Senin, 18 Mei 2015

lightening cream ramrose



I.                   Nama Sediaan                       :           Lightening cream
II.                Tujuan Pemakaian               :           Mengurangi pigmentasi kulit dengan cara dekolorisasi melanin yang sudah ada atau mencegah pembentukan melanin baru                                                           sehingga kulit tampak lebih cerah ( Harry’sCosmeticology 7th, p.266).
III.             Karakteristik Sediaan           :
·                     Enak dan mudah dipakai
·                     Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan
·                     Bahan aktif dan bahan dasar mudah tercampur
·                     Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit ( Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, hal 81)

INI tak tambahi
 
BEDA E APA
 
IV.       Rancangan Formula Modifikasi
Formula
Standar
Skin Lightening Cream
 (pustaka: Harry’s Cosmeticology /halaman: 253)
Pembanding
Ramrose Cosmetic
Skin Lightening cream

Modifikasi
(modifikasi terhadap formula Standar)
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Konsentrasi
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Konsentrasi
Terpilih
Lazim
Terpilih
Giv-tan F (A)
Sunscreean agent
1,5%
Niaciamide (A)
Lightening agent
*Ekstrak Buah Jambu biji
Lightening Cream

2%
Dietylene glycol monostearate (A)

2,0%






Stearic acid (M)
Emulsifying
agent,
Solubilizing agent
(HPE 6th p. 697)
3,5%
Stearic Acid (M)
Emulsifying
agent,
Solubilizing agent
(HPE 6th p. 697)
Stearic Acid (M)
Emulsifying
agent,
Solubilizing agent
(HPE 6th p. 697)
1-20%
3,5%
Cetyl alcohol (M)
Emollient (HPE 6th p. 155)
0,4%

Cetyl alcohol (M)
Emollient (HPE 6th p. 155)
Cetyl alcohol (M)
Emollient (HPE 6th p. 155)
2-5%
0,4%
Isopropyl miristate (A)
Emollient, Solvent (HPE 6th p. 348)
4,0%


Isopropyl miristate (A)
Emollient, Solvent (HPE 6th p. 348)

4,0%
Triethanolamine (A)
Alkalizing agent; emulsifying agent. (HPE 6th p.754)
1,0%



Triethanolamine (A)
Alkalizing agent; emulsifying agent. (HPE 6th p.754)
Pottasium Hydroxide (A)

Alkalizing agent (HPE 6th p. 576)


1,0%
Triethanolamine lauryl sulphate (A)

0,75%






Water (A)
Pelarut (HPE 5th p. 802)
86,85%
Aqua (A)
Solvent
Aqua (A)
Solvent


Parfum, preservative (A)

q.s
Parfum








Mineral oil (M)
Emolien







Methylparaben (A)
Antimicrobial Preservative (HPE 6th p. 441)
Methylparaben (A)
Antimicrobial Preservative (HPE 6th p. 441)
0,02-0,3%
0,2%



Propylparaben (A)
Antimicrobial Preservative (HPE 6th p. 596)
Propylparaben (A)
Antimicrobial Preservative (HPE 6th p. 596)
0,01-0,6%
0,2%



Glycerin (A)
Cosolvent, Emollient, Humectant, Plasticizer,
Solvent, Sweetening
agent,Tonicity agent
(HPE 6th p. 283)
Glycerin (A)
Humectant
>30%
5%



Hydrogenated olive oil
Emolien







Acrylamide
Plasticizer







Laureth 7
Emulsifying agent







Allantoin
Softening agent







Tocopheryl acetate
Substansi vitamin E







Titanium dioxide
UV filter







Copolymer








C13-14 isoparafin
Solvent







Magnesium ascorbyl phosphate








Tetrasodium EDTA
Chelating agent







PEG-100 Stearate (M)
Ointment base, Plasticizer, Solvent
(HPE 6th p.517)
















Perhitungan HLB formula Standar                                                            Rentang HLB
Faktor
Konsentrasi (%)
HLB
HLB Butuh
Stearic
Acid
3,5 %
15
3,5 / 3,9 x 15 = 13,46
Cetyl
alkohol
0,4 %
15,5
0,4 / 3,9 x 15,5 = 1,59
TOTAL
3,9

15,05
        
Bentuk sediaan dasar  : Cream
Tipe emulsi                  : o/w
Alasan                         : karena jumlah konsentrasi fase air yang terdapat pada formula standar lebih banyak daripada konsentrasi fase minyak.
Perhitungan HLB formula Modifikasi                                                                                                                         
Faktor
Konsentrasi (%)
HLB
HLB Butuh
Stearic
Acid
3,5 %
15
3,5 / 3,9 x 15 = 13,46
Cetyl
alkohol
0,4 %
15,5
0,4 / 3,9 x 15,5 = 1,59
TOTAL
3,9

15,05

PERHITUNGAN NE CE NOVE KEK GINI TP KOK SALAH YA? YG DLU MOISTURE juga salah ... pke ini aja lagi ta? Aku juga gak ngerti yg ini bro
 
 






Bentuk sediaan dasar  : Cream
Tipe emulsi                  : o/w
Alasan                         : karena jumlah konsentrasi fase air yang terdapat pada formula standar lebih banyak daripada konsentrasi fase minyak.
INI tak buat sari daging soalnya kita ga buat ekstrak kering... oke
 
 


Alasan Pemilihan Bahan Aktif       
Bahan alam yang digunakan adalah sari daging buah jambu biji. Jambu biji mengandung asam askorbat yang termasuk dalam komponen aktif dari produk pencerah kulit yang biasanya dapat menghambat aktivitas tirosin. Asam askorbat mempunyai kelarutan  mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dalam eter dan dalam benzena. Pada ekstrak jambu biji ini yang digunakan adalah buahnya. Dalam penilitian (Rosita.A, 2012) menggunakan beberapa konsentrasi ekstrak buah jambu biji yaitu 1%, 2% dan 3%. Dari beberapa konsentrasi tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan konsentrasi 2% ekstrak jambu biji tersebut dapat menghambat aktivitas tirosin (Rosita.A, 2012).

Alasan Modifikasi Bahan Tambahan
1.      Gliserin
         Alasan    : Digunakannya gliserin sebagai humektan karena mempunyai kemampuan untuk menyerap air dan mampu mempertahankan kondisi kulit normal sehingga sesuai untuk sediaan yang digunakan di kulit. Dipilihnya konsentrasi sebanyak 5% karena yang paling efektif untuk sediaan pelembab. selain itu, untuk dapat meningkatkan stabilitas fisik, aseptabilitas dan efektivitas sediaan pelembab (Herawati, 2007). Jangan lupa pustaka glierin
2.      Pottasium Hidroxide
Alasan    : digunakan sebagai emulsifiying agent dalam pembentukan krim dengan basis o/w, tidak menyebabkan buih pada sediaan. Sedangkan bila digunakan TEA maka akan bereaksi dengan gliserin yang dapat menyebabkan buih.
PUSTAKA BUIH.. ganti aja pake TEA
 
 






V.        Matriks
           
No
Nama Bahan
Sifat kimia
Sifat Fisika
Kadar
Fungsi
Nilai HLB
Alasan dipakai dalam formula
pH stabilitas
Pemerian kelarutan
Lazim
Terpilih
1.       
Asam Stearat (M)
Stabilitas : bahan yang stabil dan perlu ditambahkan antioxidant. pH 6,7 untuk 1% w/v untuk larutan air pada 20C (Rowe.et.al, 2009 p 698)
Pemerian :keras, berwarna putih atau kuning, agak mengkilap (Rowe.et.al, 2009 p 697) kelarutan : larut dalam benzene, kloroform dan eter, larut dalam etanol 95% (Rowe.et.al, 2009 p 698).
1-20% (ointments and creams) (Rowe.et.al, 2009 p 697)
3,5%
Emulsyfyng agent, solubilizing agent (Rowe.et.al, 2009 p 697)
15
Digunakan sebagai fase minyak, memiliki kestabilan yang baik. Dan bisa ditambahkan antioksidan (Rowe.et.al, 2009 p 697)
2.       
Cetyl alkohol (M)
Cetyl alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan udara. Tidak menjadi tengik. Harus disimpan di wadah yang tertutup, sejuk dan kering (Rowe.et.al, 2009 p.156)
Pemerian :Serphihan putih licin, granul atau kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemah. Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam etanol 95% dan eter. Kelarutan bertambah dengan naiknya suhu (Rowe.et.al, 2009 p 155,156)
emulsifying agent 2-5%( Rowe.et.al, 2009 p 155)
0,4%
Emulsifying agent, stiffening agent (Rowe.et.al, 2009 p 155)
15,5
Digunakan dapat meningkatkan stabilitas dan memperbaiki tekstur dan meningkatkan konsistensi.

3.
Propil Paraben
pH 3-6. Larutan stabil pada pH 3-6 dan terhidrolisis cepat pada pH diatas 8 (Rowe.et.al, 2009 p 597).
Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna. Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter, sukar larut dalam air mendidih (Rowe.et.al, 2009 p 597)
0,01-0,6% (topical preparation) (Rowe.et.al, 2009 p 596)
0,2%
pengawet (Rowe.et.al, 2009 p 596)




Dapat digunakan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun sangat efektif untuk kapang dan khamir (Rowe.et.al, 2009 p 596).
4.
Methyl paraben
Aktif pada pH 4-8.Larutan stabil pada pH 3-6 dan terhidrolisis cepat pada pH diatas 8 (Rowe.et.al, 2009 p 442).
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar. Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzena dalam karbon tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter. (Rowe.et.al, 2009 p 442)
0,02-0,3% (topical preparation) (Rowe.et.al, 2009  p 442)
0,2%
pengawet (Rowe.et.al, 2009 p 441)

Dapat digunakan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun sangat efektif untuk kapang dan khamir (Rowe.et.al, 2009 p 442).
5.
Potasium Hidroxide (Rowe,et.al, 2009, 576)
pH : 13,5
Titik didih : 360ᵒC



1,0%
Alkalizing agent

Sebagai penetral agent
6.
Gliserin
Titik didih 2900C.  Stabilitas: bersifat higroskopis, secara kimiawi stabil dengan pencampuran dengan air, etanol 95%, dan propilen glikol (Rowe.et.al, 2009 p 284).
Pemerian: cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanaya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), larutan higroskopik. Kelarutan: dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap (Rowe.et.al, 2009 p 283-284)
<30% (Rowe.et.al, 2009 p 283)
5%
humectan (Rowe.et.al, 2009 p 283)

Pada dalam formulasi kosmetik, gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan dan emoliennya. Gliserin juga dapat digunakan sebagai pelarut atau cosolvent dalam krim dan emulsi
(Rowe, et.al., 2009 p 283)










VI.             Bentuk Sediaan Dasar
a.       Bentuk                         :   Krim O/W
b.      Definisi                        :   Bentuk sediaan-sediaan setengah padat mengandung satu atau lebi bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai
           (FI IV p. 6)
c.       Persyaratan Umum      :
·         Tidak mengiritasi kulit
·         Tidak berbau tengik
·         pH netral, mudah dioleskan pada kulit
        (Harrys Cosmeticology p. 60)

VII.            Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
a.       Bentuk                  :   Krim Pencerah O/W
b.      Definisi                 :   lightening cream adalah cream pencerah kulit/ kulit tampak lebih cerah dengan mekanismekerja yaitu; mengurangi melanin yang sudah                              terbentuk ( harrys cosmetic p. 265 )
c.       Persyaratan Umum            :  
·         permukaan  halus dan homogen, bebas dari partikel kasar
·         tidak berbahaya secara dermatologi
·         tidak mengiritasi kulit
·         mudah dioleskan secara merata pada kulit
·         tidak mengandung partikel yang keras dan tajam
      (Harrys Cosmeticology p.266)




VIII.    Susunan Formula
Perhitungan luas permukaan wajah 565 cmper pemakaian 0,8 g dalam 1 hari 1-2x pemakaian     
30 hari pemakaian 0,8 g X 30 = 24g (1 x Pemakaian)           
(2x pemakaian 24 g X 2 = 48 g ) 48g ~ 50 g berat 1R (Cosmetic Fact Sheet, 2006)
NO

Nama Bahan

Sinonim

Bahan
Pengganti
Konsentrasi %
1 Resep
(50 gram)
1 Bets (2R)
Lazim
Digunakan
1
Asam stearat
Cetylacetic Acid

1 - 20 %
3,5 %
1,75 gram
3,5 gram
2
Methylparaben
Nipagin

0,02 – 0,3 %
0,2 %
0,1 gram
0,2 gram
3
Propylparaben
Nipasol

0,01 – 0,6 %
0,2 %
0,1 gram
0,2 gram
4
Potasium Hydroxide
Potasium Hydroxide


1,0 %
0,5 gram
1 gram
5
Gliserin


5 – 80 %
5,0 %
2,5 gram
5 gram
6
Cetyl Alcohol


2-5 %
0,4 %
0,2 gram
0,4 gram
7
Water
Aqua


87,7%

ad 100
8
Sari Daging Buah Jambu Biji
Bahan Aktif


20%
1 gram
20 gram
            sari -> ekstrak susut          dari ekstrak 2% -> sari buah 20%
PERHITUNGAN SISA AIR :

a.      Untuk 1 Resep : (50 –(1,75+0,1+0,1+0,5+2,5+0,2+1)) = 43,85 ml
INI bener ga? Pustaka drmana bro? Kalo iya berarti sekalian cantumin perhitungannya
 
 


b.      Untuk 1 Bets : (100-(3,5+0,2+0,2+1+5+0,4+2)) = 87,7 mL

IX.       Rancangan Pembuatan (ganti TEA)

           

X.        Spesifikasi Sediaan Akhir
Parameter
Spesifikasi sediaan
Mutu fisik

Organoleptis

  Warna
Putih
  Bau
Tidak berbau
  Bentuk
Setengah padat
pH
6,5 ± 0,5
Tipe emulsi
Minyak dalam air
Ukuran partikel
1-100 µm (Ansel, 1985)
Viskositas
30000-700000 cps (Buhse, 2003)
Daya Sebar
Mudah menyebar (Paithankar, 2010)
Homogenitas
Homogen
Daya tercucikan air
Mudah tercucikan air
Keamanan/efikasi

Iritasi
Tidak mengiritasi (Shivhare et al, 2009)
Aseptabilitas

Kemudahan diratakan
Mudah diratakan (Panda, 2000)
Kelembutan
Lembut (Panda, 2000)
Kemudahan dibersihkan
Mudah dibersihkan (Sahu, Jha and Dubey, 2011)
           


















XI.       Rancangan Evaluasi
1)            Uji Mutu Fisik Krim
a.      Pemeriksaan Organoleptis Sediaan
Pemeriksaan organoleptis sediaan meliputi bentuk, bau dan warna sediaan yang dilakukan secara visual. Prosedur uji dilakukan pengulangan tiga kali.
b.      Penentuan Tipe Emulsi
Dilakukan menggunakan metode pengenceran dengan air yaitu dengan menambahkan air pada sediaan kemudian diaduk. Bila sediaan tetap homogen, maka sediaan termasuk tipe o/w
c.       Pengukuran pH Sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter soil tester. Alat pH meter dicelupkan secara langsung ke dalam sediaan krim. Kemudian dilihat perubahan skala pada pH meter. Angka yang tertera pada skala pH meter merupakan nilai pH dari sediaan. 
d.      Pengukuran Ukuran Partikel
Pengukuran ukuran partikel sediaan diamati dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Krim ditimbang sebanyak 0,1 gram dan diencerkan dengan air suling hingga 1 ml. selanjutnya hasil pengenceran  diambil dan diteteskan pada kaca obyek untuk diamati dibawah mikroskop dan dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel (Anggraini dkk, 2011). Ukuran partikel untuk emulsi adalah 1-100µm (Ansel, 1985).
e.       Pengukuran Viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer Rion seri VT 04. Krim dimasukkan kedalam cup dan dipasang pada portable viscotester. Viskositas krim diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu :
·         Segera setelah krim selesai dibuat
·         Setelah disimpan selama 1 bulan pada suhu kamar
f.       Pengukuran Daya Sebar
Penyebaran krim diartikan sebagai kemampuan penyebarannya pada kulit. Sebuah sampel krim sebanyak 1 gram diletakkan di pusat antara dua kaca arloji, dimana kaca arloji sebelah atas dibebani dengan meletakkan anak timbangan sehingga mencapai bobot 150 gr. Pengukuran dilakukan hingga diameter penyebaran krim konstan.

g.      Pengukuran Homogenitas Sediaan
Pengukuran dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir butir yang kasar.




Tabel Kriteria Hasil Uji Hoogenitas Sediaan Pelembab
Kriteria
Interpretasi hasil
Skor
Sediaan memisah dan ada agregat
Tidak homogen (-)
0
Sediaan tidak memisah dan ada agregat
Kurang homogen (+)
1
Sediaan tidak memisah dan tidak ada agregat
Homogen (++)
2
h.      Pengukuran Daya Tercucikan Air
Krim ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dioleskan pada telapak tangan dan dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan kecepatan 0,25 tetes per detik lalu diamati secara visual da atau tidaknya krim yang masih tersisa pada telapak tangan. Volume air yang terpakai kemudian dicatat (Anggraini dkk, 2011). Sediaan pelembab harus mudah tercucikan air. Kriteria penilaian dari uji tercucikan air dapat dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria Penentuan Uji Daya Tercucikan Air
Kriteria
Interpretasi hasil
Skor
≥ 20 mL
Tidak mudah tercucikan air (-)
0
10-20 mL
Mudah tercucikan air (+)
1
≤ 10 mL
Sangat mudah tercucikan air (++)
2


2)      Uji Keamanan : Uji Iritasi
Metode yang digunakan adalah metode Draize, dengan jumlah hewan uji (kelinci) sebanyak 3 ekor. Punggung kelinci dicukur dengan ukuran 2,5x2,5 cm, dioleskan dengan 0,5 gr krim, kemudian tiap tiap area uji ditutup dengan kasa, agar posisi kasa penutup tidak berubah selama 4 jam periode pemajanan. Setelah 4 jam, semua kasa penutup dibuka. Reaksi yang timbul dicatat pada 1 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 1 minggu setelah penutup dibuka (post exposure). Terjadinya eritema dan edemadiberi skor sesuai dengan tabel evaluasi reaksi iritasi kulit.
Tabel evaluasi reaksi kulit
Eritema dan pembentukan kerak
Skor
Tanpa eritema
0
Eritema sangat sedikit (hampir tidak tampak)
1
Eritema berbatas jelas
2
Eritema moderat sampai berat
3
Eritema berat (merah bit) sampai sedikit membentuk kerak (luka dalam)
4
Total skor eritema yang mungkin
4

Pembentukan Edema
Skor
Tanpa edema
0
Edema sangat sedikit (hampir tidak tampak)
1
Edema sedikit (tapi daerah berbatas jelas)
2
Edema moderat (tepi naik kira – kira 1mm)
3
Edema berat (naik lebih dari 1 mm dan meluas ke luar daerah pajanan)
4
Total skor edema yang mungkin
4
                                                                                                     



Kriteria Iritasi menurut Lu (1995:251)
Indeks Iritasi
Kriteria Iritasi Senyawa Kimia
<2
Kurang merangsang
2-5
Iritan moderat
>5
Iritan berat




3)      Uji Efektivitas
Uji efektifitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui kinerja / potensi suatu bahan dalam menimbulkan efek tertentu dalam dosis / konsentrasi tertentu saat diaplikasikan. Tujian dari uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif dalam mencerahkan kulit hewan uji.pengujian ini menggunakan tikus putih jantan galur wistar karena permeabilitas kulit tikus yang telah dicukur bulunya mirip dengan permeabilitas kulit manusia. Pengamatan dilakukan selama 14 hari dengan cara melihat waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan tingkat kecerahan kulit tikus agar kembali seperti semula setelah digelapkan dengan lampu UV-A selama 10 20 hari.
Paparan sinar dengan panjang gelombang dalam wilayah UV-A akan merangsang pembentukan melanin yang menyebabkan kulit menjadi berwarna coklat. Proses penggelapan tikus ini dibantu dengan pemberian INH (isoniazid) per oral dengan dosis 5,4 mg/ml, satu jam sebelum dipaparkan sinar UV-A. INH merupakan obat yang dapat menginduksi senyawa porifirin, sehingga kulit tikus dapat lebih peka terhadap sinar UV-A.
Tingkat kecerahan kulit hewan uji diukur berdasarkan skala pada skin fairness ruler yang dibuat oleh Proffesor Jean De Rigal. skin fairness ruler ini disusun berdasarkan tingkatan warna pada skin colour chart, dan skin colour chart ini sendiri telah divalidasi oleh Rigal dkk.

4)      Uji Aseptabilitas
Uji aseptabilitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden yang telah bersedia untuk menjadi subyek percobaan. Jumlah responden 10 0rang perempuan dengan usia 20 23 tahun yang dipilih secara random atau acak. Evaluasi aseptabilitas sediaan meliputi kelembutan krim dioleskan, kemudahan krim diratakan, dan kemudahan dicuci. Responden menggunakan krim pada permukaan kulit dan diminta pendapatnya tentang kelembutan krim, kemudahan krim diratakan dan kemudahan dicuci.untuk kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel

Tabel Kriteria Ketentuan Penilaian Uji Aseptabilitas
Parameter penilaian uji aseptabilitas
Kelembutan Dioleskan
Kemudahan Diratakan
Kemudahan Dicuci
Interpretasi Hasil
Skor
Interpretasi Hasil
Skor
Interpretasi Hasil
Skor
Kasar
1
Tidak bisa diratakan
1
Tidak bisa dicuci
1
Tidak lembut
2
Sulit diratakan
2
Sulit dicuci
2
Lembut
3
Mudah rata
3
Mudah dicuci
3
Sangat lembut
4
Sangat mudah rata
4
Sangat mudah dicuci
4


Tidak ada komentar:

Posting Komentar