I.
Nama
Sediaan Kosmetika : Natural
Whitening Lotion
II.
Tujuan
Pemakaian :
-
Menghambat produksi
melanin pada melanosit
-
Mereduksi melanin yg
masih ada
-
Meningkatkan ekskresi
melanin di epidermis, dan toksisitas selektif pada melanosit (Wilkinson, 1982
hlm 265).
III.
Karakteristik
sediaan :
Epidermis
manusia terdiri dari tiga jenis sel: melanosit, keratinosit dan Langerhans sel.
Melanosit antara 5-10% dari konten seluler dan terletak di lapisan basal
epidermis. Fungsi melanosit adalah untuk mensintesis melanin yang melindungi
kulit dari sinar ultraviolet (UV) radiasi. setelah produksi melanin dalam
melanosit, melanin yang ditransfer ke dalam keratinosit, di mana akan terlihat
seperti warna kulit. Hanya satu melanosit berfungsi sebagai sumber pigmen untuk
mengingat populasi sel epidermis (Stenn, 1983578). Melanin adalah pigmen yang
paling penting dalam menentukan warna kulit (Mitsui, 1997:22). Jumlah dan
kepadatan melanosit pada kulit manusia kurang lebih sama, terlepas dari warna
kulit atau ras (Mitsui, 1997:22; Stenn, 1983:576; Zuidhoff & van
Rijsbergen, 2001:53).
Pembentukan
melanin dimediasi oleh enzim tyrosinase. Tirosinase mengkatalisis hidroksilasi
tirosin menjadi 3,4 - dihydroxyphenylalanine (DOPA) dan oksidasi selanjutnya
DOPA menjadi DOPAquinone. Karena auto-oksidasi dan siklisasi spontan, DOPA
menghasilkan 5,6 - dihydrosyindole (DHI) melanin (Petit & Pierard,
2003:170). Hiperpigmentasi pada kulit biasanya karena peningkatan jumlah
melanin, baik dalam epidermis, dermis atau, atau dalam keduanya. Peningkatan
kadar melanin yang baik sebagai akibat dari peningkatan jumlah melanosit
fungsi, atau peningkatan jumlah produksi melanin tanpa perubahan numerik
melanosit, atau keduanya (Jimbow & Minamitsuji, 2001:35)
Losion merupakan
sediaan setengah padat hampir sama dengan krim tetapi memilikikonsistensi yang
lebih rendah. Sifat losionumumnya berwarna putih, mudah dicuci denganair, tidak
tembus cahaya dan tidak mudah kering.Pemutih kulit adalah produk yang
mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melamin yang sudah
terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih (Compac, 2005).
Sebagian besar pemutih kulit bekerja dengan menghambat pembentukan melamin
melalui jalur inhibisi pada enzim tironase dan bahkan ada yang bersifat toksik
terhadap melamin. Kulit yang lebih putih dan hilangnya bintik-bintik hitam,
bisa diperlihatkan dalam waktu 6 bulan setelah penggunaan. Efek samping dari
penggunaan pemutih kulit, bisa berupa kulit kemerahan dan iritasi, rasa gatal
dan terbakar, pengelupasan kulit dan merangsang terjadinya kanker kulit
(Yasmin, 2008).
Beberapa
mekanisme dari pemutih antara lain :
• Proteksi
sinar matahari (Tabir surya)
• Menghambat
aktivitas melanosit
• Menghambat
sintesis melanin
• Menghambat
produksi melanin
• Toksisitas
melanosit selektif dan supresi melanogenesis non selektif
• Memindahkan
melanin
IV.
