Senin, 18 Mei 2015

nail cream de farme


I.              Nama Sediaan              :           Nail cream
II.           Tujuan Pemakaian      :          
Ø Untuk mengurangi terjadinya kerapuhan kuku akibat gangguan sistemik ringan dan infeksi ringan yang dapat menyebabkan kuku menjadi rapuh dan kering (Harry’s Cocmeticology, p. 565).
Ø Digunakan untuk memperbaiki penampilan kuku
Ø Memperbaiki penampilan kutikula yang tidak teratur, terlalu kasar dan tebal
Ø Untuk melembutkan kutikula dan mecegah kuku menjadi rapuh dan busuk
Ø Melunakkan kutikula agar tidak tampak tebal dan kasar (Poucher Perfume Cosmetics ed 10 p.326)
III.        Karakteristik Sediaan :
Ø Mudah dibersihkan dari kulit
Ø Dapat dicuci dengan air emulgator untuk membentuk emulsi
Ø Umumnya dapat larut dalam air yang mudah dibasahi dengan air ( Scoville’s the art of Compounding ed IX, p.261-269)
IV.        Rancangan Formula Modifikasi
Formula
Standar
(Cuticle Massage Cream Schloosmann, 2000 p.326)
Pembanding
Corine de Farme Hand and Nail Cream

Modifikasi
(modifikasi terhadap formula Standar)
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Konsentrasi
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Konsentrasi
Terpilih
Lazim
Terpilih
Lanolin anhidrat (M)
Emolien, pelunak kutikula
10%


Lanolin anhidrat
Emolien, pelunak kutikula

10%
Isopropil Myristate (M)
Emolient
3%
Isopropil Myristate (M)
Emolient
Isopropil Myristate (M)
Emolient

3%
Asam stearat (M)
Emulsifying agent
2%
Asam stearat
Emulsifying agent
Asam stearat
Emulsifying agent

4%
Cetyl alkohol (M)
Stiffening agent
2%


Cetyl alkohol (M)
Stiffening agent

2%
Gliserol (A)
Humektan
4%
Gliserin (A)
Emolient, Humektan
Gliserin (A)
Emolient, Humektan

5%
Trietanolamin (A)
Bahan Pengakalisasi
1%


TEA (A)
Bahan Pengakalisasi

1%
Veegum (A)
Peningkat viskositas
1,5%






Hydrolized animal protein (A)
Penutrisi kuku
5%






Metil Paraben (A)
Pengawet
0,25%


Metil Paraben (A)
Pengawet

0,2%
Propil Paraben (A)
Pengawet
0,2%


Propil Paraben (A)
Pengawet

0,2%
Imidaxolidynil urea (A)
Pengawet
0,2%






Parfum
Pengharum
0,3%
Perfume (A)
Corigen odoris




Air
Pembawa
0,55%
Aqua (A)
Solvent
Aqua (A)
Solvent





Cetearyl alkohol (M)
Emulsifying agent







Gliceryl stearat (M)
Emulsifyng agent







Squalene
Protein
Squalene
Protein

5%



Ceteareth-33
Surfaktan-Solubilizing agent







Palmitic acid
Emulsifying  agent







Sodium lauryl sulfate
Emulsifying agent







Panthenol
Skin conditioning







Hydrolized keratin
Nail conditioning agent
Allantoin
Keratolitik

0,1%



Disodium EDTA
Chelating agent







Methyl isothiazolinane
Preservative







Polyaminopropyl Biguanide
Preservative







Dimethicone (M)
antifoaming agent







Sodium Hidroxide
Alkalizing agent







Sodium Chloride
Tonicity agent























Perhitungan HLB formula Standar
Faktor
Konsentrasi (%)
HLB
Konsentrasi Fase Minyak
Cetyl Alkohol
2 %
15,5
2 / 17 x 100%= 11,76 %
Stearic Acid
2 %
15
2 / 17 x 100%= 11,76 %
Anhydrous Lanolin
10%
10
10 / 17 x 100% = 58,82 %
IPM
3 %
11,5
3 / 17 x 100% = 17,64 %
Total
17%


HLB Butuh :
Cetyl Alkohol = 11,76% x 15,5 = 1,82
Asam stearat = 11,76% x 15 = 1,76
Lanolin anhydrous = 58,82% x 10 = 5,88
IPM = 17,64% x 11,5 = 2,02
Total HLB Butuh = 11,48
Tipe Emulsi O/W


 
                                               
        







Perhitungan HLB formula Modifikasi
Faktor
Konsentrasi (%)
HLB
HLB Butuh
Stearic Acid
2 %
15
2 / 17 x 100%= 11,76 %
Cetyl Alkohol
2 %
15,5
2 / 17 x 100%= 11,76 %
IPM
3 %
11,5
3 / 17 x 100% = 17,64 %
Lanolin anhydrous
10%
10
10 / 17 x 100% = 58,82 %
TOTAL
17 %


HLB Butuh :
Cetyl Alkohol = 11,76% x 15,5 = 1,82
Asam stearat = 11,76% x 15 = 1,76
Lanolin anhydrous = 58,82% x 10 = 5,88
IPM = 17,64% x 11,5 = 2,02
Total HLB Butuh =  11,48
Tipe emulsi O/W
 








Alasan Pemilihan Bahan Aktif
Ø Alantoin
Alasan        : Karena Allantoin berfungsi sebagai keratolitik yang dapat melarutkan semen interseluler dan sel cornifed bersama-sama, membantu deskuamasi alami stratum korneum dan meningkatkan kehalusan kulit, efek pelembab mampu untuk meningkatkan air untuk matriks interseluler dan keratin, sehingga melembutkan kulit dan membuat kulit tampak lebih sehat. Efek pelindung, anti-iritasi dan kulit karena kemampuan allantoin untuk membentuk kompleks dan menetralisir banyak iritan dan agen sensitisasi. Allantoin meningkatkan epidermal sel poliferasi, sebagai regenarasi epitel yang rusak dan mempecepat penyembuhan luka.

Alasan Modifikasi Bahan Tambahan
Ø Squalane
Alasan : Karena squalane adalah senyawa jenuh dan tidak mudah teroksidasi seperti squalene. Bahan ini telah digunakan secara komersial selama lebih dari 25 tahun, terutama berfungsi sebagai emolien untuk aplikasi topikal dalam krim, lotion, salep, lipstik dan kosmetik lainnya.













V.      Matriks
No
Nama Bahan
Sifat kimia
Sifat Fisika
Kadar
Fungsi
Nilai HLB
Alasan dipakai dalam formula
pH stabilitas
Pemerian kelarutan
Lazim
Terpilih
1.       
Asam Stearat (M)
Stabilitas : bahan yang stabil dan perlu ditambahkan antioxidant. pH 6,7 untuk 1% w/v untuk larutan air pada 20C (Rowe.et.al, 2009 p 698)
Pemerian :keras, berwarna putih atau kuning, agak mengkilap (Rowe.et.al, 2009 p 697) kelarutan : larut dalam benzene, kloroform dan eter, larut dalam etanol 95% (Rowe.et.al, 2009 p 698).
1-20% (ointments and creams) (Rowe.et.al, 2009 p 697)
3,5%
Emulsyfyng agent, solubilizing agent (Rowe.et.al, 2009 p 697)
15
Digunakan sebagai fase minyak, memiliki kestabilan yang baik. Dan bisa ditambahkan antioksidan (Rowe.et.al, 2009 p 697)
2.       
Cetyl alkohol (M)
Cetyl alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan udara. Tidak menjadi tengik. Harus disimpan di wadah yang tertutup, sejuk dan kering (Rowe.et.al, 2009 p.156)
Pemerian :Serphihan putih licin, granul atau kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemah. Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam etanol 95% dan eter. Kelarutan bertambah dengan naiknya suhu (Rowe.et.al, 2009 p 155,156)
emulsifying agent 2-5%( Rowe.et.al, 2009 p 155)
0,4%
Emulsifying agent, stiffening agent (Rowe.et.al, 2009 p 155)
15,5
Digunakan dapat meningkatkan stabilitas dan memperbaiki tekstur dan meningkatkan konsistensi.

3.
Propil Paraben
pH 3-6. Larutan stabil pada pH 3-6 dan terhidrolisis cepat pada pH diatas 8 (Rowe.et.al, 2009 p 597).
Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna. Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter, sukar larut dalam air mendidih (Rowe.et.al, 2009 p 597)
0,01-0,6% (topical preparation) (Rowe.et.al, 2009 p 596)
0,2%
pengawet (Rowe.et.al, 2009 p 596)




Dapat digunakan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun sangat efektif untuk kapang dan khamir (Rowe.et.al, 2009 p 596).
4.
Methyl paraben
Aktif pada pH 4-8.Larutan stabil pada pH 3-6 dan terhidrolisis cepat pada pH diatas 8 (Rowe.et.al, 2009 p 442).
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar. Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzena dalam karbon tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter. (Rowe.et.al, 2009 p 442)
0,02-0,3% (topical preparation) (Rowe.et.al, 2009  p 442)
0,2%
pengawet (Rowe.et.al, 2009 p 441)

Dapat digunakan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun sangat efektif untuk kapang dan khamir (Rowe.et.al, 2009 p 442).
5.
TEA
Titik lebur : 20-21 ᵒC
Titik didih : 335 ᵒC
Berubah menjadi coklat saat terkena udara dan cahaya
(Rowe.et.al, 2009)
Pemerian :
Bening, tidak berwarna. Cairan kental pucat kekuningan, sedikit bau amoniak.
Kelarutan :
Tidak larut dalam air, aseton, metanol. Larut dalam benzene dan etil eter (Rowe.et.al, 2009)


Alkalizing agent

Sebagai penetral agent
6.
Gliserin
Titik didih 2900C.  Stabilitas: bersifat higroskopis, secara kimiawi stabil dengan pencampuran dengan air, etanol 95%, dan propilen glikol (Rowe.et.al, 2009 p 284).
Pemerian: cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanaya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), larutan higroskopik. Kelarutan: dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap (Rowe.et.al, 2009 p 283-284)
<30% (Rowe.et.al, 2009 p 283)
5%
humectan (Rowe.et.al, 2009 p 283)

Pada dalam formulasi kosmetik, gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan dan emoliennya. Gliserin juga dapat digunakan sebagai pelarut atau cosolvent dalam krim dan emulsi
(Rowe, et.al., 2009 p 283)









7.
Lanolin anhidrous

Lanolin is a pale yellow-colored, unctuous, waxy substance with a
faint, characteristic odor. Melted lanolin is a clear or almost clear,
yellow liquid.

10%
Emulsifying agent
10
Pelunak kuku
8.
Isopropyl Myristate (HPE 5th p. 374)
Boiling point: 140.28C at 266 Pa (2mmHg)
Flash point: 153.58C (closed cup)
Freezing point: _58C
Pemerian : Isopropyl myristate is a clear, colorless, practically odorless
liquid of low viscosity that congeals at about 58C. It consists of
esters of propan-2-ol and saturated high molecular weight fatty
acids, principally myristic acid.
Kelarutan : soluble in acetone, chloroform, ethanol (95%), ethyl
acetate, fats, fatty alcohols, fixed oils, liquid hydrocarbons,
toluene, and waxes. Dissolves many waxes, cholesterol, or
lanolin. Practically insoluble in glycerin, glycols, and water.
1,0 – 10,0 %
3 %

Emolient






VI.        Bentuk Sediaan Dasar
a.    Bentuk                      :   Krim
b.    Definisi                     :   Bentuk sediaan-sediaan setengah padat mengandung satu atau lebi bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai
                                                   (FI IV p. 6)
c.    Persyaratan Umum   :
·      Tidak mengiritasi kulit
·      Tidak berbau tengik
·      pH netral, mudah dioleskan pada kulit (Harrys Cosmeticology p. 60)
VII.       Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
a.    Bentuk                      :   Krim kuku
b.    Definisi                     :  Krim yang dapat melembabkan dan mencegah kulit kuku dari  kekeringan (Wilkinson, 1982) serta dapat melembutkan kutikula dan  mencegah kuku dari pecah – pecah dan bergaris (Schlossman, 2000).
c.    Persyaratan Umum   :   Dapat melembabkan kulit kuku, dapat meninggalkan lapisan yang emollient (Wilkinson, 1982)







VIII.       Susunan Formula
Luas permukaan kuku : 4 cm2 = 0,05 gram (1-2 x sehari)
30 hari pemakaian                   = 0,05 x 30 hari =  1,5 gram (1 kali pemakaian)                                            
3 x pemakaian                         = 3 x 1,5 gram = 4,5 gram (1R) untuk 10 kuku = 4,5gram x 10 = 45 gram ̴̴ 50 gram(Cosmetics Fact Sheet, 2006)
NO

Nama Bahan

Sinonim

Konsentrasi %
1 Resep
(50 gram)
1 Bets (2R)
(100 gram)
Lazim
Digunakan
1
Lanolin Anhydrous
Lanolin

10 %
5 gram
10 gram
2
Asam Stearat
Cetylacetic Acid
1,0 – 20,0 %
4 %
2 gram
4 gram
3
Cetyl Alkohol

2,0 – 5,0 %
2 %
1 gram
2 gram
4
Metyl Paraben
Nipagin
0,02 – 0,3 %
0,2 %
0,1 gram
0,2 gram
5
Propyl Paraben
Nipasol
0,01 – 0,6 %
0,2 %
0,1 gram
0,2 gram
6
Gliserin


5%
2,5 gram
5 gram
7
TEA


1 %
0,5 gram
1 gram
8
IPM

1,0 – 10,0 %
3 %
1,5 gram
3 gram
9.
Allantoin

0,1-2%
0,1%
0,05 gram
0,1 gram
10.
Squalane


5%
2,5 gram
5 gram
11.
Aqua





PERHITUNGAN SISA AIR :
a.    Untuk 1 Resep : 50 –(5+2+1+0,1+0,1+2,5+0,5+1,5+0,05+2,5) = 34,75 ml
b.   Untuk 1 Bets : 100 –(10+4+2+0,2+0,2+5+1+3+0,1+5) = 69,5ml

IX.    Rancangan Pembuatan
Allantoin
 
Nipagin
 
Nipasol
 
Asam stearat , Cetyl alkohol , IPM, lanolin anhydrous, squalane
 
         

 





A = sisa air
B= TEA

 
 

Campur ketiganya, aduk hingga homogen
 
 





X.        Spesifikasi Sediaan Akhir
Parameter
Spesifikasi sediaan
Mutu fisik

Organoleptis

  Warna
Putih
  Bau
Tidak berbau
  Bentuk
Setengah padat
pH
6,5 ± 0,5
Tipe emulsi
Minyak dalam air
Ukuran partikel
1-100 µm (Ansel, 1985)
Viskositas
30000-700000 cps (Buhse, 2003)
Daya Sebar
Mudah menyebar (Paithankar, 2010)
Homogenitas
Homogen
Daya tercucikan air
Mudah tercucikan air
Keamanan/efikasi

Iritasi
Tidak mengiritasi (Shivhare et al, 2009)
Aseptabilitas

Kemudahan diratakan
Mudah diratakan (Panda, 2000)
Kelembutan
Lembut (Panda, 2000)
Kemudahan dibersihkan
Mudah dibersihkan (Sahu, Jha and Dubey, 2011)
           


















XI.       Rancangan Evaluasi
1)            Uji Mutu Fisik Krim
a.      Pemeriksaan Organoleptis Sediaan
Pemeriksaan organoleptis sediaan meliputi bentuk, bau dan warna sediaan yang dilakukan secara visual. Prosedur uji dilakukan pengulangan tiga kali.
b.      Penentuan Tipe Emulsi
Dilakukan menggunakan metode pengenceran dengan air yaitu dengan menambahkan air pada sediaan kemudian diaduk. Bila sediaan tetap homogen, maka sediaan termasuk tipe o/w
c.       Pengukuran pH Sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter soil tester. Alat pH meter dicelupkan secara langsung ke dalam sediaan krim. Kemudian dilihat perubahan skala pada pH meter. Angka yang tertera pada skala pH meter merupakan nilai pH dari sediaan. 
d.      Pengukuran Ukuran Partikel
Pengukuran ukuran partikel sediaan diamati dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Krim ditimbang sebanyak 0,1 gram dan diencerkan dengan air suling hingga 1 ml. selanjutnya hasil pengenceran  diambil dan diteteskan pada kaca obyek untuk diamati dibawah mikroskop dan dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel (Anggraini dkk, 2011). Ukuran partikel untuk emulsi adalah 1-100µm (Ansel, 1985).
e.       Pengukuran Viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer Rion seri VT 04. Krim dimasukkan kedalam cup dan dipasang pada portable viscotester. Viskositas krim diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu :
·         Segera setelah krim selesai dibuat
·         Setelah disimpan selama 1 bulan pada suhu kamar
f.       Pengukuran Daya Sebar
Penyebaran krim diartikan sebagai kemampuan penyebarannya pada kulit. Sebuah sampel krim sebanyak 1 gram diletakkan di pusat antara dua kaca arloji, dimana kaca arloji sebelah atas dibebani dengan meletakkan anak timbangan sehingga mencapai bobot 150 gr. Pengukuran dilakukan hingga diameter penyebaran krim konstan.

g.      Pengukuran Homogenitas Sediaan
Pengukuran dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir butir yang kasar.
Tabel Kriteria Hasil Uji Hoogenitas Sediaan Pelembab
Kriteria
Interpretasi hasil
Skor
Sediaan memisah dan ada agregat
Tidak homogen (-)
0
Sediaan tidak memisah dan ada agregat
Kurang homogen (+)
1
Sediaan tidak memisah dan tidak ada agregat
Homogen (++)
2
2)      Uji Keamanan : Uji Iritasi
Metode yang digunakan adalah metode Draize, dengan jumlah hewan uji (kelinci) sebanyak 3 ekor. Punggung kelinci dicukur dengan ukuran 2,5x2,5 cm, dioleskan dengan 0,5 gr krim, kemudian tiap tiap area uji ditutup dengan kasa, agar posisi kasa penutup tidak berubah selama 4 jam periode pemajanan. Setelah 4 jam, semua kasa penutup dibuka. Reaksi yang timbul dicatat pada 1 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 1 minggu setelah penutup dibuka (post exposure). Terjadinya eritema dan edemadiberi skor sesuai dengan tabel evaluasi reaksi iritasi kulit.
Tabel evaluasi reaksi kulit
Eritema dan pembentukan kerak
Skor
Tanpa eritema
0
Eritema sangat sedikit (hampir tidak tampak)
1
Eritema berbatas jelas
2
Eritema moderat sampai berat
3
Eritema berat (merah bit) sampai sedikit membentuk kerak (luka dalam)
4
Total skor eritema yang mungkin
4

Pembentukan Edema
Skor
Tanpa edema
0
Edema sangat sedikit (hampir tidak tampak)
1
Edema sedikit (tapi daerah berbatas jelas)
2
Edema moderat (tepi naik kira – kira 1mm)
3
Edema berat (naik lebih dari 1 mm dan meluas ke luar daerah pajanan)
4
Total skor edema yang mungkin
4
                                                                                                     

Kriteria Iritasi menurut Lu (1995:251)
Indeks Iritasi
Kriteria Iritasi Senyawa Kimia
<2
Kurang merangsang
2-5
Iritan moderat
>5
Iritan berat


3)      Uji Efektivitas
Uji efektifitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui kinerja / potensi suatu bahan dalam menimbulkan efek tertentu dalam dosis / konsentrasi tertentu saat diaplikasikan. Tujian dari uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif dalam mencerahkan kulit hewan uji.pengujian ini menggunakan tikus putih jantan galur wistar karena permeabilitas kulit tikus yang telah dicukur bulunya mirip dengan permeabilitas kulit manusia. Pengamatan dilakukan selama 14 hari dengan cara melihat waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan tingkat kecerahan kulit tikus agar kembali seperti semula setelah digelapkan dengan lampu UV-A selama 10 20 hari.
Paparan sinar dengan panjang gelombang dalam wilayah UV-A akan merangsang pembentukan melanin yang menyebabkan kulit menjadi berwarna coklat. Proses penggelapan tikus ini dibantu dengan pemberian INH (isoniazid) per oral dengan dosis 5,4 mg/ml, satu jam sebelum dipaparkan sinar UV-A. INH merupakan obat yang dapat menginduksi senyawa porifirin, sehingga kulit tikus dapat lebih peka terhadap sinar UV-A.
Tingkat kecerahan kulit hewan uji diukur berdasarkan skala pada skin fairness ruler yang dibuat oleh Proffesor Jean De Rigal. skin fairness ruler ini disusun berdasarkan tingkatan warna pada skin colour chart, dan skin colour chart ini sendiri telah divalidasi oleh Rigal dkk.
4)      Uji Aseptabilitas
Uji aseptabilitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden yang telah bersedia untuk menjadi subyek percobaan. Jumlah responden 10 0rang perempuan dengan usia 20 23 tahun yang dipilih secara random atau acak. Evaluasi aseptabilitas sediaan meliputi kelembutan krim dioleskan, kemudahan krim diratakan, dan kemudahan dicuci. Responden menggunakan krim pada permukaan kulit dan diminta pendapatnya tentang kelembutan krim, kemudahan krim diratakan dan kemudahan dicuci.untuk kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel

Tabel Kriteria Ketentuan Penilaian Uji Aseptabilitas
Parameter penilaian uji aseptabilitas
Kelembutan Dioleskan
Kemudahan Diratakan
Kemudahan Dicuci
Interpretasi Hasil
Skor
Interpretasi Hasil
Skor
Interpretasi Hasil
Skor
Kasar
1
Tidak bisa diratakan
1
Tidak bisa dicuci
1
Tidak lembut
2
Sulit diratakan
2
Sulit dicuci
2
Lembut
3
Mudah rata
3
Mudah dicuci
3
Sangat lembut
4
Sangat mudah rata
4
Sangat mudah dicuci
4


Tidak ada komentar:

Posting Komentar