I.
Nama Sediaan
Kosmetik
Tabir Surya bentuk sediaan gel (Sunscreen gel)
II.
Tujuan Pemakaian
Sunscreen berfungsi untuk mencegah dan
meminimalisasi efek berbahaya radiasi sinar matahari (Wilkinson p.231, 1982)
III.
Karakteristik
Sediaan
Menurut (Wilkinson p.232 , 1982) hal-hal
yang diperlukan dalam tabir surya adalah :
1. Efektif dalam
menyerap sinar erythmogenic pada rentang panjang gelombang 290-320 nm tanpa
menimbulkan gangguan yang akan mengurangi atau yang akan menyebabkan iritasi
2. Memberikan
transmisi penuh pada rentang panjang gelombang 300—400 nm untuk memberikan efek
tanning maksimum
3. Tidak mudah
menguap dan resisten terhadap air dan keringat
4. Memiliki
sifat-sifat mudah larut yang sesuai untuk memberikan formula kosmetik yang
sesuai
5. Tidak berbau dan
memiliki sifat-sifat fisik yang sesuai seperti daya lekatnya, dll
6. Tidak
menyebabkan toksik, tidak iritan, dan tidak menimbulkan sensitivitas
7. Dapat
mempertahankan daya proteksinya selama beberapa jam
8.
Stabil
dalam penggunaan
9.
Tidak
memberikan noda pada makanan
Tidak toksik dan dapat di terima secara
dermatologis merupakan hal yang penting. Sebagai kosmetik, tabir surya sering
digunakan dalam penggunaan harian pada daerah permukaan tubuh yang luas. Selain
itu, tabir surya juga dapat digunakan pada bagian kulit yang telah rusak karena
matahari. Tabir surya mungkin juga digunakan pada semua kelompok umur dan
kondisi kesehatan yang bervariasi (Wilkinson p.232 , 1982).
IV.
Matriks Bahan
Modifikasi
|
No
|
Nama
bahan
|
Karakteristik
|
Kadar
|
Fungsi Bahan
|
Nilai HLB
|
Alasan dipakai dalam formula
|
||
|
Fisika
|
Kimia
|
Lazim
|
terpilih
|
|||||
|
1.
|
Titanium oxide
|
|
Pemerian :berwarna putih
sampai kuning muda, serbuk maorphous,
Kelarutan : tidak larut
dalam air
(Md 36 p.1621)
|
2-2,5%
(Wilkinson
p.243, 1984)
|
0,7%
(Dutra
et al, 2004)
|
Sunscreen
ingredient
(Belaji,
2007 dan Md 36 p. 1621)
|
|
Biasanya digunakan dalam campuran
pembuatan sunscreen dan mempunyai refleks yang kuat terhadap sinar UV dan
biasanya digunakan sebagai physiccal sunscreen (Md 36 p.1621)
|
|
2.
|
Octyl methoxycinamate
|
|
|
|
6,8% (Dutra et al, 2004)
|
|
|
|
|
3.
|
Benzopenone -3
|
|
|
UV adsorber
(Md
36th ; p.1608)
|
2,8%
(Dutra et.al., 2004)
|
UV
adsorber (Md 36th, p. 1614)
|
|
|
|
4.
|
Carbopol 940
|
Stabilitas : stabil, higroskopis, dapat meleleh paa suhu 104oC
selama 2 jam
pH :
2,7-3,5 untuk 0,5% w/v
2,5-3,0 untuk 1%
w/v
(HPE 5 p.111)
|
Pemerian : berwarna putih, asam, serbuk higroskopis dengan warna
yang terang
Kelarutan : larut di air dan setelah dinetralkan di etanol 95% dan
glycerin
(HPE 5 p.111)
|
0,5-2 %
(HPE
5 p.346)
|
0,5 %
(Ida dan Noer,
2012)
|
Gelling
agent
(HPE
5th ; p.111)
|
|
Biasa digunakan dalam sediaan kosmetik
sebagai gelling agent, dan stabilizer
(HPE 5 p. 111)
|
|
5.
|
Trietanolamin
|
Stabilitas : mudah
berubah warna menjadi coklat bila terkenal cahaya dan udara
pH : 10,5
(HPE
5th ; p.794)
|
Pemerian:TEA berwarna
sedikit kuning pucat dan jernih, bau mirip lemak, memiliki viskositas yang kental
Kelarutan:Larut dalam
air, acetone, methanol, carbon tetrachloride.Tidak larut dalam benzene, ethyl
eter
Boiling point : 315 C
(HPE 5th ; p.794)
|
5%
(HPE
5 p.794)
|
1%
(Nur
Ida,2012)
|
Alakalizing
agent
(HPE
5th ; p.794)
|
|
Trietanolamin juga berfungsi sebagai
bahan penstabil dan pengembang dari HPMC dan mencegah rusaknya dispersi dari
HPMC ketika terpapar oleh cahaya yang dapat menyebabkan gel menjadi keruh (Nursiah,
2011)
Meningkatkan viskositas sediaan
(HPE 5th ; p.794)
|
|
6.
|
Metylparaben
|
Stabilitas :larutan dengan
air stabil pada pH 3-6 yang disterilkan dengan autoclave
pH : 4-8
(HPE V, hal 467)
|
Pemerian:Kristal tidak
berwarna atau serbuk berwarna putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau
Kelarutan:Larut 1:6
dalam gliserin, 1:400 dalam air, 1:50 dalam air 25⁰,
1:30 dalam air 80⁰C, 1:5 dalam propilenglikol
Melting
point: 125-1280C (HPE V, hal 467)
|
0,02-0,3%
(HPE
5 p.457)
|
0,18%
(Amila
Gadri, 2011)
|
Antimicrobal
preservative (HPE 5th ; p.629)
|
|
·
Aktif dalam melawan bakteri gram positif dan negatif
·
Efektif terhadap ragi dan jamur
·
Efektif pada range pH yang luas
(HPE 5th , hal 466)
|
|
7.
|
Isopropyl
Myristate
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
Propilen
glikol
|
Stabilitas :pada suhu
kamar stabil pada tempat yang tertutup rapat tetapi pada temperatur yang
tinggi menyebabkan propilen glikol teroksidasi
(HPE 5 p.624)
|
Pemerian : Cairan kental,
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, Higroskopik.
Kelarutan:Larut dalam 6
bagian eter
Boiling point : 188oC
Melting point
:
-590C
(HPE 5 p.624)
|
<15%
(HPE
5 p.624)
|
10%
(Nur
Ida, 2012)
|
Humectant
(HPE 5 p.624)
|
|
Tidak
toksik dibanding turunan glikol yang lainnya.
(HPE
5 p.624)
|
|
9.
|
Aquadest
|
Stabilitas : sangat stabil
dalam kondisi apapun
(HPE 6 p.766)
|
Pemerian: Cairan jernih
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
(HPE
6 p.766)
|
Ad 100%
|
33,1%
|
Solvent
(HPE
6 p.766)
|
|
|
VIA. Bentuk Sediaan Dasar
a.
Bentuk : Gel
b.
Definisi :
Ø Bentuk sediaan
setengah padat atau semi solida yang pada umumnya transparan, dapat ditembus
oleh cahaya dan jernih. Gel atau jeli adalah suatu system disperse semi padat
terdiri dari suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organic yang besar, terpenetrasi okeh suatu cairan. (FI IV; p.)
Ø Gel adalah suatu
sistem setengah padat yang terdiri dari suatudispersi yang tersusun baik dari
partikel anorganik yang kecil ataumolekul organik yang besar dan saling
diresapi cairan (Ansel, 1989).Gel biasanya digunakan untuk diaplikasikan pada
membran mucus atau jaringan yang luka terbakar, karena gel memiliki
kandunganair yang tinggi yang dapat mengurangi iritasi (Klech, 1997).
c.
Persyaratan
Umum : (Mitsui, 1997)
Ø Memiliki
viskositas yang tinggi
Ø Memiliki daya
lekat yang tinggi
Ø Tidak mudah
mengalir pada pemukaan kulit
Ø Mudah merata
saat dioleskan
Ø Mudah tercucikan
air
Ø Memiliki daya
lubrikasi tinggi
Ø Memberikan rasa
lembut dan sensasi dingin saat digunakan
VIB. Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
a.
Bentuk : Gel Hidrogel Sunscreen
b.
Definisi :Gel
hidrogel merupakan sediaan semi padat dari partikel-partikel anorganik, bila
ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi antara
kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara
spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus (Ansel,
1989).
Tabir surya (Sunscreen) menurut Tian (1994) dan Soeratri (1993), adalah senyawa
yang secara fisik atau kimia dapat digunakan untuk menyerap sinar matahari
secara efektif terutama daerah emisi gelombang UV sehingga dapat mencegah
gangguan pada kulit akibar pancaran langsung sinar UV.
c.
Persyaratan
Umum : (Harry’s Cosmeticology; p.232)
Sediaan homogen
-
Tidak
mengiritasi kulit, tidak menodai pakaian
-
Dapat
mengabsorbsi sinar matahari/ UV A dan UV B
-
Tidak
menguap dan tahan terhadap air dan keringat
-
Mempunyai
efek perlindaungan yang tetap selama beberapa jam
-
Efektif
dalam mengabsorbsi radikal pada λ 290-320 nm
-
Membentuk
transmisi secara total pada λ 300-400 nm
V.
Susunan Formula
Penentuan
bobot sediaan untuk 1 resep
Luas permukaan tubuh=
1592 inch2 (Kreps & Goldemberg, 1972) = 10271 cm2
Pengaplikasian dengan
menggunakan jari tangan (fingertip unit)
(Long,1991)
= 0,43 g / 257 cm2
(untuk wanita) ----used
= 0,49 g / 312 cm2
(untuk pria)
Aplikasi krim
diperkirakan pada wajah dan leher (9% luas tubuh), serta pada lengan bagian
bawah (9% luas tubuh) (Gumilar, 2012)
Perkiraan lama
penggunaan krim = 1 hari sekali untuk 10 hari
Bobot sediaan yang dibutuhkan =
|
No
|
Nama Bahan
|
Sinonim
|
Bahan penganti
|
Konsentrasi
|
1 Resep
u/ 30 gram
|
1 Batch
u/ 75 gram
|
|
|
Awal
|
Modifikasi
|
||||||
|
1.
|
Zinc oxide
|
|
|
|
2%
(Seldone,
2000)
|
0,6
gram
|
1,8
gram
|
|
2.
|
benzophenone
|
Oxybenzone
|
|
|
2%
(Noorma
Rosita, 2010)
|
0,6
gram
|
1,8
gram
|
|
3.
|
Carbopol
|
carbomer
|
|
|
0,5%
(Ida dan Noer, 2012)
|
0,15
gram
|
0,45
gram
|
|
4.
|
Trietanolamin
|
TEA
|
|
|
1%
(Ida
dan Noer, 2012)
|
0,3 gram
|
0,9
gram
|
|
5.
|
Metylparaben
|
Nipagin
|
|
|
2%
(Noorma
Rosita, 2010)
|
0,6
gram
|
1,8
gram
|
|
6.
|
Propilen
glikol
|
|
|
|
10%
(Nur
Ida, 2012)
|
3
gram
|
9
gram
|
|
7.
|
Isopropyl myristate
|
IPM
|
|
-
|
4% (Zahra,
2012)
|
1,2 gram
|
3,6 gram
|
Perhitungan sisa air
Untuk 1 resep : 30
gram – (0,6+0,6+0,15+0,3+0,6+3+1,2)
gram = 30 gram – 6,45 gram = 23,55 gram = 24 gram = 24 ml
Untuk 1 batch :
3x24 ml = 72 ml
VI.
Rancangan
Cara Pembuatan
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
I.
Penentuan
nilai SPF
1.
Penentuan
nilai SPF secara in vivo (digunakan sinar mataharo (sumber sinar ultra
lembayung buatan (solar stimulator) yang menghasilkan radiasi
A = 290-320nm
(UV B)
Cara kerja :
![]() |
|||
![]() |
|||
2.
Pengujian
SPF secara in vitro (dengan spektrofotometri) (Viondy, 2013)
SPF = 10A
rata-rata
Log SPF =
=
A rata-rata =As
Keterangan :
A rata-rata =
Serapan sinar matahari / As
λn –λ1 = interval aktivitas entemogenik
λ = panjang gelombang < 290nm
λn = panjang gelombang > 320nm
Cara kerja :
·
|
Sampel
/ Sediaan
![]() |
·
|
Blanko
![]() |
Hubungan antara Tipe kulit
dengan nilai SPF
Untuk jenis-jenis kulit yang telah
disebutkan di atas, berikut adalah produk-produk SPF dengan SPF yang
direkomendasikan:
|
Jenis Kulit
|
SPF
|
|
I
|
8 atau lebih
|
|
II
|
6-7
|
|
III
|
4-5
|
|
IV
|
2-3
|
|
V
|
2
|
|
VI
|
None indicated
|
II.
Spesifikasi
Sediaan
|
Parameter
|
Spesifikasi
|
|
Organoleptis
·
Bau
·
Warna
·
Penampilan
|
Bau khas
Bening atau
transparan
Gel
|
|
Daya sebar
|
5-7 cm ( Garg
et al., 2002)
|
|
Daya Lekat
|
Daya lekat
yang tinggi (Carter, 1975)
|
|
Sifat
tercucikan air
|
< 1 menit
|
|
Viskositas
|
2000-4000cps
(Garg et al, 2002)
|
|
pH
|
5,5 – 6
|
|
Homogen
|
Sangat
homogeny
|
|
Kejernihan
|
Sangat jernih
|
|
Uji iritasi
|
Tidak
mengiritasi
|
III.
Rancangan
Evaluasi
1.
Pemeriksaan
Organoleptis
(Nurfiah, 2011)
·
Penampilan
·
Warna
sediaan
·
Bau
2.
Uji Kejernihan
Cara:
Sediaan
dilihat secara visual dengan latar hitam atau putih.
|
Kriteria
|
Hasil
|
|
Sangat Jernih
|
+++
|
|
Jernih
|
++
|
|
Keruh
|
+
|
3. Uji Homogenitas (Nur Ida, 2011)
Cara :
Sediaan yang telah dimasukkan didalam wadah
dilihat secara visual penampilan dan adanya aggregate atau tidak.
|
Kriteria
|
Hasil
|
|
Satisfactory
|
+
|
|
Good
|
++
|
|
Excellent
|
+++
|
4. Uji Konsistensi
Cara:
-Ambil sejumlah gel, kemudian ditaruh diatas
kaca objek (membentuk cone)
-Kaca objek diangkat keatas dengan jarak
10cm, kemudian dibalik.
-Dihitung jarak yang ditempuh gel untuk
kebawah setelah 10 detik
5. Uji daya sebar (Noorma, 2010)
Cara:
-
Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram kemudian ditaruh diantara 2 kaca
objek.
- Anak
timbangan seberat 50 gram ditaruh diatas kaca objek
-
Dihitung waktu yang dibutuhkan untuk gel
-
Hasil data dihitung dengan rumus:
S = M
.L / T
M = Berat beban
L = Panjang gelas
T = Waktu yang dibutuhkan untuk menyebar
6. Sifat tercucikan air
Cara:
·
Dilakukan dengan 1
gram sediaan gel kemudian dioleskan pada telapak tangan kemudian diberikan
sejumlah volume air sambil tangan dibilas.
|
Kriteria
|
Persyaratan
|
|
Sangat mudah tercucikan
|
+++ (0-2 menit)
|
|
Mudah tercucikan
|
++ (2-4menit)
|
|
Tidak tercucikan
|
+ (>4 menit)
|
7. Extrudability
- Dilakukan dengan alat Pfizer Hardness
tester. 15 gram sediaan gel diisikan kedalam tube alumunium. Plunger
disesuaikan untuk menahan tube dengan tekanan 1kg/cm2 selama 30
detik.
- Jumlah gel yang extruded dihitung.
- Dilakukan pengulangan sebanyak 3x
8.
Uji pH
(Nur Ida, 2011)
-
Dilakukan dengan melarutkan 0.25 gram jel
(ditimbang secara akurat) pada 25ml akuades, kemudian elektroda pH meter
dicelupkan. Setelah elektroda tercelup, nyalakan pH meter kemudian didiamkan
hingga layar pada pH meter menunjukkan angka yang stabil.
9. Viskositas (Nurfiah, 2011)
Alat:
viskometer Brookfield
Cara:
·
Pengukuran
viskositas dengan menggunakan viscometer Brookfield menggunakan spindle nomor
yang sesuai, dipasang pada alat kemudian dicelupkan ke dalam sediaan yang telah
diletakkan dalam beaker glass. Kecepatan alat dipasang pada kecepatan yang
beragam pada 2, 4, 10, 20 rpm, dan kemudian dibalik 20, 10, 4 dan 2 rpm
kemudian dibaca skalnya dengan mengamati sediaan saat posisinya stabil.
Pengukuran dilakukan dalam suhu 25-27 derajat celcius.
10. Uji iritasi
Cara:
· Uji iritasi dilakukan terhadap tikus putih
Wistar yang bulunya sudah dicukur sehari sebelum pengujian. Tikus dibagi
menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol, kelompok 2 uji coba formula,
dan kelompok 3 dengan 0.8% larutan formalin sebagai standar irritant. Hasil
dilihat dan dibandingkan secara visual.
11. Pemeriksaan stabilitas
Cara:
· Dilakukan pada dua kondisi. Yang pertama
pada temperature 25˚±2°C dengan kelembaban RH = 60±5% dan yang kedua dengan suhu 40º ± 2°C dengan kelembaban RH = 75±5%.
12. Pengukuran distribusi ukuran partikel
Alat: Mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer
okuler
Cara:
· Timbang sediaan sebanyak 0,1 gram kemudian
diencerkan dengan air suling hingga 1 mL. Ambil sedikit hasil pengenceran
tersebut kemudian teteskan pada kaca objek dan lakukan pengukuran partikel 500
partikel (Lachman, dkk. 1994)
13. Kromatografi Lapis Tipis
Senyawa:
Fase
diam: Silica gel GF254
Fase
gerak:
Cara kerja:
·
Chamber dikalibrasi
ad 20 ml (sesuai kapasitas masing-masing chamber)
·
Masukkan 20 ml eluen
fase gerak dalam chamber
·
Menjenuhkan chamber
dengan menggunakan kertas saring selama ± 30 menit
·
Menotolkan ekstrak
cair dan senyawa pembanding pada plat fase diam (silica gel)
·
Meletakkan silica gel tersebut pada chamber sampai
eluen naik hingga batas atas
·
Mengeringkan plat silica gel, lalu semprot dengan penampak
noda
·
Menghitung harga
Rf-nya
IV.
Hasil
Evaluasi
1.
Pemeriksaan
Organoleptis
|
Parameter
|
Spesifikasi
|
Pembanding
|
Sediaan
|
Keterangan
|
|
Bentuk
Luar
|
|
|
|
|
|
Warna
|
|
|
|
|
|
Bau
|
|
|
|
|
2.
Uji pH
Larutan 1% b/v (dilarutkan dalam air dingin)
|
Replikasi
|
Persyaratan
|
Pembanding
|
Sediaan
|
Keterangan
|
|
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
3.
Daya
Lekat
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
Hasil Percobaan
|
|
|
Pembanding
|
Sampel
|
|||
|
+
+ +
|
Sangat
lekat
|
≥ 1cm
|
|
|
|
+
+
|
Kurang
lekat
|
0.5
– 1 cm
|
||
|
+
|
Tidak
lekat
|
≤0.5cm
|
||
4. Homogenitas
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
Hasil
Percobaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
|||
|
+ + +
|
Sangat homogen
|
Partikel
halus, tidak ada gumpalan
|
|
|
|
+ +
|
Kurang homogen
|
Partikel
halus, ada gumpalan
|
||
|
+
|
Tidak homogen
|
Partikel tidak
halus, ada gumpalan
|
||
5. Uji Daya Sebar
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
Hasil Percobaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
|||
|
+ + +
|
≥ 7cm
|
Sangat mudah
tersebar
|
|
|
|
+ +
|
5-7 cm
|
Mudah tersebar
|
||
|
+
|
≤5 cm
|
Tidak tersebar
|
||
6. Daya Tercucikan Air
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
Hasil Percobaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
|||
|
+ + +
|
≤ 30 detik
|
Sangat mudah
tercucikan
|
|
+
|
|
+ +
|
30 detik – 60
detik
|
Mudah
tercucikan
|
||
|
+
|
≥ 60 detik
|
Tidak mudah
tercucikan
|
||
7. Tipe viskositas
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
Hasil Percobaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
|||
|
+++
|
>4000 cps
|
Sangat kental
|
|
|
|
++
|
2000-4000cps
|
Kental
|
||
|
+
|
< 2000cps
|
Kurang kental
|
||
8. Ukuran partikel
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
Hasil Percobaan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
|||
|
+++
|
>5 µm
|
Partikel tidak halus
|
++
|
+++
|
|
++
|
1-5 µm
|
Partikel halus
|
||
|
+
|
<1µm
|
Partikel sangat halus
|
||
V.
REKAPITULASI HASIL
EVALUASI
|
Parameter Uji
|
Hasil
|
Spesifikasi
|
Keterangan
|
|
|
Pembanding
|
Sediaan
|
|||
|
1. Organoleptis
·
Bentuk
·
Warna
·
Bau
|
|
|
|
|
|
2. pH
|
|
|
|
|
|
3. Daya Lekat
|
|
|
|
|
|
4. Homogenitas
|
|
|
|
|
|
5. Daya sebar
|
|
|
|
|
|
6. Daya tercucikan air
|
|
|
|
|
|
7. Viskositas
|
|
|
|
|
|
8. Ukuran partikel
|
|
|
|
|
VI.
Daftar
Pustaka
©
Anonim.
1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Hal.6
©
Ansel,
H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi IV. Terj. Dari Introduction to
Pharmaceutical Dosage Form oleh Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press.
©
Damogalad Viondy,
dkk. 2013. Formulasi krim Tabir Surya Ekstrak Kulit Nanas dan Uji nilai Invitro
nilai SPF. Fakultas Farmasi FMIPA UNSRAT. Manado
©
Ida Nur, dkk. 2012.
Uji Stabilitas Fisik Sediaan gel Aloe vera. Program Studi Farmasi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Makassar.
©
Gadri Amila, dkk.
2012. Formulasi Sediaan Tabir Surya dengan Bahan Aktif
Nanopartikel Cangkang Telur Ayam Broiler. Fakultas Farmasi Universitas
Tekhnologi Bandung. Bandung
©
Hasyim Nursiah,
2011. Formulasi Gel sari buah Belimbing Wuluh. Fakultas Farmasi Universitas
Hassanuddin. Makassar.
©
J. Hamikumalasari,
dkk. 2012. Optimasi HPMC sebagai Gelling agent dalam formula Gel ekstra Kulit
Manggis. Fakultas Farmasi Universitas Udayana. Bali
©
Lachman,
L., Herbert, A.L and Joseph, L.K. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Ed ke-3. Jakarta: UI Press. 1091-1092
©
Riani H.N., 2012. Uji Aktivitas,
Stabilitas Fisik dan Keamanan Sediaan Gel Pencerah Kulit yang Mengandung
Ekstrak Jamur Hitam, UI
©
Rieger M.M., 2000. Harry’s Cosmeticology
8th Edition. New York : Chemical Publishing Co, Inc.
©
Roosita Norma, dkk. 2010. Stabilitas fisik dan
Efektivitas Sediaan Tabir Surya Kombinasi Oksibenzone dan oktil Metoksisinamat
dengan Penambahan Asam Glikolat. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Surabaya
©
Rowe,
R. C., Sheskey, P. J., dan Owen, S. C. (eds.). 2006. Handbook of Pharmaceutical
Excipient, 5th edition. London: Pharmaceutical Press
©
Voigt,
R.(1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi ke-5. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal 343.
|
Formula
|
||||||||
|
Standar
(nama formula
standar: Zinc Oxide Gel)
(Pustaka:
Pharmaceutical Dosage Form, Hal 515)
|
Pembanding
(Merek: La Tulipe
Sunscreen Gel SPF 17 )
|
Modifikasi terhadap
Formula Standar
(Protective®
Sunscreen Gel)
|
||||||
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
|
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||||
|
Zinc
oxide (M)
|
Sunscreen
ingredient
(Belaji,
2007 dan Md 36 p. 1621)
|
20%
|
Butylmethoxybenzoylmethane (M)
|
Sunscreen
Ingridient (Wilkinson and Moore, 1982)
|
Titanium dioxide (M)
|
Sunscreen ingredient
(Belaji, 2007 dan Md 36 p. 1621)
|
2 – 2,5% (B
Willkinson, 1984 p. 243)
|
0,7%
( Dutra et al, 2004)
|
|
|
|
|
Ethylhexyl
p-metoksisinamate (M)
|
UV
adsorber
(Md 36th
; p.1608)
|
Octyl
methoxicinnamate (M)
|
UV adsorber
(Md 36th ; p.1608)
|
|
6,8% (Dutra et al, 2004)
|
|
|
|
|
Benzophenone-3(M)
|
UV
adsorber
(Md 36th
; p.1608)
|
Benzophenone-3 (M)
|
UV adsorber (Md 36th, p. 1614)
|
|
2,8% (Dutra et.al., 2004)
|
|
NaOH
10% solution (A)
|
Pengatur
pH dan alkalizing agent
|
3,2%
|
Triethanolamine(A)
|
Alakalizing
agent
( Rowe
et.al., 2006)
|
Triethanolamine (A)
|
Alakalizing agent
(HPE 5th ; p.794)
|
5%
( Rowe et.al., 2006)
|
0,8%
(Ida dan Noer, 2012)
|
|
Carbomer
934P (A)
|
Gelling
agent
( Rowe
et.al., 2006)
|
0,8%
|
Carbomer (A)
|
Gelling
agent
( Rowe
et.al., 2006)
|
Carbopol 940 P (A)
|
Gelling
agent
(HPE 5th
; p.111)
|
0,5 -
2%
( Rowe
et.al., 2006)
|
0,8% (Liberman et al, 1989)
|
|
Water
(A)
|
Solvent
|
76%
|
Purified
water (A)
|
Solvent
|
Water
(A)
|
Solvent
|
|
72,1%
|
|
|
|
|
Acid
green 50 (A)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Methylparaben (A)
|
Antimicrobal
preservative (Rowe et.al., 2006)
|
Methylparaben (M)
|
Antimicrobal preservative ( Rowe
et.al., 2006)
|
2-6%
(wilkinson p.243, 1982)
|
2%
(Noorma Rosita, 2010)
|
|
|
|
|
Ethanol (A)
|
Solvent
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Isopropyl
myristate (M)
|
Emolient
(Rowe
et.al., 2009)
|
Isopropyl myristate (M)
|
Emolient
(HPE 6th ; p.348)
|
1-10% (Rowe et.al., 2009)
|
4% (Zahra, 2012)
|
|
|
|
|
Glycerin (M)
|
Humektan
( Rowe
et.al., 2006)
|
Propilen glikol (M)
|
Humectant
|
<15%
(HPE 5 p.624)
|
10%
(Nur Ida, 2012)
|
|
Bentuk
Sediaan dasar : Gel
Alasan/HLB
: Formula standar menggunakan gel hidrofilik sehingga memberikan kesan nyaman
pada penggunaan karena tidak menutup pori kulit (Harry’s Cosmeticology,
p.232)
|
Bentuk
sediaan dasar: Gel
Alasan/HLB:
Sediaan ini menggunakan gelling agent hidrofilik dan humektan sehingga dapat
memberikan efek sejuk pada kulit, cocok untuk daerah yang beriklim tropis
(Harry’s Cosmeticology, p.232)
|
|||||||
|
Penjelasan
terhadap formula modifikasi
|
|
|
Modifikasi
Bahan aktif :
Nama Bahan Aktif: Benzophenone-3
Alasan : karena benzophenone secara efektif dapat
menyerap cahaya dari UVB, UVA, dan beberapa UVC, dan biasanya di gabung
dengan sunscreen dari group lain. Penggunaan Benzophenone-3 sendiri sebagai
pelengkap terhadap sunscreen agen zinc oxide yang berfungsi secara fisika
dengan kombinasi benzophenone-3 yang berfungsi secara kimia maka dapat
meningkatkan nilai SPF (Sweetman, 2009).
Konsentrasi Terpilih
|
Nama
Bahan Tambahan yang diganti : NaOH
Alasan
: karena memiliki pH basa kuat yang ekstrim dan akan mempengaruhi stabiltas
sediaan gel (HPE 5 p.683)
Nama
Bahan Tambahan Pengganti : trietanolamine
Alasan
: trietanolamine merupakan pengemulsi yang baik untuk membentuk komposisi
yang baik untuk gel (HPE 5 p.794)
Konsentrasi
Terpilih : 1%
Alasan : Trietanolamin juga berfungsi sebagai bahan penstabil dan
pengembang dari carbopol, sebagai bahan penetral asam karena mengandung
56-86% as karboksilat dengan cara kerja menionisasi gugus karboksil pada
karbopol ketika terpapar oleh cahaya sehingga menyebabkan oksidasi yang
diperlihatkan dengan penurunan viskositas dispersi karbopol dan mencegah
rusaknya dispersi dari carbopol ketika terpapar oleh cahaya yang dapat
menyebabkan gel menjadi keruh (nursiah, 2011)
|
|
|
Nama
bahan tambahan yang digunakan: propilen glikol
Alasan
: sebagai humektan (Nursiah, 2011
Konsentrasi
terpilih : 10%
Alasan : karena sebagai humektan dengan kons terbaik pada sdiaan
gel (Nur Ida, 2012)
|




Tidak ada komentar:
Posting Komentar