Rancangan
Modifikasi Formula
|
FORMULA
|
|||||||||||
|
Standar
(nama
formula standar :Hydroquinone lotion)
(pustaka
: Wilkinson, 1982 / halaman: 268 )
|
Pembanding
(Nivea
Whitening )
|
Modifikasi
(Modifikasi
Terhadap Formula Standar)
|
|||||||||
|
Nama
Bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
Nama
Bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
Nama
Bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
|||
|
Lazim
|
Terpilih
|
Lazim
|
Terpilih
|
Lazim
|
Terpilih
|
||||||
|
Lexemul AS (M)
|
Self-emulsifiying
agent (Glyceryl stearate and sodium lauryl sulfate, perbandingannya 4,5:0,5)
(www.doyamfarma.com.Accessed 2015)
|
|
5.0
|
Glyceryl
Sterate (M)
|
Non-ionik
emulsifier (HPE 5th, p.308)
|
|
|
Lexemul AS (M)
|
Self-Emulsifying
agent (Glyceryl stearate and sodium
|
|
5.0
|
|
Mineral
oil light N.F (M)
|
Emollient (HPE
6th ed, 445)
|
1-20
|
2.5
|
|
Mineral
oil (M)
|
Emollient (HPE
6th ed, 445)
|
1-20
|
2,5
|
|||
|
Isopropyl
myristate (M)
|
Emollient
(HPE 6th ed, 348)
|
1-10
|
2.5
|
Isopropyl
myristate (M)
|
Emollient
(HPE 6th ed, 348)
|
1-10
|
2.5
|
||||
|
Cetyl
alcohol (M)
|
Emollient
(HPE 6th ed, 155)
|
2-5
|
1,0
|
Cetyl
Alcohol (M)
|
Emollient
(HPE 6th ed, 155)
|
2-5
|
|
Cetyl
Alcohol (M)
|
Emollient
(HPE 6th ed, 155)
|
2-5
|
1,0
|
|
Brij 35
(polyethoxylated lauryl alcohol or lauryl ether) (M)
|
Non-Ionik
surfaktan (Stavroudis,2009)
|
|
0,9
|
|
*Tween
80 (M)
|
Non-ionik
surfaktan (HPE 6th, p. 550)
|
1-15
|
0,9
|
|||
|
Deionized
water (A)
|
Pelarut
(HPE 6th ed,802)
|
|
79,85
|
Water
(A)
|
Pelarut (HPE 6th ed,802)
|
|
|
Water
|
Pelarut
(HPE 6th ed, 802)
|
|
42,2 ml
|
|
Propylene glycol (A)
|
Solvent
(HPE 6th ed, 592)
|
5-80
|
5,0
|
Propylene
Glycol (A)
|
Solvent
(HPE 6th ed, 592)
|
5-80
|
|
Propylene
Glycol (A)
|
Solvent
(HPE 6th ed, 592)
|
5-80
|
5,0
|
|
Sodium
lauryl sulphate 30% (M)
|
Anionic
surfactan;detergent;emulsyfing agent;skin penetrant;wetting agent (hpe 5
p.687)
|
0.5-2.5
|
0,9
|
|
|
||||||
|
Sodium metabisulphit(A)
|
Antioksidan
|
|
0,15
|
*BHT
(A)
|
Antioksidan
(HPE 5th, p. 81)
|
0,0075-0,1
|
0,1
|
||||
|
Ascorbic acid (A)
|
Whitening, antioxidant (HPE 5ed, 48)
|
|
0,1
|
*Cucumber
juice (A)
|
Natural
whitenin
|
3 % ekstrak
|
30
|
||||
|
Hydroquinone
|
Whitening
agent
|
|
2,0
|
||||||||
|
Citric
acid (A)
|
Acidifying agent, antioksidant, buffering agent, chelating agent,
flavor enhancer (HPE 5 p. 185)
|
0.1–2.0
|
0,1
|
Citric
acid (A)
|
Acidifying agent, antioksidant, buffering agent, chelating agent,
flavor enhancer (HPE 5 p. 185)
|
0.1–2.0
|
|
Citric
acid (A)
|
Acidifying agent, antioksidant, buffering agent, chelating agent,
flavor enhancer (HPE 5 p. 181)
|
0.1–2.0
|
0,1
|
|
|
Butyl
Mehoxydibenzoylmelthane
|
|
|
|
|
||||||
|
Oclcrylene
|
|
|
|
||||||||
|
C12-15
Alkyl Benzoate (M)
|
|
|
|
||||||||
|
Glycerin (A)
|
Humectant,
emolient (HPE 5th, p. 697)
|
<30
|
|
|
|
|
|
||||
|
Phenylbenzimidazole
Sulfonic Acid (A)
|
|
|
|
|
|||||||
|
Dimethicone
(M)
|
Antifoaming
agent; emolient; water repelling agent (HPE 6th, p. 233)
|
10-30
|
|
Dimethicone
(M)
|
Antifoaming
agent; emolient; water repelling agent (HPE 6th, p. 233)
|
0,5-5
|
0,5
|
||||
|
Tapioca
Starch
|
|
|
|
|
|||||||
|
Glyceryl
Glucoside
|
|
|
|
||||||||
|
Sodium
Ascorbyl Phosphate
|
|
|
|
||||||||
|
Bisabolol
|
|
|
|
||||||||
|
Cetyl
Palmitate (M)
|
Emolient;
stiffening agent (HPE 6th, p. 774)
|
1-15
|
|
||||||||
|
Dicaprylil
ether (A)
|
|
|
|
||||||||
|
Stearic
Acid (M)
|
Emulsifying
agent (HPE 5th, p. 697)
|
1-20
|
|
||||||||
|
Palmitic
Acid (A)
|
|
|
|
||||||||
|
Sodium
Carbomer (A)
|
Emulsifying
agent (HPE 6th, p.110)
|
0,1-0,5
|
|
||||||||
|
Trisodium
EDTA (A)
|
Chelating
agent (PE 6th, p. 249)
|
0,005-0,1
|
|
||||||||
|
Myristic
Acid (M)
|
Emolient
(HPE 6th, p. 348)
|
1-10
|
|
||||||||
|
Arachidic
Acid (M)
|
Emolient
(HPE 6th, 30)
|
|
|
||||||||
|
Oleic
Acid (M)
|
Emolient
(HPE 6th, p. 30)
|
|
|
||||||||
|
Alcohol
Denat
|
Alcohol
denaturate (HPE 6th, p. 217)
|
|
|
||||||||
|
Polysorbat
20 (M)
|
Non-ionik
surfaktan (HPE 6th, p. 550)
|
1-15
|
|
||||||||
|
Trideceth-9
|
|
|
|
||||||||
|
Benzoic
Acid (A)
|
Antimicrobial
preservative (HPE 6th, p. 270)
|
|
|
*Propyl paraben (A)
|
Pengawet
(HPE 5th, p. 629)
|
0,01-0,6
|
0,02
|
||||
|
Phenoxyethanol
(A)
|
Antimicrobial
preservative; disinfectant )HPE 6th, p. 488)
|
0,5-1,0
|
|
*Methyl paraben (A)
|
Pengawet
(HPE 5th, p. 466)
|
0,02-0,3
|
0,18
|
||||
|
Methylisothiazolinone
|
|
|
|
|
|||||||
|
Parfum
|
Fragrance
|
q.s
|
|
||||||||
|
Glycyrrhiza
Glabra Root Extract
|
Ekstrak
|
|
|
||||||||
|
Malphigia
Glabra Fruit Juice
|
Ekstrak
|
|
|
||||||||
|
Myrciaria
Dubia Fruit Juice
|
Jusb
buah
|
|
|
||||||||
|
Vitis
Vinara Seed Oil
|
|
|
|
||||||||
|
Bentuk
sediaan dasar : Lotion
Tipe emulsi
: o/w
Alasan : karena kandungan fase air lebih banyak daripada kandungan fase
minyak
HLB : 18,2 à o/w
emulsifier
|
Bentuk
sediaan dasar : Lotion
Tipe
emulsi : o/w
Alasan : karena kandungan fase air lebih banyak daripada kandungan fase
minyak
|
Bentuk sediaan
dasar : Lotion
Tipe
emulsi : o/w
Alasan : karena kandungan fase air lebih banyak daripada kandungan fase
minyak
HLB
:17,4 à o/w
emulsifier
|
|||||||||
|
PENJELASAN
TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
|
|||||||||||
|
Modifikasi
Bahan Aktif :
Nama Bahan Aktif yang diganti : Hidroquinone
Alasan:
Hidrokuinon tergolong obt keras sehingga hanya dapat diperoleh setelah
mendapat resep dokter sedangkan arbutin dapat dijual bebas tanpa resep
dokter. Efek sitotoksis HQ tidak berbatas pada melanosit, tetapi menghambat
metabolisme seluler sel non-melanosit dengan dosis yang lebih tinggi,
sehingga HQ dapat dipertimbangkan sebagai agen sitotoksik melanosit poten
dengan sitotoksik melanosit spesifik yang relative tinggi (Counter, 2003) dan
apabila terkena matahari langsung dapat meyebabkan noda hitam dan benjolan
kekuningan pada kulit sebab penggunaan HQ dapat meyebabkan
hiperpigmentasi sedangkan arbutin
tidak menghasilkan HQ bebas sehingga lebih aman digunakan dibandingkan
hidrokuinon dan dapat menghambat enzim tyrosine sehingga tidak terjadi
hiperpigmentasi pada kulit. Mekanisme kerja arbutin tidak sampai menghambat
RNA, berbeda dengan hidrokuinon yg menghambat sintesa RNA dan DNA (cosmetic
formulation of skin care product,2006).
Nama Bahan Pengganti : Cucumber juice
Alasan : karena dapat sebagai
whitening agent alami. (Akhtar, et al, 2011). Lalu kandungan ekstrak timun
(Cucurbitacin D and 23, 24-dihydrocucurbitacin D ) juga berguna untuk menghambat
tyrosinase dan sintesis melanin. Sehingga dapat digunakan sebagai whitening
agent. Bagian buah yang digunakan dalam pembuatan juice cucumber tersebut
adalah daging buah serta bijinya.
Konsentrasi Terpilih: 30%
Alasan :karena pada jurnal untuk konsentrasi
ekstrak timun yg digunakan adalah 3% kemudian dikonversikan ke juice ditingkatkan
menjadi
30%.(Akhtar, et al, 2011).
