I. Nama Sediaan Kosmetika : Moisturizing cream
II. Tujuan Pemakaian : Untuk membantu mengurangi kekeringan
kulit
Memperbaiki
pertahanan kulit yang rusak, meningkatkan jumlah air
Mengembalikan
kehalusan dan kelembutan (Wilkinson and Moore, 1987)
III. Karakteristik Sediaan : Low air content
Mudah
disebarkan, mudah merata (Harry's cosmeticology p.51)
Efektif
menghidrasi stratum korneum dan mampu mengurangi atau mencegah transepidrmas
water lost
Emolient
membuat kulit lembut dan mengurangi transepidermal water lost
Mampu
diabsorbsi dengan cepat sehingga menghidrasi kulit dengan segera (skin therapy
letter, 2005)
IV. Rancangan Modifikasi Formula
|
FORMULA
|
||||||||||||||
|
FORMULA STANDAR
(Wilkinson,
1982, p 66)
|
FORMULA PEMBANDING
(Citra
Cream)
|
FORMULA MODIFIKASI
|
||||||||||||
|
Nama
Bahan
|
Fungsi
(Rowe,
et. al., 2009)
|
Konsentrasi
(%)
|
Nama
Bahan
|
Fungsi
|
Nama
Bahan
|
Fungsi
(Rowe,
et. al., 2009)
|
Konsentrasi
(%)
|
|||||||
|
Lazim
|
Terpilih
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||||||||
|
Sari
buah alpukat
|
0,4%
|
|||||||||||||
|
Asam Stearat (M)
|
Emulsifying
agent
|
1-20%
|
15,0 %
|
Asam Stearat (M)
|
Emulsifying
agent
|
Asam Stearat (M)
|
Emulsifying
agent
|
1-20%
|
15 %
|
|||||
|
KOH (A)
|
Alkalizing
agent
|
0,7 %
|
KOH (A)
|
Alkalizing
agent
|
0,7%
|
|||||||||
|
NAOH
|
Alkalizing
agent
|
|||||||||||||
|
Gliserin (A)
|
Emolien, Humektan
|
<30%
|
8,0 %
|
Gliserin (A)
|
Emolien, Humektan
|
<30%
|
5%
|
|||||||
|
Air (A)
|
Pelarut
|
76,3 %
|
Air (A)
|
Pelarut
|
Air (A)
|
Pelarut
|
|
|||||||
|
Parfum
|
Pemberi bau
|
q.s.
|
Parfum
|
Pemberi bau
|
parfum
|
|
|
q.s.
|
||||||
|
Metil stearat
|
|
|
||||||||||||
|
Fenoksietanol
|
Antimicrobial
preservative
|
|||||||||||||
|
Metil paraben (A)
|
Antimicrobial
preservative
|
Metil paraben (A)
|
Antimicrobial
preservative
|
0,02-0,3%
|
0,2%
|
|||||||||
|
Propil paraben (M)
|
Antimicrobial
preservative
|
Propil paraben (M)
|
Antimicrobial
preservative
.
|
0,01-0,6%
|
0,2%
|
|||||||||
|
|
||||||||||||||
|
*Propilen
glikol (A)
|
humektan,
stabilizing agent, cosolvent
|
5-80%
|
3%
|
|||||||||||
|
Formula standar
|
Formula Modifikasi
|
|
Bentuk
sediaan dasar : krim
Tipe
emulsi : o/w
|
Bentuk
sediaan dasar : krim
Tipe
emulsi : o/w
|
TABEL
NILAI RENTANG HLB
NILAI
HLB
|
Fase Minyak
|
Konsentrasi%
|
HLB
|
HLB Modifikasi
|
HLB standar
|
|
Asam stearat
|
15 %
|
15
|
|
|
PENJELASAN
TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
1.
Alasan memilih
sari buah alpukat :
Buah
alpukat memiliki beeberapa kandungan gizi yang mengandung vitamin seperti
vitamin A, vitamin B, vitamin C dan vitamin E. Kandungan lain yang terdapat
dalam alpukat adalah lemak, karbohidrat, asam folat dan protein. Buah alpukat
ini mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pelembab di kulit agar
menjaga kelembaban kulit, mengurangi kerut dan dan kekeringan, menghaluskan dan
melunakkan kulit (dengan penambahan humektan). Konsentrasi buah alpukat yang
digunakan dalam formulasi yaitu 0,4% (Sopyan,I.,Wardhana,Y.,Watoni,N., 2009).
2. Alasan memilih propilen glikol
:
Pemilihan
humektan yang digunakan adalah propilen glikol karena propilen glikol banyak digunakan
dalam kosmetika khususnya pada sediaan o/w. Pemilihan konsentrasi dari propilen
glikol yaitu 3% alasannya karena pada konsentrasi tersebut mempunyai
aseptabilitas paling baik (Minarsih, 2007).
3. Alasan
memilih gliserin :
Pemilihan
gliserin adalah karena gliserin mempunyai kemampuan menyerap air dan mampu
mempertahankan kondisi kulit normal sehingga sesuai untuk sediaan yang
digunakan di kulit. Untuk pemilihan konsentrasi gliserin sebesar 5% karena
memiliki stabilitas fisik, aseptabilitas dan efektivitas sediaan pelembab
paling baik (Herawati,2007).
V. Matriks
|
No
|
Nama Bahan
|
Sifat kimia
|
Sifat Fisika
|
Kadar
|
Fungsi
|
Nilai HLB
|
Alasan dipakai dalam
formula
|
|
|
pH stabilitas
|
Pemerian kelarutan
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||
|
1.
|
Asam Stearat
(M)
|
Stabilitas : bahan yang
stabil dan perlu ditambahkan antioxidant. pH 6,7 untuk 1% w/v untuk larutan air pada 20C (Rowe.et.al, 2009
p 698)
|
Pemerian :keras,
berwarna putih atau kuning, agak mengkilap (Rowe.et.al, 2009 p 697)
kelarutan : larut dalam benzene,
kloroform dan eter, larut dalam etanol 95% (Rowe.et.al, 2009 p 698).
|
1-20%
(ointments and creams) (Rowe.et.al, 2009 p 697)
|
15%
|
Emulsyfyng
agent, solubilizing agent (Rowe.et.al, 2009 p 697)
|
15
|
Digunakan
sebagai fase minyak, memiliki kestabilan yang baik. Dan bisa ditambahkan
antioksidan (Rowe.et.al, 2009 p 697)
|
|
2.
|
Cetyl alkohol
(M)
|
Cetyl alkohol stabil dengan adanya asam, alkali,
cahaya, dan udara. Tidak menjadi tengik. Harus disimpan di wadah yang
tertutup, sejuk dan kering (Rowe.et.al, 2009 p.156)
|
Pemerian :Serphihan
putih licin, granul atau kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemah. Kelarutan : tidak larut dalam air,
larut dalam etanol 95% dan eter. Kelarutan bertambah dengan naiknya suhu
(Rowe.et.al, 2009 p 155,156)
|
emulsifying
agent 2-5%( Rowe.et.al, 2009 p 155)
|
2%
|
Emulsifying
agent (Rowe.et.al, 2009 p 155)
|
15,5
|
Digunakan
dapat meningkatkan stabilitas dan konsistensi
|
|
3.
|
Propil Paraben
(M)
|
pH 3-6. Larutan stabil pada pH 3-6 dan terhidrolisis
cepat pada pH diatas 8 (Rowe.et.al, 2009 p 597).
|
Pemerian : Serbuk
putih atau hablur kecil, tidak berwarna. Kelarutan
: sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter,
sukar larut dalam air mendidih (Rowe.et.al, 2009 p 597)
|
0,01-0,6%
(topical preparation) (Rowe.et.al, 2009 p 596)
|
0,02%
|
pengawet
(Rowe.et.al, 2009 p 596)
|
|
Dapat
digunakan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun sangat efektif untuk
kapang dan khamir (Rowe.et.al, 2009 p 596).
|
|
4.
|
Methyl paraben
|
Aktif pada pH 4-8.Larutan stabil pada pH 3-6 dan terhidrolisis cepat pada pH diatas 8
(Rowe.et.al, 2009 p 442).
|
Pemerian : Hablur
kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau
khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar. Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzena dalam karbon
tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter. (Rowe.et.al, 2009 p
442)
|
0,02-0,3%
(topical preparation) (Rowe.et.al, 2009
p 442)
|
0,2%
|
pengawet
(Rowe.et.al, 2009 p 441)
|
|
Dapat
digunakan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun sangat efektif untuk
kapang dan khamir (Rowe.et.al, 2009 p 442).
|
|
5.
|
KOH
|
PH :13,5
Titik didih :360°C
Stabilitas :
potassium disimpan dalam tempat non
metalik dan yang sejuk dan kering (Rowe, et.al, 2009
p 577)
|
Pemerian:
putih, bentuk serpih, palet kecil, higroskopis
Kelarutan
: larut
dalam 1 : 0,9 air, 1: 0,6 air 100° C, dalam 1 : 3 etanol 95%, dalam 1 : 2.5
gliseril, praktis tidak larut dalam eter. (Rowe, et.al., 2009 p 576)
|
<
5%
(Rowe, et.al, 2009
p 576)
|
0,7%
|
Alkalizing Agent (Rowe.et.al,
2009 p 576).
|
|
Kalium
hidroksida banyak digunakan dalam formulasi untuk mengatur pH dan juga dapat
digunakan untuk bereaksi dengan asam lemah untuk membentuk garam
(Rowe, et.al, 2009
p 576)
|
|
6.
|
Gliserin
|
Titik didih
2900C. Stabilitas: bersifat
higroskopis, secara kimiawi stabil dengan pencampuran dengan air, etanol 95%,
dan propilen glikol (Rowe.et.al, 2009 p 284).
|
Pemerian: cairan
jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanaya boleh berbau khas
lemah (tajam atau tidak enak), larutan higroskopik. Kelarutan: dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
menguap (Rowe.et.al, 2009 p 283-284)
|
<30%
(Rowe.et.al, 2009 p 283)
|
8%
|
humectan
(Rowe.et.al, 2009 p 283)
|
|
Pada
dalam formulasi kosmetik, gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan
dan emoliennya. Gliserin juga dapat digunakan sebagai pelarut atau cosolvent
dalam krim dan emulsi
(Rowe, et.al., 2009
p 283)
|
|
7.
|
Propilen glikol (A)
|
Pada suhu dingin stabil, tetapi teroksidasi pada suhu panas, secara
kimiawi stabil saat bercampur dengan etanol 95% gliserin atau air (Rowe.et.al,
2009 p 592).
|
Tidak berwarna kental, rasa agak manis, sedikit
pedas menyerupai gliserin
Larut dalam aseton kloroform, etanol 95 % dan air,
dalam 1:6 eter, tidak larut dalam minyak mineral (Rowe.et.al, 2009 p 592).
|
Humectan =15% (Rowe.et.al, 2009 p 592).
|
5 %
|
Humektan (Rowe.et.al, 2009 p 592)
|
|
Digunakan sebagai humektan dan dapat untuk
melarutkan nipagin dan nipasol
|
VI. Bentuk Sediaan Dasar
a.
Bentuk : krim o/w
b.
Definisi : krim adalah bentuk
sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Anonim, 1995 p. 6).
Bentuk Sediaan Terpilih
a.
Bentuk : Moisturizer
cream
b. Definisi : Campuran yang membentuk barier pada kulit yang akan
menghambat penguapan air, menyebuhkan luka pada kulit, humektan yang bekerja sebagai
penyerap kelembaban udara, emolien yang berfungsi sebagai lubrikan dan
menyebabkan kulit kelihatan lebih halus (skin theraphy letter, 2005).
c. Persyaratan
umum : low oil content, mudah dioleskan, mudah diratakan, efektif menghidrasi
stratum corneum dan mampu mengurangi atau mencegah transepidermal water loss.
(Harry's Cosmeticology p 51).
VII. Susunan Formula
Perhitungan luas permukaan wajah 565 cm2 per pemakaian 0,8 g
dalam 1 hari 1-2x pemakaian
30 hari pemakaian 0,8g X 30 = 24g (1xPemakaian) (2x pemakaian 24g X 2 = 48 g ) 48g ~ 50g berat
1R (Cosmetic Fact Sheet, 2006)
|
No
|
Nama Bahan
|
Sinonim
|
Konsentrasi
|
1 Resep
Untuk 52,5g
|
1 Bets (2R)
105 gram
|
|
|
Awal
|
Modifikasi
|
|||||
|
1.
|
Sari
buah alpukat
|
-
|
-
|
0,4 %
|
0,21 g
|
0,42 g
|
|
2.
|
Asam
stearat
|
-
|
15 %
|
14,28%
|
7,497 g
|
14,99 g
|
|
3.
|
Propil
paraben
|
Nipasol
|
-
|
0,2 %
|
0,105 g
|
0,21 g
|
|
4.
|
Methyl
paraben
|
Nipagin
|
-
|
0,2 %
|
0,105 g
|
0,21 g
|
|
5.
|
KOH
|
|
0,7 %
|
0,7%
|
0,3675 g
|
0,735 g
|
|
6.
|
Gliserin
|
|
8 %
|
5 %
|
2,625 g
|
5,25 g
|
|
7.
|
Propilen glikol
|
|
-
|
3%
|
1,575 g
|
3,15 g
|
|
8.
|
Parfum
|
-
|
-
|
0,25 %
|
0,131 g
|
0,262 g
|
|
9.
|
Air
|
-
|
76,3 %
|
75,97 %
|
|
|
Perhitungan
sisa air :
1R
52,5 - (0,21
+ 7,497 + 0,105 + 0,105 + 0,3675 + 2,625 + 1,575 + 0,131) = 39,88 ml
1 bets 105 – (0,42 +
14,99 + 0,21 + 0,21 + 0,735 + 5,25 + 3,15 + 0,262) = 79,77 ml
VIII. Skema Kerja
1. Pembuatan sari buah alpukat
Alpukat segar dibersihkan dengan cara
dicuci dengan air mengalir, timbang daging buah alpukat sebanyak 1300 gram
dihaluskan dengan blender hingga halus kurang lebih selama 10 menit. Alpukat yang
sudah halus disaring menggunakan alat penyaring hingga filtrat yang halus tidak
bercampur lagi dengan biji dan kulit alpukat.
VIII. Spesifikasi Sediaan Akhir
|
Parameter
|
Spesifikasi sediaan
|
|
Mutu fisik
|
|
|
Organoleptis
|
|
|
Warna
|
Putih
|
|
Bau
|
Tidak berbau
|
|
Bentuk
|
Setengah padat
|
|
pH
|
6-7
|
|
Tipe emulsi
|
Minyak dalam air
|
|
Ukuran partikel
|
1-100 µm (Ansel, 1985)
|
|
Viskositas
|
30000-700000 cps (Buhse,
2003)
|
|
Daya Sebar
|
Mudah menyebar
(Paithankar, 2010)
|
|
Homogenitas
|
Homogen
|
|
Daya tercucikan air
|
Mudah tercucikan air
|
|
Keamanan/efikasi
|
|
|
Iritasi
|
Tidak mengiritasi
(Shivhare et al, 2009)
|
|
Aseptabilitas
|
|
|
Kemudahan diratakan
|
Mudah diratakan (Panda,
2000)
|
|
Kelembutan
|
Lembut (Panda, 2000)
|
|
Kemudahan dibersihkan
|
Mudah dibersihkan (Sahu,
Jha and Dubey, 2011)
|
IX. Rancangan evaluasi
Ø Uji mutu fisik krim
1.
Pemeriksaan organoleptis sediaan
Pemeriksaan organoleptis sediaan meliputi bentuk, bau dan
warna sediaan yang dilakukan secara visual
2.
Penentuan tipe emulsi
Penentuan
tipe emulsi sediaan dilakukan dengan cara sebanyak 1 tetes krim ditempatkan di
atas gelas objek, ditambah 1 tetes larutan metilen biru, dicampur
merata,diamatidi bawah mikroskop, akan terbentuk warna biru yang homogen yang
menunjukkan terbentuknya emulsi tipe minyak dalam air sedangkan jika terbentuk
warna biru yang tidak homogen pada fase luar menunjukkan terbentuknya emulsi
tipe air dalam minyak (Wedana, 2013). Sediaan pelembab pada penelitian ini
harus memiliki tipe emulsi minyak dalam air.
3.
Pengukuran pH sediaan
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan cara sediaan krim ditimbang sebanyak 1 gram dan
diencerkan dengan aquades 10 ml. Elektroda pHmeter dicelupkan ke dalam sampel
krim yang telah diencerkan hingga pada monitor jarum menunjukkan angka yang
stabil (Juwita, 2013). pH sediaan harus sesuai dengan pH kulit yaitu berkisar
antara 6-7 (Paithankar, 2010).
4.
Pengukuran ukuran partikel
Pengukuran ukuran partikel sediaan diamati dengan
menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Krim ditimbang
sebanyak 0,1 gram dan diencerkan dengan air suling hingga 1 ml. selanjutnya
hasil pengenceran diambil dan diteteskan
pada kaca obyek untuk diamati dibawah mikroskop dan dilakukan pengukuran
partikel sampai dengan 500 partikel (Anggraini dkk, 2011). Ukuran partikel
untuk emulsi adalah 1-100µm (Ansel, 1985).
5.
Pengukuran viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer Brookfield .Sebanyak 250 ml sediaan
krim dimasukkan ke dalam beaker glass. Selanjutnya spindel diturunkan hingga
batas yang ditentukan ke dalam beaker glass yang berisi krim dan selanjutnya
dilakukan pengaturan kecepatan (Asswal, Kalra, Rout, 2013). Viskositas sediaan
krim adalah 30000-70000 cps (Buhse, 2003)
6.
Pengukuran daya sebar
Pengukuran daya sebar sediaan dilakukan dengan cara 0,5
gram sediaan diletakkan diatas kertas grafik yang dilapisi kaca transparan lalu
dibiarkan ± 15 detik. Selanjutnya dihitung luas daerah yang diberikan oleh
sediaan lalu ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diatasnya diberi beban
dengan berat tertentu (10 g, 20 g, 30 g) dan dibiarkan selama 60 detik lalu
dihitung luas yang diberikan oleh sediaan (Anggraini dkk, 2011). Sediaan harus
dapat menyebar secara merata (Paithankar, 2010). Kriteria uji daya sebar dapat
dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria uji daya sebar sediaan pelembab
(Yuliani, 2010)
|
Diameter penyebaran
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
|
< 3 cm
|
Sukar menyebar (-)
|
0
|
|
3-5 cm
|
Mudah menyebar (+)
|
1
|
|
> 5 cm
|
Sangat mudah menyebar
(++)
|
2
|
7.
Pengukuran homogenitas sediaan
Pengukuran homogenitas sediaan dilakukan dengan cara
sediaan ditimbang 0,5 gram di atas wadah kemudian diamati secara visual dan
sensoris dengan cara diraba (Singh et al., 2011). kriteria hasil uji homogenitas dapat dilihat
pada tabel.
Tabel
kriteria hasil uji hoogenitas sediaan pelembab
|
Kriteria
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
|
Sediaan memisah dan ada
agregat
|
Tidak homogen (-)
|
0
|
|
Sediaan tidak memisah
dan ada agregat
|
Kurang homogen (+)
|
1
|
|
Seediaan tidak memisah
dan tidak ada agregat
|
Homogen (++)
|
2
|
8.
Pengukuran daya tercucikan air
Krim ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dioleskan pada
telapak tangan dan dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan.
Air dilewatkan dari buret dengan kecepatan 0,25 tetes per detik lalu diamati
secara visual da atau tidaknya krim yang masih tersisa pada telapak tangan.
Volume air yang terpakai kemudian dicatat (Anggraini dkk, 2011). Sediaan
pelembab harus mudah tercucikan air. Kriteria penilaian dari uji tercucikan air
dapat dilihat pada tabel.
Tabel
Kriteria penentuan uji daya tercucikan air
|
Kriteria
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
|
≥ 20 mL
|
Tidak mudah tercucikan
air (-)
|
0
|
|
10-20 mL
|
Mudah tercucikan air (+)
|
1
|
|
≤ 10 mL
|
Sangat mudah tercucikan
air (++)
|
2
|
Ø Uji keamanan : uji iritasi
Uji
iritasi dilakukan pada 10 orang panelis. Teknik yang digunakan pada uji iritasi
ini adalah uji temple terbuka (patch test) yang dilakukan dengan cara mengoleskan formula pada
punggung tangan kanan panelis seluas 2,5 cm2 dan punggung tangan kiri
diolesi dengan formula krim. Uji iritasi dilakukan pada tempat yang sama selama
3 hari berturut-turut setelah pembuatan dan pada hai terakhir penyimpanan untuk
masing-masing sediaan, gejala yang timbul diamati lalu hasinya dibandingkan
dengan hasil olesan pada punggung tangan kiri (Wathoni dkk, 2009). Kriteria
penilaian dari uji tercucikan air dapat dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria hasil evaluasi iritasi sediaan
|
Kriteria penilaian
|
Tanda
|
Skor
|
|
Kemerahan, gatal-gatal,
bengkak
|
++
|
0
|
|
Kemerahan dan
gatal-gatal
|
+
|
1
|
|
Tidak mengiritasi
|
-
|
2
|
Ø Uji efektivitas
Uji efektivitas pelembab dilakukan untuk mengetahui dasar
kemampuan sediaan air dalam mempertahankan kadar air dalam kulit. Uji
efektivitas pelembab dilakukan secara in vitro yaitu dengan melakukan
modifikasi uji pelembab metode the sorbtion-desoption test (Minarsih, 2005).
Uji ini dilakukan dengan membuat gel hidrofilik CMC Na 3%
dan pengawet Na Benzoat 0,5% dan air sampai 100% yang diletakkan pada suatu
wadah dengan diameter 4,6 cm dan tinggi 2,5 cm. campuran ini merupakan simulasi
kandungan air dalam kulit. Selanjutnya dilakukan impregnasi membran milipore
dengan cara membran milipore ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu yang telah
diisi dengan isopropyl miristat sapai membrane milipore terendam, membran
direndam selama 1 jam lalu diangkat. Kelebihan isopropyl miristat yang masih
menempel pada membran dihilangkan dengan meletakkan membrane milipore diantara
dua kertas saring dan dibiarkan selama 24 jam (Minarsih, 2005). Membran kulit
disimulasikan dengan membrane milipore yang telah diimpregnasi dengan Isopropyl
Myristate (IPM) dan ditempelkan pada wadah yang berisi gel hidrofilik
(Minarsih, 2005). Membran
milipore yang sudah diimpregnasi ditimbang dan masing-masing formula pelembab
diaplikasikan dengan bobot 2 gram dan dioleskan di atas membrane milipore di
permukaan wadah. Sediaan uji disimpan di climatic chamber pada suhu 32 ± 1°C
dengan kelembaban (RH) 70-80. Penimbangan dan pencatatan bobot sediaan uji
(gram) dilakukan pada jam ke 1, 2, dan 4 jam setelah pembuatan. Replikasi
dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing formula dan control (Minarsih,
2005). Suatu sediaan dikatakan efektif melembabkan kulit dengan nilai total
(AUC) 27,05±5,15 mg/jam (Dewi, 2012)
Ø Uji aseptabilitas
Uji aseptabilitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan
responden yang telah bersedia untuk menjadi subyek percobaan. Jumlah responden
yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 orang yang dipilih secara acak.
Responden akan diminta untuk menggunakan krim pelembab kulit buah manggis pada
lengan bagian atas dan diminta pendapatnya mengenai kemudahan diratakan,
sensasi dingin dan kemudahan dibersihkan. Kriteria penilaian dari uji
aseptabilitas dapat dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria ketentuan penilaian uji aseptabilitas
|
Parameter penilaian uji
aseptabilitas
|
|||||
|
Kemudahan diratakan
|
Sensasi dingin
|
Kemudahan dibersihkan
|
|||
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
Interpretasi hasil
|
Skor
|
|
Sulit (+)
|
0
|
Sedikit dingin (+)
|
0
|
Sulit (+)
|
0
|
|
Mudah (++)
|
1
|
Dingin (++)
|
1
|
Mudah (++)
|
1
|
|
Sangat mudah (+++)
|
2
|
Sangat dingin (+++)
|
2
|
Sangat mudah (+++)
|
2
|
I.
Hasil
evaluasi
1. Organoleptis
|
Parameter
|
Hasil Percobaan
|
Spesifikasi
sediaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
Warna
|
|
|
Putih
|
|
Bau
|
|
|
Tidak berbau
|
|
Bentuk luar
|
|
|
Opaque
|
|
Perabaan
|
|
|
Lembut
|
2. Nilai
pH
|
pH
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
|
|
|
|
3. Homogenitas
|
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
Homogenitas
|
|
|
Homogen
|
4. Viskositas
|
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
Viskositas
|
|
|
|
5. Daya
lekat
|
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
Daya
lekat
|
|
|
Tidak
lekat, tidak menimbulkan rasa lengket
|
6. Daya
sebar
|
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
Daya
sebar
|
|
|
|
7. Daya
tercucikan air
|
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
Daya
tercucikan air
|
|
|
Agak
susah tecucikan air
|
8. Tipe
emulsi
|
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
Tipe
emulsi
|
|
|
o/w
|
9. Ukuran
partikel
|
|
Hasil percobaan
|
Spesifikasi sediaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
Ukuran
partikel
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar