Senin, 18 Mei 2015

whitening lotion nivea

I.          Nama Sediaan Kosmetika           : Natural Whitening Lotion
II.          Tujuan Pemakaian                       :
-          Menghambat produksi melanin pada melanosit
-          Mereduksi melanin yg masih ada
-          Meningkatkan ekskresi melanin di epidermis, dan toksisitas selektif pada melanosit (Wilkinson, 1982 hlm 265).
III.          Karakteristik sediaan                   :
Epidermis manusia terdiri dari tiga jenis sel: melanosit, keratinosit dan Langerhans sel. Melanosit antara 5-10% dari konten seluler dan terletak di lapisan basal epidermis. Fungsi melanosit adalah untuk mensintesis melanin yang melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV) radiasi. setelah produksi melanin dalam melanosit, melanin yang ditransfer ke dalam keratinosit, di mana akan terlihat seperti warna kulit. Hanya satu melanosit berfungsi sebagai sumber pigmen untuk mengingat populasi sel epidermis (Stenn, 1983578). Melanin adalah pigmen yang paling penting dalam menentukan warna kulit (Mitsui, 1997:22). Jumlah dan kepadatan melanosit pada kulit manusia kurang lebih sama, terlepas dari warna kulit atau ras (Mitsui, 1997:22; Stenn, 1983:576; Zuidhoff & van Rijsbergen, 2001:53).
Pembentukan melanin dimediasi oleh enzim tyrosinase. Tirosinase mengkatalisis hidroksilasi tirosin menjadi 3,4 - dihydroxyphenylalanine (DOPA) dan oksidasi selanjutnya DOPA menjadi DOPAquinone. Karena auto-oksidasi dan siklisasi spontan, DOPA menghasilkan 5,6 - dihydrosyindole (DHI) melanin (Petit & Pierard, 2003:170). Hiperpigmentasi pada kulit biasanya karena peningkatan jumlah melanin, baik dalam epidermis, dermis atau, atau dalam keduanya. Peningkatan kadar melanin yang baik sebagai akibat dari peningkatan jumlah melanosit fungsi, atau peningkatan jumlah produksi melanin tanpa perubahan numerik melanosit, atau keduanya (Jimbow & Minamitsuji, 2001:35)
Losion merupakan sediaan setengah padat hampir sama dengan krim tetapi memilikikonsistensi yang lebih rendah. Sifat losionumumnya berwarna putih, mudah dicuci denganair, tidak tembus cahaya dan tidak mudah kering.Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih (Compac, 2005). Sebagian besar pemutih kulit bekerja dengan menghambat pembentukan melamin melalui jalur inhibisi pada enzim tironase dan bahkan ada yang bersifat toksik terhadap melamin. Kulit yang lebih putih dan hilangnya bintik-bintik hitam, bisa diperlihatkan dalam waktu 6 bulan setelah penggunaan. Efek samping dari penggunaan pemutih kulit, bisa berupa kulit kemerahan dan iritasi, rasa gatal dan terbakar, pengelupasan kulit dan merangsang terjadinya kanker kulit (Yasmin, 2008).
Beberapa mekanisme dari pemutih antara lain :
•      Proteksi sinar matahari (Tabir surya)
•      Menghambat aktivitas melanosit
•      Menghambat sintesis melanin
•      Menghambat produksi melanin
•      Toksisitas melanosit selektif dan supresi melanogenesis non selektif
•      Memindahkan melanin






IV.          Rancangan Modifikasi Formula
FORMULA
Standar
(nama formula standar :Hydroquinone lotion)
(pustaka : Wilkinson, 1982 / halaman: 268 )
Pembanding
(Nivea Whitening )
Modifikasi
(Modifikasi Terhadap Formula Standar)
Nama Bahan
Fungsi
Konsentrasi
Nama Bahan
Fungsi
Konsentrasi
Nama Bahan
Fungsi
Konsentrasi
Lazim
Terpilih
Lazim
Terpilih
Lazim
Terpilih
Lexemul AS (M)
Self-emulsifiying agent (Glyceryl stearate and sodium lauryl sulfate, perbandingannya 4,5:0,5) (www.doyamfarma.com.Accessed 2015)

5.0
Glyceryl Sterate (M)
Non-ionik emulsifier (HPE 5th, p.308)


Lexemul AS (M)
Self-Emulsifying agent (Glyceryl stearate and sodium
lauryl sulfate) (www.doymafarma.com,Accessed 2015)

5.0
Mineral oil light N.F (M)
Emollient (HPE 6th ed, 445)
1-20
2.5

Mineral oil (M)
Emollient (HPE 6th ed, 445)
1-20
2,5
Isopropyl myristate (M)
Emollient (HPE 6th ed, 348)
1-10
2.5
Isopropyl myristate (M)
Emollient (HPE 6th ed, 348)
1-10
2.5
Cetyl alcohol (M)
Emollient (HPE 6th ed, 155)
2-5
1,0
Cetyl Alcohol (M)
Emollient (HPE 6th ed, 155)
2-5

Cetyl Alcohol (M)
Emollient (HPE 6th ed, 155)
2-5
1,0
Brij 35 (polyethoxylated lauryl alcohol or lauryl ether) (M)
Non-Ionik surfaktan (Stavroudis,2009)

0,9

*Tween 80 (M)
Non-ionik surfaktan (HPE 6th, p. 550)
1-15
0,9
Deionized water (A)
Pelarut (HPE 6th ed,802)

79,85
Water (A)
Pelarut (HPE 6th ed,802)


Water
Pelarut (HPE 6th ed, 802)

42,2 ml
Propylene glycol (A)
Solvent (HPE 6th ed, 592)
5-80
5,0
Propylene Glycol (A)
Solvent (HPE 6th ed, 592)
5-80

Propylene Glycol (A)
Solvent (HPE 6th ed, 592)
5-80
5,0
Sodium lauryl sulphate 30% (M)
Anionic surfactan;detergent;emulsyfing agent;skin penetrant;wetting agent (hpe 5 p.687)
0.5-2.5
0,9


Sodium metabisulphit(A)
Antioksidan

0,15
*BHT (A)
Antioksidan (HPE 5th, p. 81)
0,0075-0,1
0,1
Ascorbic acid (A)
Whitening, antioxidant (HPE 5ed, 48)

0,1
*Cucumber juice (A)
Natural whitenin
3 % ekstrak
30
Hydroquinone
Whitening agent

2,0
Citric acid (A)
Acidifying agent, antioksidant, buffering agent, chelating agent, flavor enhancer (HPE 5 p. 185)
0.1–2.0
0,1
Citric acid (A)
Acidifying agent, antioksidant, buffering agent, chelating agent, flavor enhancer (HPE 5 p. 185)
0.1–2.0

Citric acid (A)
Acidifying agent, antioksidant, buffering agent, chelating agent, flavor enhancer (HPE 5 p. 181)
0.1–2.0
0,1

Butyl Mehoxydibenzoylmelthane




Oclcrylene



C12-15 Alkyl Benzoate (M)



Glycerin (A)
Humectant, emolient (HPE 5th, p. 697)
<30





Phenylbenzimidazole Sulfonic Acid (A)




Dimethicone (M)
Antifoaming agent; emolient; water repelling agent (HPE 6th, p. 233)
10-30

Dimethicone (M)
Antifoaming agent; emolient; water repelling agent (HPE 6th, p. 233)
0,5-5
0,5
Tapioca Starch




Glyceryl Glucoside



Sodium Ascorbyl Phosphate



Bisabolol



Cetyl Palmitate (M)
Emolient; stiffening agent (HPE 6th, p. 774)
1-15

Dicaprylil ether (A)



Stearic Acid (M)
Emulsifying agent (HPE 5th, p. 697)
1-20

Palmitic Acid (A)



Sodium Carbomer (A)
Emulsifying agent (HPE 6th, p.110)
0,1-0,5

Trisodium EDTA (A)
Chelating agent (PE 6th, p. 249)
0,005-0,1

Myristic Acid (M)
Emolient (HPE 6th, p. 348)
1-10

Arachidic Acid (M)
Emolient (HPE 6th, 30)


Oleic Acid (M)
Emolient (HPE 6th, p. 30)


Alcohol Denat
Alcohol denaturate (HPE 6th, p. 217)


Polysorbat 20 (M)
Non-ionik surfaktan (HPE 6th, p. 550)
1-15

Trideceth-9



Benzoic Acid (A)
Antimicrobial preservative (HPE 6th, p. 270)


*Propyl paraben (A)
Pengawet (HPE 5th, p. 629)
0,01-0,6
0,02
Phenoxyethanol (A)
Antimicrobial preservative; disinfectant )HPE 6th, p. 488)
0,5-1,0

*Methyl paraben (A)
Pengawet (HPE 5th, p. 466)
0,02-0,3
0,18
Methylisothiazolinone




Parfum
Fragrance
q.s

Glycyrrhiza Glabra Root Extract
Ekstrak


Malphigia Glabra Fruit Juice
Ekstrak


Myrciaria Dubia Fruit Juice
Jusb buah


Vitis Vinara Seed Oil



Bentuk sediaan dasar : Lotion
Tipe emulsi : o/w
Alasan : karena kandungan fase air lebih banyak daripada kandungan fase minyak
HLB : 18,2 à o/w emulsifier
Bentuk sediaan dasar : Lotion
Tipe emulsi : o/w
Alasan : karena kandungan fase air lebih banyak daripada kandungan fase minyak

Bentuk sediaan dasar : Lotion
Tipe emulsi : o/w
Alasan : karena kandungan fase air lebih banyak daripada kandungan fase minyak
HLB :17,4 à o/w emulsifier
PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
Modifikasi Bahan Aktif :
Nama Bahan Aktif yang diganti : Hidroquinone
Alasan: Hidrokuinon tergolong obt keras sehingga hanya dapat diperoleh setelah mendapat resep dokter sedangkan arbutin dapat dijual bebas tanpa resep dokter. Efek sitotoksis HQ tidak berbatas pada melanosit, tetapi menghambat metabolisme seluler sel non-melanosit dengan dosis yang lebih tinggi, sehingga HQ dapat dipertimbangkan sebagai agen sitotoksik melanosit poten dengan sitotoksik melanosit spesifik yang relative tinggi (Counter, 2003) dan apabila terkena matahari langsung dapat meyebabkan noda hitam dan benjolan kekuningan pada kulit sebab penggunaan HQ dapat meyebabkan hiperpigmentasi  sedangkan arbutin tidak menghasilkan HQ bebas sehingga lebih aman digunakan dibandingkan hidrokuinon dan dapat menghambat enzim tyrosine sehingga tidak terjadi hiperpigmentasi pada kulit. Mekanisme kerja arbutin tidak sampai menghambat RNA, berbeda dengan hidrokuinon yg menghambat sintesa RNA dan DNA (cosmetic formulation of skin care product,2006).
Nama Bahan Pengganti : Cucumber juice
Alasan : karena dapat sebagai whitening agent alami. (Akhtar, et al, 2011). Lalu kandungan ekstrak timun (Cucurbitacin D and 23, 24-dihydrocucurbitacin D ) juga berguna untuk menghambat tyrosinase dan sintesis melanin. Sehingga dapat digunakan sebagai whitening agent. Bagian buah yang digunakan dalam pembuatan juice cucumber tersebut adalah daging buah serta bijinya.
Konsentrasi Terpilih: 30%
Alasan :karena pada jurnal untuk konsentrasi ekstrak timun yg digunakan adalah 3% kemudian dikonversikan ke juice ditingkatkan menjadi 30%.(Akhtar, et al, 2011).
Perhitungan : ada peningkatan menjadi 10x nya untuk konversi dari ekkstrak menjadi juice à 10 x 3% = 30%
Modifikasi Bahan Tambahan Penyusun Basis :
Nama Bahan Tambahan yang diganti : Sodium metabisulphit
Alasan pengganti : karena terdapat efek samping yg fatal jika digunakan dan hipersensitivitas (HPE 6th ed, 691)
Nama Bahan Pengganti :BHT
Alasan :fungsinya sama Sodium metabisulphit sebagai antioxidant dan memiliki keuntungan yang lain yaitu dapat menstabilkan mineral oil (HPE 6th ed, 471)
Konsentrasi Terpilih :0,1
Alasan :dengan konsentrasi maksimum maka BHT tersebut dapat menstabilkan mineral oil dengan maksimum juga. (HPE 6th ed, 471)
Alasan penggantian ascorbic acid : Ascorbic acid tidak ditambahkan dalam formula modifikasi karenadari juice cucumber yang kami gunakan sudah banyak mengandung vitamin, terutama vitamin C, sehingga tidak perlu dilakukan penambahan ascorbic acid .(Akhtar, et al, 2011).
Alasan penggantian Brij 35 : Brij 35 diganti dengan tween 80 karena brij 35 bersifat dapat mengiritasi kulit.



Perhitungan HLB :
Standar
Fase Minyak
Konsentrasi (%)
HLB
HLB Butuh
Glyceryl Stearat
5,0
3,8
 x 3,8= 1,3
Sodium Lauryl Sulfat
5,0
40
 x 40= 12,6
Mineral Oil
2,5
10
 x 10 = 1,6

Isopropil Myristate
2,5
11,5
 x 11,5 = 1,8
Brij 35
0,9
16,9
 x 16,9 = 0,9
Total
15,9

18,2à o/w emulsifier

Perhitungan HLB :
Modifikasi
Fase Minyak
Konsentrasi (%)
HLB
HLB Butuh
Glyceryl Stearat
5,0
3,8
 x 3,8 = 1,3
Sodium Lauryl Sulfat
5,0
40
 x 40 = 11,5
Mineral Oil
2,5
10
 x 10= 1,4
Isopropyl Myristate
2,5
11,5
 x 11,5= 1,6
Dimethicone
0,5
5
 x 15= 0,1
Cetyl alcohol
1,0
15,5
 x 15,5= 0,9
Tween 80
0,9
15
 x 15= 0,8
Total
17,4

17,4à o/w emulsifier

 























V.          Matriks (bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
No.
Nama Bahan
Sifat Kimia
Sifat Fisika
Kadar %
Fungsi
Nilai HLB khusus golongan minyak/malam
Alasan dipakai dalam formula
pH stabilitas
Pemerian kelarutan
Lazim
Terpilih
1
Mineral oil (M) (HPE 6th ed/hlm: 445)
-
transparan,tidak berwarna, cairan berminyak kental, tanpa fluoresensi di siang hari . Hal ini praktis berasa dan tidak berbau saat  dingin , dan memiliki bau samar minyak bumi saat dipanaskan .
Praktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin,dan air; larut dalam aseton, benzena , kloroform , karbon isulfide , eter, dan petroleum eter . Larut dalam minyak atsiri dan fixedoils, dengan pengecualian dari minyak jarak.
1-32
6
Emollient
10
dapat menjadi emollient
2
Isopropyl Myristat (M) (hpe 6TH, P. 348)
-
a clear, colorless, practically odorless liquid of low viscosity that congeals at about 58C. It consists of esters of propan-2-ol and saturated high molecular weight fatty acids, principally myristic acid.
Soluble in acetone, chloroform, ethanol (95%), ethyl acetate, fats, fatty alcohols, fixed oils, liquid hydrocarbons, toluene, and waxes. Dissolves many waxes, cholesterol, or lanolin. Practically insoluble in glycerin, glycols, and water
1-10
2,5
Emollient
11,5
dapat menjadi emollient
3
Cetyl Alcohol (M) (HPE 6th, p. 155)
-
occurs as waxy, white flakes, granules, cubes, or castings. It has a faint characteristic odor and bland taste
freely soluble in ethanol (95%) and ether, solubility increasing with increasing temperature; practicallyinsoluble
in water. Miscible when melted with fats, liquid and solid paraffins, and isopropyl myristate.
2-5
1,0
Emollient
15,5
dapat menjadi emollient
4
Tween 80 (M) (HPE 6th, p. 550)
-
all grades of polyethylene glycol are soluble in water and miscible in all proportions with other polyethylene glycols (after melting, if necessary). Aqueous solutions of higher-molecular-weight grades may form gels. Liquid polyethylene glycols are soluble in acetone, alcohols, benzene, glycerin, and glycols. Solid polyethylene glycols are soluble in acetone, dichloromethane, ethanol (95%),
1-15
0,9
Non-ionik surfaktan (HPE 6th, p. 550)
15
Dapat menggantikan Brij 35
5
Water (A)
-
Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa. (FI III hlm 96)
-
43,2
pelarut
-
pelarut
6
Propylen Glycol (A) (HPE 6th, p. 592)
=
Occurs as anodorless,whiteto cream-colored granular powder.
Soluble in water; slightly soluble in ethanol (95%); insoluble in organic solvents. Dissolution requires dispersion (wetting) of the solid in water at room temperature followed by heating the mixture to about 908C for approximately 5 minutes. Mixing should be continued while the heated solution is cooled to room temperature.
5-80
5
Solvent
-
pelarut
7
BHT (A) (HPE 6th ed,75)
-
white or pale yellow crystalline solid or powder with a faint characteristic phenolic odor. Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol,basa. Larut dalam aseton, benzena,etanol 95%, eter, metanol, toluen, mineral oil.
0,0075-0,1
0,1
Antioksidan
-
sebagai stabilizer mineral oil yg dapat mengalami oksidasi (HPE 6th ed, 446).
8
Citric Acid (A) (HPE 5th, p. 181)
2,2
occurs as colorless or translucent crystals, orasawhitecrystalline,efflorescentpowder.Itisodorlessandhasa strong acidic taste. The crystal structure is orthorhombic.
Soluble 1 in 1.5 parts of ethanol (95%) and 1 in less than 1 part of water; sparingly soluble in ether.
0,1-2,0
0,1
Acidifying agent, antioksidant, buffering agent, chelating agent, flavor enhancer (HPE 5 p. 181)
-
Citric acid monohydrate is used as a sequestering agent and antioxidant synergist
9
Glycerin (A) (HPE 6th ed, 283)
-
clear,colorless,odorless,viscous,hygroscopic liquid; it has a sweet taste, approximately 0.6 times as sweet as sucrose.
Larut dalam aseton,etanol 95%,metanol,dan air,praktis tidak larut dalam benzena,kloroform,minyak, 1:500 dalam eter, 1:11 dalam etil asetat.
≤30
10
Humektan, emollient, pelarut.
-
Dapat menjadi humektan, emollient pada kulit kering, dan pelarut pada krim
10
Dimethicone (M) (HPE 6th, p. 233)
-
clear, colorless liquids available in various
viscosities.Miscible with ethyl acetate, methyl ethyl ketone,
mineral oil, ether, chloroform, and toluene; soluble in isopropyl
myristate; very slightly soluble in ethanol (95%); practically
insoluble in glycerin, propylene glycol, and water.
0.5–5.0
0,5
Antifoaming agent; emollient; water-repelling agent.
5
Dimethicone banyak digunakan dalam kosmetik. Dalam emulsi minyak dalam air, dimethicon di tambahkan ke fase minyak sebagai antifoaming agen(Rowe, et al, 2009 p 233)
11
Nipagin (A) (HPE 6th ed, 466)
4-8
Kristal bubuk putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Larut dalam asetonm 1:1,4 dalam etanol, 1:2 dalam etanol 95%, 1:3,5 dalam eter, 1:200 dalam gliserin, 1:0,9 dalam metanol,1:4000 dalam mineral oil, 1:100 dalam peanut oil, 1:4 dalam propilen glikol, 1:1250 dalam air 15oC, 1:910 dalam air, 1:120 dalam air 80oC
0.02-0.3
0.18
Antimikroba, pengawet
-
Berfungsi sebagai pengawet. Range konsentrasi 0.02-0.3% (Rowe, et.al., 2009, 442). Paraben memiliki efek antimikroba spektrum luas, meskipun sangat efektif terhadap kapang dan khamir (Rowe, et.al., 2009, 442).
12
Nipasol (A) (HPE 6th ed, 629)
4-8
Bubuk putih , kristal , tidak berbau , dan tidak berasa.
Larut dalam aseton dan eter, 1:1,1 dalam etanol (95%), 1:5.6 dalam etanol (50%), 1:250 dalam gliserin, 1:3330 dalam mineral oil, 1:70 dalam peanut oil, 1:3.9 dalam propilen glikol, 1:110 dalam propilen glikol (50%), 1:4350 dalam air (15oC), 1:2500 dalam air, 1:225 dalam air (80oC)

0.01–0.6
0.02
Antimikroba, pengawet
-
Berfungsi sebagai pengawet. Range konsentrasi 0.01-0.6% (Rowe, et.al., 2009, 596). Paraben memiliki efek antimikroba spektrum luas, meskipun sangat efektif terhadap kapang dan khamir. (Rowe, et.al., 2009, 596).


VI.          Bentuk Sediaan Dasar:
a.    Bentuk                           :Lotion.
b.    Definisi                          :sediaan setengah padat hampir sama dengan krim tetapi memiliki konsistensi yang lebih rendah. Sifat losion umumnya berwarna putih, mudah dicuci dengan air, tidak tembus cahaya dan tidak mudah kering.
c.    Persyaratan Umum       :
ü Mudah menyebar bila dioleskan pada permukaan kulit.
ü Tidak mengandung bahan yang toxic.
ü Tidak mengiritasi kulit.
ü Stabil dalam pemakaian.
ü Dapat diabsorbsi oleh kulit.
ü Tidak berbau / sedikit berbau tapi dapat diterima oleh konsumen.

VII.          Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih:
a.    Bentuk                                       :Natural Whitening Lotion.
b.    Definisi                                      :Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih (Compac, 2005). Sebagian besar pemutih kulit bekerja dengan menghambat pembentukan melamin melalui jalur inhibisi pada enzim tironase dan bahkan ada yang bersifat toksik terhadap melamin. Kulit yang lebih putih dan hilangnya bintik-bintik hitam, bisa diperlihatkan dalam waktu 6 bulan setelah penggunaan. Efek samping dari penggunaan pemutih kulit, bisa berupa kulit kemerahan dan iritasi, rasa gatal dan terbakar, pengelupasan kulit dan merangsang terjadinya kanker kulit. (Yasmin, 2008)
c.    Persyaratan Umum       :
ü Kandungan minyak lebih banyak agar dapat menebus stratum basal.
ü pH netral.
ü mengandung surfaktan untuk meningkatkan penetrasi.
ü mudah menyebar.
(Harry`s cosmeticology 7th Ed. P.51)




VIII.          Susunan Formula (untuk 1 formula dan 1 batch.
Penentuan bobot sediaan untuk 1 resep.
Luas Permukaan Tubuh : 1,73 m2 (Thomson Defman Learning’s Pharmcy Practise for Techniction)
Untuk 1 kali aplikasi : 2 mg/cm2 (Poucher Parfumes Cosmetic AND Soap, P.474) x 1,73 m2 = 3460 mg = 3,46 g
Untuk pemakaian selama 1 bulan : 3,46 g x 30 hari = 103,8 g = 100 g.
No.
NamaBahan
Sinonim
BahanPengganti
Konsentrasi%
1 Resep
(100 gram)
1 Bets(2R)
200 gram
Awal
Modifikasi
1.
Mineral Oil
Paraffin liquidum
-
2,5
2,5
2,5
5
2.
Lexemul AS
Glyceryl stearate and sodium lauryl sulfate
-
5
5
5
10
3.
Isopropyl myristate
IPM
-
2,5
2,5
2,5
5
4.
Methyl paraben
Nipagin
-
-
0,18
0,18
0,36
5.
Propyl paraben
Nipasol
-
-
0,02
0,02
0,04
6.
Dimethicone


-
0,5
0,5
1
7.
Cucumber juice


-
30
30
60
8.
BHT
Butylhydroxytoluenum
-
-
0,1
0,1
0,2
9.
Cetyl alcohol

-
1,0
1,0
1,0
2,0
10.
Propylen glycol

-
5,0
5,0
5,0
10
11.
Citric acid

-
0,1
0,1
0,1
0,2
12.
Tween 80
Polysorbate 80
-
0,9
0,9
0,9
1,8
13.
Water
Aquadest
-
Ad 100 ml
52,2
52,2
104.4

            PERHITUNGAN SISA AIR :
a.    Untuk 1 resep : 100 – (2,5+5+2,5+0,18+0,02+0,5+30+0,1+1,0+5,0+0,1+0,9) = 52,2 ml
b.    Untuk 1 bets :200 – (5+10+5+0,36+0,04+1+60+0,2+2,0+10+0,2+1,8) = 104,4 ml


IX.         
Timbang gliserin, nipagin,nipasol, dimethicone, lexemul AS, mineral oil, TEA, BHT, cucumber juice.
Cara Pembuatan


1.       FASE AIR
Larutkan nipagin dan nipasol dalam gliserin pada cawan porselen.
2. FASE MINYAK
Panaskan dlm cawan porselen di WB lexemul AS, dimethicone
4. MORTIR PANAS
Campur fase minyak ke dalam fase air pada mortir panas

3. Mineral Oil+BHT
5. Tambahkan cucumber juice dan sisa air, aduk ad homogen
 
























X.          Spesifikasi sediaan akhir
No.
KriteriaUji
Spesifikasi
1
Organoleptis
Warna
Bau
Bentuk

Putih
BauKhasTimun
Lotion
2
pH
5 – 6
3
Homogenitas
Homogen (SNI, 1996)
4
DayaSebar
3-5 cm (Garg, et.al., 2002)
5
DayaTercucikan Air
Agaksusahtercucikan air
6
Tipe emulsi
o/w


XI.          RancanganEvaluasi
a.    Organoleptis
Bentuk luar        : Lotion
Warna                : Putih
Bau                    : KhasTimun (Cucumber)
Cara kerja           :
Pemeriksaanorganoleptissediaanmeliputipemeriksaanbentuk, baudanwarnasediaandilakukansecara visual
b.    Pengukuran pH sediaan (larutan 1% b/v)
Cara kerja:
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan cara  sediaan ditimbang sebanyak 1 gram dan dilarutkan kedalam aquadestilata hingga 10 ml. Elektroda pHmeter dicelupkan ke dalam sampel yang telah diencerkan ad 100ml hingga jarum pada pHmeter menunjukkan angka yang stabil (Juwita, 2013).
c.    Uji daya lekat
Cara kerja:
Losio diambil sebanyak 1g kemudian dioleskan pada sebuah plat kaca, Tempelkan kedua plat sampai plat menyatu tekan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit setelah itu beban dilepas, lalu diberi beban pelepasan 80 r untuk pengujian. dicatat waktu sampai kedua plat saling lepas. dilakukan replikasi 3 kali (Trilestari, 2002).
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
Sangat lekat
++
Kurang lekat
0,5-1 cm
+
Tidak lekat

d.    Uji homogenitas losio
Cara kerja:
Diambil losio pada masing - masing formula secukupnya dan oleskan pada plat kaca, diraba dan digosokkan massa losio harus menunjukkan susunan homogen yaitu tidak terasa adanya bahan padat pada kaca (Trilestari, 2002).

Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
Sangat homogen
Tidak terdapat butiran kasar
++
Kurang homogen
Sedikit butiran kasar
+
Tidak homogen
Banyak butiran kasar

e.    Uji daya sebar
Cara kerja:
Sebanyak 0,5 g losio letakkan ditengah alat dengan diameter 15 cm kaca yang satu diletakkan diatasnya dibiarkan selama 1 menit. Ukur diameter losio yang menyebar, kemudian tambahkan 50 g beban tambahan diamkan selama 1 menit dan ukur diameter losio yang menyebar. Hal tersebut dilakukan berulang sampai didapat diameter sebar yang konstan. Dilakukan dengan replikasi 3 kali (Trilestari, 2002).
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
Sangat mudah tersebar
++
1-2 cm
Mudah tersebar
+
Tidak tersebar

f.     Uji daya tercucikan air
Cara kerja:
1 gram losion, dioleskanpadatelapaktangankemudiandicucidengansejumlah volume air sambilmembilastangan. Air dilewatkandariburetdenganperlahan-lahan, amatisecara visual adaatautidaknya lotion yang tersisapadatelapaktangan, dicatat volume air yang terpakai (Anggrainidkk, 2011)
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+
Tidak mudah tercucikan
++
30 detik-1 menit
Mudah tercucikan
+++
Sangat mudah tercucikan

g.    TipeEmulsi
Cara kerja:
Pemeriksaantipeemulsidilakukandengancaramemberikansatuteteslarutanmetilenbirupada 0,1 gram sediaan, kemudiandiamatipenyebaranwarnametilenbirudalamsediaandibawahmikroskop. Jikawarnamenyebarsecarameratapadasediaan, berartitipeemulsidarisediaanadalahminyakdalam air (M/A), tetapijikawarnahanyaberupabintik-bintik, berartitipeemulsisediaanadalah air dalamminyak (A/M) (Fahmidkk, 2012)
h.    Pengukuran viskositas losio
Cara kerja:
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menempatkan sampel dalam viskometer Brookfield DV-E hingga spindel terendam. Diatur spindel dan kecepatan yang akan digunakan Viskometer Brookfield DV-E dijalankan, kemudian viskositas dari gel akan terbaca (Septiani dkk., 2011).
i.      Ukuran partikel
Cara kerja:
Perubahan dalam ukuran partikel rata-rata atau distribusi ukuran globul merupakan tolak ukur penting untuk mengevaluasi emulsi, dimana pada emulsi keruh diameter globul berkisar antara 0,5-10µm.
j.      Uji kestabilan losio
Cara kerja:
Losio diuji kestabilanya dengan cara penyimpanan pada suhu kamar (27oC), suhu rendah/freeze-thaw (4oC) dan amati creaming, kejernihan, bau, warna. (Jufri et al, 2006).
k.    Penentuan Sifat Fotoprotektif
Pengukuran Absorbansi Setelah itu serapannya dibaca pada spektrofotometri UV dan dicari panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi 0,05. Pemeriksaan dilakukan dalam pelarut etanol dan pengukuran diawali dengan panjang gelombang 290 nm kemudian secara bertahap ditingkatkan hingga diatas 320 nm dimana mempunyai nilai serapan minimal 0,05.
XII.          HASIL EVALUASI
1.    Organoleptis
Parameter
Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Sediaan
pembanding
Bentuk
Lotion
Lotion
Lotion
Warna


Putih
Bau




2.    Uji pH
Parameter
Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Sediaan
pembanding
pH larutan 1% b/v


4.5-6,5

3.    Uji daya lekat
Parameter
Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Sediaan
pembanding
Panjang


Tidak lengket

4.    Uji homogenitas
Parameter
Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Sediaan
pembanding
Banyaknya butiran kasar


Homogen

5.    Uji daya sebar
Parameter
Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Sediaan
pembanding
Diameter


Mudah menyebar

6.    Uji tercucikan air
Parameter
Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Sediaan
pembanding
Waktu


Sangat Mudahtercucikan air
7.    Tipe emulsi
Parameter
Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Sediaan
pembanding
Tipeemulsi
o/w
o/w
o/w
8.    Ukuran partikel
Parameter
Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Sediaan
pembanding
Diameter globul


1-100 µm

TABEL REKAP HASIL UJI MUTU SEDIAAN
Parameter
Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Keterangan (MS/TMS)
Sediaan
pembanding
Organoleptis




Bentuk
Lotion
Lotion
Lotion

        Warna


Putih

Bau




Ph


4.6 – 6.5

Daya Lekat


       Tidak lengket

Homogenitas


Homogen 

Daya Sebar


Mudah menyebar

Tercucikan Air


Sangat mudah tercucikan air

Tipe Emulsi




Ukuran Partikel


1-100 µm

Uji Iritasi


Tidak mengiritasi


Ada beberapa usulan perbaikan formula yaitu
TABEL USUL PERBAIKAN FORMULA
Bahan Awal
Bahan Pengganti
Modifikasi
Alasan
Awal
Akhir














XIII.                     Rancangan Kemasan
Cara penggunaan:
Oleskan secara merata pada tubuh.

Komposisi:
Mineral oil, lexemul AS, isopropyl myristate, propil paraben, metil paraben, BHT, Cucumber juice, dimethicone, cetyl akohol, propilen glycol, citric acid, tween 80, aquadest.
No. Reg: NA19130100878


BEAUTY CUCUMBER
Hand&body LOTION

 

























BEAUTY cucumber
Hand&body lotion

Beauty Cucumber Hand&Body Lotion merupakan losion yang mengandung Cucumber juice yang kaya akan Cucumber D yang berperan dalam perbaikan sel-sel kulit yang rusak, regenarasi kulit, sehingga kulit tampak lebih putih dan sehat.
Komposisi:
Mineral oil, lexemul AS, isopropyl myristate, propil paraben, metil paraben, BHT, Cucumber juice, dimethicone, cetyl akohol, propilen glycol, citric acid, tween 80, aquadest.
Cara Pemakaian :
Oleskan secara merata pada tubuh.
Indikasi:
Digunakan untuk memutihkan kulit dan meregenasi kulit sehinga tampak lebih putih dan sehat.
Kontraindikasi:
Hentikan pemakaian jika terjadi iritasi pada kulit
No. Reg: NA19130100878


PT. EBYP PHARMA                                                                                                                         Surabaya-Indonesia                                                                                                                
 



























XIV.       Daftarpustaka
Akhtar N., et al. 2011. Exploring Cucumber Extract for Skin Rejuvenation. Departement of Pharmacy, Pakistan.
Rowe, R.C., P.J. Sheskey and M.E. Quinn. 2009Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th edition. Pharmaceutical Press and The American Pharmacist Association, London.
Wilkinson, J.B., et. al. Harry’s Cosmeticology. 7th edition. Leonard Hill Book, London.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar