Selasa, 19 Mei 2015

hand sanitizer carex cussons

I.                   Nama Sediaan Kosmetika
Handsanitizer dalam bentuk sediaan gel
II.                Tujuan Pemakaian
Sediaan gel yang berfungsi untuk menghilangkan, membunuh kuman, mikroorganisme dan virus dengan resiko kecil dan kerusakan permanen pada kulit
III.             Karakteristik Sediaan
1.      Dapat membunuh bakteri
2.      Tidak menimbulkan alergi
3.      Aman digunakan oleh anak-anak





IV.             Rancangan Formula
Formula Standar
(pustaka:Cosmetic and Toiletry Formulation 2nd ed-vol 8/ p. 273)
Formula Pembanding
(merek: Carex Aloe Vera; Pabrik : Cussons )
Formula Modifikasi
(modifikasi terhadap formula standart)
Nama Bahan
Fungsi
Kons. Terpilih
Nama Bahan
Fungsi
Nama Bahan
Fungsi
Konsentrasi
Lazim
Terpilih
Etanol
Antimicrobial preservative; disinfectant; skin penetrant; solvent ( p. 17)
60 %
Alkohol Denat.
Antimicrobial preservative; disinfectant; skin penetrant; solvent ( Rowe, et al;  p. 17)
Alcohol (96%)
Antimicrobial preservative; disinfectant; skin penetrant; solvent ( Rowe, et al; p. 17)
60-95%
(HPE ed 6 p. 17)
60% (Wijaya, 2013)






Phenoxyethanol
Antimicrobial preservative; disinfectant. (Rowe, et al; p.488)




Aloe Vera Extract

Aloe Vera Extract
Antibacterial, antiseptic, moisturizing        ( Sahu et all, 2013)

5%


Triclosan
Chlorinated bisphenol antiseptic, effective against Gram-positive and most Gram-negative bacteria but with variable or poor activity against Pseudomonas spp. It is also active against fungi (Sweetman, 2009)(Martindale 36th, p.1665)
0,5-2%
2% (Wijaya, 2013)
Benzophenon-1
Melindungi produk kosmetik dari penurunan kadarnya dengan menyerap, merefeksikan dan menyebarkan sinar UV (cosmetics info.org)




Carobopol ultrez 10
Gelling agent (p.111)
0,3 %
Carbomer
Gelling Agent  (Rowe, et al; p.111)
Guar gum
Meningkatkan viskositas gel (Rowe et al, p 298)
Up to 2,5%
(Rowe, et al; p.298)
1%
Propilen glikol
Humectant (P.592)
0,5%
Propylene Glycol
Humectant  (Rowe, et al; p.592)
Propylene Glycol
Humectant  (Rowe, et al; p.592)
±15 (Rowe, et al; p.592)
0,5%



Gliserin
emollient; humectant; plasticizer; solvent (Rowe,et  al; p.283)
Gliserin
Emollient (Rowe)
< 30%  (Rowe, et al, 283)
1% (Wijaya, 2013)
PEG 60 Almond Glycerides
skin-conditioning agent - emollient; surfactant – emulsi-fying agent (Scientific Literature Review for Public Comment, 2014)
0,3 %


PEG 400
Plasticizer, solvent (Rowe, et al; p.517)

1%
Trisopropanol-amine
Mengontrol pH pada produk kosmetik, membantu membentuk emulsi dengan mengurangi tegangan permukaan dari substansi yang diemulsifikasikan (cosmetics info.org)
0,25 %
Aminomethyl Propanol
pH adjuster (cosmetics info.org)







Methyl Paraben
Preservative  (Rowe, et al; p.441)
Methyl Paraben
Preservative  (Rowe, et al; p.441)
0,02-0,3%(Rowe, et al; p.441)
0,2%



Propyl Paraben
Preservative  (Rowe, et al; p. 596)
Propyl Paraben
Preservative  (Rowe, et al; p. 596)
0,01-0,6 (Rowe, et al; p. 596)
0,02%( Misal et al, 2012)



Parfume
Pemberi aroma




Water
Solvent
38,65 %
Water (Aqua)
Solvent
Water (Aqua)
Solvent


Bentuk Sediaan Dasar: Gel
Bentuk Sediaan Dasar: Gel
Bentuk Sediaan Dasar: Gel
PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
Modifikasi Bahan Aktif:
1.      Penambahan ekstrak Aloe Vera
-          Kandungan aloin pada aloe vera berfungsi sebagai antibacterial, kandungan glikosidanya dapat digunakan sebagi antiseptic, dan mukopolisakarida yang terkandung pada aloe vera memiliki efek moisturizing ( Sahu et all, 2013)
-          Bagian lidah buaya yang digunakan : daging daunnya
2.      Penambahan Triklosan
-          Merupakan golongan fenol yang banyak dipakai sebagai antiseptik tangan, aktivitas antiseptik dalam membunuh mikroorganisme tergantung pada beberapa faktor yaitu konsentrasi dan lama pemaparan (Wijaya, 2013).
-          Triklosan memiliki sebagian besar sifat antibakteri (bakterisid dan bakteriostatik dan juga bersifat antijamur dan antivirus) (Wijaya, 2013).
-          Juga sering digunakan untuk membunuh bakteri pada permukaan kulit dan permukaan lainnya (Wijaya, 2013).
-          Konsentrasi yang digunakan 2 %
3.      Pemakaian Etanol
-          Sebagai antiseptik untuk disinfeksi permukaan kulit yang bersih, juga berfungsi sebagai desinfektan dengan aktivitas bakterisidal bekerja terhadap berbagai jenis bakteri (Wijaya, 2013).
-          Memberikan rasa dingin di tangan dan agar gel hand sanitizer lebih cepat kering saat digunakan (Wijaya, 2013).
-          Konsentrasi yang digunakan : 96 %
4.      Alasan dikombinasi triklosan, alcohol, dan aloe vera
-          Alcohol banyak digunakan sebagai antiseptic untuk disinfeksi permukaan kulit yang bersih dan alcohol juga sebagai disinfektan yang mempunyai aktivitas bakterisidal , bekerja terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak terhadap virus dan jamur. Sedangkan triklosan memiliki sebagian besar bersifat antibakteri tetapi juga bersifat antijamur dan anti virus ( Wijaya, 2013). Dan penambahan aloe vera selain memiliki efek antibakteri juga memiliki fungsi sebagai mouturiser sehingga membuat kulit lembut setelah penggunaan.

Modifikasi Bahan Tambahan :
1.      Penggunaan Guar gum sebagai pengganti carpobol ultrez
Guar Gum
-          Guar gum merupakan bahan baku yang sangat baik dalam industri kosmetik. sifat guar gum sebagai enhancing viskositas, membentuk film dalam pelarut, koloid pelindung, meningkatkan stabilitas dalam kisaran pH yang luas, bersifat non toxic, aman dan murah ( Surendra T, et all, 2013)
-          Kelebihan :
Guar Gum adalah bahan pengental yang murah dan juga merupakan bahanpenstabil (Naresh and Shailaja, 2006). Gum ini juga dapat dilarutkan dalam air dingin dan memberikan kekentalan yang tinggi dalam konsentrasi rendah (Syafarini,2009).

Carbopol Ultrez 10 merupakan cross-linked polyacrylic acid polymer yang telah dimodifikasi rheologinya menjadi lebih efisien dengan ditambahkan self-wetting supaya mudah untuk digunakan, jenis ini dapat menggantikan jenis Carbopol 940 dan 980 untuk aplikasi pada clear gel, hydroalcoholic gel, lotion serta krim (Lubrizol.com)

2.      Penggunaan gliserin
-          Gliserin digunakan sebagai emolien agar ketika setelah menggunakan sediaan hand sanitizer, tangan tidak terasa kering.
-          Konsentrasi yang dipilih adalah 1%, sebab bila terlalu besar maka akan timbul rasa lengket setelah menggunakan sediaan hand sanitizer
3.      Alasan kombinasi propilen glikol dan gliserin
Gliserin dan propilen glikol bekerja sebagai humektan atau penahan lembab yang berfungsi meningkatkan daya sebar sediaan dan melindungi dari kemungkinan menjadi kering ( Titaley, et all, 2014)


4.      Penggantian PEG 60 almond glycerides dengan PEG 400
-          PEG 60 almond glycerides merupakan turunan polietilen glikol dari mono-dan digliserida dari minyak almond dengan rata-rata 60 mol etilen oksida. Biasa digunakan untuk kulit-conditioning agent - emollient; surfaktan - agen pengemulsi (Safety Assessment of PEGylated Alkyl Glycerides  as Used in Cosmetics,2014)
-          PEG 400 adalah polimer dari oksigen dan air, karakter hidrofilik pada PEG 400 dapat digunakan untuk proteksi terhadap hilangnya air, dan stabilitas yang lebih baik ( Herma,2007)
-          Pada kondisi kamar PEG 400 adalah cairan yang benar-benar larut dengan air. PEG 400 secara kimiawi stabil dan tidak mendukung pertumbuhan mikroba. PEG 400 bersifat higroskopis dan pada formulasi topikal yang menggunakan PEG 400 tmenyebabkan kulit tidak mudah kering setelah aplikasi.(US, Patent, 1999)

·         Pembuatan ekstrak aloe vera
1.      Lidah buaya → cuci bersih→potong yg kulit warna hijau→ambil bagian dagingnya àbilas bersih sampai lendir hilang→potong kotak2→rendam selama 2 jam dalam air hangat 60oC yang sudah dicampur asam sitrat(ujung sendok tanduk bagian tajam) + garam (1 sendok tanduk bagian tajam) →ambil 50 gram daging daunnya -àblender dengan 100 ml air →peras pake kain flannel 3X→ ambil 2,5 gram hasil perasannya
·         Pembuatan ekstrak aloe vera dengan freeze dry
Daun Lidah buaya dicuci → Kulitnya dikupas -> dagingnya dikerok dan dihancurkan dengan menggunakan blender dikeringkan dengan pengering beku (freeze drier) → ekstrak dalam bentuk serbuk.






V.                Matriks (Bahan aktif dan bahan tambahan ) untuk formula hasil modifikasi
No.
Nama Bahan
Karakteristik
Kadar Lazim
Kadar Terpilih
Fungsi
Alasan dipakai dalam formula
Sifat Kimia
Sifat Fisika
1.       
Alcohol 96%
Stabilitas : larutan etanol dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi dan harus disimpan di tempat kedap udara dan tempat yang dingin. (HPE ed 6 p. 17)
Pemerian :Alkohol adalah cairan bening, berwarna,  dan mudah menguap dengan sedikit, bau yang khas dan rasa terbakar.
Titik didih : 78.158C
Mudah terbakar
Flashpoint : 148C
Kelarutan : larut dengankloroform, eter, glycerin dan air
(HPE ed 6 p. 17)
60-95%
(HPE ed 6 p. 17)
60%
Anti mikroba, disinfectant; skin penetrant; pelarut (HPE
Etanol adalah bakterisida dalam campuran air pada konsentrasi antara 60% dan 95% v / v; konsentrasi optimum umumnya adalah 70% v / v.(HPE ed 6 p. 17)
2.       
Aloe vera extract
PH : 3,5 – 4,1
(ST&T RESEARCH INTERNATIONAL, 2011)


 5 %
Antibacterial, antiseptic, moisturizing        ( Sahu et all, 2013)
Kandungan aloin pada aloe vera berfungsi sebagai antibacterial, kandungan glikosidanya dapat digunakan sebagi antiseptic, dan mukopolisakarida yang terkandung pada aloe vera memiliki efek moisturizing ( Sahu et all, 2013)
3.       
Triclosan

Pemerian : serbuk putih Kristal halus
Titik leleh :sekitar 57 °C. Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air; larut dalam alkohol, dalam aseton, dan metil alkohol; sedikit larut dalam minyak. (Sweetman, 2009)(Martindale 36th, p.1665)
0,5 – 2 %
2 %
Antibakteri, antijamur dan antivirus ( wijaya, 2013)
Karena triclosan efektif terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif tetapi aktivitasnya kecil terhadap Pseudomonas spp. Trichlosan  juga aktif terhadap jamur((Sweetman, 2009)(Martindale 36th, p.1665)
4.       
Guar gum
Sinonim :E412; Galactosol; guar flour; guar galactomannanum; jaguar gum; Meyprogat; Meyprodor; Meyprofin.
Ph   : 5,0 – 7,0
Stabilitas :stabil pada pH 4,0-10,5. Namun, pemanasan berkepanjangan mengurangi viskositas dispersi
(Rowe, et al; p.298)

Pemerian : Guar gum berbau atau hampir tidak berbau, putih bubuk berwarna putih kekuningan dengan rasa hambar
Kelarutan  :elarutan Praktis tidak larut dalam pelarut organik. Dalam air dingin atau panas, guar gum menyebar dan membengkak segera membentuk sangat kental, sol thixotropic. Tingkat optimum hidrasi terjadi pada pH 7,5-9,0. Halus bubuk giling membengkak lebih cepat dan lebih sulit untuk membubarkan. Dua sampai empat jam dalam air pada suhu kamar yang diperlukan untuk mengembangkan viskositas maksimum
(Rowe, et al; p.298)

Up to 2,5 %
(Rowe, et al; p.298)
1 %
Meningkatkan viskositas gel
(Rowe, et al; p.298)
- guar gum banyak digunakan untuk formulasi sediaan topical di bidang farmasi. (Rowe, et al; p.298)

5.       
Propylene glycol
Stabilility : Propylene glycol is incompatible with oxidizing reagents such as potassium permangana
(HPE 6th, p. 592)
Pemerian : Propylene glycol is a clear, colorless, viscous, practically odorless liquid, with a sweet, slightly acrid taste resembling that of glycerin.
Kelarutan : Miscible with acetone, chloroform, ethanol (95%), glycerin, and water; soluble at 1 in 6 parts of ether; not miscible with light mineral oil or fixed oils, but will dissolve some essential oils. (HPE 6th, p. 592)
Boiling point 1880C
Melting point  :-590C
(HPE 6th, p. 592)
≈15 %
(HPE 6th, p. 592)
5%
Humectants
 (HPE 6th, p. 592)
Berdasarkan kelarutan nipagin dan nipasol yang lebih mudah larur dengan menggunakan propilen glikol daripada gliserin.
6.       
Gliserin
Stabilitas :Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer di bawah kondisi penyimpanan biasa, namun pembusukan pose pada pemanasan dengan evolusi akrolein beracun. Campuran dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol secara kimiawi stabil.
Pemerian :jelas, tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higroskopis, tetapi memiliki rasa manis, kira-kira 0,6 kali semanis sukrosa.
Kelarutan : Aseton terlarut; Benzene Praktis tidak larut; Kloroform, Etanol Praktis tidak larut ; larut dalam Eter 1 dalam 500; Etil asetat 1 dalam 11; Methanol, Minyak larut ; Praktis tidak larut Larut Air
Titik didih : 290OC (dengan dekomposisi)
Higroskopisitas :Higroskopik.
Titik lebur : 17.8OC
<30 %
(Rowe, et al, 283)
1 % (Rowe, et al, 283)
Emollient (Rowe, et al, 283)
Dalam formulasi farmasi topikal dan kosmetik, gliserin digunakan terutama untuk pelembab dan sifat emolien. (Rowe, et al, 283)

7.       
PEG 400
PH : 4,0 – 7,0
(Rowe, et al; p.517)

Titik leleh dan titik beku : 4-8 oc
Kelarutan dalam air 20oc (%w/w) : complete
Bentuk : cairan
(Ars pharm,2011)

1 % (Gadri et all, 2014)
Plasticizer, solvent (Rowe, et al; p.517)
PEG 400 secara kimiawi stabil dan tidak mendukung pertumbuhan mikroba. PEG 400 bersifat higroskopis dan untuk formulasi topikal yang menggunakan PEG 400 membuat kulit  tidak mudah kering  setelah aplikasi (US, Patent, 1999)
8.       
Propyl paraben/ nipasol (Fase A)
pH : 4-8
Stabilility :The antimicrobial activity of propylparaben is reduced considerablyin the presence of nonionic surfactants as a result of micellization.Absorption of propylparaben by plastics has been reported, withthe amount absorbed dependent upon the type of plastic and thevehicle.Magnesium aluminum silicate, magnesium trisilicate,yellow iron oxide, and ultramarine blue have also been reported toabsorb propylparaben, thereby reducing preservative efficacy. Propylparaben is discolored in the presence of iron and is subject to hydrolysis by weak alkalis and strong acids.(HPE 6th, p. 596)
Pemerian : Propylparaben occurs as a white, crystalline, odorless, and tasteless powder

Kelarutan : sangat larut dalam aseton, Ethanol (95%) : 1 in 1.1, Ethanol (50%): 1 in 5.6, sangat larut dalam eter, Glycerin : 1 in 250 Mineral oil : 1 in 3330,  Peanut oil : 1 in 70 , Propylene glycol : 1 in 3.9, Propylene glycol (50%) : 1 in 110, Water : 1 in 4350 at 150C ,1 in 2500, 1 in 225 at 800C
(HPE 6th, p. 596)
0,01- 0,6%
(HPE 6th, p. 596)
0,02%
Antimicrobial preservative (HPE 6th, p. 596)
•Aktif dalam melawan ragi, jamur dan bakteri
•Efektif dalam range pH yang luas
(HPE 6th, p. 596)
9.       
Methylparaben(A)
pH : 4-8
Stabilility : The antimicrobial activity of methylparaben and other parabens is considerably reduced in the presence of nonionic surfactants, such as polysorbate 80, as a result of micellization. However, propylene glycol (10%) has been shown to potentiate the antimicrobial activity of the parabens in the presence of nonionic surfactants and prevents the interaction between methylparaben and polysorbate 80. Incompatibilities with other substances, such as bentonite, magnesium trisilicate, talc, tragacanth, sodium alginate, essential oils, sorbitol, and atropine, have been reported. It also reacts with various sugars and related sugar alcohols. Absorption of methylparaben by plastics has also been reported; the amount absorbed is dependent upon the type of plastic and the vehicle. It has been claimed that low-density and high-density polyethylene bottles do not absorb methylparaben. Methylparaben is discolored in the presence of iron and is subject to hydrolysis by weak alkalis and strong acids.
( HPE 6th, p. 441)
Pemerian : Methylparaben occurs as colorless crystals or a white crystalline powder. It is odorless or almost odorless and has a slight burning taste

Kelarutan :
Ethanol: 1 in 2 , Ethanol (95%) : 1 in 3, Ethanol (50%) :1 in 6, Ether : 1 in 10, Glycerin : 1 in 60 , prktis tidak larut dalam mineral oil ,Peanut oil : 1 in 200, Propylene glycol : 1 in 5, Water : 1 in 400,  1 in 50 at 50 8C, 1 in 30 at 80 oC
( HPE 6th, p. 441)
0,02 – 0,3 %
( HPE 6th, p. 441)
0,18%
Antimicrobial preservative 
( HPE 6th, p. 441)
Aktif dalam melawan bakteri gram positif dan negatif
•Efektif terhadap ragi dan jamur
•Efektif pada range pH yang luas
( HPE 6th, p. 441)
10.   
Air
BM: 18,02
 (HPE 6th, p. 766)
Pemerian : Water is a clear, colorless, odorless, and tasteless liquid.

Kelarutan : Miscible with most polar solvents.
(HPE 6th, p. 766)


Solvent
(HPE 6th, p. 766)
•Tidak toksik
•Pelarut universal

VI.             Bentuk Sediaan Dasar
a.       Bentuk                                    :           Gel
b.      Definisi                       :           Bentuk sediaan setengah padat atau semi solida yang pada umumnya transparan, dapat ditembus oleh cahaya dan jernih. Gel atau jeli adalah suatu system disperse semi padat terdiri dari suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. (FI IV; p.)
Gel adalah suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 1989).

c.       Persyaratan Umum      :(Mitsui, 1997)
Ø  Memiliki viskositas yang tinggi
Ø  Memiliki daya lekat yang tinggi
Ø  Tidak mudah mengalir pada pemukaan kulit
Ø  Mudah merata saat dioleskan
Ø  Mudah tercucikan air
Ø  Memiliki daya lubrikasi tinggi
d.      Memberikan rasa lembut dan sensasi dingin saat digunakan
VII.          Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
a.       Bentuk                                    :HandsanitizerGel
b.      Definisi                       :
Merupakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol yangdigunakan untuk membunuh mikroorganisme dengan cara pemakaian tanpa di
bilas dengan air. Cairan dengan berbagai kandungan yang sangat cepatmembunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan. ( Benjamin, 2010)
Hand sanitizer banyak digunakan karena alasan kepraktisan. Hand sanitizer mudahdibawa dan bisa cepat digunakan tanpa perlu menggunakan air.Hand sanitizer sering digunakan ketika dalam keadaan darurat dimana kita tidak bisa menemukan air. Kelebihanini diutarakan menurut US FDA (Foodand Drug Administration) dapat membunuh kumandalam waktu kurang lebih 30 detik. ( Benjamin, 2010).
c.       Persyaratan Umum      :
·         Mengandung senyawa antiseptic untuk mencegah pertumbuhan bakteri
·         Dapat digunakan tanpa menggunakan air
d.      Mekanisme      :
·         Mendenaturasi protein mikroba,  Alkohol juga mendenaturasi lipid dan menyebabkan dehidrasi pada bakteri.
·         Mekanisme pembunuh kuman pada alkohol melibatkan denaturasi protein dan disrupsi membran sel, dan aktivitas yang baik berada pada 60-80% melawan bakteri, fungi dan virus seperti virus demam dan virus influenza A (British Columbia Drug and Poison Information Centre, 2015).
·         Hand sanitizer are well- adapted to the skin and work by stripping away the outer layer of oil on the skin and also remove the cutaneous microflora  (Oluwole,et all;  )
·         Bahan kimia yang mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkanbahan kimia yang menghambat pertumbuhan disebut bakteriostatik. Bahanantimicrobial dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifatbakterisidal pada konsentrasi tinggi. Dalam menghambat aktivitas mikroba,alkohol 50-70% berperan sebagai pendenaturasi dan pengkoagulasi protein,denaturasi dan koagulasi protein akan merusak enzim sehingga mikroba tidakdapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitasnya terhenti. ( CDC,2009).
e.       Cara Pemakaian
Aplikasikan produk ke telapak tangan dan gosok tangan bersama-sama, yang meliputi seluruh permukaan tangan dan jari, sampai tangan menjadi kering. Dilakukan 15 sampai 25 detik untuk tangan kering (Study published in the American Journal of Nursing,2001).




VIII.       Susunan Formula
No.
Nama Bahan
Sinonim
Bahan Pengganti
Konsentrasi (%)
1 Resep
(50 gram)
1 Batch
(150 gram)
Awal
Modifikasi
1.       
Etanol
Ethanolum (96 per centum); ethyl alcohol; ethyl hydroxide; grain alcohol; methyl carbinol

Alcohol 96%
60 %
60 %
30 g
90 g
2.       


Aloe Vera Extract

5 %
2,5 g
7,5 g
3.       


Triclosan

2 %
1 g
3 g
4.       
Carobopol ultrez 10

Guar gum
0,3%
1%
0,5 g
1,5 g
5.       
Propilen glikol
1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethyl- ene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol; propylenglycolum.
Propylene Glycol
0,5 %
0,5 %
0,25 g
0,75 g
6.       


Gliserin
0,3 %
1 %
0,5 g
1,5 g
7.       
PEG 60 Almond Glycerides

PEG 400
0,25 %
1 %
0,5 g
1,5 g
8.       


Methyl Paraben

0,18 %
0,1 g
0,3 g
9.       


Propyl Paraben

0,02 %
0,01 g
0,03 g
10.   
Water

Water (Aqua)
38,65 %

14,64 g
43,92 g
PERHITUNGAN SISA AIR
a.       Untuk 1 Resep:
Bj air  = 1g/ml
Sisa air = 14,64 gram  ̴ 15 ml
b.      Untuk 1 bets:
Bj air  = 1g/ml
Sisa air = 43,92 gram  ̴ 44ml

PERHITUNGAN VOLUME SEDIAAN
Aturan pakai : 3-6 kali sehari (Bremer et all, 2006)
Luas area tangan: 860 cm2(Bremer et all, 2006)
Aplikasi : 2 mg/cm2
Perhitungan : 860 cm2 x 2 mg/cm2
                      = 1720 mg x 30 hari = 51.600 mg
  1 kemasan  : 50 gram











IX.               Rancangan Cara Pembuatan

Timbang Xanthan gum dan  ukur 10 ml air
Masukkan air ke dalam cawan porselen, taburkan Xanthan gum, tekan – tekan hingga menjadi gel
Cawan A
Cara Kerja :
Campur beker C ke dalam cawan A sedikit demi sedikit, aduk homogen
Campurkan cawan B ke dalam cawan A sedikit demi sedikit aduk homogen
Masukkan ke beker, tutup rapat dengan plastik amati
Timbang Triclosan
Larutkan Triclosan ke dalam alkolol hingga larut
Beker C
Timbang nipagin
Timbang nipasol
Timbang propilen glikol
Timbang aloe vera
Timbang gliserin
 Timbang PEG
Larutkan nipagin dan nipasol ke dalam propilen glikol di dalam cawan porselen
Tambahkan gliserin
Tambahkan sedikit demi sedikit Aloe Vera ke campuran
Tambahkan sedikit demi sedikit PEG
Cawan B
 




















X.                Spesifikasi Sediaan
Parameter
Spesifikasi
Organoleptis :
  1. Bentuk
  2. Warna
  3. Bau

Gel
Transparan
Tidak berbau
Homogenitas
Homogen
pH
7,4 + 0,2 ( Cosmetic and Toiletry Formulation 2 vol. 8, p.273 )
Ukuran partikel
1 – 3 µm ( pharmaceutical dosage vol. 1 p. 233 )
Daya sebar
5-7 cm
Iritasi
Tidak mengiritasi kulit ( new cosmetic science p. 210 )
Viskositas
11.000

XI.               Rancangan Evaluasi
1.         Pemeriksaan Organoleptik
1.        Uji mutu fisik
a.        Organoleptis
Pengamatan organoleptis meliputi pengamatan perubahan-perubahan bentuk, warna, dan bau yang terjadi pada tiap rentang waktu tertentu selama 28 hari. Pengamatan organoleptis dilakukan pada hari ke- 1,7,14, dan hari ke- 28
b.       Pengukuran pH
1 gram gel dilarutkan dalam 9 ml air, kemudian diukur pH-nya dengan menggunakan pH meter (Andriana, 2004).
c.        Pengukuran viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menempatkan sampel dalam viskometer Brookfield hingga spindel terendam. Diatur spindel dan kecepatan yang akan digunakan. Viskometer Brookfield dijalankan, kemudian viskositas dari gel akanterbaca (Septiani dkk., 2011).
d.       Uji kestabilan
Sampel  diuji  kestabilanya  dengan  cara  penyimpanan  pada  suhu  kamar  (27oC),  suhu rendah/freeze-thaw (4oC)  dan  amati  creaming,  kejernihan,  bau,  warna.  Pengamatan  kestabilan dilakukan selama 4 minggu setiap 1 minggu sekali.
e.        Uji homogenitas
       Diambil  sampel  pada  masing  -  masing  formula  secukupnya  dan  oleskan  pada  plat  kaca, diraba  dan  digosokkan  massa  gel  harus  menunjukkan susunan  homogen  yaitu  tidak  terasa adanya bahan padat pada kaca (Trilestari, 2002).
Kriteria
Penilaian
+++
Tidak terdapat butiran kasar
++
Sedikit butiran kasar
+
Banyak butiran kasar

f.        Uji daya sebar
Sebanyak  0,5  g  gel letakkan  ditengah  alat  dengan  diameter  15  cm  kaca  yang  satu diletakkan diatasnya dibiarkan selama 1 menit. Ukur diameter gel yang menyebar, kemudian tambahkan  50  g  beban  tambahan  diamkan  selama  1  menit  dan  ukur  diameter  gel  yang menyebar.  Hal  tersebut  dilakukan  berulang  sampai  didapat  diameter  sebar  yang konstan. Dilakukan dengan replikasi 3 kali (Trilestari, 2002).
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
2 cm
Sangat mudah tersebar
++
1-2 cm
Mudah tersebar
+
1 cm
Tidak tersebar

g.       Uji daya lekat
Sampel diambil  sebanyak  1  mg  kemudian  dioleskan  pada sebuah  plat  kaca,  Tempelkan  kedua  plat  sampai  plat  menyatu  tekan  dengan  beban  seberat  1  g  selama  5  menit  setelah  itu beban dilepas, lalu diberi beban pelepasan 80 r untuk pengujian. dicatat waktu sampai kedua plat saling lepas. dilakukan replikasi 3 kali (Trilestari, 2002).


Rancangan Tabel Hasil Evaluasi
1.      Organoleptis
Organoleptis
Spesifikasi
Hasil percobaan
Keterangan
Pembanding
Sediaan
Pembanding
Sediaan
Bentuk





Warna





Bau






2.      pH
pH
Spesifikasi
Hasilpercobaan
Keterangan
Pembanding
Sediaan
Pembanding
Sediaan












3.      Homogenitas
Homogenitas
Spesifikasi
Hasilpercobaan
Keterangan
Pembanding
Sediaan
Pembanding
Sediaan
















4.      Daya sebar
Dayasebar
Spesifikasi
Hasilpercobaan
Keterangan
Pembanding
Sediaan
Pembanding
Sediaan












5.      Iritasi
Iritasi kulit
Spesifikasi
Hasilpercobaan
Keterangan
Pembanding
Sediaan
Pembanding
Sediaan















6.      Uji kemudahan tercucikan air
Kemudahan tercucikan air
Spesifikasi
Hasilpercobaan
Keterangan
Pembanding
Sediaan
Pembanding
Sediaan






7.      Uji daya lekat
Daya lekat
Spesifikasi
Hasilpercobaan
Keterangan
Pembanding
Sediaan
Pembanding
Sediaan
Lekat











8.      Uji Viskositas
Uji Viskositas

Spesifikasi
Hasil percobaan
Keterangan
Pembanding
Sediaan
Pembanding
Sediaan
11.000 cPs

















XII.          Rancangan Kemasan




XIII.         Daftar Pustaka
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi IV. Terj. Dari Introduction to Pharmaceutical Dosage Form oleh Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan Owen, S. C. (eds.). 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipient, 5th edition. London: Pharmaceutical Press.
Riani H.N., 2012. Uji Aktivitas, Stabilitas Fisik dan Keamanan Sediaan Gel Pencerah Kulit yang Mengandung Ekstrak Jamur Hitam, UI
Rieger M.M., 2000. Harry’s Cosmeticology 7th Edition. New York : Chemical Publishing Co, Inc.
Voigt, R.(1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi ke-5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal 343.
Depkes.(1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar