I.
Nama Sediaan Kosmetika
Handsanitizer
dalam
bentuk sediaan gel
II.
Tujuan Pemakaian
Sediaan
gel yang berfungsi untuk menghilangkan, membunuh kuman, mikroorganisme dan
virus dengan resiko kecil dan kerusakan permanen pada kulit
III.
Karakteristik
Sediaan
1.
Dapat membunuh bakteri
2.
Tidak menimbulkan alergi
3.
Aman digunakan oleh anak-anak
IV.
Rancangan
Formula
|
Formula Standar
(pustaka:Cosmetic
and Toiletry Formulation 2nd ed-vol 8/ p. 273)
|
Formula
Pembanding
(merek: Carex Aloe Vera; Pabrik : Cussons )
|
Formula
Modifikasi
(modifikasi
terhadap formula standart)
|
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Kons. Terpilih
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
Konsentrasi
|
|
|
Lazim
|
Terpilih
|
|||||||
|
Etanol
|
Antimicrobial preservative;
disinfectant; skin penetrant; solvent ( p. 17)
|
60 %
|
Alkohol
Denat.
|
Antimicrobial preservative;
disinfectant; skin penetrant; solvent ( Rowe, et al; p. 17)
|
Alcohol (96%)
|
Antimicrobial preservative;
disinfectant; skin penetrant; solvent ( Rowe, et al; p. 17)
|
60-95%
(HPE ed 6 p. 17)
|
60% (Wijaya, 2013)
|
|
|
|
|
Phenoxyethanol
|
Antimicrobial preservative; disinfectant. (Rowe, et al; p.488)
|
|
|
|
|
|
Aloe Vera Extract
|
|
Aloe Vera Extract
|
Antibacterial, antiseptic,
moisturizing ( Sahu et all,
2013)
|
|
5%
|
|||
|
|
|
Triclosan
|
Chlorinated bisphenol
antiseptic, effective against Gram-positive and most Gram-negative bacteria
but with variable or poor activity against Pseudomonas spp. It is also
active against fungi (Sweetman, 2009)(Martindale 36th, p.1665)
|
0,5-2%
|
2% (Wijaya, 2013)
|
|||
|
Benzophenon-1
|
Melindungi produk kosmetik dari
penurunan kadarnya dengan menyerap, merefeksikan dan menyebarkan sinar UV
(cosmetics info.org)
|
|
|
|
|
|||
|
Carobopol ultrez 10
|
Gelling
agent (p.111)
|
0,3 %
|
Carbomer
|
Gelling
Agent (Rowe, et al; p.111)
|
Guar gum
|
Meningkatkan viskositas gel
(Rowe et al, p 298)
|
Up to 2,5%
(Rowe, et al; p.298)
|
1%
|
|
Propilen
glikol
|
Humectant
(P.592)
|
0,5%
|
Propylene
Glycol
|
Humectant (Rowe, et al; p.592)
|
Propylene
Glycol
|
Humectant (Rowe, et al; p.592)
|
±15 (Rowe, et al; p.592)
|
0,5%
|
|
|
|
|
Gliserin
|
emollient;
humectant; plasticizer; solvent (Rowe,et
al; p.283)
|
Gliserin
|
Emollient (Rowe)
|
< 30%
(Rowe, et al, 283)
|
1% (Wijaya, 2013)
|
|
PEG 60 Almond Glycerides
|
skin-conditioning
agent - emollient; surfactant – emulsi-fying agent (Scientific
Literature Review for Public Comment, 2014)
|
0,3 %
|
|
|
PEG 400
|
Plasticizer, solvent (Rowe, et
al; p.517)
|
|
1%
|
|
Trisopropanol-amine
|
Mengontrol
pH pada produk kosmetik, membantu membentuk emulsi dengan mengurangi tegangan
permukaan dari substansi yang diemulsifikasikan (cosmetics info.org)
|
0,25
%
|
Aminomethyl
Propanol
|
pH
adjuster (cosmetics info.org)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Methyl
Paraben
|
Preservative (Rowe, et al; p.441)
|
Methyl
Paraben
|
Preservative (Rowe, et al; p.441)
|
0,02-0,3%(Rowe, et al; p.441)
|
0,2%
|
|
|
|
|
Propyl
Paraben
|
Preservative (Rowe, et al; p. 596)
|
Propyl
Paraben
|
Preservative (Rowe, et al; p. 596)
|
0,01-0,6 (Rowe, et al; p. 596)
|
0,02%( Misal et al, 2012)
|
|
|
|
|
Parfume
|
Pemberi
aroma
|
|
|
|
|
|
Water
|
Solvent
|
38,65
%
|
Water
(Aqua)
|
Solvent
|
Water
(Aqua)
|
Solvent
|
|
|
|
Bentuk Sediaan
Dasar:
Gel
|
Bentuk Sediaan
Dasar:
Gel
|
Bentuk Sediaan
Dasar:
Gel
|
|
PENJELASAN TERHADAP FORMULA MODIFIKASI
|
||
|
Modifikasi Bahan Aktif:
1.
Penambahan ekstrak Aloe Vera
-
Kandungan
aloin pada aloe vera berfungsi sebagai antibacterial, kandungan glikosidanya dapat
digunakan sebagi antiseptic, dan mukopolisakarida yang terkandung pada aloe
vera memiliki efek moisturizing ( Sahu et all, 2013)
-
Bagian
lidah buaya yang digunakan : daging daunnya
2.
Penambahan Triklosan
-
Merupakan golongan fenol yang banyak dipakai sebagai antiseptik tangan,
aktivitas antiseptik dalam membunuh mikroorganisme tergantung pada beberapa
faktor yaitu konsentrasi dan lama pemaparan (Wijaya, 2013).
-
Triklosan memiliki sebagian besar sifat antibakteri (bakterisid dan
bakteriostatik dan juga bersifat antijamur dan antivirus) (Wijaya, 2013).
-
Juga sering digunakan untuk membunuh bakteri pada permukaan kulit dan
permukaan lainnya (Wijaya, 2013).
-
Konsentrasi yang digunakan 2 %
3.
Pemakaian Etanol
-
Sebagai antiseptik untuk disinfeksi permukaan kulit yang bersih, juga
berfungsi sebagai desinfektan dengan aktivitas bakterisidal bekerja terhadap
berbagai jenis bakteri (Wijaya, 2013).
-
Memberikan rasa dingin di tangan dan agar gel hand sanitizer lebih cepat
kering saat digunakan (Wijaya, 2013).
-
Konsentrasi yang digunakan : 96 %
4.
Alasan dikombinasi triklosan,
alcohol, dan aloe vera
-
Alcohol banyak digunakan sebagai
antiseptic untuk disinfeksi permukaan kulit yang bersih dan alcohol juga
sebagai disinfektan yang mempunyai aktivitas bakterisidal , bekerja terhadap
berbagai jenis bakteri, tetapi tidak terhadap virus dan jamur. Sedangkan
triklosan memiliki sebagian besar bersifat antibakteri tetapi juga bersifat
antijamur dan anti virus ( Wijaya, 2013). Dan penambahan aloe vera selain
memiliki efek antibakteri juga memiliki fungsi sebagai mouturiser sehingga
membuat kulit lembut setelah penggunaan.
Modifikasi Bahan Tambahan :
1.
Penggunaan Guar gum sebagai pengganti carpobol
ultrez
Guar
Gum
-
Guar gum merupakan bahan baku
yang sangat baik dalam industri kosmetik. sifat guar gum sebagai enhancing
viskositas, membentuk film dalam pelarut, koloid pelindung, meningkatkan
stabilitas dalam kisaran pH yang luas, bersifat non toxic, aman dan murah ( Surendra T, et all, 2013)
-
Kelebihan
:
Guar Gum adalah bahan
pengental yang murah dan juga merupakan bahanpenstabil (Naresh and Shailaja,
2006). Gum ini juga dapat dilarutkan dalam air dingin dan memberikan
kekentalan yang tinggi dalam konsentrasi rendah (Syafarini,2009).
Carbopol
Ultrez 10 merupakan cross-linked polyacrylic acid polymer yang telah
dimodifikasi rheologinya menjadi lebih efisien dengan ditambahkan
self-wetting supaya mudah untuk digunakan, jenis ini dapat menggantikan jenis
Carbopol 940 dan 980 untuk aplikasi pada clear gel, hydroalcoholic gel,
lotion serta krim (Lubrizol.com)
2.
Penggunaan gliserin
-
Gliserin digunakan sebagai
emolien agar ketika setelah menggunakan sediaan hand sanitizer, tangan tidak terasa kering.
-
Konsentrasi yang dipilih adalah
1%, sebab bila terlalu besar maka akan timbul rasa lengket setelah
menggunakan sediaan hand sanitizer
3.
Alasan kombinasi propilen glikol
dan gliserin
Gliserin
dan propilen glikol bekerja sebagai humektan atau penahan lembab yang
berfungsi meningkatkan daya sebar sediaan dan melindungi dari kemungkinan
menjadi kering ( Titaley, et all, 2014)
4.
Penggantian PEG 60 almond
glycerides dengan PEG 400
-
PEG 60 almond glycerides
merupakan turunan polietilen glikol dari mono-dan digliserida dari minyak
almond dengan rata-rata 60 mol etilen oksida. Biasa digunakan untuk kulit-conditioning
agent - emollient; surfaktan - agen pengemulsi (Safety Assessment of
PEGylated Alkyl Glycerides as Used in
Cosmetics,2014)
-
PEG 400 adalah polimer dari oksigen
dan air, karakter hidrofilik pada PEG 400 dapat digunakan untuk proteksi
terhadap hilangnya air, dan stabilitas yang lebih baik ( Herma,2007)
-
Pada kondisi kamar PEG 400 adalah
cairan yang benar-benar larut dengan air. PEG 400 secara kimiawi stabil dan
tidak mendukung pertumbuhan mikroba. PEG 400 bersifat higroskopis dan pada
formulasi topikal yang menggunakan PEG 400 tmenyebabkan kulit tidak mudah
kering setelah aplikasi.(US, Patent, 1999)
·
Pembuatan ekstrak aloe vera
1.
Lidah buaya → cuci bersih→potong
yg kulit warna hijau→ambil bagian dagingnya à bilas
bersih sampai lendir hilang→potong kotak2→rendam selama 2 jam dalam air
hangat 60oC yang sudah dicampur asam sitrat(ujung sendok tanduk
bagian tajam) + garam (1 sendok tanduk bagian tajam) →ambil 50 gram daging
daunnya -Ã blender
dengan 100 ml air →peras pake kain flannel 3X→ ambil 2,5 gram hasil
perasannya
·
Pembuatan ekstrak aloe vera
dengan freeze dry
Daun Lidah buaya dicuci → Kulitnya
dikupas -> dagingnya dikerok dan dihancurkan dengan menggunakan blender
dikeringkan dengan pengering beku (freeze drier) → ekstrak dalam bentuk
serbuk.
|
||
V.
Matriks (Bahan aktif dan bahan tambahan
) untuk formula hasil modifikasi
|
No.
|
Nama Bahan
|
Karakteristik
|
Kadar Lazim
|
Kadar Terpilih
|
Fungsi
|
Alasan dipakai dalam formula
|
|
|
Sifat Kimia
|
Sifat Fisika
|
||||||
|
1.
|
Alcohol 96%
|
Stabilitas : larutan etanol dapat disterilkan
dengan autoklaf atau filtrasi dan harus disimpan di tempat kedap udara dan tempat
yang dingin. (HPE ed 6 p. 17)
|
Pemerian :Alkohol adalah cairan bening,
berwarna, dan mudah menguap dengan
sedikit, bau yang khas dan rasa terbakar.
Titik didih : 78.158C
Mudah terbakar
Flashpoint : 148C
Kelarutan : larut dengankloroform, eter, glycerin dan air
(HPE ed 6 p. 17)
|
60-95%
(HPE ed 6 p. 17)
|
60%
|
Anti mikroba, disinfectant; skin
penetrant; pelarut (HPE
|
Etanol
adalah bakterisida dalam campuran air pada konsentrasi antara 60% dan 95% v /
v; konsentrasi optimum umumnya adalah 70% v / v.(HPE ed 6 p. 17)
|
|
2.
|
Aloe vera extract
|
PH : 3,5 – 4,1
(ST&T RESEARCH
INTERNATIONAL, 2011)
|
|
|
5 %
|
Antibacterial, antiseptic,
moisturizing ( Sahu et all,
2013)
|
Kandungan aloin pada aloe vera
berfungsi sebagai antibacterial, kandungan glikosidanya dapat digunakan
sebagi antiseptic, dan mukopolisakarida yang terkandung pada aloe vera
memiliki efek moisturizing ( Sahu et all, 2013)
|
|
3.
|
Triclosan
|
|
Pemerian : serbuk putih Kristal halus
Titik leleh :sekitar 57 °C. Kelarutan :Praktis
tidak larut dalam air; larut dalam alkohol, dalam aseton, dan metil alkohol;
sedikit larut dalam minyak. (Sweetman, 2009)(Martindale 36th, p.1665)
|
0,5 – 2 %
|
2 %
|
Antibakteri, antijamur dan antivirus (
wijaya, 2013)
|
Karena triclosan efektif terhadap
bakteri Gram-positif dan Gram-negatif tetapi aktivitasnya kecil terhadap Pseudomonas spp. Trichlosan juga aktif terhadap jamur((Sweetman,
2009)(Martindale 36th, p.1665)
|
|
4.
|
Guar gum
|
Sinonim
:E412;
Galactosol; guar flour; guar galactomannanum; jaguar gum; Meyprogat;
Meyprodor; Meyprofin.
Ph : 5,0 – 7,0
Stabilitas
:stabil
pada pH 4,0-10,5. Namun, pemanasan berkepanjangan mengurangi viskositas
dispersi
(Rowe, et al;
p.298)
|
Pemerian : Guar gum berbau
atau hampir tidak berbau, putih bubuk berwarna putih kekuningan dengan rasa
hambar
Kelarutan :elarutan Praktis tidak larut dalam pelarut
organik. Dalam air dingin atau panas, guar gum menyebar dan membengkak segera
membentuk sangat kental, sol thixotropic. Tingkat optimum hidrasi terjadi
pada pH 7,5-9,0. Halus bubuk giling membengkak lebih cepat dan lebih sulit
untuk membubarkan. Dua sampai empat jam dalam air pada suhu kamar yang
diperlukan untuk mengembangkan viskositas maksimum
(Rowe,
et al; p.298)
|
Up to 2,5 %
(Rowe, et al; p.298)
|
1 %
|
Meningkatkan viskositas gel
(Rowe, et al; p.298)
|
- guar gum banyak digunakan untuk
formulasi sediaan topical di bidang farmasi. (Rowe, et al; p.298)
|
|
5.
|
Propylene glycol
|
Stabilility : Propylene
glycol is incompatible with oxidizing reagents such as potassium permangana
(HPE 6th, p. 592)
|
Pemerian : Propylene
glycol is a clear, colorless, viscous, practically odorless liquid, with a
sweet, slightly acrid taste resembling that of glycerin.
Kelarutan : Miscible
with acetone, chloroform, ethanol (95%), glycerin, and water; soluble at 1 in
6 parts of ether; not miscible with light mineral oil or fixed oils, but will
dissolve some essential oils. (HPE 6th, p. 592)
Boiling
point
1880C
Melting
point :-590C
(HPE 6th, p. 592)
|
≈15 %
(HPE 6th, p. 592)
|
5%
|
Humectants
(HPE 6th, p. 592)
|
Berdasarkan kelarutan nipagin dan
nipasol yang lebih mudah larur dengan menggunakan propilen glikol daripada
gliserin.
|
|
6.
|
Gliserin
|
Stabilitas
:Gliserin
bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh
atmosfer di bawah kondisi penyimpanan biasa, namun pembusukan pose pada
pemanasan dengan evolusi akrolein beracun. Campuran dari gliserin dengan air,
etanol (95%), dan propilen glikol secara kimiawi stabil.
|
Pemerian
:jelas,
tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higroskopis, tetapi memiliki
rasa manis, kira-kira 0,6 kali semanis sukrosa.
Kelarutan : Aseton
terlarut; Benzene Praktis tidak larut; Kloroform, Etanol Praktis tidak larut
; larut dalam Eter 1 dalam 500; Etil asetat 1 dalam 11; Methanol, Minyak
larut ; Praktis tidak larut Larut Air
Titik
didih :
290OC (dengan dekomposisi)
Higroskopisitas
:Higroskopik.
Titik
lebur :
17.8OC
|
<30 %
(Rowe, et al, 283)
|
1 % (Rowe, et al, 283)
|
Emollient (Rowe, et al, 283)
|
Dalam
formulasi farmasi topikal dan kosmetik, gliserin digunakan terutama untuk
pelembab dan sifat emolien. (Rowe, et al, 283)
|
|
7.
|
PEG 400
|
PH : 4,0 – 7,0
(Rowe, et al; p.517)
|
Titik leleh dan titik beku : 4-8 oc
Kelarutan dalam air 20oc
(%w/w) : complete
Bentuk : cairan
(Ars pharm,2011)
|
|
1 % (Gadri et all, 2014)
|
Plasticizer, solvent (Rowe, et al;
p.517)
|
PEG 400 secara kimiawi stabil dan tidak mendukung
pertumbuhan mikroba. PEG 400 bersifat higroskopis dan untuk formulasi topikal
yang menggunakan PEG 400 membuat kulit
tidak mudah kering setelah
aplikasi (US, Patent, 1999)
|
|
8.
|
Propyl paraben/
nipasol (Fase A)
|
pH
:
4-8
Stabilility
:The
antimicrobial activity of propylparaben is reduced considerablyin the
presence of nonionic surfactants as a result of micellization.Absorption of
propylparaben by plastics has been reported, withthe amount absorbed
dependent upon the type of plastic and thevehicle.Magnesium aluminum
silicate, magnesium trisilicate,yellow iron oxide, and ultramarine blue have
also been reported toabsorb propylparaben, thereby reducing preservative
efficacy. Propylparaben is discolored in the presence of iron and is subject to
hydrolysis by weak alkalis and strong acids.(HPE 6th, p. 596)
|
Pemerian : Propylparaben
occurs as a white, crystalline, odorless, and tasteless powder
Kelarutan : sangat larut
dalam aseton, Ethanol (95%) : 1 in 1.1, Ethanol (50%): 1 in 5.6, sangat larut
dalam eter, Glycerin : 1 in 250 Mineral oil : 1 in 3330, Peanut oil : 1 in 70 , Propylene glycol : 1
in 3.9, Propylene glycol (50%) : 1 in 110, Water : 1 in 4350 at 150C
,1 in 2500, 1 in 225 at 800C
(HPE 6th, p. 596)
|
0,01- 0,6%
(HPE 6th,
p. 596)
|
0,02%
|
Antimicrobial preservative (HPE 6th,
p. 596)
|
•Aktif dalam melawan
ragi, jamur dan bakteri
•Efektif dalam range
pH yang luas
(HPE 6th,
p. 596)
|
|
9.
|
Methylparaben(A)
|
pH : 4-8
Stabilility : The
antimicrobial activity of methylparaben and other parabens is considerably
reduced in the presence of nonionic surfactants, such as polysorbate 80, as a
result of micellization. However, propylene glycol (10%) has been shown to
potentiate the antimicrobial activity of the parabens in the presence of
nonionic surfactants and prevents the interaction between methylparaben and
polysorbate 80. Incompatibilities with other substances, such as bentonite,
magnesium trisilicate, talc, tragacanth, sodium alginate, essential oils,
sorbitol, and atropine, have been reported. It also reacts with various
sugars and related sugar alcohols. Absorption of methylparaben by plastics
has also been reported; the amount absorbed is dependent upon the type of
plastic and the vehicle. It has been claimed that low-density and
high-density polyethylene bottles do not absorb methylparaben. Methylparaben
is discolored in the presence of iron and is subject to hydrolysis by weak
alkalis and strong acids.
( HPE 6th, p. 441)
|
Pemerian :
Methylparaben occurs as colorless crystals or a white crystalline powder. It
is odorless or almost odorless and has a slight burning taste
Kelarutan
:
Ethanol: 1 in
2 , Ethanol (95%) : 1 in 3, Ethanol (50%) :1 in 6, Ether : 1 in 10, Glycerin
: 1 in 60 , prktis tidak larut dalam mineral oil ,Peanut oil : 1 in 200,
Propylene glycol : 1 in 5, Water : 1 in 400,
1 in 50 at 50 8C, 1 in 30 at 80 oC
( HPE 6th, p. 441)
|
0,02
– 0,3 %
(
HPE 6th, p. 441)
|
0,18%
|
Antimicrobial preservative
( HPE 6th, p. 441)
|
Aktif
dalam melawan bakteri gram positif dan negatif
•Efektif
terhadap ragi dan jamur
•Efektif
pada range pH yang luas
(
HPE 6th, p. 441)
|
|
10.
|
Air
|
BM:
18,02
(HPE 6th, p. 766)
|
Pemerian
:
Water is a clear, colorless, odorless, and tasteless liquid.
Kelarutan :
Miscible with most polar solvents.
(HPE 6th, p. 766)
|
|
|
Solvent
(HPE 6th, p. 766)
|
•Tidak toksik
•Pelarut universal
|
VI.
Bentuk Sediaan Dasar
a.
Bentuk : Gel
b.
Definisi : Bentuk sediaan setengah padat atau
semi solida yang pada umumnya transparan, dapat ditembus oleh cahaya dan
jernih. Gel atau jeli adalah suatu system disperse semi padat terdiri dari
suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic
yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan. (FI IV; p.)
Gel adalah suatu sistem setengah padat
yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik
yang kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 1989).
c.
Persyaratan Umum :(Mitsui, 1997)
Ø Memiliki
viskositas yang tinggi
Ø Memiliki
daya lekat yang tinggi
Ø Tidak
mudah mengalir pada pemukaan kulit
Ø Mudah
merata saat dioleskan
Ø Mudah
tercucikan air
Ø Memiliki
daya lubrikasi tinggi
d.
Memberikan rasa lembut dan sensasi
dingin saat digunakan
VII.
Bentuk Sediaan Kosmetik Terpilih
a. Bentuk :HandsanitizerGel
b. Definisi :
Merupakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol
yangdigunakan untuk membunuh mikroorganisme dengan cara pemakaian tanpa di
bilas dengan air. Cairan dengan berbagai kandungan yang
sangat cepatmembunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan. ( Benjamin, 2010)
Hand sanitizer banyak digunakan karena alasan
kepraktisan. Hand sanitizer mudahdibawa dan bisa cepat digunakan tanpa perlu
menggunakan air.Hand sanitizer sering digunakan ketika dalam keadaan darurat
dimana kita tidak bisa menemukan air. Kelebihanini diutarakan menurut US FDA
(Foodand Drug Administration) dapat membunuh kumandalam waktu kurang lebih 30
detik. ( Benjamin, 2010).
c.
Persyaratan Umum :
·
Mengandung senyawa
antiseptic untuk mencegah pertumbuhan bakteri
·
Dapat digunakan tanpa
menggunakan air
d.
Mekanisme :
·
Mendenaturasi
protein mikroba, Alkohol juga mendenaturasi lipid dan
menyebabkan dehidrasi pada bakteri.
·
Mekanisme pembunuh kuman pada alkohol melibatkan
denaturasi protein dan disrupsi membran sel, dan aktivitas yang baik berada
pada 60-80% melawan bakteri, fungi dan virus seperti virus demam dan virus
influenza A (British Columbia Drug
and Poison Information Centre, 2015).
·
Hand sanitizer
are well- adapted to the skin and work by stripping away the outer layer of oil
on the skin and also remove the cutaneous microflora (Oluwole,et
all; )
·
Bahan kimia yang
mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkanbahan kimia yang menghambat
pertumbuhan disebut bakteriostatik. Bahanantimicrobial dapat bersifat bakteriostatik
pada konsentrasi rendah, namun bersifatbakterisidal pada konsentrasi tinggi.
Dalam menghambat aktivitas mikroba,alkohol 50-70% berperan sebagai
pendenaturasi dan pengkoagulasi protein,denaturasi dan koagulasi protein akan
merusak enzim sehingga mikroba tidakdapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan
akhirnya aktivitasnya terhenti. ( CDC,2009).
e. Cara Pemakaian
Aplikasikan produk ke telapak tangan dan
gosok tangan bersama-sama, yang meliputi seluruh permukaan tangan dan jari,
sampai tangan menjadi kering. Dilakukan 15 sampai 25 detik untuk tangan kering
(Study published in the American Journal of Nursing,2001).
VIII.
Susunan Formula
|
No.
|
Nama Bahan
|
Sinonim
|
Bahan
Pengganti
|
Konsentrasi
(%)
|
1 Resep
(50 gram)
|
1 Batch
(150 gram)
|
|
|
Awal
|
Modifikasi
|
||||||
|
1.
|
Etanol
|
Ethanolum (96 per centum); ethyl alcohol; ethyl
hydroxide; grain alcohol; methyl carbinol
|
Alcohol 96%
|
60 %
|
60 %
|
30 g
|
90 g
|
|
2.
|
|
|
Aloe Vera Extract
|
|
5 %
|
2,5 g
|
7,5 g
|
|
3.
|
|
|
Triclosan
|
|
2 %
|
1 g
|
3 g
|
|
4.
|
Carobopol
ultrez 10
|
|
Guar gum
|
0,3%
|
1%
|
0,5 g
|
1,5 g
|
|
5.
|
Propilen
glikol
|
1,2-Dihydroxypropane;
E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethyl- ene glycol; methyl glycol;
propane-1,2-diol; propylenglycolum.
|
Propylene
Glycol
|
0,5 %
|
0,5 %
|
0,25 g
|
0,75 g
|
|
6.
|
|
|
Gliserin
|
0,3 %
|
1 %
|
0,5 g
|
1,5 g
|
|
7.
|
PEG 60 Almond
Glycerides
|
|
PEG 400
|
0,25
%
|
1 %
|
0,5 g
|
1,5 g
|
|
8.
|
|
|
Methyl
Paraben
|
|
0,18 %
|
0,1
g
|
0,3
g
|
|
9.
|
|
|
Propyl Paraben
|
|
0,02 %
|
0,01 g
|
0,03 g
|
|
10.
|
Water
|
|
Water (Aqua)
|
38,65 %
|
|
14,64
g
|
43,92
g
|
|
PERHITUNGAN SISA AIR
a.
Untuk 1 Resep:
Bj air = 1g/ml
Sisa air = 14,64 gram
̴
15 ml
b.
Untuk 1 bets:
Bj air = 1g/ml
Sisa air = 43,92 gram ̴ 44ml
PERHITUNGAN VOLUME
SEDIAAN
Aturan pakai : 3-6
kali sehari (Bremer et all, 2006)
Luas area tangan: 860
cm2(Bremer et all, 2006)
Aplikasi : 2 mg/cm2
Perhitungan : 860 cm2
x 2 mg/cm2
= 1720 mg x 30 hari =
51.600 mg
1 kemasan
: 50 gram
|
|||||||
IX.
Rancangan Cara Pembuatan
|
Timbang Xanthan gum dan
ukur 10 ml air
|
|
Masukkan air ke dalam cawan porselen, taburkan Xanthan
gum, tekan – tekan hingga menjadi gel
|
|
Cawan A
|
|
Campur beker C
ke dalam cawan A sedikit demi
sedikit, aduk homogen
|
|
Campurkan cawan B
ke dalam cawan A sedikit demi
sedikit aduk homogen
|
|
Masukkan ke beker, tutup rapat dengan plastik amati
|
|
Timbang Triclosan
|
|
Larutkan Triclosan ke dalam alkolol hingga larut
|
|
Beker C
|
|
Timbang nipagin
Timbang nipasol
Timbang propilen glikol
Timbang aloe vera
Timbang gliserin
Timbang PEG
|
|
Larutkan nipagin dan nipasol ke dalam propilen glikol di
dalam cawan porselen
|
|
Tambahkan gliserin
|
|
Tambahkan sedikit demi sedikit Aloe Vera ke campuran
|
|
Tambahkan sedikit demi sedikit PEG
|
|
Cawan B
|
X.
Spesifikasi Sediaan
|
Parameter
|
Spesifikasi
|
|
Organoleptis
:
|
Gel
Transparan
Tidak
berbau
|
|
Homogenitas
|
Homogen
|
|
pH
|
7,4
+ 0,2 ( Cosmetic and Toiletry Formulation 2 vol. 8, p.273 )
|
|
Ukuran
partikel
|
1
– 3 µm ( pharmaceutical dosage vol. 1 p. 233 )
|
|
Daya
sebar
|
5-7
cm
|
|
Iritasi
|
Tidak
mengiritasi kulit ( new cosmetic science p. 210 )
|
|
Viskositas
|
11.000
|
XI.
Rancangan Evaluasi
1.
Pemeriksaan Organoleptik
1.
Uji mutu fisik
a.
Organoleptis
Pengamatan
organoleptis meliputi pengamatan perubahan-perubahan bentuk, warna, dan bau
yang terjadi pada tiap rentang waktu tertentu selama 28 hari. Pengamatan
organoleptis dilakukan pada hari ke- 1,7,14, dan hari ke- 28
b.
Pengukuran pH
1
gram gel dilarutkan dalam 9 ml air, kemudian diukur pH-nya dengan menggunakan
pH meter (Andriana, 2004).
c.
Pengukuran viskositas
Pengukuran viskositas
dilakukan dengan menempatkan sampel dalam viskometer Brookfield hingga spindel
terendam. Diatur spindel dan kecepatan yang akan digunakan. Viskometer
Brookfield dijalankan, kemudian viskositas dari gel akanterbaca (Septiani dkk.,
2011).
d.
Uji kestabilan
Sampel diuji kestabilanya dengan
cara penyimpanan pada
suhu kamar (27oC), suhu rendah/freeze-thaw (4oC) dan
amati creaming, kejernihan,
bau, warna. Pengamatan
kestabilan dilakukan selama 4 minggu setiap 1 minggu sekali.
e.
Uji homogenitas
Diambil sampel pada
masing - masing
formula secukupnya dan
oleskan pada plat
kaca, diraba dan digosokkan
massa gel harus
menunjukkan susunan homogen yaitu
tidak terasa adanya bahan padat
pada kaca (Trilestari, 2002).
|
Kriteria
|
Penilaian
|
|
+++
|
Tidak
terdapat butiran kasar
|
|
++
|
Sedikit
butiran kasar
|
|
+
|
Banyak
butiran kasar
|
f.
Uji daya sebar
Sebanyak 0,5
g gel letakkan ditengah
alat dengan diameter
15 cm kaca
yang satu diletakkan diatasnya
dibiarkan selama 1 menit. Ukur diameter gel yang menyebar, kemudian
tambahkan 50 g
beban tambahan diamkan
selama 1 menit
dan ukur diameter
gel yang menyebar. Hal
tersebut dilakukan berulang
sampai didapat diameter
sebar yang konstan. Dilakukan
dengan replikasi 3 kali (Trilestari, 2002).
|
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|
+++
|
|
Sangat
mudah tersebar
|
|
++
|
1-2
cm
|
Mudah
tersebar
|
|
+
|
|
Tidak
tersebar
|
g.
Uji daya lekat
Sampel diambil sebanyak
1 mg kemudian
dioleskan pada sebuah plat
kaca, Tempelkan kedua
plat sampai plat
menyatu tekan dengan
beban seberat 1
g selama 5
menit setelah itu beban dilepas, lalu diberi beban
pelepasan 80 r untuk pengujian. dicatat waktu sampai kedua plat saling lepas.
dilakukan replikasi 3 kali (Trilestari, 2002).
Rancangan
Tabel Hasil Evaluasi
1.
Organoleptis
|
Organoleptis
|
Spesifikasi
|
Hasil
percobaan
|
Keterangan
|
||
|
Pembanding
|
Sediaan
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
Bentuk
|
|
|
|
|
|
|
Warna
|
|
|
|
|
|
|
Bau
|
|
|
|
|
|
2.
pH
|
pH
|
Spesifikasi
|
Hasilpercobaan
|
Keterangan
|
||
|
Pembanding
|
Sediaan
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
Homogenitas
|
Homogenitas
|
Spesifikasi
|
Hasilpercobaan
|
Keterangan
|
||
|
Pembanding
|
Sediaan
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
Daya sebar
|
Dayasebar
|
Spesifikasi
|
Hasilpercobaan
|
Keterangan
|
||
|
Pembanding
|
Sediaan
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
Iritasi
|
Iritasi
kulit
|
Spesifikasi
|
Hasilpercobaan
|
Keterangan
|
||
|
Pembanding
|
Sediaan
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
Uji kemudahan tercucikan air
|
Kemudahan
tercucikan air
|
Spesifikasi
|
Hasilpercobaan
|
Keterangan
|
||
|
Pembanding
|
Sediaan
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
|
|
|
|
|
|
7.
Uji daya lekat
|
Daya
lekat
|
Spesifikasi
|
Hasilpercobaan
|
Keterangan
|
||
|
Pembanding
|
Sediaan
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
Lekat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
Uji Viskositas
|
Uji
Viskositas
|
Spesifikasi
|
Hasil
percobaan
|
Keterangan
|
||
|
Pembanding
|
Sediaan
|
Pembanding
|
Sediaan
|
||
|
11.000
cPs
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
XII.
Rancangan Kemasan
XIII.
Daftar Pustaka
Ansel, H.C.,
1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi IV. Terj. Dari Introduction to Pharmaceutical
Dosage Form oleh Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press.
Rowe, R. C.,
Sheskey, P. J., dan Owen, S. C. (eds.). 2006. Handbook of Pharmaceutical
Excipient, 5th edition. London: Pharmaceutical Press.
Riani H.N., 2012. Uji Aktivitas, Stabilitas Fisik
dan Keamanan Sediaan Gel Pencerah Kulit yang Mengandung Ekstrak Jamur Hitam, UI
Rieger M.M., 2000. Harry’s
Cosmeticology 7th Edition. New York : Chemical Publishing Co, Inc.
Voigt, R.(1994). Buku
Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi ke-5. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. Hal 343.
Depkes.(1979).
Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Ditjen
POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.