Perhitungan : ada
peningkatan menjadi 10x nya untuk konversi dari ekkstrak menjadi juice à 10 x 3% = 30%
|
Modifikasi
Bahan Tambahan Penyusun Basis :
Nama Bahan Tambahan yang diganti :
Sodium metabisulphit
Alasan pengganti : karena terdapat efek
samping yg fatal jika digunakan dan hipersensitivitas (HPE 6th ed, 691)
Nama Bahan Pengganti :BHT
Alasan :fungsinya sama Sodium
metabisulphit sebagai antioxidant dan memiliki keuntungan
yang lain yaitu dapat menstabilkan mineral oil (HPE 6th ed, 471)
Konsentrasi Terpilih :0,1
Alasan :dengan konsentrasi maksimum
maka BHT tersebut dapat menstabilkan mineral oil dengan maksimum juga. (HPE
6th ed, 471)
Alasan
penggantian ascorbic acid : Ascorbic acid tidak ditambahkan dalam formula
modifikasi karenadari juice cucumber yang kami gunakan sudah banyak mengandung
vitamin, terutama vitamin C, sehingga tidak perlu dilakukan penambahan
ascorbic acid .(Akhtar,
et al, 2011).
Alasan penggantian
Brij 35 : Brij 35 diganti dengan tween 80 karena brij 35 bersifat dapat mengiritasi
kulit.
|
||||||||||
|
Perhitungan HLB :
Standar
|
|
Perhitungan HLB :
Modifikasi
|
V.
Matriks
(bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
|
No.
|
Nama Bahan
|
Sifat Kimia
|
Sifat Fisika
|
Kadar %
|
Fungsi
|
Nilai HLB khusus
golongan minyak/malam
|
Alasan dipakai dalam
formula
|
|
|
pH stabilitas
|
Pemerian kelarutan
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||
|
1
|
Mineral
oil (M) (HPE 6th ed/hlm: 445)
|
-
|
transparan,tidak berwarna, cairan berminyak kental, tanpa fluoresensi di siang hari . Hal ini praktis berasa dan tidak berbau saat dingin , dan memiliki bau samar minyak bumi saat dipanaskan .
Praktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin,dan air; larut dalam aseton, benzena , kloroform , karbon isulfide , eter, dan petroleum eter . Larut dalam minyak atsiri dan fixedoils, dengan pengecualian dari minyak jarak.
|
1-32
|
6
|
Emollient
|
10
|
dapat
menjadi emollient
|
|
2
|
Isopropyl
Myristat (M) (hpe 6TH, P. 348)
|
-
|
a clear, colorless, practically odorless liquid of low viscosity that congeals at about 58C. It consists of esters of propan-2-ol and saturated high molecular weight fatty acids, principally myristic acid.
Soluble in acetone, chloroform, ethanol (95%), ethyl acetate, fats, fatty alcohols, fixed oils, liquid hydrocarbons, toluene, and waxes. Dissolves many waxes, cholesterol, or lanolin. Practically insoluble in glycerin, glycols, and water
|
1-10
|
2,5
|
Emollient
|
11,5
|
dapat
menjadi emollient
|
|
3
|
Cetyl
Alcohol (M) (HPE 6th, p. 155)
|
-
|
occurs as waxy, white flakes, granules, cubes, or castings. It has a faint characteristic odor and bland taste
freely soluble in ethanol (95%) and ether, solubility increasing with increasing temperature; practicallyinsoluble
in water. Miscible when melted with fats, liquid and solid paraffins, and isopropyl myristate.
|
2-5
|
1,0
|
Emollient
|
15,5
|
dapat
menjadi emollient
|
|
4
|
Tween
80 (M) (HPE 6th, p. 550)
|
-
|
all
grades of polyethylene glycol are soluble in water and miscible in all
proportions with other polyethylene glycols (after melting, if necessary).
Aqueous solutions of higher-molecular-weight grades may form gels. Liquid
polyethylene glycols are soluble in acetone, alcohols, benzene, glycerin, and
glycols. Solid polyethylene glycols are soluble in acetone, dichloromethane,
ethanol (95%),
|
1-15
|
0,9
|
Non-ionik
surfaktan (HPE 6th, p. 550)
|
15
|
Dapat
menggantikan Brij 35
|
|
5
|
Water
(A)
|
-
|
Cairan
jernih, tidak berbau, tidak berasa. (FI III hlm 96)
|
-
|
43,2
|
pelarut
|
-
|
pelarut
|
|
6
|
Propylen
Glycol (A) (HPE 6th, p. 592)
|
=
|
Occurs
as anodorless,whiteto cream-colored granular powder.
Soluble
in water; slightly soluble in ethanol (95%); insoluble in organic solvents. Dissolution
requires dispersion (wetting) of the solid in water at room temperature
followed by heating the mixture to about 908C for approximately 5 minutes.
Mixing should be continued while the heated solution is cooled to room
temperature.
|
5-80
|
5
|
Solvent
|
-
|
pelarut
|
|
7
|
BHT
(A) (HPE 6th ed,75)
|
-
|
white or pale
yellow crystalline solid or powder with a faint characteristic phenolic odor.
Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol,basa. Larut dalam
aseton, benzena,etanol 95%, eter, metanol, toluen, mineral oil.
|
0,0075-0,1
|
0,1
|
Antioksidan
|
-
|
sebagai
stabilizer mineral oil yg dapat mengalami oksidasi (HPE 6th ed, 446).
|
|
8
|
Citric
Acid (A) (HPE 5th, p. 181)
|
2,2
|
occurs
as colorless or translucent crystals, orasawhitecrystalline,efflorescentpowder.Itisodorlessandhasa
strong acidic taste. The crystal structure is orthorhombic.
Soluble
1 in 1.5 parts of ethanol (95%) and 1 in less than 1 part of water; sparingly
soluble in ether.
|
0,1-2,0
|
0,1
|
Acidifying agent, antioksidant, buffering agent, chelating agent,
flavor enhancer (HPE 5 p. 181)
|
-
|
Citric
acid monohydrate is used as a sequestering agent and antioxidant synergist
|
|
9
|
Glycerin
(A) (HPE 6th ed, 283)
|
-
|
clear,colorless,odorless,viscous,hygroscopic
liquid; it has a sweet taste, approximately 0.6 times as sweet as sucrose.
Larut dalam
aseton,etanol 95%,metanol,dan air,praktis tidak larut dalam
benzena,kloroform,minyak, 1:500 dalam eter, 1:11 dalam etil asetat.
|
≤30
|
10
|
Humektan,
emollient, pelarut.
|
-
|
Dapat
menjadi humektan, emollient pada kulit kering, dan pelarut pada krim
|
|
10
|
Dimethicone
(M) (HPE 6th, p. 233)
|
-
|
clear, colorless liquids available in various
viscosities.Miscible with ethyl acetate, methyl ethyl ketone,
mineral oil, ether, chloroform, and toluene; soluble in
isopropyl
myristate; very slightly soluble in ethanol (95%); practically
insoluble in glycerin, propylene glycol, and water.
|
0.5–5.0
|
0,5
|
Antifoaming
agent; emollient; water-repelling agent.
|
5
|
Dimethicone banyak digunakan dalam kosmetik. Dalam emulsi
minyak dalam air, dimethicon di tambahkan ke fase minyak sebagai antifoaming
agen(Rowe, et al, 2009 p 233)
|
|
11
|
Nipagin
(A) (HPE 6th ed, 466)
|
4-8
|
Kristal
bubuk putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Larut
dalam asetonm 1:1,4 dalam etanol, 1:2 dalam etanol 95%, 1:3,5 dalam eter,
1:200 dalam gliserin, 1:0,9 dalam metanol,1:4000 dalam mineral oil, 1:100
dalam peanut oil, 1:4 dalam propilen glikol, 1:1250 dalam air 15oC,
1:910 dalam air, 1:120 dalam air 80oC
|
0.02-0.3
|
0.18
|
Antimikroba,
pengawet
|
-
|
Berfungsi
sebagai pengawet. Range konsentrasi 0.02-0.3% (Rowe, et.al., 2009, 442).
Paraben memiliki efek antimikroba spektrum luas, meskipun sangat efektif
terhadap kapang dan khamir (Rowe, et.al., 2009, 442).
|
|
12
|
Nipasol
(A) (HPE 6th ed, 629)
|
4-8
|
Bubuk putih , kristal , tidak berbau , dan tidak berasa.
Larut dalam aseton dan eter, 1:1,1 dalam etanol (95%), 1:5.6 dalam etanol (50%), 1:250 dalam gliserin, 1:3330 dalam mineral oil, 1:70 dalam peanut oil, 1:3.9 dalam propilen glikol, 1:110 dalam propilen glikol (50%), 1:4350 dalam air (15oC), 1:2500 dalam air, 1:225 dalam air (80oC)
|
0.01–0.6
|
0.02
|
Antimikroba,
pengawet
|
-
|
Berfungsi
sebagai pengawet. Range konsentrasi 0.01-0.6% (Rowe, et.al., 2009, 596).
Paraben memiliki efek antimikroba spektrum luas, meskipun sangat efektif
terhadap kapang dan khamir. (Rowe, et.al., 2009, 596).
|
VI.
Bentuk
Sediaan Dasar:
a.
Bentuk :Lotion.
b.
Definisi :sediaan
setengah padat hampir sama dengan krim tetapi memiliki konsistensi yang lebih
rendah. Sifat losion umumnya berwarna putih, mudah dicuci dengan air, tidak
tembus cahaya dan tidak mudah kering.
c.
Persyaratan
Umum :
ü Mudah
menyebar bila dioleskan pada permukaan kulit.
ü Tidak
mengandung bahan yang toxic.
ü Tidak
mengiritasi kulit.
ü Stabil
dalam pemakaian.
ü Dapat
diabsorbsi oleh kulit.
ü Tidak
berbau / sedikit berbau tapi dapat diterima oleh konsumen.
VII.
Bentuk
Sediaan Kosmetik Terpilih:
a.
Bentuk :Natural
Whitening Lotion.
b.
Definisi :Pemutih
kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau
menghambat melamin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit
yang lebih putih (Compac, 2005). Sebagian besar pemutih kulit bekerja dengan
menghambat pembentukan melamin melalui jalur inhibisi pada enzim tironase dan
bahkan ada yang bersifat toksik terhadap melamin. Kulit yang lebih putih dan
hilangnya bintik-bintik hitam, bisa diperlihatkan dalam waktu 6 bulan setelah
penggunaan. Efek samping dari penggunaan pemutih kulit, bisa berupa kulit
kemerahan dan iritasi, rasa gatal dan terbakar, pengelupasan kulit dan
merangsang terjadinya kanker kulit. (Yasmin, 2008)
c.
Persyaratan
Umum :
ü Kandungan
minyak lebih banyak agar dapat menebus stratum basal.
ü pH
netral.
ü mengandung
surfaktan untuk meningkatkan penetrasi.
ü mudah
menyebar.
(Harry`s cosmeticology 7th
Ed. P.51)
VIII.
Susunan
Formula (untuk 1 formula dan 1 batch.
Penentuan bobot sediaan untuk 1 resep.
Luas Permukaan Tubuh : 1,73 m2
(Thomson Defman Learning’s Pharmcy Practise for Techniction)
Untuk 1 kali aplikasi : 2 mg/cm2
(Poucher Parfumes Cosmetic AND Soap, P.474) x 1,73 m2 = 3460 mg =
3,46 g
Untuk pemakaian selama 1 bulan :
3,46 g x 30 hari = 103,8 g = 100 g.
|
No.
|
NamaBahan
|
Sinonim
|
BahanPengganti
|
Konsentrasi%
|
1 Resep
(100 gram)
|
1 Bets(2R)
200 gram
|
|
|
Awal
|
Modifikasi
|
||||||
|
1.
|
Mineral
Oil
|
Paraffin
liquidum
|
-
|
2,5
|
2,5
|
2,5
|
5
|
|
2.
|
Lexemul AS
|
Glyceryl
stearate and sodium lauryl sulfate
|
-
|
5
|
5
|
5
|
10
|
|
3.
|
Isopropyl
myristate
|
IPM
|
-
|
2,5
|
2,5
|
2,5
|
5
|
|
4.
|
Methyl
paraben
|
Nipagin
|
-
|
-
|
0,18
|
0,18
|
0,36
|
|
5.
|
Propyl
paraben
|
Nipasol
|
-
|
-
|
0,02
|
0,02
|
0,04
|
|
6.
|
Dimethicone
|
|
|
-
|
0,5
|
0,5
|
1
|
|
7.
|
Cucumber juice
|
|
|
-
|
30
|
30
|
60
|
|
8.
|
BHT
|
Butylhydroxytoluenum
|
-
|
-
|
0,1
|
0,1
|
0,2
|
|
9.
|
Cetyl
alcohol
|
|
-
|
1,0
|
1,0
|
1,0
|
2,0
|
|
10.
|
Propylen glycol
|
|
-
|
5,0
|
5,0
|
5,0
|
10
|
|
11.
|
Citric
acid
|
|
-
|
0,1
|
0,1
|
0,1
|
0,2
|
|
12.
|
Tween 80
|
Polysorbate
80
|
-
|
0,9
|
0,9
|
0,9
|
1,8
|
|
13.
|
Water
|
Aquadest
|
-
|
Ad 100 ml
|
52,2
|
52,2
|
104.4
|
PERHITUNGAN SISA AIR :
a. Untuk 1
resep : 100 – (2,5+5+2,5+0,18+0,02+0,5+30+0,1+1,0+5,0+0,1+0,9) = 52,2 ml
b. Untuk 1
bets :200 – (5+10+5+0,36+0,04+1+60+0,2+2,0+10+0,2+1,8) = 104,4 ml
IX.
|
Timbang
gliserin, nipagin,nipasol, dimethicone, lexemul AS, mineral oil, TEA, BHT,
cucumber juice.
|
|
1.
FASE AIR
Larutkan
nipagin dan nipasol dalam gliserin pada cawan porselen.
|
|
2.
FASE MINYAK
Panaskan
dlm cawan porselen di WB lexemul AS, dimethicone
|
|
4.
MORTIR PANAS
Campur
fase minyak ke dalam fase air pada mortir panas
|
|
3.
Mineral Oil+BHT
|
|
5.
Tambahkan cucumber juice dan sisa air, aduk ad homogen
|
X.
Spesifikasi
sediaan akhir
|
No.
|
KriteriaUji
|
Spesifikasi
|
|
1
|
Organoleptis
Warna
Bau
Bentuk
|
Putih
BauKhasTimun
Lotion
|
|
2
|
pH
|
5
– 6
|
|
3
|
Homogenitas
|
Homogen (SNI, 1996)
|
|
4
|
DayaSebar
|
3-5 cm (Garg, et.al., 2002)
|
|
5
|
DayaTercucikan Air
|
Agaksusahtercucikan air
|
|
6
|
Tipe emulsi
|
o/w
|
XI.
RancanganEvaluasi
a.
Organoleptis
Bentuk luar :
Lotion
Warna :
Putih
Bau : KhasTimun (Cucumber)
Cara kerja :
Pemeriksaanorganoleptissediaanmeliputipemeriksaanbentuk,
baudanwarnasediaandilakukansecara visual
b.
Pengukuran
pH sediaan (larutan 1% b/v)
Cara kerja:
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan cara sediaan ditimbang sebanyak 1 gram dan
dilarutkan kedalam aquadestilata hingga 10 ml. Elektroda pHmeter dicelupkan ke
dalam sampel yang telah diencerkan ad 100ml hingga jarum pada pHmeter menunjukkan angka yang stabil (Juwita, 2013).
c.
Uji daya
lekat
Cara kerja:
Losio
diambil sebanyak 1g kemudian dioleskan pada sebuah plat kaca, Tempelkan kedua
plat sampai plat menyatu tekan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit setelah
itu beban dilepas, lalu diberi beban pelepasan 80 r untuk pengujian. dicatat
waktu sampai kedua plat saling lepas. dilakukan replikasi 3 kali (Trilestari,
2002).
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+++
|
Sangat lekat
|
|
|
++
|
Kurang lekat
|
0,5-1 cm
|
|
+
|
Tidak lekat
|
|
d.
Uji
homogenitas losio
Cara kerja:
Diambil
losio pada masing - masing formula secukupnya dan oleskan pada plat kaca,
diraba dan digosokkan massa losio harus menunjukkan susunan homogen yaitu tidak
terasa adanya bahan padat pada kaca (Trilestari, 2002).
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+++
|
Sangat homogen
|
Tidak terdapat butiran kasar
|
|
++
|
Kurang homogen
|
Sedikit butiran kasar
|
|
+
|
Tidak homogen
|
Banyak butiran kasar
|
e.
Uji daya
sebar
Cara kerja:
Sebanyak 0,5
g losio letakkan ditengah alat dengan diameter 15 cm kaca yang satu diletakkan
diatasnya dibiarkan selama 1 menit. Ukur diameter losio yang menyebar, kemudian
tambahkan 50 g beban tambahan diamkan selama 1 menit dan ukur diameter losio
yang menyebar. Hal tersebut dilakukan berulang sampai didapat diameter sebar
yang konstan. Dilakukan dengan replikasi 3 kali (Trilestari, 2002).
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+++
|
|
Sangat mudah tersebar
|
|
++
|
1-2 cm
|
Mudah tersebar
|
|
+
|
|
Tidak tersebar
|
f.
Uji daya tercucikan air
Cara kerja:
1 gram losion,
dioleskanpadatelapaktangankemudiandicucidengansejumlah volume air
sambilmembilastangan. Air dilewatkandariburetdenganperlahan-lahan, amatisecara
visual adaatautidaknya lotion yang tersisapadatelapaktangan, dicatat volume air
yang terpakai (Anggrainidkk, 2011)
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+
|
|
Tidak mudah tercucikan
|
|
++
|
30 detik-1 menit
|
Mudah tercucikan
|
|
+++
|
|
Sangat mudah tercucikan
|
g.
TipeEmulsi
Cara kerja:
Pemeriksaantipeemulsidilakukandengancaramemberikansatuteteslarutanmetilenbirupada
0,1 gram sediaan,
kemudiandiamatipenyebaranwarnametilenbirudalamsediaandibawahmikroskop.
Jikawarnamenyebarsecarameratapadasediaan,
berartitipeemulsidarisediaanadalahminyakdalam air (M/A),
tetapijikawarnahanyaberupabintik-bintik, berartitipeemulsisediaanadalah air
dalamminyak (A/M) (Fahmidkk, 2012)
h.
Pengukuran
viskositas losio
Cara kerja:
Pengukuran viskositas dilakukan dengan
menempatkan sampel dalam viskometer Brookfield DV-E hingga spindel terendam.
Diatur spindel dan kecepatan yang akan digunakan Viskometer Brookfield DV-E
dijalankan, kemudian viskositas dari gel akan terbaca (Septiani dkk., 2011).
i.
Ukuran
partikel
Cara kerja:
Perubahan dalam ukuran partikel rata-rata
atau distribusi ukuran globul merupakan tolak ukur penting untuk mengevaluasi
emulsi, dimana pada emulsi keruh diameter globul berkisar antara 0,5-10µm.
j.
Uji
kestabilan losio
Cara kerja:
Losio diuji kestabilanya dengan cara
penyimpanan pada suhu kamar (27oC), suhu rendah/freeze-thaw (4oC)
dan amati creaming, kejernihan, bau, warna. (Jufri et al, 2006).
k.
Penentuan
Sifat Fotoprotektif
Pengukuran Absorbansi Setelah itu
serapannya dibaca pada spektrofotometri UV dan dicari panjang gelombang yang
menghasilkan absorbansi 0,05. Pemeriksaan dilakukan dalam pelarut etanol dan
pengukuran diawali dengan panjang gelombang 290 nm kemudian secara bertahap
ditingkatkan hingga diatas 320 nm dimana mempunyai nilai serapan minimal 0,05.
XII.
HASIL EVALUASI
1.
Organoleptis
|
Parameter
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Sediaan
|
pembanding
|
||
|
Bentuk
|
Lotion
|
Lotion
|
Lotion
|
|
Warna
|
|
|
Putih
|
|
Bau
|
|
|
|
2.
Uji pH
|
Parameter
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Sediaan
|
pembanding
|
||
|
pH larutan 1% b/v
|
|
|
4.5-6,5
|
3.
Uji daya lekat
|
Parameter
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Sediaan
|
pembanding
|
||
|
Panjang
|
|
|
Tidak lengket
|
4.
Uji homogenitas
|
Parameter
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Sediaan
|
pembanding
|
||
|
Banyaknya butiran kasar
|
|
|
Homogen
|
5.
Uji daya sebar
|
Parameter
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Sediaan
|
pembanding
|
||
|
Diameter
|
|
|
Mudah menyebar
|
6.
Uji tercucikan air
|
Parameter
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Sediaan
|
pembanding
|
||
|
Waktu
|
|
|
Sangat Mudahtercucikan air
|
7.
Tipe emulsi
|
Parameter
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Sediaan
|
pembanding
|
||
|
Tipeemulsi
|
o/w
|
o/w
|
o/w
|
8.
Ukuran partikel
|
Parameter
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Sediaan
|
pembanding
|
||
|
Diameter globul
|
|
|
1-100 µm
|
TABEL REKAP
HASIL UJI MUTU SEDIAAN
|
Parameter
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
Keterangan (MS/TMS)
|
|
|
Sediaan
|
pembanding
|
|||
|
Organoleptis
|
|
|
|
|
|
Bentuk
|
Lotion
|
Lotion
|
Lotion
|
|
|
Warna
|
|
|
Putih
|
|
|
Bau
|
|
|
|
|
|
Ph
|
|
|
4.6 – 6.5
|
|
|
Daya Lekat
|
|
|
Tidak lengket
|
|
|
Homogenitas
|
|
|
Homogen
|
|
|
Daya Sebar
|
|
|
Mudah menyebar
|
|
|
Tercucikan Air
|
|
|
Sangat mudah tercucikan air
|
|
|
Tipe Emulsi
|
|
|
|
|
|
Ukuran Partikel
|
|
|
1-100 µm
|
|
|
Uji Iritasi
|
|
|
Tidak mengiritasi
|
|
Ada beberapa usulan perbaikan formula yaitu
TABEL USUL PERBAIKAN FORMULA
|
Bahan Awal
|
Bahan Pengganti
|
Modifikasi
|
Alasan
|
|
|
Awal
|
Akhir
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
XIII.
Rancangan
Kemasan
|
Cara
penggunaan:
Oleskan
secara merata pada tubuh.
|
|
Komposisi:
Mineral oil,
lexemul AS, isopropyl myristate, propil paraben, metil paraben, BHT,
Cucumber juice, dimethicone, cetyl akohol, propilen glycol, citric acid,
tween 80, aquadest.
No. Reg: NA19130100878
|
|
BEAUTY
CUCUMBER
Hand&body
LOTION
|
|
BEAUTY cucumber
Hand&body lotion
Beauty
Cucumber Hand&Body Lotion merupakan losion yang mengandung Cucumber juice
yang kaya akan Cucumber D yang
berperan dalam perbaikan sel-sel kulit yang rusak, regenarasi kulit,
sehingga kulit tampak lebih putih
dan sehat.
Komposisi:
Mineral oil,
lexemul AS, isopropyl myristate, propil paraben, metil paraben, BHT,
Cucumber juice, dimethicone, cetyl akohol, propilen glycol, citric acid,
tween 80, aquadest.
Cara Pemakaian :
Oleskan secara merata
pada tubuh.
Indikasi:
Digunakan untuk memutihkan kulit dan meregenasi kulit sehinga tampak
lebih putih dan sehat.
Kontraindikasi:
Hentikan pemakaian jika terjadi iritasi
pada kulit
No.
Reg: NA19130100878
PT. EBYP PHARMA
Surabaya-Indonesia
|
XIV.
Daftarpustaka
Akhtar N., et al. 2011. Exploring Cucumber Extract for
Skin Rejuvenation. Departement of Pharmacy, Pakistan.
Rowe,
R.C., P.J. Sheskey and M.E. Quinn. 2009. Handbook
of Pharmaceutical Excipients. 6th edition. Pharmaceutical Press
and The American Pharmacist Association, London.
Wilkinson, J.B., et.
al. Harry’s Cosmeticology. 7th edition. Leonard Hill
Book, London.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar