I.
Nama
Sediaan : Face Sunscreen Cream
II.
Tujuan
Pemakaian
Mencegah atau mengurangi efek yang
membahayakan dari radiasi sinar matahari tanpa efek yang menyakitkan.
( Harry’s
Cosmeticology 7th, p.231)
III.
Karakteristik
Sediaan
·
Enak dan
mudah dipakai
·
Jumlah
yang menempel mencukupi kebutuhan
·
Bahan
aktif dan bahan dasar mudah tercampur
·
Bahan
dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit
( Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik, hal 81)
IV.
Rancangan
Modifikasi Formula
|
Formula
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Standart
(Harry’s Cosmeticology 7th
p.253)
|
Referensi
(Puput
Handayani, 2011)
|
Pembanding
Parasol
Face Sunscreen Cream
|
Modifikasi terhadap
Referensi Penelitian
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Kons.
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Kons.
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Kons.
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Kons.
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
Giv-tan F
|
Bahan aktif
|
1,5%
|
Ekstrak apel merah
|
Bahan aktif
|
1,8 %
|
Octyl
Methoxinamate
|
Sunscreen
ingredient
(Wilkinson
and Moore,1982)
|
-
|
Sari (daging & kulit) Apel Merah
|
Bahan aktif
|
18%
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
Titanium
dioxyde
|
Sunscreen
ingredient
(Wilkinson
and Moore,1982)
|
-
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
4-methylbenzylidene camphor
|
Sunscreen
ingredient
(Wilkinson
and Moore,1982)
|
-
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
Talc
|
Antcaking agent
(HPE
6th p. 728)
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
Diethylene
glycol monostearate
|
|
2.0%
|
Propilenglikol
(A)
|
Humektan
(HPE 6th
p. 592)
|
8.0 %
|
Propilenglikol
|
Humektan
(HPE 6th
p. 592)
|
-
|
Propilenglikol
(A)
|
Humektan
(HPE 6th
p. 592)
|
8.0 %
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
Stearic
acid (M)
|
Emulsifying
agent,
(HPE
6th p. 697)
|
3.5%
|
Stearic
acid (M)
|
Emulsifying
agent,
(HPE
6th p. 697)
|
9.0%
|
Stearic
acid
|
Emulsifying
agent,
(HPE
6th p. 697)
|
-
|
Stearic acid
(M)
|
Emulsifying
agent,
(HPE
6th p. 697)
|
10 %
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
Cetyl
alkohol (M)
|
Emulsifying agent, Stiffening agent (HPE 6th
p.156)
|
0.4%
|
Cetyl
alkohol (M)
|
Emulsifying agent, Stiffening agent (HPE 6th
p.156)
|
2.0%
|
Cetyl alkohol (M)l
|
Emulsifying agent,
Stiffening agent (HPE 6th p.156)
|
-
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
Carbomer
|
Emulsifying
agent,
(HPE 6th p. 110)
|
-
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
Sodium Chloride
|
Garam pengikat
(HPE 6th p. 638)
|
-
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
BHT
|
Antioxidant
(HPE 6th p. 75)
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
Isopropyl
miristate (A)
|
Emmolient (HPE 6th p.348)
|
4.0%
|
Glycerin
(A)
|
Emmolient, humektan (HPE
6th p. 283)
|
13,5
|
Petrolatum
|
Emmolient
(HPE 6th p. 482)
|
-
|
Glycerin
(A)
|
Emmolient, humektan (HPE
6th p. 283)
|
13,5
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
Cetearyl Alkohol
|
Emmolient
((HPE 6th p. 150)
|
-
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
Triethanolamine
(M)
|
Emulgator (HPE 6th p.754)
|
1.0%
|
Triethanolamine
(M)
|
Emulgator (HPE 6th p.754)
|
1.0%
|
Triethanolamine
|
Emulgator (HPE 6th p.754)
|
-
|
Triethanolamine
(M)
|
Alkalizing agent;
emulsifying agent. (HPE 6th p.754)
|
1.0%
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
Triethanolamine
lauryl sulphate
|
|
0.75
|
|
|
|
Tocopheryl
acetate
|
Vitamin E
|
-
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
Parfume
|
|
qs
|
Minyak
apel
|
parfume
|
Qs
|
Isopropyl Myristate
|
Emolient
(HPE 6th ; p.348)
|
-
|
*Propylparaben (A)
|
Antimicrobial Preservative
(HPE 6th p. 596)
|
0,20 %
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
Perservative
|
Tambahan
|
qs
|
Methylparaben
|
Antimicrobial Preservative
(HPE 6th p. 441)
|
0,2 %
|
Methylisothiazolinone
|
Antimicrobial Preservative
|
-
|
Methylparaben (A)
|
Antimicrobial Preservative
(HPE 6th p. 441)
|
0,2 %
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
Iodoprophylyl butylcarbonate
|
Antimicrobial Preservative
|
-
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
Distilled water
|
Solvent
|
86.85
|
Aquadest
|
Solvent
(HPE 6th ; p.766)
|
17,2 %
|
Purified water
|
Solvent
|
-
|
Aquadest
|
Solvent
(HPE 6th ; p.766)
|
Ad 100
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modifikasi:
Modifikasi dilakukan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Puput Handayani (2011) dengan judul “ Optimasi Komposisi Cetyl
Alcohol sebagai Emulsifying Agent
dan Glycerin sebagai humektan dalam
Krim Sunscreen Ekstrak Kental Apel
Merah”
Bentuk sediaan yang
dipilih adalah bentuk krim dengan pertimbangan kenyamanan ketika diaplikasikan
ke kulit dan viskositas yang membuat krim
memiliki kontak yang lebih lama dengan kulit sehingga
efek sunscreen yang diharapkan dapat tercapai lebih optimal. Dipilih tipe o/w
karena mudah diaplikasikan di kulit, dapat menyebar dengan baik dan dapat
dicuci dengan air.
Apel
merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa polifenol yaitu
kuersetin(Boyer and Liu, 2004). Dari hasil penelitian oleh Benjamin (2008),
kuersetin memiliki potensial sebagai sunscreen agent. Oleh karena itu, kami
memilih apel merah sebagai bahan aktif yang dapat dikembangkan sebagai
sunscreen yang mampu mengabsorbsi atau memantulkan radiasi sinar ultraviolet
dan berkhasiat sebagai antioxidant. Kadar extract apel merah (daging buah
beserta kulit) sebesar 1,8% dapat memberikan nilai sebesar 16,28 (Handayani,
2011). Dengan tidak dilakukannya ekstraksi, pengambilan sari dilakukan 10
kalinya dengan harapan menghindari penyusutan kadar, sehingga kadar sari apel
merah yang digunakan dalam formula adalah 18%.
a. Modifikasi
Bahan Penyusun Basis
·
Nama bahan yang ditambahkan : Propilen
glikol
Alasan : merupakan zat kimia yang
digunakan sebagai pelarut atau pembawa untuk zat-zat yang tidak stabil dan
tidak dapat larut dalam air (Nipagin dan nipasol). Selain itu juga dapat
digunakan sebagai penghambat pertumbuhan jamur. (Loden, 2009) Propilen glikol
merupakan pelarut yang lebih baik jika dibandingkan dengan gliserin, mampu
meningkatkan kemampuan pengawet metil paraben (Rowe, dkk., 2005). Selain itu
propilen glikol dapat digunakan sebagai humectant yang dapat mempertahankan
kandungan air dari sediaan sehingga sifat fisik dari sediaan selama penyimpanan
lebih stabil. (Allen, 2002). Propilen glikol stabil digunakan dalam suatu sediaan
bila dikombinasikan dengan gliserin (Loden, 2001).
·
Nama bahan yang ditambahkan : Gliserin
Alasan : Gliserin juga merupakan bahan pelembab yang baik
untuk kulit dan dapat meningkatkan daya sebar krim dan lotion (Klatz and Goldman, 2003). Gliserin menyebabkan rasa berat
dan tacky sehingga untuk menutupi hal tersebut, penggunaan gliserin
sebagai humektan perlu dikombinasi dengan humektan lain (Zocchi, 2001).
Penggunaan kombinasi gliserin dan propilen glikol secara bersamaan didasarkan
pada kenyataan bahwa gliserin mempunyai viskositas yang rendah namun gliserin memberi kelembutan sehingga nyaman
digunakan, sedangkan propilen glikol memiliki viskositas yang lebih tinggi
namun kurang nyaman dalam aplikasinya karena ada pengaruh rasa lengket saat
digunakan (Yuliani, 2010). Humektan dengan viskositas rendah menyebabkan
mudahnya tercampur dalam suatu sediaan, sedangkan humektan dengan viskositas
yang tinggi dapat mencegah terjadinya pemisahan emulsi (Wilkinson and Moore,
1982).
·
Nama bahan yang ditambahkan : Metylparaben
Alasan : Tingginya kandungan air
dalam sediaan gel, maka akan menyebabkan meningkatnya resiko kontaminasi dari
mikroba sehingga diperlukan pengawet untuk menekan resiko terjadinya
kontaminasi (Depkes RI, 1979). Efektif dalam kisaran pH yang luas dan memiliki
aktivitas antimikroba yang kuat (Rowe., dkk. 2005)
·
Nama bahan yang ditambahkan : Propilparaben
Alasan : Untuk mencegah terjadinya
pertumbuhan mikroba. Dengan kombinasi antara metylparaben dan propil paraben
akan meningkatkan kemampuan aktivitas antimikroba (Rowe, dkk., 2005)
·
Nama bahan yang ditambahkan : Asam Stearat
Alasan
: Digunakan sebagai fase minyak. Dapat membentuk basis yang baik pada sediaan
krim.
·
Nama bahan yang ditambahkan : Triethanolamin
Alasan
: Bila direaksikan dengan asam lemak, seperti asam stearat akan membentuk sabun
yang dapat digunakan sebagai emulgator untuk menghasilkan emulsi yang stabil,
berbutir halus pada emulsi o/w (HPE 6th, p.754)
·
Nama bahan yang ditambahkan : Aquadest
Alasan: sebagai
pelarut dalam formulasi gel (Depkes RI, 1979)
V.
Matriks
untuk Formula Hasil Modifikasi
|
NO
|
Nama
Bahan
|
Sifat
Kimia
|
Sifat
Fisika
|
Kadar
|
Fungsi
|
Alasan
dipakai dalam formula
|
|
|
pH
Stabilitas
|
Pemerian
Kelarutan
|
Lazim
|
Terpilih
|
||||
|
1
|
Stearic
Acid
(HPE
6th
p.
697)
|
Titik didih : 383 ᵒC
Titik lebur : 69-70 ᵒC
Asam stearat
adalah bahan
stabil. Perlu
ditambahkan
antioksidan.
|
Pemerian
: keras, putih/sedikit
berwarna
putih, mengkilat.
Kelarutan
:
larutdalam
benzena,
kloroform,
dan
eter
; larut
dalam
etanol 95%, heksena, danpropilen glikol ; praktis tidak
larut
dalam air.
|
1 – 20 %
|
10 %
|
Emulsifying
agent,
Solubilizing
agent
|
Digunakan
sebagai
fase
minyak,
memiliki
kestabilan
yang baik, dapat membentuk basis
yang
baik pada pembuatan krim.
|
|
2
|
Methylparaben
(HPE
6th
p.
441)
|
Density
: 1,32 g/cm3
Titik
lebur : 125 – 128 ᵒC
Larutan
stabil
pada
pH 3-6 danterhidrolisis
dengan
cepat
pada
pH diatas 8
|
Pemerian
:
bubuk
kristal
putih,
hampir
atau
tidak 0,02 – 0,3 %
berbau.
Kelarutan
:
mudah
larut
dalam
etanol
95%
; praktis
tidak
larut
dalam
mineral
oil.
|
0,02-0,3
%
|
0,2 %
|
Pengawet
|
Pengawet
yang dapat bekerja
pada
pH 4-8
|
|
3
|
Propylparaben
(HPE
6th
p.
596)
|
Density
: 1,288 g/cm3
Titik
didih : 295ᵒC
Larutan
stabil
pada
pH 3-6 danterhidrolisis
cepat
pH diatas 8.
|
Pemerian
:
putih,
kristal,
tidak
berbau,
hambar.
Kelarutan
:
mudah
larut
dalam
etanol 95% dan propilen glikol.
|
0,01
– 0,6 %
|
0,2
%
|
Pengawet
|
Memiliki
pH 4-8sebagai
antimikroba
pada
kosmetik.
|
|
4
|
Glycerin
(HPE 6th p. 283)
|
Titik
didih : 290 ᵒC
Titik
lebur : 17,8 ᵒC
Gliserin
higroskopis
pada
pencampuran
dengan
air,
etanol
95% dan propilen glikol, secara
kimiawi
stabil
|
Pemerian
:
tidak
berwarna, tidak berbau,
kental,
rasa
manis,
dalam
krim
digunakan
sebagai
pelarut.
Kelarutan
:
sedikit
larut
dalam
aceton ;
larut
dalam
etanol
95% dan air ; praktis
tidak
larut
dalam
benzen,
kloroform.
|
<
30 %
|
13,5%
|
Humektan
dan
emollient
|
Dapat
digunakan
sebagai
solvent dan cosolvent
pada
krim dan
emulsi,
juga
humektam
untuk kelembapan
kulit
|
|
5
|
Propylene
Glicol
(HPE 6th p. 592)
|
Titik
lebur : -59 ᵒC
Titik
didih : 188 ᵒC
Pada
suhu
dingin
stabil,
tetapi
teroksidasi
pada suhu panas,
secara
kimiawi
stabil
saat
bercampur
dengan
etanol 95%, gliserin,
dan
air.
|
Pemerian
:
tidak
berwarna,
kental,
rasa
agak manis,sedikit pedas
menyerupai
gliserin.
Kelarutan
:
Larut
dalam
aseton,
kloroform,
etanol
95 % dan air, dalam 1:6
eter
; tidak larut dalam minyak
mineral.
|
5 – 80 %
|
8,0 %
|
Sebagai
pembawa
untuk
pengemulsi
|
Dapat
membantu
melarutkan
nipagin
dan
nipasol.
|
|
6
|
Triethanolamine
(
HPE 6th, p. 754)
|
Titik lebur : 20-21 ᵒC
Titik didih : 335 ᵒC
Berubah menjadi coklat saat
terkena udara dan cahaya
|
Pemerian
:
Bening, tidak berwarna. Cairan kental pucat kekuningan,
sedikit bau amoniak.
Kelarutan
:
Tidak larut dalam air, aseton, metanol. Larut dalam
benzene dan etil eter.
|
|
1%
|
Alkalizing agent
|
Sebagai agen penetral
|
|
7
|
Water
(HPE 6th p. 766)
|
Density
:
1
g/cm3
Titik
didih : 100 ᵒC
Stabil
dalam
secara
kimiawi maupun fisika.
|
Pemerian
: cair,bening dapat
bercampur
dengan
pelarut
polar.
|
|
|
Solvent
(pelarut)
|
Sebagai
fase air.
|
|
8
|
Perfume
|
|
|
|
0,25
%
|
Bahan
tambahan
|
Memberikan
aroma
pada
sediaan
|
VI.
Bentuk Sediaan Dasar
a. Bentuk :Krim O/W
Definisi :
Bentuk sediaan-sediaan setengah padat mengandung satu
atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai
(FI IV p. 6)
Persyaratan
Umum :
·
Tidak mengiritasi kulit
·
Tidak berbau tengik
·
pH netral, mudah
dioleskan pada kulit
(Harry’s Cosmeticology p. 60)
VII.
.Bentuk
Sediaan Kosmetik Terpilih
a. Bentuk : Cream Sunscreen (o/w)
b. Definisi :
Tabir surya (Sunscreen) menurut Tian (1994) dan
Soeratri (1993), adalah senyawa yang secara fisik atau kimia dapat digunakan
untuk menyerap sinar matahari secara efektif terutama daerah emisi gelombang UV
sehingga dapat mencegah gangguan pada kulit akibar pancaran langsung sinar UV.
c. Persyaratan
Umum : (Harry’s Cosmeticology; p.232)
-
Sediaan homogen
-
Tidak mengiritasi kulit, tidak menodai
pakaian
-
Dapat mengabsorbsi sinar matahari/ UV A
dan UV B
-
Tidak menguap dan tahan terhadap air dan
keringat
-
Mempunyai efek perlindaungan yang tetap
selama beberapa jam
-
Efektif dalam mengabsorbsi radikal pada
λ 290-320 nm
-
Membentuk transmisi secara total pada λ
300-400 nm
VIII.
Susunan Formula
|
NO
|
Nama Bahan
|
Sinonim
|
Bahan
Pengganti
|
Konsentrasi
%
|
1
Resep
(50
gram)
|
1
Bets (2R)
|
|
|
1
|
Stearic
Acid
|
Cetylacetic
Acid
|
|
1
- 20 %
|
10
%
|
5
|
10
|
|
2
|
Methylparaben
|
Nipagin
|
|
0,02
– 0,3 %
|
0,2%
|
0,1
|
0,2
|
|
3
|
Propylparaben
|
Nipasol
|
|
0,01
– 0,6 %
|
0,2%
|
0,1
|
0,2
|
|
4
|
Triethanolamine
|
Trihydroxytriethylamine
|
|
|
1%
|
0,5
|
1
|
|
5
|
Glycerin
|
Trihidroxypropane
Glycerol
|
|
<
30 %
|
13,5%
|
6,75
|
13,5
|
|
6
|
Propylene
Glicol
|
1,2
- Dihydroxy
Propane
|
|
5
– 80 %
|
8%
|
4
|
8
|
|
7
|
Water
|
Aqua
|
|
|
|
|
Add
100
|
|
8
|
Sari
Daging dan kulit apel merah
|
Pengharum
|
|
|
18%
|
9
|
18
|
|
PERHITUNGAN
SISA AIR :
a.
Untuk
1 Resep : (50 – (5+0,1+0,1+0,5+6,75+4+9)) = 24,5 mL
b.
Untuk
1 Bets : (100- (10+0,2+0,2+1+13,5+8+18)) = 49 mL
|
|||||||
Luas Permukaan Wajah =
565 cm2 = 0,8
gram ( 1-2 x
sehari )
30 hari pemakaian =
0,8 gram x 30 hari
=
24 gram (1 kali pemakaian)
2 x
pemakaian = 2 x 48
gram =50 gram (1R) (Cosmetics
Fact Sheet, 2006)
IX.
Rancangan
Pembuatan
Pembuatan Sari daging Apel merah :
1. Buah apel dicuci hingga bersih
2. Haluskan atau blender beserta kulit buah, dan timbang
100 gram
3. Hasil disaring dengan kain flannel untuk mendapatkan
sarinya
Panaskan suhu 70°C
Propilen
Glikol
Gliserin
|
|||
|
|
a
= Sisa air
Campur
ketiganya, aduk hingga homogen b
= TEA
c
= Sari daging lidah buaya
XII.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini membuat sediaan sunscreen face cream. Mekanisme sunscreen yaitu fisika dan kimia. Secara
kimia suscreen agent dapat mengabsorbsi sinar ultraviolet. Untuk secara fisika
dengan memantulkan sinar ultraviolet. Sunscreen agent dengan mekanisme fisika
banyak digunakan dan biasa disebut sunblock. Sunblock memiliki kekurangan
dengan mekanisme seperti itu, dan penggunaan yang tidak bisa digunakan berulang
kali dengan tingkat iritasi yang lebih tinggi dibanding dengan mekanisme kimia.
Pada preparat sunblock ditujukan untuk penggunaan khusus, sedangkan preparat
sunscreen mekanisme kimia dapat digunakan sehari-hari karena tingkat iritasi
yang lebih rendah. Pemilihan bentuk sediaan krim dengan tipe emulsi o/w
menunjukkan efek yang baik dalam penetrasi sediaan untuk masuk ke kulit dan dengan kandungan minyak yang
dapat membentuk lapisan tipis yang memberikan efek menahan hidrasi pada kulit
sehinggan tipe emulsi o/w menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan bentuk
lainnya. Penggunaan bahan alam dapat menggantikan bahan aktif sintetis yang
saat ini banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bahan aktif sintetis memiliki
efek samping yang dapat mengiritasi kulit. Bahan aktif yang kami gunakan adalah
kuersetin yang terdapat pada buah Apel
merah dengan konsentrasi 10% dapat memberikan nilai SPF 4,52.
Pada praktikum ini dilakukan modifikasi formula
untuk mengubah efek yang lebih
baik dari formula standar. Salah satunya dengan penggunaan bahan alam. Selain
itu juga penambahan gliserin dengan efek humektan yang dapat melembabkan kulit.
Pada pengerjaan formula, fase minyak dengan konsistensi
padat dilebur di WB dan fase air ikut dipanaskan. Setelah fase air dan minyak
panas (melebur) kedua bahan dicampurkan dalam mortir panas sambil digerus.
Natrium metabisulfat dilarutkan dalam sari apel, kemudian ditambahkan ke dalam
mortir. Gerus homogen sampai membentuk massa krim. Namun dalam pembuatan
sediaan kami, terjadi kesalahan pencampuran. Kesalahan pencampuran dikarenakan
terjadinya reaksi antara tea dan gliserin yang membentuk surfaktan yang pada
saat itu dilakukan mixing dengan mixer sehingga membentuk busa yang
berlimpah. Seharusnya, penambahan tea
dilakukan terakhir setelah massa krim terbentuk.
Sediaan ini
diuji dengan pembanding Parasol Face Cream. Pimilihan pembanding ini karena
parasol memiliki efek sunscreen dengan mekanisme kimia tanpa ada komponen
sunblock. Setelah terbentuk krim, sediaan diuji
dan menghasilkan data sebagai berikut :
Tabel Hasil Evaluasi
|
Parameter Uji
|
Hasil
|
Spesifikasi
|
Keterangan
|
|
|
Sediaan
|
Pembanding
|
|||
|
Uji
Mutu Fisik :
a.Organoleptis
Bau
Bentuk
Warna
Tampak Luar
b.
pH
c.
Daya Sebar
d.
Daya tercucikan air
e.
Homogenitas
|
Tidak
berbau
Setengah
padat (krim o/w)
Putih
Opaque
|
Jasmine
Setengah
padat
Putih
Opaque
+
Mudah tercucikan air
++
|
Tidak
berbau
Setengah
padat
Putih
Opaque
6,0
- 7,0
Mudah
menyebar (3-5cm)
Mudah
tercucikan air (10-20 ml)
Homogen
(++)
|
|
Tabel berikut merupakan formula awal dan
perbaikan atau saran dari hasil sediaan yang telah kami buat :
|
Formula
|
|
|
Modifikasi
|
Perbaikan
|
|
R/ Stearic Acid 15%
Cetyl alcohol 0,4%
Na. metabisufit
Glicerin 13,5
%
Methylparaben 0,2%
Propilparaben 0,2%
Triethanolamine 1 %
Sari
apel merah 18%
Air ad
50
|
R/
|
|
Hasil
Sediaan :
Berbusa
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar