkohol = 0,44
Asam stearat = 3,77
Isopropil miristat =
Dimethicone = 0,36
Total HLB butuh = 9,24 (Formula modifikasi merupakan tipe emulsi O/W)
PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
Modifikasi Bahan Aktif :
Nama Bahan Aktif yang Digunakan : Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera)
Alasan :
1.    Saat ini, tren pengembangan tabir surya menuju pada penggunaan bahan alam karena lebih muda diterima oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa pemakaian bahan alam lebih aman digunakan dan mempunyai dampak negatif yang relatif sedikit (Liony, B., 2014).
2.    Beberapa tanaman yang mempunyai manfaat sebagai antioksidan juga diketahui mempunyai khasiat sebagai tabir surya, misalnya tanaman lidah buaya (Heinrich et al, 2010; Ismail, 2010).
3.    Aloe vera memiliki kemampuan berpenetrasi ke dalam lapisan kulit (lapisan dermal). Tanpa kemampuan tersebut, semua kandungan yang dimiliki menjadi kurang efektif (Basmatker, et al., 2011).
4.    Ekstrak daun berdaging mengandung polisakarida yang terutama terdiri atas glukomanan, glikoprotein seperti aloktin, enzim-enzim seperti karboksipeptidase dan glikosida antrakuinon dalam jumlah yang bervariasi (Heinrich, 2010).
5.    Untuk sediaan dermatologi, diperoleh beberapa bukti adanya efek antibakteri, antiradang, emolien dan melembabkan. Polisakaridanya berperan penting sebagai bahan pelembut dan imonostimulan. Beberapa glikoprotein memiliki efek serupa, sedangkan turunan antrakuinonnya bersifat antibakteri. Enzim yang diekstraksi dari gel lidah buaya terbukti bersifat analgesik serta menghambat kerusakan termal dan permeabilitas vaskular pada tikus. Bubur daun segar bersifat antioksidan (Heinrich, 2010).
6.    Ekstrak aloe dan Aloin dari tanaman dapat berfungsi sebagai UV absorben. Selain itu, dilaporkan bahwa kandungan Aloin dari ekstrak berfungsi sebagai sunscreen yang dapat memblok 20-30% radiasi UV (Basmatker, et al., 2011).
Konsentrasi Terpilih : 4%
Alasan : Formulasi tabir surya yang menggunakan ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 4% memiliki konsistensi sangat kental dengan nilai viskositas 45,5 poise, stabil secara termodinamik, dan memiliki nilai SPF 1,11 (Astuti).
Modifikasi Bahan Tambahan Penyusun Basis :
1.     Nama bahan tambahan yang diganti : Diethylene glycol monostearat
Alasan : Polyoxyethylene stearates tidak stabil dalam larutan alkali panas sehingga dapat terhidrolisis dan juga tersaponifikasi dengan asam atau basa kuat (HPE 6th, p.555).
Nama bahan tambahan pengganti : Gliseril monostearat
Alasan : Gliseril monostearat memiliki banyak keuntungan sebagai non-ionik emulsifier dan juga dapat berfungsi sebagai stabiliser dalam sediaan. Selain itu dapat juga sebagai solvent yang baik untuk fase air dan fase minyak (HPE 6th, p.290).
Konsentrasi terpilih : 5%
Alasan :
2.     Nama bahan tambahan yang ditambahkan : Dimethicone
Alasan :
·   Salah satupersyaratandarisediaantabirsuryaadalahdapattahanterhadap air dankeringat (Harry’s Cosmeticology 7th, p.232 & 249), sehinggasediaaniniharusmengandungbahantambahan yang dapatmemberikanefekwater-resistant.
·   Dimethiconebersifathidrofobiksertadapatbersifatwater-repellant(HPE 6th, p.233). Penambahandimethiconeatauminyak silicon bertujuanuntukmeningkatkanketahanansediaanterhadap air, sehinggasediaanmenjadilebihwater-resistantdandapatmelindungikulitdarisinarmataharilebih lama.
Konsentrasi terpilih : 1%
Alasan : Konsentrasi silicone oils sebagai water resistance berkisar antara 1-2% dalam menghasilkan suatu lapisan tahan air (Michael Brown and Nicola Fardell, 2000).
3.     Nama bahan tambahan yang ditambahkan : Gliserin
Alasan :
·         Senyawa poliol (gliserin) membuatkrimlebihmudahmenyebardanberperansebagaihumektanuntukmencegahkrimmenjadikeringdanpecahselamapenyimpanan (Bennet, 2013).
·         Denganpenambahangliserol (10%) sebagaibahanpembuatlunak, sediaankrimvanishingakanmengkilap (Voigt, 1995).
·         Sesuaidenganpersyaratantabirsurya, di manasediaantersebutharusdapatmempertahankankelembutandankelembabankulit (Tranggono&Latifah, 2007), penambahangliserinbertujuanuntukmemberikanefekemolienpadakulitsertamelembabkankulit, sehinggasediaantabirsuryainimenjadinyamandigunakansehari-hari.
·         Gliserinjugamampumeningkatkanpenetrasibahanaktifkedalamkulit. Gliserinjugadapatdigunakansebagaikosolvenuntukmelarutkanpengawet.
·         Humektan (gliserin, propilenglikol, sorbitol 70%) seringditambahkanpada vanishing cream danemulsi o/w untukmengurangipenguapan air daripermukaankulit (Voigt, 1995).
Konsentrasi terpilih : 10%
Alasan : Konsentrasilazimgliserinsebagaiemoliendanhumektanadalahkurangdari 30% (Rowe, et.al., 2009). Sesuaidengankonsentrasi yang disarankandalam Voigt (1995).

VIII.       Matriks (bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
No.
Nama Bahan
(Kode M atau A)
(pustaka)
Sifat Kimia
(pustaka)
Sifat Fisika
(pustaka)
Kadar
Fungsi
(pustaka)
Nilai HLB
(pustaka)
Khusus gol minyak/malam
Alasan dipakai dalam formula
pH
stabilitas
Pemerian
kelarutan
Lazim
Terpilih
1.
Gliseril monostearat (M)
Stabilitas : Gliseril monostearat mengalami peningkatan nilai asam apabila disimpan pada suhu panas dan mengalami saponifikasi ester.
(HPE 6th, p.292)
Pemerian : putih, padatan waxlike dalam bentuk manik-manik, serpih, atau bubuk.
Kelarutan: larutdalametanolpanas, eter, kloroform, asetonpanas,minyak mineral. Praktistidaklarutdalam air, tetapimungkintersebardalam air denganbantuansejumlahkecilsabunatausurfaktanlainnya.
Titik leleh : 55-60˚C
(HPE 6th, p.290-291)

5%
Emulsifying agent.
(HPE 6th,p.290)
3,8
Seringdigunakandalamsediaankosmetik,oral,dantopikalformulasi.Tidaktoksiskdantidakmenyebabkaniritasi.
(HPE 6th, p.292)
2.
Setil alkohol (M)
Stabilitas : Stabildalamasam,basa,cahaya, danudara, tidak menjadi tengik.
(HPE 6th,p.156)
Pemerian : Gumpalanlilin, putih, granul,baukhas,samar,rasa hambar.
Kelarutan : larutdalametanol (95%), eter, kelarutanmeningkatdenganpeningkatansuhu, tidaklarutair.
Titik leleh : 45-52˚C
(HPE 6th, p.155-156)
2-5%
(HPE 6th, p.155)
0,4%
Emulsifying agent; stiffening agent. (HPE 6th, p.155)
15,5
Digunakandidalam lotionkarenamemilikisifat emollient danwater-absorptive yang baiksehinggadapatmemperbaikistabilitas, texture danmeningkatkankekentalan.
(HPE 6th, p.155)
3.
Isopropil miristat (M)
Stabilitas :Isopropil miristat resisten untuk teroksidasi dan terhidrolisis, tidak menyebabkan tengik.(HPE 6th, p.349)
Pemerian :Isopropyl myristate is a clear, colorless, practically odorless liquid oflow viscosity that congeals at about 58˚C.
Kelarutan :Larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), etilasetat, lemak, fatty alcohols, fixed oils, liquid hydrocarbons,
toluene, and waxes. Dissolves many waxes, cholesterol, or lanolin.Praktis tidak larut dalam gliserin, glikol, dan air.
1,0-10,0%
(HPE 6th, p.348)
4%
Oleaginous vehicle; skin penetrant; solvent. (HPE 6th, p.348)
11,5
Isopropil miristat banyak digunakan dalam sediaan kosmetik dan formulasi topikal. Umumnya tidak toksik dan tidak menyebabkan iritasi.
(HPE 6th, p.349)
4.
Asam Stearat (M)
Stabilitas :Asam stearat merupakan bahan yang stabil, mungkin juga dapat di tambahkan antioksidan(HPE 6th, p.698)
Pemerian :Putih kekuningan, agak mengkilat, kristal putih atau serbuk kekuningan, sedikit berbau.
Kelarutan :larut dalam 1 : 5 benzena, 1 : 6 karbon tetraklorida, 1 : 2 kloroform, 1: 15 etanol, 1 : 3 eter, praktis tidak larut dalam air.
Titik leleh :66 - 70°C
(HPE 6th, p.697)
1-20%
(HPE 6th, p.697)
3,5%
Emulsifying agent. (HPE 6th, p.697)
15
Asam stearat digunakan sebagai pengemulsi dan agen pelarut. Ketika sebagian dinetralkan dengan alkali atau trietanolamine, asam stearat dapat digunakan dalam penyusunan krim.(HPE 6th, p.697)
5.
Gliserin (A)
Stabilitas :bersifathigroskopis, stabilpada/dalam air,etanol (95%), PG. Membentuk Kristal padasuhurendahdantidakmelelehsampaisuhu ≥ 200 C
(HPE 6th, p.284)
Pemerian : Cairankental, higroskopis, tidakberwarna, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan:larut dalam air, etanol 95%, metanol, 1 : 500 eter, 1 : 11 etil asetat, praktis tidak larut dalam benzena, kloroform, minyak
Titik leleh : 17,8˚C
(HPE 6th, p.283-284)
30%
(HPE 6th, p.283)
10%
Emolient, humectant (HPE 6th, p.283)

Pada dalam formulasi kosmetik, gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan dan emoliennya. Gliserin juga dapat digunakan sebagai pelarut atau cosolvent dalam krim dan emulsi. (HPE 6th, p.283)
6.
Dimethicone (M)
Stabilitas : stabil terhadap panas dan resisten terhadap reaksi kimia dan asam kuat.
(HPE 6th, p.234)

Pemerian : cairan kental tidak berwarna.
Kelarutan:Praktistidaklarutdalam air,gliserin,propylene glikol; larutdalambasa hydroxide, airyang mengandungasam mineral; mudahlarutdalamaceton,benzene, etanol (95%),methanol,toluene,mineral oil.(HPE 6th, p.233)
0,5-5%
(HPE 6th, p.233)
1%
Oil-water emulsion, antifoaming agent,water-repelling agen (HPE 6th, p.233)
5
Dalam emulsi minyak dalam air, dimethicon di tambahkan ke fase minyak sebagai antifoaming agen. Selain itu,dimeticonmemilikisifat yang hidrofobiksehinggadapatdenganmudahterserapkedalamkulit.
(HPE 6thp.233)
7.
Metil paraben (A)
pH : 4-8
Stabilitas : larutan metil paraben pH 3-6 disterilisasi dengan autoclave 120˚C (20’) tanpa dekomposisi, pH 8 dapat terjadi hidrolisis.
(HPE 6th, p.443)
Peemerian : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna.
Kelarutan :sangatmudahlarutdalamaceton; Mudahlarutdalametanol, eter, propilen glycol; agaksukarlarutdalam glycerin, air (50o & 80C); sangatSukarlarutdalam air.
(HPE 6th, p.443)
0,02 – 0,3%
(HPE 6thp.443)
0,18%
Pengawet, anti mikroba.
(HPE 6th, p.443)

Berfungsi sebagai pengawet. Range konsentrasi 0.02-0.3% (HPE 6th, 442). Paraben memiliki efek antimikroba spektrum luas, meskipun sangat efektif terhadap kapang dan khamir.
(HPE 6th, 442).
8.
Propil paraben (A)
pH : 4–8
Stabilitas : Stabil pada larutan air pH 3 – 6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar.
(HPE 6th, p.596-597)
Pemerian : Hablur kecil,tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai rasa sedikit terbakar.
Kelarutan :Mudahlarutdalametanol, eter, propilen glycol; agaksukarlarutdalam glycerin, air (50o & 80c); sangatSukarlarutdalam air
(HPE 6th, p.596)
0,02 – 0,3%
(HPE 6th p.597)
0,02%
Pengawet, anti mikroba (HPE 6th, p.598)

Banyak digunakan sebagai antimikroba dalam sediaan kosmetik, food produk, oral, dan topikal.
(HPE 6thp.598)
9.
TEA (A)
pH : 10,5
Stabilitas : berubah warna coklat bila terkena cahaya.
(HPE 6th, p.754)
Pemerian : jernih, tidak berwarna sampai cairan kental, berwarna kekuningan pucat, bau seperti amoniak.
Kelarutan:Mudahlarutdalametanol, praktistidaklarutdalameter, sangatmudahlarutdalamgliserindan air.
(HPE 6thp.754)
2-4%
(HPE 6thp.754)
1%
Alkalizing agent. (HPE 6th, p.754)

Digunakandalamformulasikarenadapatdigunakanuntukmenyesuaikan PH dalamsuatularutan, dandapatbereaksidenganasamlemahsehinggamembentukgaram.
(HPE 6thp.754)
10.
Trietanolamin lauril sulfat
pH :
Stabilitas :
Pemerian :
Kelarutan :


Surfaktan


11.
Air (A)










XIII.       RANCANGAN TABEL HASIL EVALUASI
Parameter
Hasil
Spesifikasi
Keterangan
Sediaan Pembanding
Sediaan Modifikasi
Organoleptis :
-      Bentuk Luar
-      Warna
-      Bau
-      Perabaan





Losion Opaque
Putih
Tidak berbau
Lembut
pH


4,5 - 8,0 (SNI, 1996)
Viskositas


3000-6000 cps (Martin,et al.,1993)

Daya Lekat
Tidak lekat, tidak menimbulkan rasa lengket
Homogenitas
Homogen (SNI, 1996)
Daya Sebar
3 - 5 cm (Garg, et.al., 2002)
Daya Tercucikan Air
Agak susah tercucikan air
Tipe Emulsi
m/a
Distribusi Ukuran Partikel

SPF





Tidak ada komentar:

Posting Komentar