I.
Nama
Sediaan : Lightening
cream
II.
Tujuan
Pemakaian : Mengurangi
pigmentasi kulit dengan cara dekolorisasi melanin yang sudah ada atau mencegah
pembentukan melanin baru sehingga
kulit tampak lebih cerah ( Harry’sCosmeticology 7th, p.266).
III.
Karakteristik Sediaan :
·
Enak dan
mudah dipakai
·
Jumlah
yang menempel mencukupi kebutuhan
·
Bahan
aktif dan bahan dasar mudah tercampur
·
Bahan
dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit ( Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, hal
81)
|
|
|
Formula
|
||||||||
|
Standar
Skin Lightening Cream
(pustaka: Harry’s Cosmeticology /halaman: 253)
|
Pembanding
Ramrose Cosmetic
Skin Lightening cream
|
Modifikasi
(modifikasi
terhadap formula Standar)
|
||||||
|
Nama
Bahan
(Kode
M atau A)
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
Nama Bahan
(Kode M atau A)
|
Fungsi
|
Nama Bahan
(Kode
M atau A)
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
|
|
Terpilih
|
Lazim
|
Terpilih
|
||||||
|
Giv-tan F (A)
|
Sunscreean
agent
|
1,5%
|
Niaciamide (A)
|
Lightening
agent
|
*Ekstrak Buah Jambu
biji
|
Lightening
Cream
|
|
2%
|
|
Dietylene
glycol monostearate (A)
|
|
2,0%
|
|
|
|
|
|
|
|
Stearic acid (M)
|
Emulsifying
agent,
Solubilizing agent
(HPE 6th p. 697)
|
3,5%
|
Stearic Acid
(M)
|
Emulsifying
agent,
Solubilizing agent
(HPE 6th p. 697)
|
Stearic Acid
(M)
|
Emulsifying
agent,
Solubilizing agent
(HPE 6th p. 697)
|
1-20%
|
3,5%
|
|
Cetyl alcohol
(M)
|
Emollient
(HPE
6th p. 155)
|
0,4%
|
Cetyl alcohol
(M)
|
Emollient
(HPE
6th p. 155)
|
Cetyl alcohol
(M)
|
Emollient
(HPE
6th p. 155)
|
2-5%
|
|
|
Isopropyl
miristate (A)
|
Emollient,
Solvent (HPE 6th p. 348)
|
4,0%
|
|
|
Isopropyl
miristate (A)
|
Emollient,
Solvent (HPE 6th p. 348)
|
|
4,0%
|
|
Triethanolamine
(A)
|
Alkalizing agent; emulsifying agent. (HPE 6th p.754)
|
1,0%
|
Triethanolamine
(A)
|
Alkalizing agent; emulsifying agent. (HPE 6th p.754)
|
Pottasium
Hydroxide (A)
|
Alkalizing agent (HPE 6th p. 576)
|
|
1,0%
|
|
Triethanolamine
lauryl sulphate (A)
|
|
0,75%
|
|
|
|
|
|
|
|
Water (A)
|
Pelarut
(HPE 5th p. 802)
|
86,85%
|
Aqua (A)
|
Solvent
|
Aqua (A)
|
Solvent
|
|
|
|
Parfum, preservative
(A)
|
|
q.s
|
Parfum
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mineral oil (M)
|
Emolien
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Methylparaben (A)
|
Antimicrobial Preservative (HPE 6th p. 441)
|
Methylparaben (A)
|
Antimicrobial Preservative (HPE 6th p. 441)
|
0,02-0,3%
|
0,2%
|
|
|
|
|
Propylparaben
(A)
|
Antimicrobial Preservative
(HPE 6th p. 596)
|
Propylparaben
(A)
|
Antimicrobial
Preservative (HPE 6th p. 596)
|
0,01-0,6%
|
0,2%
|
|
|
|
|
Glycerin (A)
|
Cosolvent, Emollient,
Humectant, Plasticizer,
Solvent, Sweetening
agent,Tonicity agent
(HPE 6th p. 283)
|
Glycerin (A)
|
Humectant
|
>30%
|
5%
|
|
|
|
|
Hydrogenated olive
oil
|
Emolien
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Acrylamide
|
Plasticizer
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Laureth 7
|
Emulsifying
agent
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Allantoin
|
Softening
agent
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tocopheryl acetate
|
Substansi
vitamin E
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Titanium dioxide
|
UV
filter
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Copolymer
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C13-14 isoparafin
|
Solvent
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Magnesium ascorbyl
phosphate
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tetrasodium EDTA
|
Chelating
agent
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PEG-100
Stearate (M)
|
Ointment base,
Plasticizer, Solvent
(HPE 6th p.517)
|
|
|
|
|
Perhitungan HLB formula Standar Rentang
HLB
|
Faktor
|
Konsentrasi (%)
|
HLB
|
HLB Butuh
|
|
Stearic
Acid
|
3,5 %
|
15
|
3,5
/ 3,9 x 15 = 13,46
|
|
Cetyl
alkohol
|
0,4 %
|
15,5
|
0,4
/ 3,9 x 15,5 = 1,59
|
|
TOTAL
|
3,9
|
|
15,05
|

Bentuk
sediaan dasar : Cream
Tipe emulsi :
o/w
Alasan :
karena jumlah konsentrasi fase air yang terdapat pada formula standar lebih
banyak daripada konsentrasi fase minyak.
Perhitungan
HLB formula Modifikasi
|
Faktor
|
Konsentrasi (%)
|
HLB
|
HLB Butuh
|
|
Stearic
Acid
|
3,5 %
|
15
|
3,5
/ 3,9 x 15 = 13,46
|
|
Cetyl
alkohol
|
0,4 %
|
15,5
|
0,4
/ 3,9 x 15,5 = 1,59
|
|
TOTAL
|
3,9
|
|
15,05
|
|
Bentuk sediaan dasar : Cream
Tipe emulsi :
o/w
Alasan :
karena jumlah konsentrasi fase air yang terdapat pada formula standar lebih
banyak daripada konsentrasi fase minyak.
|
Bahan alam yang
digunakan adalah sari daging buah jambu biji. Jambu biji mengandung asam
askorbat yang termasuk dalam komponen aktif dari produk pencerah kulit yang
biasanya dapat menghambat aktivitas tirosin. Asam askorbat mempunyai
kelarutan mudah larut dalam air, agak
sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dalam eter dan dalam
benzena. Pada ekstrak jambu biji ini yang digunakan adalah buahnya. Dalam
penilitian (Rosita.A, 2012) menggunakan beberapa konsentrasi ekstrak buah jambu
biji yaitu 1%, 2% dan 3%. Dari beberapa konsentrasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa dengan konsentrasi 2% ekstrak jambu biji tersebut dapat menghambat
aktivitas tirosin (Rosita.A, 2012).
Alasan
Modifikasi Bahan Tambahan
1. Gliserin
Alasan : Digunakannya gliserin sebagai humektan
karena mempunyai kemampuan untuk menyerap air dan mampu mempertahankan kondisi
kulit normal sehingga sesuai untuk sediaan yang digunakan di kulit. Dipilihnya
konsentrasi sebanyak 5% karena yang paling efektif untuk sediaan pelembab.
selain itu, untuk dapat meningkatkan stabilitas fisik, aseptabilitas dan efektivitas
sediaan pelembab (Herawati, 2007). Jangan lupa
pustaka glierin
2. Pottasium
Hidroxide
Alasan : digunakan
sebagai emulsifiying agent dalam pembentukan krim dengan basis o/w, tidak
menyebabkan buih pada sediaan. Sedangkan bila digunakan TEA
maka akan bereaksi dengan gliserin yang dapat menyebabkan buih.
|
V. Matriks
|
No
|
Nama Bahan
|
Sifat kimia
|
Sifat Fisika
|
Kadar
|
Fungsi
|
Nilai HLB
|
Alasan dipakai dalam
formula
|
|
|
pH stabilitas
|
Pemerian kelarutan
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||
|
1.
|
Asam
Stearat (M)
|
Stabilitas
: bahan yang stabil dan perlu ditambahkan antioxidant. pH 6,7 untuk 1% w/v untuk larutan air pada 20C (Rowe.et.al, 2009
p 698)
|
Pemerian :keras,
berwarna putih atau kuning, agak mengkilap (Rowe.et.al, 2009 p 697) kelarutan : larut dalam benzene,
kloroform dan eter, larut dalam etanol 95% (Rowe.et.al, 2009 p 698).
|
1-20%
(ointments and creams) (Rowe.et.al, 2009 p 697)
|
3,5%
|
Emulsyfyng
agent, solubilizing agent (Rowe.et.al, 2009 p 697)
|
15
|
Digunakan
sebagai fase minyak, memiliki kestabilan yang baik. Dan bisa ditambahkan
antioksidan (Rowe.et.al, 2009 p 697)
|
|
2.
|
Cetyl
alkohol (M)
|
Cetyl
alkohol stabil dengan adanya asam,
alkali, cahaya, dan udara. Tidak menjadi tengik. Harus disimpan di wadah yang
tertutup, sejuk dan kering (Rowe.et.al, 2009 p.156)
|
Pemerian :Serphihan
putih licin, granul atau kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemah. Kelarutan : tidak larut dalam air,
larut dalam etanol 95% dan eter. Kelarutan bertambah dengan naiknya suhu (Rowe.et.al,
2009 p 155,156)
|
emulsifying
agent 2-5%( Rowe.et.al, 2009 p 155)
|
0,4%
|
Emulsifying
agent, stiffening agent (Rowe.et.al, 2009 p 155)
|
15,5
|
Digunakan dapat meningkatkan
stabilitas dan memperbaiki tekstur dan meningkatkan konsistensi.
|
|
3.
|
Propil
Paraben
|
pH 3-6. Larutan stabil pada pH 3-6 dan terhidrolisis
cepat pada pH diatas 8 (Rowe.et.al, 2009 p 597).
|
Pemerian : Serbuk
putih atau hablur kecil, tidak berwarna. Kelarutan
: sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter, sukar
larut dalam air mendidih (Rowe.et.al, 2009 p 597)
|
0,01-0,6%
(topical preparation) (Rowe.et.al, 2009 p 596)
|
0,2%
|
pengawet
(Rowe.et.al, 2009 p 596)
|
|
Dapat
digunakan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun sangat efektif untuk
kapang dan khamir (Rowe.et.al, 2009 p 596).
|
|
4.
|
Methyl
paraben
|
Aktif
pada pH 4-8.Larutan stabil pada pH 3-6 dan terhidrolisis
cepat pada pH diatas 8 (Rowe.et.al, 2009 p 442).
|
Pemerian :
Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau
berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar. Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzena dalam karbon
tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter. (Rowe.et.al, 2009 p
442)
|
0,02-0,3%
(topical preparation) (Rowe.et.al, 2009
p 442)
|
0,2%
|
pengawet
(Rowe.et.al, 2009 p 441)
|
|
Dapat
digunakan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun sangat efektif untuk
kapang dan khamir (Rowe.et.al, 2009 p 442).
|
|
5.
|
Potasium Hidroxide (Rowe,et.al, 2009, 576)
|
pH : 13,5
Titik didih : 360ᵒC
|
|
|
1,0%
|
Alkalizing
agent
|
|
Sebagai penetral
agent
|
|
6.
|
Gliserin
|
Titik
didih 2900C. Stabilitas:
bersifat higroskopis, secara kimiawi stabil dengan pencampuran dengan air,
etanol 95%, dan propilen glikol (Rowe.et.al, 2009 p 284).
|
Pemerian: cairan
jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanaya boleh berbau khas
lemah (tajam atau tidak enak), larutan higroskopik. Kelarutan: dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
menguap (Rowe.et.al, 2009 p 283-284)
|
<30%
(Rowe.et.al, 2009 p 283)
|
5%
|
humectan
(Rowe.et.al, 2009 p 283)
|
|
Pada dalam formulasi
kosmetik, gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan dan emoliennya.
Gliserin juga dapat digunakan sebagai pelarut atau cosolvent dalam krim dan
emulsi
(Rowe, et.al., 2009 p 283)
|
VI.
Bentuk
Sediaan Dasar
a. Bentuk : Krim O/W
b. Definisi : Bentuk sediaan-sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebi bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai
(FI IV p.
6)
c. Persyaratan
Umum :
·
Tidak mengiritasi kulit
·
Tidak berbau tengik
·
pH netral, mudah dioleskan
pada kulit
(Harry’s
Cosmeticology p. 60)
VII.
Bentuk
Sediaan Kosmetik Terpilih
a. Bentuk : Krim Pencerah O/W
b. Definisi : lightening
cream adalah cream pencerah kulit/ kulit tampak lebih cerah dengan
mekanismekerja yaitu; mengurangi melanin yang sudah terbentuk ( harrys cosmetic p.
265 )
c. Persyaratan
Umum :
·
permukaan halus dan homogen,
bebas dari partikel kasar
·
tidak berbahaya secara dermatologi
·
tidak mengiritasi kulit
·
mudah dioleskan secara merata pada kulit
·
tidak mengandung partikel yang keras dan tajam
(Harry’s Cosmeticology p.266)
VIII. Susunan Formula
Perhitungan luas permukaan wajah 565 cm2 per pemakaian 0,8 g dalam 1 hari 1-2x
pemakaian
30 hari pemakaian 0,8
g X 30 = 24g (1 x Pemakaian)
(2x pemakaian 24 g X
2 = 48 g ) 48g ~ 50 g berat 1R (Cosmetic Fact Sheet, 2006)
|
NO
|
Nama Bahan
|
Sinonim
|
Bahan
Pengganti
|
Konsentrasi
%
|
1
Resep
(50
gram)
|
1
Bets (2R)
|
|
|
Lazim
|
Digunakan
|
||||||
|
1
|
Asam stearat
|
Cetylacetic Acid
|
|
1 - 20 %
|
3,5 %
|
1,75 gram
|
3,5 gram
|
|
2
|
Methylparaben
|
Nipagin
|
|
0,02 – 0,3 %
|
0,2 %
|
0,1 gram
|
0,2 gram
|
|
3
|
Propylparaben
|
Nipasol
|
|
0,01 – 0,6 %
|
0,2 %
|
0,1 gram
|
0,2 gram
|
|
4
|
Potasium Hydroxide
|
Potasium Hydroxide
|
|
|
1,0 %
|
0,5 gram
|
1 gram
|
|
5
|
Gliserin
|
|
|
5 – 80 %
|
5,0 %
|
2,5 gram
|
5 gram
|
|
6
|
Cetyl Alcohol
|
|
|
2-5 %
|
0,4 %
|
0,2 gram
|
0,4 gram
|
|
7
|
Water
|
Aqua
|
|
|
87,7%
|
|
ad 100
|
|
8
|
Sari Daging Buah Jambu Biji
|
Bahan Aktif
|
|
|
20%
|
1 gram
|
20 gram
|
sari ->
ekstrak susut
PERHITUNGAN
SISA AIR :
a. Untuk 1 Resep : (50 –(1,75+0,1+0,1+0,5+2,5+0,2+1))
= 43,85 ml
|
b. Untuk 1 Bets : (100-(3,5+0,2+0,2+1+5+0,4+2))
= 87,7 mL
IX. Rancangan Pembuatan (ganti TEA)
![]() |
X. Spesifikasi Sediaan Akhir
|
Parameter
|
Spesifikasi sediaan
|
|
Mutu fisik
|
|
|
Organoleptis
|
|
|
Warna
|
Putih
|
|
Bau
|
Tidak berbau
|
|
Bentuk
|
Setengah padat
|
|
pH
|
6,5 ± 0,5
|
|
Tipe emulsi
|
Minyak dalam air
|
|
Ukuran partikel
|
1-100 µm (Ansel, 1985)
|
|
Viskositas
|
30000-700000 cps (Buhse,
2003)
|
|
Daya Sebar
|
Mudah menyebar (Paithankar, 2010)
|
|
Homogenitas
|
Homogen
|
|
Daya tercucikan air
|
Mudah tercucikan air
|
|
Keamanan/efikasi
|
|
|
Iritasi
|
Tidak mengiritasi (Shivhare et al, 2009)
|
|
Aseptabilitas
|
|
|
Kemudahan diratakan
|
Mudah diratakan (Panda, 2000)
|
|
Kelembutan
|
Lembut (Panda, 2000)
|
|
Kemudahan dibersihkan
|
Mudah dibersihkan (Sahu, Jha and Dubey, 2011)
|
XI. Rancangan
Evaluasi
1) Uji Mutu Fisik Krim
a.
Pemeriksaan Organoleptis Sediaan
Pemeriksaan organoleptis sediaan meliputi bentuk, bau dan
warna sediaan yang dilakukan secara visual. Prosedur uji dilakukan pengulangan
tiga kali.
b.
Penentuan Tipe Emulsi
Dilakukan menggunakan metode pengenceran dengan air yaitu
dengan menambahkan air pada sediaan kemudian diaduk. Bila sediaan tetap
homogen, maka sediaan termasuk tipe o/w
c.
Pengukuran pH Sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter
soil tester. Alat pH meter dicelupkan secara langsung ke dalam sediaan krim.
Kemudian dilihat perubahan skala pada pH meter. Angka yang tertera pada skala
pH meter merupakan nilai pH dari sediaan.
d.
Pengukuran Ukuran Partikel
Pengukuran ukuran partikel sediaan diamati dengan
menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Krim ditimbang
sebanyak 0,1 gram dan diencerkan dengan air suling hingga 1 ml. selanjutnya
hasil pengenceran diambil dan diteteskan
pada kaca obyek untuk diamati dibawah mikroskop dan dilakukan pengukuran
partikel sampai dengan 500 partikel (Anggraini dkk, 2011). Ukuran partikel
untuk emulsi adalah 1-100µm (Ansel, 1985).
e.
Pengukuran Viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer
Rion seri VT 04. Krim dimasukkan kedalam cup dan dipasang pada portable
viscotester. Viskositas krim diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk
viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu :
·
Segera setelah krim selesai
dibuat
·
Setelah disimpan selama 1
bulan pada suhu kamar
f.
Pengukuran Daya Sebar
Penyebaran krim diartikan sebagai kemampuan penyebarannya
pada kulit. Sebuah sampel krim sebanyak 1 gram diletakkan di pusat antara dua
kaca arloji, dimana kaca arloji sebelah atas dibebani dengan meletakkan anak
timbangan sehingga mencapai bobot 150 gr. Pengukuran dilakukan hingga diameter
penyebaran krim konstan.
g.
Pengukuran Homogenitas Sediaan
Pengukuran dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan pada
sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir – butir
yang kasar.
Tabel Kriteria Hasil Uji Hoogenitas
Sediaan Pelembab
|
Kriteria
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
|
Sediaan memisah dan ada agregat
|
Tidak homogen (-)
|
0
|
|
Sediaan tidak memisah dan ada agregat
|
Kurang homogen (+)
|
1
|
|
Sediaan tidak memisah dan tidak ada agregat
|
Homogen (++)
|
2
|
h.
Pengukuran Daya Tercucikan Air
Krim ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dioleskan pada
telapak tangan dan dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan.
Air dilewatkan dari buret dengan kecepatan 0,25 tetes per detik lalu diamati
secara visual da atau tidaknya krim yang masih tersisa pada telapak tangan.
Volume air yang terpakai kemudian dicatat (Anggraini dkk, 2011). Sediaan
pelembab harus mudah tercucikan air. Kriteria penilaian dari uji tercucikan air
dapat dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria Penentuan Uji Daya
Tercucikan Air
|
Kriteria
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
|
≥ 20 mL
|
Tidak mudah tercucikan air (-)
|
0
|
|
10-20 mL
|
Mudah tercucikan air (+)
|
1
|
|
≤ 10 mL
|
Sangat mudah tercucikan air (++)
|
2
|
2)
Uji Keamanan : Uji Iritasi
Metode yang digunakan adalah metode Draize, dengan jumlah
hewan uji (kelinci) sebanyak 3 ekor. Punggung kelinci dicukur dengan ukuran
2,5x2,5 cm, dioleskan dengan 0,5 gr krim, kemudian tiap – tiap area
uji ditutup dengan kasa, agar posisi kasa penutup tidak berubah selama 4 jam
periode pemajanan. Setelah 4 jam, semua kasa penutup dibuka. Reaksi yang timbul
dicatat pada 1 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 1 minggu setelah penutup dibuka
(post exposure). Terjadinya eritema dan edemadiberi skor sesuai dengan tabel
evaluasi reaksi iritasi kulit.
Tabel evaluasi reaksi kulit
|
Eritema
dan pembentukan kerak
|
Skor
|
|
Tanpa eritema
|
0
|
|
Eritema sangat sedikit (hampir
tidak tampak)
|
1
|
|
Eritema berbatas jelas
|
2
|
|
Eritema moderat sampai berat
|
3
|
|
Eritema berat (merah bit) sampai
sedikit membentuk kerak (luka dalam)
|
4
|
|
Total skor eritema yang mungkin
|
4
|
|
Pembentukan
Edema
|
Skor
|
|
Tanpa edema
|
0
|
|
Edema sangat sedikit (hampir tidak
tampak)
|
1
|
|
Edema sedikit (tapi daerah
berbatas jelas)
|
2
|
|
Edema moderat (tepi naik kira –
kira 1mm)
|
3
|
|
Edema berat (naik lebih dari 1 mm
dan meluas ke luar daerah pajanan)
|
4
|
|
Total skor edema yang mungkin
|
4
|
Kriteria Iritasi
menurut Lu (1995:251)
|
Indeks Iritasi
|
Kriteria Iritasi
Senyawa Kimia
|
|
<2
|
Kurang merangsang
|
|
2-5
|
Iritan moderat
|
|
>5
|
Iritan berat
|
3)
Uji Efektivitas
Uji efektifitas merupakan
uji yang dilakukan untuk mengetahui kinerja / potensi suatu bahan dalam
menimbulkan efek tertentu dalam dosis / konsentrasi tertentu saat
diaplikasikan. Tujian dari uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi yang
paling efektif dalam mencerahkan kulit hewan uji.pengujian ini menggunakan
tikus putih jantan galur wistar karena permeabilitas kulit tikus yang telah
dicukur bulunya mirip dengan permeabilitas kulit manusia. Pengamatan dilakukan
selama 14 hari dengan cara melihat waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan
tingkat kecerahan kulit tikus agar kembali seperti semula setelah digelapkan
dengan lampu UV-A selama 10 – 20 hari.
Paparan sinar dengan panjang
gelombang dalam wilayah UV-A akan merangsang pembentukan melanin yang menyebabkan
kulit menjadi berwarna coklat. Proses penggelapan tikus ini dibantu dengan
pemberian INH (isoniazid) per oral dengan dosis 5,4 mg/ml, satu jam sebelum
dipaparkan sinar UV-A. INH merupakan obat yang dapat menginduksi senyawa
porifirin, sehingga kulit tikus dapat lebih peka terhadap sinar UV-A.
Tingkat kecerahan kulit
hewan uji diukur berdasarkan skala pada skin
fairness ruler yang dibuat oleh Proffesor Jean De Rigal. skin fairness ruler ini disusun
berdasarkan tingkatan warna pada skin
colour chart, dan skin colour chart
ini sendiri telah divalidasi oleh Rigal dkk.
4)
Uji Aseptabilitas
Uji aseptabilitas ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden yang telah bersedia untuk
menjadi subyek percobaan. Jumlah responden 10 0rang perempuan dengan usia 20 – 23 tahun
yang dipilih secara random atau acak. Evaluasi aseptabilitas sediaan meliputi
kelembutan krim dioleskan, kemudahan krim diratakan, dan kemudahan dicuci.
Responden menggunakan krim pada permukaan kulit dan diminta pendapatnya tentang
kelembutan krim, kemudahan krim diratakan dan kemudahan dicuci.untuk kriteria
penilaian dapat dilihat pada tabel
Tabel Kriteria Ketentuan Penilaian Uji Aseptabilitas
|
Parameter
penilaian uji aseptabilitas
|
|||||
|
Kelembutan
Dioleskan
|
Kemudahan
Diratakan
|
Kemudahan Dicuci
|
|||
|
Interpretasi
Hasil
|
Skor
|
Interpretasi
Hasil
|
Skor
|
Interpretasi
Hasil
|
Skor
|
|
Kasar
|
1
|
Tidak bisa diratakan
|
1
|
Tidak bisa dicuci
|
1
|
|
Tidak lembut
|
2
|
Sulit diratakan
|
2
|
Sulit dicuci
|
2
|
|
Lembut
|
3
|
Mudah rata
|
3
|
Mudah dicuci
|
3
|
|
Sangat lembut
|
4
|
Sangat mudah rata
|
4
|
Sangat mudah dicuci
|
4
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar