Senin, 18 Mei 2015

lightening citra hazeline

I.              NAMA SEDIAAN KOSMETIKA
Lightening Cream
                      
II.           TUJUAN PEMAKAIAN
Mengurangi pigmentasi,memudarkan melanin yang sudah terbentuk dan atau mencegah pembentukan melanin yang baru, mencerahkan kulit dan untuk mengangkat sel-sel kulit mati(Harry’s Cosmeticology7th, p.266).

III.        KARAKTERISTIK SEDIAAN
1.    Mudah digunakan
2.    Tidak mengiritasi kulit
3.    Dapat menghambat pembentukan melanin dan merubah strukturnya
4.    Dapat menghambat biosintesis dari tirosin
5.    Tidak lengket dan mudah menyebar
6.    Selektif merusak melanosit
7.    Mengganggu transfer melanosom
8.    Memiliki efek kimia pada melanin atau menambah degradasi melanosom di keratinosid (Harry’s Cosmeticology 7th, p.266).

IV.        ALASAN PEMILIHAN TIPE EMULSI O/W
-       Mekanisme lightening yaitu keratinisasi : mengangkat sel kulit mati sehingga harus dibuat mudah tercucikan dengan air ketika dibilas / sel kulit mati juga terangkat.
-       Daya penetrasi tidak perlu terlalu dalam (hanya sampai stratum korneum) sehingga dibuat tipe O/W.
-       Sediaan lightening bekerja pada lapisan permukaan epidermis yang bersifat hidrofilik (Harry’s Cosmeticology 7th, p.266).

V.1.     BENTUK SEDIAAN DASAR
a.    Bentuk                    : Krim O/W
b.    Definisi                   : krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih obat terlarut / terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai(FI. IV, p.6).
c.    Persyaratan Umum : (FI. IV, p.6)
1.    Kemudahan digosokkan
2.    Memberi rasa lembut
3.    Mudah menyebar
4.    Tidak mengiritasi
5.    Tidak berbau tengik
6.    pH netral (kulit)
7.    Tercucikan air

V.2.     BENTUK SEDIAAN KOSMETIK TERPILIH
a.         Bentuk                    : Lightening krim O/W
b.        Definisi                   : Suatu sediaan krim pencerah kulit yang dapat menjadikan kulit lebih cerah dan bercahaya dengan cara mengurangi pigmentasi dan atau menghambat pembentukan melanin (Harry’s Cosmeticology 7th, p.266).
c.         Persyaratan Umum :
1.         Permukaan halus dan homogen, bebas dari partikel kasar
2.         Tidak berbahaya untuk kulit
3.         Tidak mengiritasi kulit
4.         Mudah dioleskan secara merata di kulit
5.         Tidak mengandung partikel keras dan tajam
6.         Dapat menghambat pembentukan melanin
7.         Dapat menghambat biosintesis dari tirosin
8.         Tidak lengket dan mudah menyebar (Harry’s Cosmeticology7th, p.232).

VI.        SUSUNAN FORMULA
1.        Perhitungan Bobot Sediaan
Luas permukaan tubuh= 1592 inch2 (Kreps & Goldemberg, 1972) = 10271 cm2
Pengaplikasian pada wajah (Yanhendri, et al., 2012) sebanyak 3% = 1 g (untuk 1x aplikasi)
Perkiraan lama penggunaan krim = Sehari sekali pakai.
Bobot sediaan yang dibutuhkan = 1 g 30 hari = 30 gram à untuk 1R/
2.        Perhitungan Konversi Ekstrak Buah Jambu Biji
Untuk ekstrak kering digunakan konsentrasi 6,2%, sehingga konversi menjadi ekstrak kental yaitu :

No
Nama Bahan
Sinonim
Bahan Pengganti
Konsentrasi
1 Resep u/ 30 g (gram)
1 batch u/ 90 g
(gram)
Awal
(%)
Modifikasi (%)
1
Ekstrak Buah Jambu Biji



6,2
2,5
7,5
2
Span 80
Sorbitol monooleat

-
5
1,5
4,5
3
Cetostearil alkohol
Cetearil alkohol

-
1,5
0,45
1,35
4
Gliseril monostearat
Gliserol stearat

-
5
0,25
0,75
5
Isopropil miristat
IPM

-
4
1,2
3,6
6
Tween 80
Polisorbat 80

-
5
0,25
0,75
7
Setil alkohol
Crodacol C90

1,0
1,0
0,3
0,9
8
Propil paraben
Nipasol

0,05
0,05
0,015
0,045
9
Metil paraben
Nipagin

0,15
0,15
0,045
0,135
10
Propylene glycol
Metil etilen glikol

5,0
5,0
0,25
0,75
11
CMC Na


2,0
2,0
0,6
1,8
12
Sodium metabisulfit


0,1
0,1
0,03
0,09
13
Air


64,4
65
6,51
15,18
Perhitungan Sisa Air
Untuk 1R/       = 30 – 18,6 – 1,5 – 0,45 – 0,25 – 1,2 – 0,25 – 0,3 – 0,015 – 0,045 – 0,25 – 0,6 – 0,03 = 6,51 g = 6,51 ml ≈ 6,5 ml
Untuk 1 batch = 90 – 55,8 – 4,5 – 1,35 – 0,75 – 3,6 – 0,75 – 3,6 – 0,75 – 0,9 – 0,045 – 0,135 – 0,75 – 1,8 – 0,09 = 15,18 g = 15,18 ml ≈ 15,2 ml

VII.     RANCANGAN CARA PEMBUATAN
Buah jambu biji dicuci
Daging buahnya di blender hingga menjadi jus
Ekstrak kental jambu biji
Pembuatan ekstrak jambu biji
Saring dengan menggunakan kain flanel
Kupas kulit buah jambu biji
 










Fase Minyak
1.    Sorbitol monooleat
2.    cetosteryl alkohol
3.    isopropil miristat
4.    cetil alkohol, dan gliserin monostearat
5.     
Fase Air
1.    Metil paraben + Propil paraben+ propilen glikol, xantan gum 10 ml, dan sodium metabisulfit 5 ml.
2.     
3.       
Panaskan diatas waterbath pada suhu 70˚C
Aduk hingga memadat sambil ditambahkan ekstrak jambu biji sedikit demi sedikit (secara kontinu) sampai dingin.
Campurkan fase minyak bersama fase air  ke dalam mortir panas. gerus  kemudian masukkan dalam xantan gum sampai tidak ada yang mengumpal.
 


















VIII.  SPESIFIKASI SEDIAAN AKHIR
No
Kriteria Uji
Spesifikasi
1
Organoleptis :
-      Warna
-      Bau
-      Bentuk
-      Perabaan

Putih
Berbau khas
Krim
Lembut
2
pH
4,5-6,8 (Tabor, 2009)
3
Homogenitas
Homogen (Harry’s Cosmeticology ed.7, p.70)
4
Viskositas
3000-6000 cps (Martin,et al.,1993)
5
Daya Sebar
3-5 cm (Garg, et.al., 2002)
6
Daya Lekat
Tidak lengket atau lekat
7
Daya Tercucikan Air
mudah tercucikan air (Anggrainidkk, 2011)
8
Tipe emulsi
o/w
9
Ukuran partikel
10
Uji iritasi
Tidak mengiritasi (Anggraini dkk, 2011)
11
Aseptabilitas
Suka (mudah diratakan, mudah dibersihkan, memberi aroma khas) (Patmarani, 2007)

IX.        RANCANGAN EVALUASI
1.        Pemeriksaan Organoleptis
Pengamatan meliputi : perubahan warna, bau (ketengikan), konsistensi, dan terjadinya pemisahan fase. Pengamatan dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.
2.        Pemeriksaan pH
Untuk melakukan pemeriksaan pH, pH meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut dan dibiarkan hingga alat menunjukkan harga pH yang konstan. (Rawlins, 2003).
3.        Pemeriksaan Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan mengoleskan sejumlah tertentu losion pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok. Losion dikatakan homogen bila susunan partikel-partikel tidak ada yang menggumpal atau tidak tercampur (Anonim, 1979).

Kriteria
Penilaian
+++
Sangat homogen
++
Kurang homogen
+
Tidak homogen
4.        Uji Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan dengan menggunakan rotary brookfield viscometer, dengan cara memasukkan sebanyak 250 ml sediaan pada gelas piala, kemudian memasang spindel yang sesuai dengan sediaan. Spindel dicelupkan ke dalam sediaan kemudian alat dinyalakan dan mencatat hasil yang diperoleh (Remington, 1995).
5.        Uji Daya Sebar
Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara sejumlah 0,5 gram sediaan diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik yang telah dilapisi kaca transparan, kemudian dibiarkan sesaat (kurang lebih 15 detik). Luas daerah yang diberikan oleh sediaan dihitung, kemudian ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diberi beban 5 gram dan dibiarkan selama 60 detik. Kemudian luas yang diberikan oleh sediaan dihitung dan dicatat (Voigt, 1995).
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
≥ 5 cm
Sangat mudah menyebar
++
3-5 cm
Mudah menyebar
+
≤ 3 cm
Tidak menyebar
6.        Uji Daya Lekat
Pengujian daya lekat dilakukan dengan cara mengoleskan sejumlah sediaan pada punggung tangan, kemudian diratakan dan dirasakan apakah ada rasa lengket yang ditimbulkan oleh sediaan.
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
Sangat lekat
≥ 1cm
++
Kurang lekat
0.5 – 1cm
+
Tidak lekat
≤ 0.5cm
7.        Uji Daya Tercucikan Air
Pengujian daya tercucikan air dilakukan dengan cara sejumlah 1 g krim dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan.
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
≤ 30 s
Sangat mudah tercucikan air
++
30 s – 1 mnt
Mudah tercucikan air
+
≥ 1 mnt
Tidak tercucikan air


8.        Uji Tipe Emulsi
Larutkan 1 tetes krim ke dalam 30 ml air. Jika krim dapat larut dalam minyak, maka krim tersebut merupakan krim w/o. namun, jika krim dapat larut dalam air, maka krim tersebut merupakan krim o/w.
9.        Pengukuran Uji Distribusi Ukuran Partikel
Dilakukan dengan memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler. Caranya adalah sbb: di timbang 0,1 g krim kemudian di encerkan dengan air suling sampai 1 ml diambil  sedikit hasil pengenceran tersebut  dan diteteskan pada kaca objek, lalu dilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel (Lachman, dkk, 1994).
10.    Uji Iritasi

Keamanan dilakukan untuk mengetahui adanya iritasi atau tidaknya pada kulit yang dilakukan dengan melibatkan 10 panelis atau sukarelawan yang mengoleskan sediaan krim sebanyak 50 mg pada punggu tangan dengan luas area 2cm x 2cm lalu amati gejala yang timbul setelah 15, 30 dan 45 menit setelah pemakaian sediaan (Anggraini dkk, 2011).


Formula
Standar Skin Lightening Cream
 (pustaka: Harry’s Cosmeticology /halaman: 269)
Pembanding
(merek: Citra Hazeline “Spotless White Glow UV”)
Modifikasi
(modifikasi terhadap formula Standar)
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Konsentrasi
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Nama Bahan
(Kode M atau A)
Fungsi
Konsentrasi
Terpilih
Lazim
Terpilih
-   Arlacel 165 (Gliseril stearat & PEG-100 stearat) (M)
Emulsifying agent.
8,0%


-    *Arlacel 80 (Span 80) (M)
Emulsifying agent(HPE 6th, p.675)
1-10%
8%
-   Polychol 15 (Ester PEG dari Lanolin Alkohol) (M)
Emulsifying agent
3,0%


-    *Polisorbat 80 (Tween 80)
Emulsifying agent; nonionic surfactant (HPE 6th, p.550)
1-10%
3%
-   Liquid base CB 3929 (Mineral oil dan Lanolin alkohol)
Emulsifying agent. (HPE 6th, p.449)
4,0%


-    *Mineral Oil (M)
-    *Lanolin Alkohol (M)
Emulsifying agent. (HPE 6th, p.449)
0,5-6,0%
4%
-   Crodalan IPL (Isopropil lanolat)
Oleaginous vehicle; skin penetrant.
2,0%
-    Isopropil miristat (M)
Oleaginous vehiclea; skin penetrant
-    *Isopropil miristat (M)
Oleaginous vehicle; skin penetrant (HPE 6th, p.348)
1,0-10,0%
2%
-   Crodamol CSP (Cetostearil palmitat)
Non-ionic emulsifying agent
8,0%


-    *Cetostearil alkohol (M)
Emulsifying agent; viscosity-increasing agent(HPE 6th, p.150)
1-5%
8%
-   Cetyl alcohol (M)
Emulsifying agent; stiffening agent. (HPE 6th, p.155)
1,0%
-    Setil alkohol (M)
Emulsifying agent; stiffening agent.
-   Setil alkohol (M)
Emulsifying agent; stiffening agent. (HPE 6th, p.155)
2-5%
1,0%
-   Nipasol M (A)
Antimicrobial preservative. (HPE 6th, p.596; p.441)
0,05%
-    Phenoxyethanol (M)
-    Butylene glycol (M)
-    Metil paraben (A)
-    Propil paraben (A)
Antimicrobial preservative
-    Propil paraben (A)
Antimicrobial preservative. (HPE 6th, p.596; p.441)
0,01-0,6%
0,05%
-   Nipagin M (A)
0,15%
-   Metil paraben (A)
0,02-0,3%
0,15%
-   Propylene glycol (A)
Humectant. (HPE 6th, p.592)
5,0%
-    Gliserin (A)
Emollient; humectant
-   Propylene glycol (A)
Humectant. (HPE 6th, p.592)
≈15%
5,0%
-   Kelzan (Xanthan gum)
Viscosity-increasing agent.(HPE 6th, p.782)
2,0%


-   *CMC Na
Viscosity-increasing agent.(HPE 6th, p.)
-
2,0%
-   Deionized water (A)
Pembawa
64,4%
-    Water (A)
Pembawa
-    Water (A)
Pembawa


-   Sodium metabisulphite (A)
Stabilizing agent; antioxidant. (Zhu and Zhang, 2006)
0,1%
-    BHT (A)
Antioxidant
-    Sodium metabisulfit (A)
Antioxidant. (HPE 6th, p.654)
0,01-1,0%
0,1%
-   Ascorbic acid (A)
0,1%


-    *Ekstrak Jambu
Antioxidant; lightening agent

6,2%
-   Hydroquinone (A)
Lightening agent. (Kamakashi, 2012)
2,0%
-    Camellia Sinensis Leaf Extract
-    Oryza Sativa (Rice) Bran Extract
Lightening agent
-   Parfume
Pembau
0,2%
-    Parfume
Pembau







-    Etilheksil metoksisinamat (A)
-    Butil metoksi dibenzoil metana (A)
Absorbsi UVB
Asborbsi UVA







-    Dimethicone (M)
Antifoaming agent; water repelling agent







-    Asam stearat (M)
Emulsifying agent







-    Tocopheryl acetate (M)
-    Niacinamide (A)
Antioxidant







-    Disodium EDTA (A)
Chelating agent







-    KOH (A)
Alkalizing agent







-    Alkohol denat (A)








-    Silica








-    Mica








-    Cl 77891
White pigment




Bentuk sediaan dasar : Cream
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB :
HLB butuh fase minyak :
Polychol 15 = 0,38
Arlacel 165 =  0,87
Crodamol CSP =  0,8
Liquid Base CB 3929 =  0,32
Crodalan IPL =  0,28
Cetyl alkohol =  0,15
Estimasi HLB untuk sediaan emulsi = 2,8
Bentuk sediaan dasar : Cream
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB : krim yang digunakan memiliki kriteria mudah tercucikan air sehingga masuk ke dalam tipe emulsi oil in water. Selain itu krim tidak meninggalkan kesan berminyak di permukaan kulit.
Bentuk sediaan dasar : Cream
Tipe emulsi : o/w
Alasan/HLB :
HLB butuh fase minyak :
Arlacel 80 = 8% 0,34
Polisorbat 80 = 3
Setil alkohol = 0,15
Isopropil miristat = 2 0,23
Cetostearil alkohol = 8% 1,24
Mineral oil = 0,34
Lanolin alkohol = 0,06
Estimasi HLB untuk sediaan emulsi = 2,81

PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
Modifikasi Bahan Aktif :
Nama Bahan Aktif yang diganti : Kombinasi Hydroquinone dan Asam Askorbat
Alasan : Hydroquinone dapat mengalami penurunan efektivitas karena oksidasi sehingga perlu dikombinasikan dengan Asam askorbat sebagai antioksidan. Selain itu Hydroquinone menyebabkan iritasi dan toxin dari tanda melanosites (Zhu and Zhang, 2006).
Nama Bahan Pengganti : Ekstrak Jambu (Psidium guajava)
Alasan :
1.     Jambu (Psidium guajava) merupakan bahan alam yang berpotensi sebagai antibakteri, anti diare, dan antioksidan (Narendra, et al., 2010). Selain itu juga dapat berfungsi sebagai astringen, dermatosis, dan anti alergi (Kumar, 2012).
2.     Kandungan buah jambu yang berkhasiat sebagai bahan pencerah adalah asam askorbat. Diketahui bahwa 100 g buah jambu mengandung 100 mg asam askorbat (Puspaningtyas, 2012).
3.     Buah jambu 5 kali lebih kaya akan vitamin C dibandingkan buah jeruk. Kandungan Vitamin C terbanyak terdapat pada kulit buah (Kumar, 2012).
4.     Kandungan vitamin C dalam buah jambu berfungsi sebagai lightening agent yang bekerja dengan cara menghambat aktivitas tirosinase sehingga melanin tidak terbentuk (Puspaningtyas, 2012).
Konsentrasi Terpilih : 6,2%
Alasan : Pada konsentrasi 6,2% ekstrak kering mampu menghambat aktivitas tirosinase sebesar 39,2 ± 1,2 % (Adhikari, et al., 2008).
Modifikasi Bahan Tambahan Penyusun Basis :
1.      Nama bahan tambahan yang diganti : Arlacel 165 (Gliseril stearat & PEG-100 stearat)
Nama bahan tambahan pengganti : Arlacel 80 (Span 80)
Alasan : Pada penggunaan kombinasi dengan berbagai konsentrasi Polysorbat dapat menghasilkan emulsi W/O atau O/W atau krim dengan konsistensi berbeda, dan juga dalam sistem penghantaran obat sebagai self-emulsifying bagi bahan dengan kelarutan buruk (HPE 6th, p.675).
Konsentrasi terpilih : 8%
Alasan : rentang konsentrasi lazim span 80 yang digunakan dalam kombinasi dengan hidrofilik emulsifying pada emulsi o/w adalah 1-10% (HPE 6th, p.675).
2.      Nama bahan tambahan yang diganti : Polychol-15 (ester PEG dari Lanolin alkohol)
Nama bahan tambahan pengganti : Polisorbat 80 (Tween 80).
Alasan : polisorbat 80 merupakan hidrofilik surfaktan non ionik yang digunakan secara luas sebagai emulsifying agent dalam sediaan emulsi O/W. Selain itu, juga digunakan sebagai solubilizing agent untuk semua bahan yang mengandung minyak essensial dan vitamin larut lemak, dan sebagai wetting agent dalam suspensi oral dan parenteral (HPE 6th, p.550).
Konsentrasi terpilih : 3%
Alasan :
3.      Nama bahan tambahan yang diganti : Crodamol CSP (Cetostearil palmitat)
Nama bahan tambahan pengganti : Cetostearil alkohol
Alasan : Dalam sediaan topikal, cetostearil alkohol dapat meningkatkan kekentalan dan bekerja sebagai emulsifier pada emulsi W/O atau O/W. Selain itu cetostearil dapat menstabilkan emulsi dan bekerja sebagai co-emulsifier, dengan meningkatkan total jumlah surfaktan yang dibutuhkan dalam menstabilkan emulsi (HPE 6th, p.150).
Konsentrasi terpilih : 8%
Alasan : Konsentrasi penggunaan setostearil alkohol pada sediaan night krim berkisar antara 1-5% (Anonim, 1988)
4.      Nama bahan tambahan yang diganti : Liquid base CB 3929 (Mineral oil dan Lanolin alkohol)
Nama bahan tambahan pengganti : Kombinasi Mineral Oil dan Lanolin Alkohol yang dibuat sendiri berdasarkan perbandingan formula.
Alasan : Kombinasi Mineral Oil dan Lanolin Alkohol berfungsi sebagai emulsifying agent dan emollient. Selain itu dapat menjadi stabilizing agent dalam krim o/w (HPE 6th, p.449)
Konsentrasi terpilih :
Bahan
F1
F2
F3
Asam stearat
15
15
15
Lanolin
4
2
4
Beeswax
2
2
2
Mineral oil
23
24
23
Polisorbat 85
1
-
1
Sorbitan trioleat
1
-
1
PEG 40 Stearat
-
5
-
Sorbitol
12
10
-
Sorbitol solution 70%
-
-
12,2
Parfum, preservatif
qs
qs
qs
water
qs
qs
41,8
Tipe emulsi
o/w
o/w
o/w
(Harry’s Cosmeticology, p.57 dan p.71)
Perbandingan Mineral oil : Lanolin yang digunakan = 23:4
      Komposisi : Mineral oil = 3,41%
                          Lanolin alkohol =  0,59%
5.      Nama bahan tambahan yang diganti : Crodalan IPL (Isopropil lanolat)
Nama bahan tambahan pengganti : Isopropil miristat
Alasan : Isopropil miritat merupakan komponen self-emulsifying bagi formulasi cold krim yang cocok untuk penggunaan sebagai enhacer yang dapat membantu penetrasi bahan aktif ke dalam stratum korneum dengan cara meningkatkan permeabilitas stratum korneum (HPE 6th, p.348).
Konsentrasi terpilih : 2%
Alasan : Pada kadar 2% meningkatkan penetrasi bahan aktif lebih baik karena pada penggunaan isopropil miristat dengan kadar tinggi cenderung menurunkan penetrasi bahan aktif (Tjendra, dkk., 2012).

V.    Matriks (bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi
No.
Nama Bahan
(Kode M atau A)
(pustaka)
Sifat Kimia
(pustaka)
Sifat Fisika
(pustaka)
Kadar
Fungsi
(pustaka)
Nilai HLB
(pustaka)
Khusus gol minyak/malam
Alasan dipakai dalam formula
pH
stabilitas
Pemerian
Kelarutan
Lazim
Terpilih
1.
Span 80 (M)
Stabilitas :Pembentukansabunterjadidenganasamkuatataubasa; sorbitan
esterstabildalamasamlemahataubasa.Ester sorbitanharusdisimpandalamwadah yang tertutup, sejukdankering.
(HPE 6th, p.677)
Pemerian:berbaudan rasa khas, cairankentalberwarnakuning.
Kelarutan:larutatauterdispersidalamminyak;larutdalamsebagianbesarpelarutorganik.Dalam air,meskipuntidaklarutumumnyaterdispersi.
(HPE 6th, p.675)
1-10%
8%
Emulsifying agent  (HPE 6th, p.675)
4,3
Kombinasidengan span dapatmenghasilkanbasis o/w atau w/o yang stabildanjugamampumempenetrasi-kanbahanaktif yang tidaklarut.
(HPE 6th, p.675)
2.
Cetostearil alkohol (M)
Stabilitas :Stabildalamsuhuruangandenganpenyimpanandiwadah yang tertutup,terhindardaripaparancahayadankelembabantinggi.
(HPE 6th, p.150)
Pemerian :serpihanataubutiranwarnaputihataukrem, rasa manis, baukhas.
Kelarutan :larutdalametanol (95%), eter, danminyak; praktis tidak larutdalam air.
Titik Leleh :48-56 ˚C
(HPE 6th, p.150)
1-5%
8%
Emulsifying agent; viscosity-increasing agent (HPE 6th, p.150)
15,5
Mampumeningkatkanviskositasdanjugabertindaksebagai co-emulsifier, sehinggamenurunkanjumlah total surfaktan yang dibutuhkanuntukmembentukemulsi yang stabil.(HPE 6th, p.150)
3.
Mineral Oil dan Lanolin Alkohol (M)
Stabilitas : stabil dan harus disimpan pada wadah tertutup rapat, sejuk, dan kering. (HPE 6th, p.450)
Pemerian :kuning pucat, cairan berminyak dengan sedikit berbau khas.
Kelarutan :larut dalam 2 bagian kloroform, dalam 4 bagian castor oil, dalam 4 bagian minyak jagung. Praktis tidak larut dalam etanol (95%) dan air.
(HPE 6th, p.449-450)
0,5-6,0%
4%
Emulsifier dan stabilizing agent krim o/w (HPE 6th, p.449)
8
Kombinasi Mineral Oil dan Lanolin Alkohol berfungsi sebagai emulsifying agent dan emollient. Selain itu dapat menjadi stabilizing agent dalam krim o/w (HPE 6th, p.449)
4.
Isopropil miristat (M)
Stabilitas : Isopropil miristat resisten untuk teroksidasi dan terhidrolisis, tidak menyebabkan tengik. (HPE 6th, p.349)
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, praktis tidak berbau, viksositas rendah, mengental pada suhu 58˚C.
Kelarutan : Larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), etil asetat, lemak, fatty alcohols, fixed oils, liquid hydrocarbons,
toluene, and waxes. Dissolves many waxes, cholesterol, or lanolin. Praktis tidak larut dalam gliserin, glikol, dan air.
(HPE 6th, p.349)
1,0-10,0%
2%
Oleaginous vehicle; skin penetrant (HPE 6th, p.348)
11,5
Isopropil miristat banyak digunakan dalam sediaan kosmetik dan formulasi topikal. Umumnya tidak toksik dan tidak menyebabkan iritasi.
(HPE 6th, p.349)
5.
Tween 80 (A)
Stabilitas :Polisorbatstabildalam elektrolitdanasamlemahdanbasa;saponifikasibertahapterjadidenganasamkuatdanbasa.
(HPE 6th, p.550)
Pemerian : baukhas, rasa agakpahit, cairanwarnakuning.
Kelarutan : larutdalametanol (95%) dan air, tidaklarutdalam mineral oil danminyaksayur.
(HPE 6th, p.550)
1-10%
3%
Emulsifying agent; nonionic surfactant (HPE 6th, p.550)
15
Polisorbat secara luas digunakan dalam sediaan kosmetik, produk makanan, dan oral, parenteral dan topikal, dan secara umum tidak toksik dan tidak iritasi.
(HPE 6th, p.550)
6.
Setil alkohol (M)
Stabilitas : Stabildalamasam,basa,cahaya, danudara, tidak menjadi tengik.
(HPE 6th,p.156)
Pemerian : Gumpalanlilin, putih, granul,baukhas,samar,rasa hambar.
Kelarutan : larutdalametanol (95%), eter, kelarutanmeningkatdenganpeningkatansuhu, tidaklarutair.
Titik leleh : 45-52˚C
(HPE 6th, p.155-156)

2-5%
1,0%
Emulsifying agent; stiffening agent. (HPE 6th, p.155)
15,5
Digunakandidalam lotionkarenamemilikisifat emollient danwater-absorptive yang baiksehinggadapatmemperbaikistabilitas, texture danmeningkatkankekentalan.
(HPE 6th, p.155)
7.
Propil paraben (A)
pH : 4–8
Stabilitas : Stabil pada larutan air pH 3 – 6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar.
(HPE 6th, p.596-597)
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau  serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai rasa sedikit terbakar.
Kelarutan :Mudahlarutdalametanol, eter, propilen glycol; agaksukarlarutdalam glycerin, air (50o & 80c); sangatSukarlarutdalam air
(HPE 6th, p.596)
0,01-0,6%
0,05%
Antimicrobial preservative. (HPE 6th, p.596)

Banyak digunakan sebagai antimikroba dalam sediaan kosmetik, food produk, oral, dan topikal.
(HPE 6thp.598)
8.
Metil paraben (A)
pH : 4-8
Stabilitas : larutan metil paraben pH 3-6 disterilisasi dengan autoclave 120˚C (20’) tanpa dekomposisi, pH 8 dapat terjadi hidrolisis.
(HPE 6th, p.443)
Pemerian : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna.
Kelarutan :sangatmudahlarutdalamaceton; Mudahlarutdalametanol, eter, propilen glycol; agaksukarlarutdalam glycerin, air (50o & 80C); sangatSukarlarutdalam air.(HPE 6th, p.443)
0,02-0,3%
0,15%
Antimicrobial preservative.(HPE 6th, p.441)

Berfungsi sebagai pengawet. Range konsentrasi 0.02-0.3% (HPE 6th, 442). Paraben memiliki efek antimikroba spektrum luas, meskipun sangat efektif terhadap kapang dan khamir.
(HPE 6th, 442).
9.
Propylene glycol (A)
Stabilitas : propilen glikol secara kimia stabil ketika dicampur dengan etanol (95%), gliserin, atau air;propilen glikol higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dalam tempat dingin dan kering.
(HPE 6th, p.592-593)
Pemerian : Tidakberwarna,kental, praktis berbau, cair, rasa manis.
Kelarutan : Larutdalamaseton, kloroform, etanol(95%),gliserin,dan air;larut 1:6 bagian dalameter;tidaklarutdalamminyakatau mineral oil, tetapiakanlarutdalam beberapaminyakesensial.
(HPE 6th, p.592)
≈15%
5,0%
Humectant. (HPE 6th, p.592)

Karenamampumemberikan rasa dinginpadakulit, kurangnyavolitalitas yang menyebabkankeseragaman rasa dingin yang merata.
(HPE 6th, p.592)
10.
Xanthan gum
pH : 6,0-8,0 dalam 1% w/v larutan air (HPE 6th, p.783)
Stabilitas :Xanthan gum  merupakanbahan yang stabil. Dalam larutan airstabil
denganrentang pH yang luasberkisar pH 3-12,maksimum
stabilitaspada pH 4-10 dansuhu 10-600C.
(HPE 6th, p.783)
Pemerian : serbukhalus, warnaputih, tidakberbau.
Kelarutan : Praktistidaklarutdalametanoldaneter; larutdalam air dinginatau air hangat.
(HPE 6th, p.782)
-
2,0%
Viscosity-increasing agent. (HPE 6th, p.782)

Umumdigunakandalamkosmetikkarenatidakmenyebabkaniritasipadapenggunaantopikal.
(HPE 6th, p.782)
11.
Sodium metabisulfit (A)
pH : 3,5-5,0
Stabilitas : teroksidasi menjadi natrium sulfat dengan disintegrasi kristal apabila terpapar udara dengan kelembaban yang tinggi.
(HPE 6th, p.654)
Pemerian : : tidakberwarna, berbentuk kristalprismaataububukkristalputih, baubelerangdioksidaataubauasam.
Kelarutan : larutdalametanol (95%); sangatmudahlarutdalamglycerin dan air.
HPE 6th p.654
Titik Leleh : <150˚C (dengan dekomposisi)
0,01-1,0%
0,1%
Antioxidant. (HPE 6th, p.654)

Secara luas digunakan sebagai antioksidan dalam sediaan oral, topikal, dan parenteral, juga digunakan dalam produk makanan.
(HPE 6th, p.654)



X.    RANCANGAN TABEL HASIL EVALUASI
Parameter
Hasil
Spesifikasi
Keterangan
Sediaan Pembanding
Sediaan Modifikasi
Organoleptis :
-      Bentuk Luar
-      Warna
-      Bau
-      Perabaan





Krim o/w
Merah muda
Bau Khas (jambu)
Lembut
pH


5,0 ± 1,0
Viskositas


3000-6000 cps (Martin,et al.,1993)

Daya Lekat
Tidak lekat, tidak menimbulkan rasa lengket
Homogenitas
Homogen (SNI, 1996)
Daya Sebar
3 - 5 cm (Garg, et.al., 2002)
Daya Tercucikan Air
Mudah tercucikan air
Tipe Emulsi
o/w
Distribusi Ukuran Partikel


Tidak ada komentar:

Posting Komentar