I.
Nama Sediaan : Moisturizing Cream
II.
Tujuan Pemakaian
·
Untuk membantu mengurangi kekeringan
kulit
·
Memperbaiki pertahanan kulit yang
rusak, meningkatkan jumlah air
·
Mengembalikan kehalusan dan
kelembutan
(Harry’s
Cosmeticology, 1987)
III.
Karakteristik Sediaan
·
Mudah dicuci
·
Tidak meninggalkan bekas pada kulit
·
Lembut
·
Meninggalkan rasa nyaman dan dingin
setelah air menguap pada daerah yang digunakan (Lachman, Liberman & Kanig,
1986)
·
Memiliki konsistensi yang lebih kental
dengan penetrasi yang baik ke dalam kulit (Buhse., et al, 2005)
IV.
Rancangan Modifikasi Formula
|
FORMULA
|
||||||||||||||||
|
Standar Vanishing Cream
(Harry’s Cosmeticology, p. 66 Vanishing Cream)
|
Pembanding
(Wardah Moisturizer Cream)
|
Modifikasi
|
||||||||||||||
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi (%)
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
Terpilih (%)
|
|||||||||
|
Stearic Acid (M)
|
Emulsifying
agent,
Solubilizing agent
(HPE 6th p. 697)
|
15 %
|
Glyceryl Stearate
(M)
|
Emollient, Emulsifying agent,
Solubilizing agent,
Stabilizing agent (HPE 5th p. 308)
|
Stearic Acid (M)
|
Emulsifying agent,
Solubilizing agent
(HPE 6th p. 697)
|
15 %
|
|||||||||
|
Potassium Hydroxide
(A)
|
Alkalizing
agent
(HPE 6th p.
576)
|
0, 7 %
|
Dimethicone (A)
|
Antifoaming agent,Emollient (HPE 6th p. 233)
|
Potassium Hydroxide (A)
|
Alkalizing
agent (HPE 6th
p. 576)
|
0, 7 %
|
|||||||||
|
Glycerin (M)
|
Cosolvent, Emollient, Humectant,
Plasticizer, Solvent,
Sweetening
agent,Tonicity agent
(HPE 6th p. 283)
|
8,0 %
|
Glycerin (A)
|
Cosolvent, Emollient, Humectant,
Plasticizer,
Solvent, Sweetening agent,
Tonicity agent (HPE 6th p. 283)
|
Glycerin (A)
|
Cosolvent, Emollient,
Humectant, Plasticizer,
Solvent, Sweetening agent,
Tonicity agent
(HPE 6th p. 283)
|
5,0 %
|
|||||||||
|
Water (A)
|
Pelarut (HPE 5th
p.802)
|
76,3 %
|
Water (A)
|
Pelarut (HPE 5th p. 802)
|
Water (A)
|
Pelarut (HPE 5th p.802)
|
ad 100
|
|||||||||
|
Perfume, Preservative
(A)
|
Bahan Tambahan
|
Qs
|
Cetearyl Alcohol (M)
|
Coating agent, Emulsifying agent,
Stiffening
agent (HPE 6th p.156).
|
Perfume,
Preservative (A)
|
Bahan Tambahan
|
0,25 %
|
|||||||||
|
Bentuk Sediaan : Moisturizing Cream
Tipe Emulsi : O/W
PERHITUNGAN HLB
15 / 100 x 15 = 2,25
|
BHT (A)
|
Antioxidant (HPE 6th p. 75)
|
*Propylene Glicol (A)
|
Antimicrobial preservative,
Disinfectant, Humectant,
Plasticizer,
Solvent,
Stabilizing agent (HPE 6th
p. 592)
|
3,0 %
|
|||||||||||
|
Benzyl Alcohol
|
Antimicrobial preservative,
Disinfectant,
Solvent
(HPE 6th p. 64)
|
|||||||||||||||
|
Methylparaben
|
Antimicrobial Preservative
(HPE 6th p. 441)
|
*Methylparaben (A)
|
Antimicrobial Preservative
(HPE 6th p. 441)
|
0,2 %
|
||||||||||||
|
Propylparaben
|
Antimicrobial Preservative
(HPE 6th p. 596)
|
*Propylparaben (A)
|
Antimicrobial Preservative
(HPE 6th p. 596)
|
0,20 %
|
||||||||||||
|
Fragance
|
Perfume
|
Sari daging buah
Aloe vera
|
Lidah Buaya merupakan
bahan alam yang berpotensi
dapat melembabkan kulit
dengan konsentrasi terpilih
0,5% (Sutrisno, 2014)
|
0,5 %
|
||||||||||||
|
Ceteareth-20
|
Emulsifier
(Ernest, 1991)
|
Bentuk Sediaan : Moisturizing Cream
Tipe Emulsi : O/W
PERHITUNGAN HLB
|
||||||||||||||
|
PEG-100 Stearate
(HPE 6th p.517)
|
Ointment base, Plasticizer, Solvent
|
|||||||||||||||
|
Titanium Dioxide
|
Coating agent (HPE 6th p. 741)
|
|||||||||||||||
|
Isopropyl Myristate
|
Emollient, Solvent (HPE 6th
p. 348)
|
|||||||||||||||
|
Aloe Vera Extrac
|
|
|||||||||||||||
|
Olive Oil PEG-7 Esters
|
|
|||||||||||||||
|
Ceteareth 33
|
|
|||||||||||||||
|
Methylchloroisothiazolinone
|
|
|||||||||||||||
|
Methylisothiazolinone
|
|
|||||||||||||||
|
Bentuk Sediaan : Wardah Moisturizer Cream
Tipe Emulsi : O/W
|
||||||||||||||||
Tabel nilai rentang HLB dan tipe emulsi
(The HLB System)
Alasan penambahan bahan pada formula modifikasi
·
Lidah Buaya merupakan bahan alam yang mengandung mono dan polisakarida yang dapat
digunakan sebagai pelembab dengan rentang konsentrasi 0,05%-5%.(Irawati, 2006).
·
Propilen Glikol dipilih sebagai humektan dan
dikombinasikan dengan gliserin agar dapat meningkatkan mutu fisik,
aseptabilitas, dan efektivitas krim pelembab (Sutrisno, 2014).
·
Efektivitas Aloe vera sebagai pelembab dapat ditingkatkan dengan penambahan humektan
sintetis. Humektan sintetis yang digunakan dalam penelitian ini adalah gliserin
dan propilen glikol.
·
Kombinasi glicerin
dan propilen glikol dapat meningkatkan hidrasi pada kulit dalam sediaan krim
pelembab Aloe vera berbasis vanishing
cream berdasarkan
viskositas rendah dari gliserin yang memberi kelembutan sehingga nyaman
digunakan. Sedangkan propilen glikol mempunyai viskositas yang tinggi yang
dapat mencegah terjadinya pemisahan emulsi (Wilkinson and Moore, 1982). Selain
itu propilen glikol lebih stabil digunakan dalam suatu sediaan bila
dikombinasikan dengan gliserin (Loden, 2001). Kombinasi glycerin : propilen
glikol (5:3) didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2006)
bahwa konsentrasi gliserin sebagai humektan yang terbaik adalah 5. Dan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Minarsih (2005), konsentrasi
propilen glikol sebagai humektan yang terbaik adalah 3%. Dan penelitian
terakhir dari Linawati (2014) diperoleh
bahwa formula I yang mengandung 0,5% ekstrak Aloe
vera, 5% gliserin dan
3% propilen glikol memiliki nilai karakteristik formula terbaik untuk
meningkatkan hidrasi ditinjau dari segi efektivitasnya karena memiliki nilai
[AUC] terbesar diantara formula lainnya yaitu formula II (10:6)%, dan formula
III (15:9)%.
·
Nama bahan yang ditambahkan :
Metylparaben
Alasan : Tingginya kandungan air dalam sediaan gel,
maka akan menyebabkan meningkatnya resiko kontaminasi dari mikroba sehingga
diperlukan pengawet untuk menekan resiko terjadinya kontaminasi (Depkes RI,
1979). Efektif dalam kisaran pH yang luas dan memiliki aktivitas antimikroba
yang kuat (Rowe., dkk. 2005)
·
Nama bahan yang ditambahkan : Propilparaben
Alasan : Untuk mencegah terjadinya pertumbuhan
mikroba. Dengan kombinasi antara metylparaben dan propil paraben akan meningkatkan kemampuan aktivitas antimikroba (Rowe,
dkk., 2005)
V.
Matriks untuk Formula Hasil
Modifikasi
|
NO
|
Nama
Bahan
|
Sifat
Kimia
|
Sifat
Fisika
|
Kadar
|
Fungsi
|
Alasan
dipakai dalam formula
|
|
|
pH
Stabilitas
|
Pemerian
Kelarutan
|
Lazim
|
Terpilih
|
||||
|
1
|
Stearic
Acid
(HPE
6th
p.
697)
|
Titik didih : 383 ᵒC
Titik lebur : 69-70 ᵒC
Asam stearat
adalah bahan
stabil. Perlu
ditambahkan
antioksidan.
|
Pemerian
: keras, putih/sedikit
berwarna
putih, mengkilat.
Kelarutan
:
larutdalam
benzena,
kloroform,
dan
eter
; larut
dalam
etanol 95%, heksena, danpropilen glikol ; praktis tidak
larut
dalam air.
|
1 – 20 %
|
15 %
|
Emulsifying
agent,
Solubilizing
agent
|
Digunakan
sebagai
fase
minyak,
memiliki
kestabilan
yang baik, dapat membentuk basis
yang
baik pada pembuatan krim.
|
|
2
|
Methylparaben
(HPE
6th
p.
441)
|
Density
: 1,32 g/cm3
Titik
lebur : 125 – 128 ᵒC
Larutan
stabil
pada
pH 3-6 danterhidrolisis
dengan
cepat
pada
pH diatas 8
|
Pemerian
:
bubuk
kristal
putih,
hampir
atau
tidak 0,02 – 0,3 %
berbau.
Kelarutan
:
mudah
larut
dalam
etanol
95%
; praktis
tidak
larut
dalam
mineral
oil.
|
|
0,2 %
|
Pengawet
|
Pengawet
yang dapat bekerja
pada
pH 4-8
|
|
3
|
Propylparaben
(HPE
6th
p.
596)
|
Density
: 1,288 g/cm3
Titik
didih : 295ᵒC
Larutan
stabil
pada
pH 3-6 danterhidrolisis
cepat
pH diatas 8.
|
Pemerian
:
putih,
kristal,
tidak
berbau,
hambar.
Kelarutan
:
mudah
larut
dalam
etanol 95% dan propilen glikol.
|
0,01
– 0,6 %
|
0,2
%
|
Pengawet
|
Memiliki
pH 4-8sebagai
antimikroba
pada
kosmetik.
|
|
4
|
Pottasium Hydoxide (HPE 6th
p. 576)
|
pH :
13,5
Titik
didih : 360ᵒC
|
Pemerian
:
putih
bentuk
serpih,
palet
kecil,
higroskopis.
Kelarutan
:
larut
dalam
1:0,9
air ; 1:0,6 air 100°C ;
dalam
1:3 etanol 95 %; dalam
1:2,5
gliseril ;
praktis
tidak
larut dalam
eter.
|
|
0,8 %
|
Alkalizing Agent
|
Kalium
hidroksida
digunakan
dalam
formulasi untuk mengatur pH dan juga
dapat
digunakanuntuk bereaksi
dengan
asam
lemah
sehingga dapat
membentuk
garam.
|
|
5
|
Glycerin
(HPE 6th p. 283)
|
Titik
didih : 290 ᵒC
Titik
lebur : 17,8 ᵒC
Gliserin
higroskopis
pada
pencampuran
dengan
air,
etanol
95% dan propilen glikol, secara
kimiawi
stabil
|
Pemerian
:
tidak
berwarna, tidak berbau,
kental,
rasa
manis,
dalam
krim
digunakan
sebagai
pelarut.
Kelarutan
:
sedikit
larut
dalam
aceton ;
larut
dalam
etanol
95% dan air ; praktis
tidak
larut
dalam
benzen,
kloroform.
|
<
30 %
|
8,0
%
|
Humektan
dan
emollient
|
Dapat
digunakan
sebagai
solvent dan cosolvent
pada
krim dan
emulsi,
juga
humektam
untuk kelembapan
kulit
|
|
6
|
Propylene
Glicol
(HPE 6th p. 592)
|
Titik
lebur : -59 ᵒC
Titik
didih : 188 ᵒC
Pada
suhu
dingn
stabil,
tetapi
teroksidasi
pada suhu panas,
secara
kimiawi
stabil
saat
bercampur
dengan
etanol 95%, gliserin,
dan
air.
|
Pemerian
:
tidak
berwarna,
kental,
rasa
agak manis,sedikit pedas
menyerupai
gliserin.
Kelarutan
:
Larut
dalam
aseton,
kloroform,
etanol
95 % dan air, dalam 1:6
eter
; tidak larut dalam minyak
mineral.
|
5 – 80 %
|
5,0 %
|
Sebagai
pembawa
untuk
pengemulsi
|
Dapat
membantu
melarutkan
nipagin
dan
nipasol.
|
|
7
|
Water
(HPE 6th p. 766)
|
Density
:
1
g/cm3
Titik
didih : 100 ᵒC
Stabil
dalam
secara
kimiawi maupun fisika.
|
Pemerian
: cair,bening dapat
bercampur
dengan
pelarut
polar.
|
|
|
Solvent
(pelarut)
|
Sebagai
fase air.
|
|
8
|
Perfume
|
|
|
|
0,25 %
|
Bahan
tambahan
|
Memberikan
aroma
pada
sediaan
|
VI.
Bentuk Sediaan Dasar
a.
Bentuk :Krim
O/W
b.
Definisi :
Bentuk sediaan-sediaan setengah padat mengandung satu
atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai
(FI IV p. 6)
c.
Persyaratan Umum :
·
Tidak mengiritasi kulit
·
Tidak berbau tengik
·
pH netral, mudah dioleskan pada kulit
(Harry’s Cosmeticology p. 60)
VII.
Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
a.
Bentuk :
Moisturizing Krim
b.
Definisi :
Campuran yang membentuk barir pada kulit yang akan
menghambat penguapan air, menyembuhkan luka pada kulit, humektan
yang bekerja sebagai penyerap kelembaban udara,
emolient yang berfungsi sebagai lubricant dan menyebabkan kulit terlihat lebih
halus (Holistic Beauty from the Inside Out: Your Complete Guide to Natural
Health).
c.
Persyaratan Umum :
·
Low air content
·
Mudah disebarkan
·
Mudah merata ( Harry’s Cosmeticology 7th, p.51)
·
Efektif menghidrasi stratum corneum dan mampu
mengurangi atau mencegah transepidermal water loss
·
Emolien membuat
kulit lembut dan mengurangi transepidermal water loss
·
Mampu diabsorbsi
dengan cepat sehingga menghidrasi kulit dengan segera
(Moiturizers : What They Are and a Practical Approach
to Product Selection)
VIII.
Susunan Formula
|
NO
|
Nama Bahan
|
Sinonim
|
Bahan
Pengganti
|
Konsentrasi
%
|
1
Resep
(50
gram)
|
1
Bets (2R)
|
|
|
1
|
Stearic
Acid
|
Cetylacetic
Acid
|
|
1
- 20 %
|
15 %
|
7,5 gram
|
15 Gram
|
|
2
|
Methylparaben
|
Nipagin
|
|
0,02
– 0,3 %
|
0,2 %
|
0,1 gram
|
0,2 gram
|
|
3
|
Propylparaben
|
Nipasol
|
|
0,01
– 0,6 %
|
0,2 %
|
0,1 gram
|
0,2 gram
|
|
4
|
Pottasium
Hydroxide
|
Kalium
Hydroxylatum
|
|
|
0,7 %
|
0,35 gram
|
0,7 gram
|
|
5
|
Glycerin
|
Trihidroxypropane
Glycerol
|
|
<
30 %
|
5,0 %
|
2,5 gram
|
5 gram
|
|
6
|
Propylene
Glicol
|
1,2
- Dihydroxy
Propane
|
|
5
– 80 %
|
3,0 %
|
1,5 gram
|
3 gram
|
|
7
|
Water
|
Aqua
|
|
|
|
|
ad 100 mL
|
|
8
|
Perfume
|
Pengharum
|
|
|
0,25 %
|
0,125 gram
|
0,25 gram
|
|
9
|
Sari
Daging
Lidah
Buaya
|
|
|
0,05 –
0,5 %
|
5 %
|
2,5 gram
|
5 gram
|
|
PERHITUNGAN
SISA AIR :
a.
Untuk 1 Resep : (50 –
(7,5+0,1+0,1+0,35+2,5+1,5+0,125+0,25)) = 37,575 mL
b.
Untuk 1 Bets :
(100-(15+0,2+0,2+0,7+5+3+0,25+0,5)) = 75,15 mL
|
|||||||
-
Luas Permukaan Wajah = 565 cm2 = 0,8 gram ( 1-2 x
sehari )
-
30 hari pemakaian = 0,8 gram x 30 hari
= 24 gram = 1
kali pemakaian
-
2 x pemakaian = 2 x 48 gram = 50 gram
(1R)
(Cosmetics Fact Sheet, 2006)
IX.
Rancangan Cara Pembuatan
Pembuatan Sari Daging Buah
Lidah Buaya (Aloe barbadansis)
·
Pengumpulan lidah buaya (Aloe
barbadansis).
·
Lidah buaya dibersihkan, dan penyikatan
kemudian dibilas.
·
Pangkal lidah buaya dipotong sekitar
satu cm, kemudian dikuliti kulitnya.
·
Daging (gel) lidah buaya kemudian
dibilas beberapa kali dengan air yang mengalir.
·
Daging lidah
buaya ditimbang 5 gram.
·
Gel lidah buaya segera di blender dan
hasilnya yang berupa sari kasar disaring.
(Wijaya, 2013)
|
Fase Minyak
|
|
Fase Air
|
Panaskan suhu 70°C
Propilen
Glikol
|
a
|
|
c
|
|
b
|
Campur
ketiganya, aduk hingga homogen b
= KOH
c
= Sari daging lidah buaya
X.
Spesifikasi Sediaan Akhir
|
Parameter
|
Spesifikasi
sediaan
|
|
Mutu
fisik
|
|
|
Organoleptis
|
|
|
Warna
|
Putih
|
|
Bau
|
Tidak
berbau
|
|
Bentuk
|
Setengah
padat
|
|
pH
|
6,0-7,0
(Paithankar, 2010)
|
|
Tipe emulsi
|
Minyak
dalam air (m/a)
|
|
Ukuran partikel
|
1-100
µm (Ansel, 1985)
|
|
Viskositas
|
30000-700000
cps (Buhse, 2003)
|
|
Daya Sebar
|
Mudah
menyebar (Paithankar, 2010)
|
|
Homogenitas
|
Homogen
(Dewan Standarisasi Nasional, 1996)
|
|
Daya tercucikan air
|
Mudah
tercucikan air
|
|
Keamanan/efikasi
|
|
|
Iritasi
|
Tidak
mengiritasi (Shivhare et al, 2009)
|
|
Aseptabilitas
|
|
|
Kemudahan
diratakan
|
Mudah
diratakan (Panda, 2000)
|
|
Kelembutan
|
Lembut
(Panda, 2000)
|
|
Kemudahan
dibersihkan
|
Mudah
dibersihkan (Sahu, Jha and Dubey, 2011)
|
XI. Rancangan Evaluasi
1)
Uji mutu fisik krim
a.
Pemeriksaan organoleptis sediaan
Pemeriksaan organoleptis
sediaan meliputi bentuk, bau dan warna sediaan yang dilakukan secara visual
b.
Penentuan tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi sediaan
dilakukan dengan cara sebanyak 1 tetes krim ditempatkan di atas gelas objek,
ditambah 1 tetes larutan metilen biru, dicampur merata,diamatidi bawah
mikroskop, akan terbentuk warna biru yang homogen yang menunjukkan terbentuknya
emulsi tipe minyak dalam air sedangkan jika terbentuk warna biru yang tidak
homogen pada fase luar menunjukkan terbentuknya emulsi tipe air dalam minyak
(Wedana, 2013). Sediaan pelembab pada penelitian ini harus memiliki tipe emulsi
minyak dalam air.
c.
Pengukuran pH sediaan
Pengukuran pH sediaan
dilakukan dengan cara sediaan krim
ditimbang sebanyak 1 gram dan diencerkan dengan aquades 10 ml. Elektroda
pHmeter dicelupkan ke dalam sampel krim yang telah diencerkan hingga pada
monitor jarum menunjukkan angka yang stabil (Juwita, 2013). pH sediaan harus
sesuai dengan pH kulit yaitu berkisar antara 6-7 (Paithankar, 2010).
d.
Pengukuran ukuran partikel
Pengukuran ukuran partikel
sediaan diamati dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer
okuler. Krim ditimbang sebanyak 0,1 gram dan diencerkan dengan air suling
hingga 1 ml. selanjutnya hasil pengenceran
diambil dan diteteskan pada kaca obyek untuk diamati dibawah mikroskop
dan dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel (Anggraini dkk,
2011). Ukuran partikel untuk emulsi adalah 1-100µm (Ansel, 1985).
e.
Pengukuran viskositas
Pengukuran viskositas
dilakukan dengan menggunakan viscometer Brookfield .Sebanyak
250 ml sediaan krim dimasukkan ke dalam beaker glass. Selanjutnya spindel
diturunkan hingga batas yang ditentukan ke dalam beaker glass yang berisi krim
dan selanjutnya dilakukan pengaturan kecepatan (Asswal, Kalra, Rout, 2013).
Viskositas sediaan krim adalah 30000-70000 cps (Buhse, 2003).
f.
Pengukuran daya sebar
Pengukuran daya sebar sediaan
dilakukan dengan cara 0,5 gram sediaan diletakkan diatas kertas grafik yang
dilapisi kaca transparan lalu dibiarkan ± 15 detik. Selanjutnya dihitung luas
daerah yang diberikan oleh sediaan lalu ditutup lagi dengan lempengan kaca yang
diatasnya diberi beban dengan berat tertentu (10 g, 20 g, 30 g) dan dibiarkan
selama 60 detik lalu dihitung luas yang diberikan oleh sediaan (Anggraini dkk,
2011). Sediaan harus dapat menyebar secara merata (Paithankar, 2010). Kriteria
uji daya sebar dapat dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria uji daya sebar
sediaan pelembab (Yuliani, 2010)
|
Diameter
penyebaran
|
Interpretasi
hasil
|
Skor
|
|
<
3 cm
|
Sukar
menyebar (-)
|
0
|
|
3-5
cm
|
Mudah
menyebar (+)
|
1
|
|
> 5 cm
|
Sangat
mudah menyebar (++)
|
2
|
g.
Pengukuran homogenitas sediaan
Pengukuran homogenitas
sediaan dilakukan dengan cara sediaan ditimbang 0,5 gram di atas wadah kemudian
diamati secara visual dan sensoris dengan cara diraba (Singh et al.,
2011). kriteria hasil uji homogenitas
dapat dilihat pada tabel.
Tabel kriteria hasil uji
hoogenitas sediaan pelembab
|
Kriteria
|
Interpretasi
hasil
|
Skor
|
|
Sediaan
memisah dan ada agregat
|
Tidak
homogen (-)
|
0
|
|
Sediaan
tidak memisah dan ada agregat
|
Kurang
homogen (+)
|
1
|
|
Seediaan tidak memisah dan
tidak ada agregat
|
Homogen
(++)
|
2
|
h.
Pengukuran daya tercucikan air
Krim ditimbang sebanyak 1
gram kemudian dioleskan pada telapak tangan dan dicuci dengan sejumlah volume
air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan kecepatan 0,25
tetes per detik lalu diamati secara visual da atau tidaknya krim yang masih
tersisa pada telapak tangan. Volume air yang terpakai kemudian dicatat
(Anggraini dkk, 2011). Sediaan pelembab harus mudah tercucikan air. Kriteria
penilaian dari uji tercucikan air dapat dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria penentuan uji
daya tercucikan air
|
Kriteria
|
Interpretasi
hasil
|
Skor
|
|
≥
20 mL
|
Tidak
mudah tercucikan air (-)
|
0
|
|
10-20
mL
|
Mudah
tercucikan air (+)
|
1
|
|
≤ 10 mL
|
Sangat
mudah tercucikan air (++)
|
2
|
2)
Uji keamanan : uji iritasi
Uji iritasi dilakukan pada 10
orang panelis. Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji temple
terbuka (patch test)
yang dilakukan dengan cara mengoleskan formula pada punggung tangan kanan
panelis seluas 2,5 cm2
dan punggung tangan kiri diolesi dengan formula krim. Uji iritasi dilakukan
pada tempat yang sama selama 3 hari berturut-turut setelah pembuatan dan pada
hai terakhir penyimpanan untuk masing-masing sediaan, gejala yang timbul
diamati lalu hasinya dibandingkan dengan hasil olesan pada punggung tangan kiri
(Wathoni dkk, 2009). Kriteria penilaian dari uji tercucikan air dapat dilihat
pada tabel.
Tabel Kriteria hasil evaluasi
iritasi sediaan
|
Kriteria
penilaian
|
Tanda
|
Skor
|
|
Kemerahan,
gatal-gatal, bengkak
|
++
|
0
|
|
Kemerahan
dan gatal-gatal
|
+
|
1
|
|
Tidak mengiritasi
|
-
|
2
|
3)
Uji efektivitas
Uji efektivitas pelembab
dilakukan untuk mengetahui dasar kemampuan sediaan air dalam mempertahankan
kadar air dalam kulit. Uji efektivitas pelembab dilakukan secara in vitro yaitu
dengan melakukan modifikasi uji pelembab metode the
sorbtion-desoption test (Minarsih, 2005).
Uji ini dilakukan dengan
membuat gel hidrofilik CMC Na 3% dan pengawet Na Benzoat 0,5% dan air sampai
100% yang diletakkan pada suatu wadah dengan diameter 4,6 cm dan tinggi 2,5 cm.
campuran ini merupakan simulasi kandungan air dalam kulit. Selanjutnya
dilakukan impregnasi membran milipore dengan cara membran milipore ditimbang
dan dimasukkan ke dalam labu yang telah diisi dengan isopropyl miristat sapai
membrane milipore terendam, membran direndam selama 1 jam lalu diangkat. Kelebihan
isopropyl miristat yang masih menempel pada membran dihilangkan dengan
meletakkan membrane milipore diantara dua kertas saring dan dibiarkan selama 24
jam (Minarsih, 2005). Membran kulit disimulasikan dengan membrane milipore yang
telah diimpregnasi dengan Isopropyl Myristate (IPM) dan ditempelkan pada wadah
yang berisi gel hidrofilik (Minarsih, 2005). Membran
milipore yang sudah diimpregnasi ditimbang dan masing-masing formula pelembab
diaplikasikan dengan bobot 2 gram dan dioleskan di atas membrane milipore di
permukaan wadah. Sediaan uji disimpan di climatic chamber pada suhu 32 ± 1°C
dengan kelembaban (RH) 70-80. Penimbangan dan pencatatan bobot sediaan uji
(gram) dilakukan pada jam ke 1, 2, dan 4 jam setelah pembuatan. Replikasi
dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing formula dan control (Minarsih,
2005). Suatu sediaan dikatakan efektif melembabkan kulit dengan nilai total
(AUC) 27,05±5,15 mg/jam (Dewi, 2012)
4)
Uji aseptabilitas
Uji aseptabilitas ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden yang telah bersedia untuk
menjadi subyek percobaan. Jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini
adalah 10 orang yang dipilih secara acak. Responden akan diminta untuk
menggunakan krim pelembab kulit buah manggis pada lengan bagian atas dan
diminta pendapatnya mengenai kemudahan diratakan, sensasi dingin dan kemudahan
dibersihkan. Kriteria penilaian dari uji aseptabilitas dapat dilihat pada
tabel.
Tabel
Kriteria ketentuan penilaian uji aseptabilitas
|
Parameter penilaian uji aseptabilitas
|
|||||
|
Kemudahan
diratakan
|
Sensasi
dingin
|
Kemudahan
dibersihkan
|
|||
|
Interpretasi
hasil
|
Skor
|
Interpretasi
hasil
|
Skor
|
Interpretasi
hasil
|
Skor
|
|
Sulit
(+)
|
0
|
Sedikit
dingin (+)
|
0
|
Sulit
(+)
|
0
|
|
Mudah
(++)
|
1
|
Dingin
(++)
|
1
|
Mudah
(++)
|
1
|
|
Sangat
mudah (+++)
|
2
|
Sangat
dingin (+++)
|
2
|
Sangat
mudah (+++)
|
2
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar