Senin, 18 Mei 2015

moisturizing cream citra cream

I.       Nama Sediaan Kosmetika       :           Moisturizing cream
II.      Tujuan Pemakaian                  :           Untuk membantu mengurangi kekeringan kulit
Memperbaiki pertahanan kulit yang rusak, meningkatkan jumlah air
Mengembalikan kehalusan dan kelembutan (Wilkinson and Moore, 1987)
III.    Karakteristik Sediaan              :           Low air content
                                                               Mudah disebarkan, mudah merata (Harry's cosmeticology p.51)
                                                               Efektif menghidrasi stratum korneum dan mampu mengurangi atau mencegah transepidrmas water lost
                                                               Emolient membuat kulit lembut dan mengurangi transepidermal water lost
                                                                        Mampu diabsorbsi dengan cepat sehingga menghidrasi kulit dengan segera (skin therapy letter, 2005)
IV.    Rancangan Modifikasi Formula       


FORMULA
FORMULA STANDAR
(Wilkinson, 1982, p 66)
FORMULA PEMBANDING
(Citra Cream)
FORMULA MODIFIKASI

Nama Bahan
Fungsi
(Rowe, et. al., 2009)
Konsentrasi (%)
Nama Bahan
Fungsi
Nama Bahan
Fungsi
(Rowe, et. al., 2009)
Konsentrasi (%)


Lazim
Terpilih
Lazim
Terpilih

Sari buah alpukat
0,4%

Asam Stearat  (M)
Emulsifying agent
1-20%             
15,0 %
Asam Stearat (M)
Emulsifying agent
Asam Stearat (M)
Emulsifying agent
1-20%             
15 %

KOH (A)
Alkalizing agent
0,7 %
KOH (A)
Alkalizing agent
0,7%

NAOH
Alkalizing agent

Gliserin (A)
Emolien, Humektan
<30%
8,0 %
Gliserin (A)
Emolien, Humektan
<30%
5%

Air (A)
Pelarut
76,3 %
Air (A)
Pelarut
Air (A)
Pelarut


Parfum
Pemberi bau
q.s.
Parfum
Pemberi bau
parfum


q.s.

Metil stearat



Fenoksietanol
Antimicrobial preservative
Metil paraben (A)
Antimicrobial preservative
Metil paraben (A)
Antimicrobial preservative
0,02-0,3%
0,2%

Propil paraben (M)
Antimicrobial preservative
Propil paraben (M)
Antimicrobial preservative
.
0,01-0,6%
0,2%


*Propilen glikol (A)
humektan, stabilizing agent, cosolvent
5-80%
3%





Formula standar
Formula Modifikasi
Bentuk sediaan dasar : krim
Tipe emulsi : o/w

Bentuk sediaan dasar : krim
Tipe emulsi : o/w


TABEL NILAI RENTANG HLB

NILAI HLB
Fase Minyak
Konsentrasi%
HLB
HLB Modifikasi
HLB standar
Asam stearat
15 %
15
 x 15 = 2,25
 x 15 = 2,25

                                                                                      



























PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI

1.     Alasan memilih sari buah alpukat :
               Buah alpukat memiliki beeberapa kandungan gizi yang mengandung vitamin seperti vitamin A, vitamin B, vitamin C dan vitamin E. Kandungan lain yang terdapat dalam alpukat adalah lemak, karbohidrat, asam folat dan protein. Buah alpukat ini mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pelembab di kulit agar menjaga kelembaban kulit, mengurangi kerut dan dan kekeringan, menghaluskan dan melunakkan kulit (dengan penambahan humektan). Konsentrasi buah alpukat yang digunakan dalam formulasi yaitu 0,4% (Sopyan,I.,Wardhana,Y.,Watoni,N., 2009).

2.      Alasan memilih propilen glikol :
Pemilihan humektan yang digunakan adalah propilen glikol karena propilen glikol banyak digunakan dalam kosmetika khususnya pada sediaan o/w. Pemilihan konsentrasi dari propilen glikol yaitu 3% alasannya karena pada konsentrasi tersebut mempunyai aseptabilitas paling baik (Minarsih, 2007).

3.     Alasan memilih gliserin :
Pemilihan gliserin adalah karena gliserin mempunyai kemampuan menyerap air dan mampu mempertahankan kondisi kulit normal sehingga sesuai untuk sediaan yang digunakan di kulit. Untuk pemilihan konsentrasi gliserin sebesar 5% karena memiliki stabilitas fisik, aseptabilitas dan efektivitas sediaan pelembab paling baik (Herawati,2007).




                  
V.      Matriks
No
Nama Bahan
Sifat kimia
Sifat Fisika
Kadar
Fungsi
Nilai HLB
Alasan dipakai dalam formula
pH stabilitas
Pemerian kelarutan
Lazim
Terpilih
1.        
Asam Stearat (M)
Stabilitas : bahan yang stabil dan perlu ditambahkan antioxidant. pH 6,7 untuk 1% w/v untuk larutan air pada 20C (Rowe.et.al, 2009 p 698)
Pemerian :keras, berwarna putih atau kuning, agak mengkilap (Rowe.et.al, 2009 p 697) kelarutan : larut dalam benzene, kloroform dan eter, larut dalam etanol 95% (Rowe.et.al, 2009 p 698).




1-20% (ointments and creams) (Rowe.et.al, 2009 p 697)
15%
Emulsyfyng agent, solubilizing agent (Rowe.et.al, 2009 p 697)
15
Digunakan sebagai fase minyak, memiliki kestabilan yang baik. Dan bisa ditambahkan antioksidan (Rowe.et.al, 2009 p 697)
2.        
Cetyl alkohol (M)
Cetyl alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan udara. Tidak menjadi tengik. Harus disimpan di wadah yang tertutup, sejuk dan kering (Rowe.et.al, 2009 p.156)
Pemerian :Serphihan putih licin, granul atau kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemah. Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam etanol 95% dan eter. Kelarutan bertambah dengan naiknya suhu (Rowe.et.al, 2009 p 155,156)




emulsifying agent 2-5%( Rowe.et.al, 2009 p 155)
2%
Emulsifying agent (Rowe.et.al, 2009 p 155)
15,5
Digunakan dapat meningkatkan stabilitas dan konsistensi
3.
Propil Paraben (M)
pH 3-6. Larutan stabil pada pH 3-6 dan terhidrolisis cepat pada pH diatas 8 (Rowe.et.al, 2009 p 597).
Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna. Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter, sukar larut dalam air mendidih (Rowe.et.al, 2009 p 597)




0,01-0,6% (topical preparation) (Rowe.et.al, 2009 p 596)
0,02%
pengawet (Rowe.et.al, 2009 p 596)




Dapat digunakan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun sangat efektif untuk kapang dan khamir (Rowe.et.al, 2009 p 596).
4.
Methyl paraben
Aktif pada pH 4-8.Larutan stabil pada pH 3-6 dan terhidrolisis cepat pada pH diatas 8 (Rowe.et.al, 2009 p 442).
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar. Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzena dalam karbon tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter. (Rowe.et.al, 2009 p 442)




0,02-0,3% (topical preparation) (Rowe.et.al, 2009  p 442)
0,2%
pengawet (Rowe.et.al, 2009 p 441)

Dapat digunakan sebagai antimikroba spektrum luas meskipun sangat efektif untuk kapang dan khamir (Rowe.et.al, 2009 p 442).
5.
KOH
PH :13,5
Titik didih :360°C
Stabilitas : potassium disimpan dalam tempat  non metalik dan yang sejuk dan kering (Rowe, et.al, 2009 p 577)
Pemerian: putih, bentuk serpih, palet kecil, higroskopis
Kelarutan : larut dalam 1 : 0,9 air, 1: 0,6 air 100° C, dalam 1 : 3 etanol 95%, dalam 1 : 2.5 gliseril, praktis tidak larut dalam eter. (Rowe, et.al., 2009 p 576)


< 5%
(Rowe, et.al, 2009 p 576)
0,7%
Alkalizing Agent (Rowe.et.al, 2009 p 576).

Kalium hidroksida banyak digunakan dalam formulasi untuk mengatur pH dan juga dapat digunakan untuk bereaksi dengan asam lemah untuk membentuk garam
(Rowe, et.al, 2009 p 576)
6.
Gliserin
Titik didih 2900C.  Stabilitas: bersifat higroskopis, secara kimiawi stabil dengan pencampuran dengan air, etanol 95%, dan propilen glikol (Rowe.et.al, 2009 p 284).
Pemerian: cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanaya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), larutan higroskopik. Kelarutan: dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap (Rowe.et.al, 2009 p 283-284)



<30% (Rowe.et.al, 2009 p 283)
8%
humectan (Rowe.et.al, 2009 p 283)

Pada dalam formulasi kosmetik, gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan dan emoliennya. Gliserin juga dapat digunakan sebagai pelarut atau cosolvent dalam krim dan emulsi
(Rowe, et.al., 2009 p 283)

7.
Propilen glikol (A)
Pada suhu dingin stabil, tetapi teroksidasi pada suhu panas, secara kimiawi stabil saat bercampur dengan etanol 95% gliserin atau air (Rowe.et.al, 2009 p 592).
Tidak berwarna kental, rasa agak manis, sedikit pedas menyerupai gliserin
Larut dalam aseton kloroform, etanol 95 % dan air, dalam 1:6 eter, tidak larut dalam minyak mineral (Rowe.et.al, 2009 p 592).
Humectan =15% (Rowe.et.al, 2009 p 592).
5 %
Humektan (Rowe.et.al, 2009 p 592)

Digunakan sebagai humektan dan dapat untuk melarutkan nipagin dan nipasol


VI.    Bentuk Sediaan Dasar
a.    Bentuk                       : krim o/w
b.    Definisi                     : krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Anonim, 1995 p. 6).
c.    Persyaratan umum     : Occlusion, humektan, emolient (www.makingcosmetics.com).
Bentuk Sediaan Terpilih
a.    Bentuk                       : Moisturizer cream
b.    Definisi                     : Campuran yang membentuk barier pada kulit yang akan menghambat penguapan air, menyebuhkan luka pada kulit, humektan yang bekerja sebagai penyerap kelembaban udara, emolien yang berfungsi sebagai lubrikan dan menyebabkan kulit kelihatan lebih halus (skin theraphy letter, 2005).
c.    Persyaratan umum    : low oil content, mudah dioleskan, mudah diratakan, efektif menghidrasi stratum corneum dan mampu mengurangi atau mencegah transepidermal water loss. (Harry's Cosmeticology p 51).
VII.   Susunan Formula
Perhitungan luas permukaan wajah 565 cm2 per pemakaian 0,8 g dalam 1 hari 1-2x pemakaian        
30 hari pemakaian 0,8g X 30 = 24g (1xPemakaian)      (2x pemakaian 24g X 2 = 48 g ) 48g ~ 50g berat 1R (Cosmetic Fact Sheet, 2006)

No
Nama Bahan
Sinonim
Konsentrasi
1 Resep
Untuk 52,5g
1 Bets (2R)
105 gram
Awal
Modifikasi
1.
Sari buah alpukat
-
-
0,4 %
0,21 g
0,42 g
2.
Asam stearat
-
15 %
14,28%
7,497 g
14,99 g
3.
Propil paraben
Nipasol
-
0,2 %
0,105 g
0,21 g
4.
Methyl paraben
Nipagin
-
0,2 %
0,105 g
0,21 g
5.
KOH

0,7 %
0,7%
0,3675 g
0,735 g
6.
Gliserin

8 %
5 %
2,625 g
5,25 g
7.
Propilen glikol

-
3%
1,575 g
3,15 g
8.
Parfum
-
-
0,25 %
0,131 g
0,262 g
9.
Air
-
76,3 %
 75,97 %


 Perhitungan sisa air :
1R 52,5 - (0,21 + 7,497 + 0,105 + 0,105 + 0,3675 + 2,625 + 1,575 + 0,131) = 39,88 ml
1 bets 105 – (0,42 + 14,99 + 0,21 + 0,21 + 0,735 + 5,25 + 3,15 + 0,262) = 79,77 ml







VIII.      Skema Kerja

1.    Pembuatan sari buah alpukat
          Alpukat segar dibersihkan dengan cara dicuci dengan air mengalir, timbang daging buah alpukat sebanyak 1300 gram dihaluskan dengan blender hingga halus kurang lebih selama 10 menit. Alpukat yang sudah halus disaring menggunakan alat penyaring hingga filtrat yang halus tidak bercampur lagi dengan biji dan kulit alpukat.
VIII.    Spesifikasi Sediaan Akhir   
Parameter
Spesifikasi sediaan
Mutu fisik
Organoleptis

  Warna
Putih
  Bau
Tidak berbau
  Bentuk
Setengah padat
pH
6-7
Tipe emulsi
Minyak dalam air
Ukuran partikel
1-100 µm (Ansel, 1985)
Viskositas
30000-700000 cps (Buhse, 2003)
Daya Sebar
Mudah menyebar (Paithankar, 2010)
Homogenitas
Homogen
Daya tercucikan air
Mudah tercucikan air
Keamanan/efikasi

Iritasi
Tidak mengiritasi (Shivhare et al, 2009)
Aseptabilitas

Kemudahan diratakan
Mudah diratakan (Panda, 2000)
Kelembutan
Lembut (Panda, 2000)
Kemudahan dibersihkan
Mudah dibersihkan (Sahu, Jha and Dubey, 2011)
                                


IX.       Rancangan evaluasi
Ø  Uji mutu fisik krim
1.      Pemeriksaan organoleptis sediaan
Pemeriksaan organoleptis sediaan meliputi bentuk, bau dan warna sediaan yang dilakukan secara visual
2.      Penentuan tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan cara sebanyak 1 tetes krim ditempatkan di atas gelas objek, ditambah 1 tetes larutan metilen biru, dicampur merata,diamatidi bawah mikroskop, akan terbentuk warna biru yang homogen yang menunjukkan terbentuknya emulsi tipe minyak dalam air sedangkan jika terbentuk warna biru yang tidak homogen pada fase luar menunjukkan terbentuknya emulsi tipe air dalam minyak (Wedana, 2013). Sediaan pelembab pada penelitian ini harus memiliki tipe emulsi minyak dalam air.
3.      Pengukuran pH sediaan
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan cara  sediaan krim ditimbang sebanyak 1 gram dan diencerkan dengan aquades 10 ml. Elektroda pHmeter dicelupkan ke dalam sampel krim yang telah diencerkan hingga pada monitor jarum menunjukkan angka yang stabil (Juwita, 2013). pH sediaan harus sesuai dengan pH kulit yaitu berkisar antara 6-7 (Paithankar, 2010).
4.      Pengukuran ukuran partikel
Pengukuran ukuran partikel sediaan diamati dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Krim ditimbang sebanyak 0,1 gram dan diencerkan dengan air suling hingga 1 ml. selanjutnya hasil pengenceran  diambil dan diteteskan pada kaca obyek untuk diamati dibawah mikroskop dan dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel (Anggraini dkk, 2011). Ukuran partikel untuk emulsi adalah 1-100µm (Ansel, 1985).
5.      Pengukuran viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer Brookfield .Sebanyak 250 ml sediaan krim dimasukkan ke dalam beaker glass. Selanjutnya spindel diturunkan hingga batas yang ditentukan ke dalam beaker glass yang berisi krim dan selanjutnya dilakukan pengaturan kecepatan (Asswal, Kalra, Rout, 2013). Viskositas sediaan krim adalah 30000-70000 cps (Buhse, 2003)
6.      Pengukuran daya sebar
Pengukuran daya sebar sediaan dilakukan dengan cara 0,5 gram sediaan diletakkan diatas kertas grafik yang dilapisi kaca transparan lalu dibiarkan ± 15 detik. Selanjutnya dihitung luas daerah yang diberikan oleh sediaan lalu ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diatasnya diberi beban dengan berat tertentu (10 g, 20 g, 30 g) dan dibiarkan selama 60 detik lalu dihitung luas yang diberikan oleh sediaan (Anggraini dkk, 2011). Sediaan harus dapat menyebar secara merata (Paithankar, 2010). Kriteria uji daya sebar dapat dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria uji daya sebar sediaan pelembab (Yuliani, 2010)
Diameter penyebaran
Interpretasi hasil
Skor
< 3 cm
Sukar menyebar (-)
0
3-5 cm
Mudah menyebar (+)
1
> 5 cm
Sangat mudah menyebar (++)
2

7.      Pengukuran homogenitas sediaan
Pengukuran homogenitas sediaan dilakukan dengan cara sediaan ditimbang 0,5 gram di atas wadah kemudian diamati secara visual dan sensoris dengan cara diraba (Singh et al., 2011).  kriteria hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel.

Tabel kriteria hasil uji hoogenitas sediaan pelembab
Kriteria
Interpretasi hasil
Skor
Sediaan memisah dan ada agregat
Tidak homogen (-)
0
Sediaan tidak memisah dan ada agregat
Kurang homogen (+)
1
Seediaan tidak memisah dan tidak ada agregat
Homogen (++)
2



8.      Pengukuran daya tercucikan air
Krim ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dioleskan pada telapak tangan dan dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari buret dengan kecepatan 0,25 tetes per detik lalu diamati secara visual da atau tidaknya krim yang masih tersisa pada telapak tangan. Volume air yang terpakai kemudian dicatat (Anggraini dkk, 2011). Sediaan pelembab harus mudah tercucikan air. Kriteria penilaian dari uji tercucikan air dapat dilihat pada tabel.

Tabel Kriteria penentuan uji daya tercucikan air
Kriteria
Interpretasi hasil
Skor
≥ 20 mL
Tidak mudah tercucikan air (-)
0
10-20 mL
Mudah tercucikan air (+)
1
≤ 10 mL
Sangat mudah tercucikan air (++)
2

Ø  Uji keamanan : uji iritasi
Uji iritasi dilakukan pada 10 orang panelis. Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji temple terbuka (patch test) yang dilakukan dengan cara mengoleskan formula pada punggung tangan kanan panelis seluas 2,5 cm2 dan punggung tangan kiri diolesi dengan formula krim. Uji iritasi dilakukan pada tempat yang sama selama 3 hari berturut-turut setelah pembuatan dan pada hai terakhir penyimpanan untuk masing-masing sediaan, gejala yang timbul diamati lalu hasinya dibandingkan dengan hasil olesan pada punggung tangan kiri (Wathoni dkk, 2009). Kriteria penilaian dari uji tercucikan air dapat dilihat pada tabel.

Tabel Kriteria hasil evaluasi iritasi sediaan
Kriteria penilaian
Tanda
Skor
Kemerahan, gatal-gatal, bengkak
++
0
Kemerahan dan gatal-gatal
+
1
Tidak mengiritasi
-
2
Ø  Uji efektivitas
Uji efektivitas pelembab dilakukan untuk mengetahui dasar kemampuan sediaan air dalam mempertahankan kadar air dalam kulit. Uji efektivitas pelembab dilakukan secara in vitro yaitu dengan melakukan modifikasi uji pelembab metode the sorbtion-desoption test (Minarsih, 2005).
Uji ini dilakukan dengan membuat gel hidrofilik CMC Na 3% dan pengawet Na Benzoat 0,5% dan air sampai 100% yang diletakkan pada suatu wadah dengan diameter 4,6 cm dan tinggi 2,5 cm. campuran ini merupakan simulasi kandungan air dalam kulit. Selanjutnya dilakukan impregnasi membran milipore dengan cara membran milipore ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu yang telah diisi dengan isopropyl miristat sapai membrane milipore terendam, membran direndam selama 1 jam lalu diangkat. Kelebihan isopropyl miristat yang masih menempel pada membran dihilangkan dengan meletakkan membrane milipore diantara dua kertas saring dan dibiarkan selama 24 jam (Minarsih, 2005). Membran kulit disimulasikan dengan membrane milipore yang telah diimpregnasi dengan Isopropyl Myristate (IPM) dan ditempelkan pada wadah yang berisi gel hidrofilik (Minarsih, 2005). Membran milipore yang sudah diimpregnasi ditimbang dan masing-masing formula pelembab diaplikasikan dengan bobot 2 gram dan dioleskan di atas membrane milipore di permukaan wadah. Sediaan uji disimpan di climatic chamber pada suhu 32 ± 1°C dengan kelembaban (RH) 70-80. Penimbangan dan pencatatan bobot sediaan uji (gram) dilakukan pada jam ke 1, 2, dan 4 jam setelah pembuatan. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing formula dan control (Minarsih, 2005). Suatu sediaan dikatakan efektif melembabkan kulit dengan nilai total (AUC) 27,05±5,15 mg/jam (Dewi, 2012)




Ø  Uji aseptabilitas
Uji aseptabilitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden yang telah bersedia untuk menjadi subyek percobaan. Jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 orang yang dipilih secara acak. Responden akan diminta untuk menggunakan krim pelembab kulit buah manggis pada lengan bagian atas dan diminta pendapatnya mengenai kemudahan diratakan, sensasi dingin dan kemudahan dibersihkan. Kriteria penilaian dari uji aseptabilitas dapat dilihat pada tabel.

Tabel Kriteria ketentuan penilaian uji aseptabilitas
Parameter penilaian uji aseptabilitas
Kemudahan diratakan
Sensasi dingin
Kemudahan dibersihkan
Interpretasi hasil
Skor
Interpretasi hasil
Skor
Interpretasi hasil
Skor
Sulit (+)
0
Sedikit dingin (+)
0
Sulit (+)
0
Mudah (++)
1
Dingin (++)
1
Mudah (++)
1
Sangat mudah (+++)
2
Sangat dingin (+++)
2
Sangat mudah (+++)
2















I.              Hasil evaluasi
1.    Organoleptis
Parameter
Hasil Percobaan
Spesifikasi sediaan
Pembanding
Sediaan
Warna


Putih
Bau


Tidak berbau
Bentuk luar


Opaque
Perabaan


Lembut




2.    Nilai pH
pH
Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Pembanding
Sediaan









3.    Homogenitas

Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Pembanding
Sediaan
Homogenitas


Homogen

4.    Viskositas

Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Pembanding
Sediaan
Viskositas




5.    Daya lekat

Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Pembanding
Sediaan
Daya lekat


Tidak lekat, tidak menimbulkan rasa lengket

6.    Daya sebar

Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Pembanding
Sediaan
Daya sebar




7.    Daya tercucikan air

Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Pembanding
Sediaan
Daya tercucikan air


Agak susah tecucikan air

8.    Tipe emulsi

Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Pembanding
Sediaan
Tipe emulsi


o/w

9.    Ukuran partikel

Hasil percobaan
Spesifikasi sediaan
Pembanding
Sediaan
Ukuran partikel







Tidak ada komentar:

Posting Komentar